Share

Air Mata Kesedihan

Kaki lelah berlari, air mata tak kunjung henti, lolongan derita terus menemani sejauh mana pergi. Sakit ini siapa mengerti? Luka tak berdarah seperti mematikan perlahan. Sesak sekali harus menyaksikan rumah tanggaku hancur akibat ulah ibu tiriku sendiri. Seorang pencuri sekali pun tidak akan pernah mencuri di dalam rumahnya sendiri, lalu kenapa seorang ibu tega merebut suami anaknya? Meski ikatan antara ibu dan anak hanya sebatas nama bukan terikat darah, tetap saja itu salah. Prasangka yang berusaha kubunuh ternyata nyata. Entah siasat mereka begitu pandai atau aku yang bodoh dalam mengenali racun di secangkir minuman. Saking bodohnya sampai mereka menutup mata dan telingaku entah selama beberapa lama. Membayangkan malam saja membuat hati bergetar. Malam mereka saling menyelinap mencari waktu berdua. Di bawah atap satu rumah mereka bermain gila. Ketakutan tidak hanya sebetas rasa takut kini semua nyata.

Perasaan seorang istri peka akan kehadiran siluman ular dalam rumah tangga. Namun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status