Share

Bab 6. Musuh yang Misterius

Anisa bangun dengan perasaan berat di dadanya. Matanya masih tajam menatap langit-langit kamar sambil mengingatp esan dari Pak Herman dan temuan tentang rencana jahat Arif dan keluarganya. Dia terus membayanginya.

Hari ini adalah titik balik dalam hidupnya. Setelah mengantar Adit ke sekolah, Anisa langsung menuju kantor Pak Herman. Ia harus memastikan semuanya tertata rapi sebelum melangkah lebih jauh.

Setibanya di kantor, Pak Herman sudah menunggunya di ruang pertemuan kecil yang terpencil di ujung gedung. Segelas kopi sudah terhidang di mejanya. Raut wajah yang serius, mencerminkan beratnya situasi yang mereka hadapi.

“Anisa, kita perlu mempercepat langkah kita. Arif dan keluarganya semakin dekat dengan tujuan mereka, dan kita harus siap menghadapinya,” kata Pak Herman tanpa basa-basi sambil menyeruput kopinya

Anisa mengangguk tegas. “Saya siap, Pak Herman. Apa langkah pertama kita?”

Pak Herman menyerahkan beberapa dokumen kepada Anisa. “Ini adalah surat-surat kepemilikan dan beber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status