Di ruang tamu Angga, walaupun perlu waktu selama 10 hari, akhirnya Kevin menerima tawaran April dengan baik. Dia mengatakan semua rencana awal dengan Mahira. April mencatat, merekam dengan baik. Sedangkan Kevin sudah tidak peduli dengan dirinya sendiri. Dia sudah tidak peduli dengan nama baiknya, karirnya bahkan masa depannya setelah ini. Kevin juga berpikir bahwa April terlihat serius dengan kasus ini. Kevin juga tidak tahu kenapa April peduli dengan hal ini ketika dia bukanlah pengacara. Jika hanya sebatas menyayangi manusia, April bahkan tidak akan pergi sejauh ini, pikir Kevin. “Baiklah. Aku akan berterima kasih padamu karena ingin mengatakan semuanya dan memberikan semua bukti. Lalu, mengenai yang kamu cari, aku juga sudah punya jawaban. Jawaban dari kematian Ibumu,” ungkap April. Inilah yang Kevin tunggu-tunggu. Dia sudah malu menampakan wajahnya pada dunia, dan cita-citanya yang menjadi Dokter anak itu. Tapi dia berakhir menculik anak-anak untuk Mahira. Walau begitu, Kevin m
Menghentikan drama diantara keduanya. Mengedepankan sesuatu yang penting untuk April. Urusannya dengan Kevin, itu bisa setelah ini. Waktunya penggerebekan. April dan Angga tidak turun sendiri. Mereka menggunakan bodyguard, orang lain dan Pihak berwajib. Semua bukti sudah mereka serahkan, sebagai serangan awal, April membuat pesan anonim di media sosial terkait hal ini. Dengan setengah bukti yang di upload. Walau begitu, setengah bukti tersebut berhasil menggiring opini publik. Sesuai keinginan April. ***Di sebuah markas sekaligus tempat praktik ilegal, satu jam sebelum April memposting kejahatan Mahira ke publik. BRAK! "Angkat tangan kalian! Hentikan praktik ilegal ini!" perintah Polisi yang bekerja sama dengan Angga itu. Semua orang di dalam termasuk Mahira terkejut. Mereka tak bisa berkutik. Semuanya mengangkat tangan mereka. Beruntung, korban selanjutnya baru diberi obat bius. Sehingga operasi kepadanya belum dilakukan. "Mahira! Bagaimana ini?!" "Sial! Kenapa kita harus te
"Keponakanku tersayang juga salah satu korbanmu. Saya sudah mendengarnya hari ini. Bersama banyak bukti-bukti di dalamnya—""Wah!" PROK! PROK! PROK! Mahira menepuk telapak tangannya. Wajahnya kini lebih bersemangat dari sebelumnya. Seolah-olah dia sedang menemukan surga. "Bagaimana bisa ekspresimu biasa saja seperti itu? Apakah Anda senang keponakan Anda mati? Apakah Anda tidak merasakan gejolak api lalu menyembur hebat ke arahku? Apa apaan ekspresimu itu? Dasar manusia kolot tidak menyenangkan! Apa jangan-jangan kematiannya adalah anugerah?" kata Mahira dengan ekspresi ngerinya. Detektif itu terdiam sejenak. Dia ingin sekali marah melebihi apapun. Tapi dia sangat keras berusaha untuk menahannya. "Keponakan saya sudah saya besarkan seperti anak saya sendiri. Sejak dia masih bayi, dia tinggal dengan saya karena kakak saya meninggal saat melahirkannya. Tentu saja saat tahu bahwa dia meninggal saya sangat sedih. Tentu saja saya juga marah mendengar fakta bahwa dia dibunuh olehmu. Ta
Butuh waktu sekitar dua minggu untuk menggiring opini publik terkait nama baik Camilla. Dimulai dari April yang menyebarkan kebaikan Camilla dari dulu sampai sekarang. Dengan menyewa buzzer untuk hal ini. Camilla kagum kepada April dengan usahanya. Hanya perlu mengumpulkan berbagai kegiatan amal yang terkumpul dari file milik Camilla walaupun dilakukan dengan terpaksa. Tapi hal itu terlihat berguna untuk posisi Camilla sekarang. Tak hanya itu, April dan para buzzer juga berpura-pura membuat postingan dan curhatan pengalaman Camilla yang baik hati. ***Di sebuah villa mewah, Camilla dan gadis penyelamat duduk bersebelahan. Yang mengejutkannya adalah, tidak disangka bahwa April tetap kabur ketika media mulai melambungkan namanya. Hanya karena Icha dan managernya sering meneror untuk meminta bantuan padanya. “Hah, telingaku sakit karena Icha dan Manager gila itu terus menghubungiku. Mereka meminta bantuan karena namanya hampir jatuh, gara-gara Mahira kriminal itu. Si Mahitra memang m
