Share

Tamparan Keras

Adhira bangun saat mendengar perdebatan hebat suami istri Osman itu. Sementara untuk bisa mengambil sarapannya, Adhira harus masuk ke dalam rumah. Kiara duduk memangku dagunya dengan wajah muram. Pertengkaran kedua orang tuanya membuat anak itu hanya bisa pasrah dan menutup telinga.

“Sudah kubilang dia anak pembawa sial. Kenapa kita masih harus mempertahankannya?” Willian terlihat sangat murka saat mengatakan hal tersebut.

“Kita juga tidak bisa mendidiknya seperti keinginan kita. Kalau mereka mau memenjarakan dia itu lebih baik. Lihatlah sekarang seluruh berita menyinggung tentang anak tengil itu,” umpat Durga seraya melempar telur mata sapi ke atas piring.

“Kau pikir aku bodoh menyerahkannya pada keluarga orang kaya itu. Dia pasti bakal menggunjing keluarga kita. Lagian itu semua cuma topeng belaka. Mereka tidak benar-benar mau membesarkan anak itu.”

“Pa.. Ma… Kiara pergi sekolah dulu ya,” ucap Kiara

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status