Share

Tak Seharusnya

[Dasar anak gak tahu malu! Sudah dibilang jangan pernah menginjakkan kaki ke rumah lagi!] Balasan itu serupa jarum panjang yang menusuk dan menembus jantung.

Seperti udara yang tiba-tiba dirampas dari pernapasan, rasa sesak diiringi nyeri membuatku terdiam memukul-mukul dada sendiri. Pesan berisi berita kelulusan serta keinginan untuk pulang yang kukirimkan pada Ibu beberapa menit lalu, sama sekali tak mendapat respon baik.

Rasa panas berlomba-lomba menumpuk di pelupuk mata, meski begitu aku malah tertawa. Tertawa begitu keras hingga sudut mata hanya mengantarkan sedikit basah dan kedua pipi yang terasa kebas. Aku, hampir-hampir tak mengingat lagi bagaimana harus mendeskripsikan rasa sakit dan kecewa yang mendera.

Beberapa saat, tubuhku mulai lemas. Masih dengan sisa tawa yang tak benar-benar mereda, kuangkat kaki yang semula menjuntai pada pinggiran ranjang. Menekuk kedua lutut, kemudian membenamkan wajah ke dalamnya. Gelap menyambut saat mata berpejam. Namun,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status