Alasan Camilla tertidur bukan karena kandungan teh yang diberi obat tidur oleh April. Atau teh yang sengaja mengandung racun berbahaya. Melainkan Camila yang mengonsumsi obat tidur itu sendiri, di hadapan April. Semua itu dia lakukan karena akhir-akhir ini dia tidak memiliki kualitas tidur yang baik. April meminta Leo untuk mengangkat tubuh Camilla di tempat tidur yang hangat. Walau sedari tadi, matanya terlihat curi-curi pandang kepada April. April menggubrisnya dengan satu jari berkuku merah yang digigit perlahan pada bibir mungilnya. Ya, sebut saja menggoda. “Hah! Camilla sudah tidur. Apakah kamu juga ingin tidur sekarang?” tanya Leo. Matanya mengatakan hal lain. Seperti berharap bahwa jawabannya sesuai keinginannya. “Belum. Aku masih ingin mencari udara segar,” jawab April sambil berjalan lebih dulu, meninggalkan Leo. Walaupun Leo bisa menyusulnya dengan dua langkah kakinya. Beruntung. Leo tersenyum hangat. Senyum kemenangan. Pria itu melangkahkan kakinya dua kali, untuk sampa
Semilir angin memaksa masuk pada jendela kamar tidur yang masih terbuka. Ini bukan villa, tapi hotel yang sengaja dipesan oleh Icha, wanita malam yang menculik pria mabuk. "Tidurkan dia disana," perintah wanita itu kepada pria yang lebih tua darinya, lengkap dengan jas hitam yang melekat ketat pada tubuhnya. "Apa yang akan Anda lakukan padanya?" tanya pria berotot itu dengan dingin. Sambil dua jari tangan kirinya menurunkan topi agar hanya setengah wajah yang tampak saat ini. BUGH! Icha menendang lutut pria itu. Sontak, pria tersebut hanya bisa meringis kesakitan, tanpa berkutip apapun setelahnya. Telinganya sudah bersiaga mendengar ocehan. Hatinya sudah siap menggelar karpet terluas. Karena setelah ini dia tau, akibat dari pertanyaan bodohnya. "Dasar bajingan gila! Bodoh! Tidak tahu diri! Miskin! Bagaimana orang rendahan sepertimu bertanya kepadaku tentang hal itu? Kamu tidak lebih dari sampah bagiku! Ingat! Kamu tidak berhak bertanya. Setelah kamu mendapatkan bayarannya, kamu h
Pagi menghampiri mereka lebih awal. Pasangan tak disengaja itu malah ditemukan dengan tak sengaja oleh Camilla. Setelah dia mendapatkan informasi dari seorang kenalannya subuh ini. Tentu saja bukan dari April. Tapi April adalah perantaranya. BRAK! “Apa yang sedang kalian lakukan disini?! Dasar wanita murahan! Bangun!” teriaknya kepada mereka yang lelap tertidur, bahkan mimpi indah sudah berjalan cukup panjang. Camilla berteriak seperti orang gila. Dia melempar banyak benda di hotel tersebut tanpa ampun pada lantai. Darahnya mendidih. Keinginannya sangat tinggi untuk membunuh Icha saat itu juga. Tapi dia masih memiliki perasaan yang luas untuk Leo. Walaupun kejadian hari ini membuat Camilla kecewa, tapi Camilla tidak berani melukai Leo. Rasa kecewa yang lebih besar bahkan masih membuat Camilla buta. Cinta yang begitu besar membuatnya seperti orang gila. Seberapa besarpun kesalahan Leo padanya, dia selalu memaafkan Leo. Tulus, mungkin orang akan menilainya seperti itu. Tapi sebagian
Teman bisa menjadi musuh, tapi musuh tidak tentu akan menjadi teman. Apalagi musuh tersebut memiliki dendam, seperti yang April sekarang. Perasaan dendam yang menyuntik pembuluh darahnya, mampu melebar kemana-mana. Dendam April tidak hanya untuk Tomi saja, tapi orang-orang di belakangnya juga. Seperti sekarang, yang dilakukan April sekarang, di tempat misi rahasia, ruang bawah tanah mewah. “Dokumen yang sudah di print. File dan backup an nya juga ada. Kamu tidak perlu khawatir.” Angga memberikan dokumen baru yang membuat April mengerutkan keningnya. “Sejak kapan aku meminta dokumen padamu? Memangnya penting banget, ya?” kata April sambil membaca lembar pertama dokumen tersebut. Sontak, April mengeluarkan bola matanya lebih lebar. Dia terkejut, pada isi dokumen tersebut. Sementara Angga tersenyum puas melihat ekspresi April. “Aku tahu bagaimana cara membuatmu senang,” kata pria itu sambil mengecup pi April tiba-tiba. Ya, bahkan kecupan manis dari CEO yang dicintai semua wanita i