Setelah pertemuan dengan Natalie hari itu, Hans terus saja mengajak Natalie untuk bertemu kembali.
"Hah, apa karena wajahnya yang sangat mirip dengan Jessie ya? Atau karena memang tubuhnya aaarrgghhhh... Dia sexy sekali saat mengenakan dress mininya. Yahh.. Beda jauh dengan Jessie yang selalu mengenakan dress tertutup." Hans terus saja memikirkan Natalie, seolah ia lupa jika saat ini dia sudah memiliki istri.Suara ketukan pintu pun membuyarkan lamunan Hans."Tok tok,""Ehemm.. Silahkan masuk!" Hans yang tadinya sedang melamun pun berubah mencari kesibukan seolah ia tengah membaca beberapa berkas yang ada di mejanya.Di balik pintu masuklah Natalie dengan dress merahnya dan tas kecil di tangannya."Maaf tuan Hans, aku sudah lancang qkemari tanpa memberi kabar pada mu," ucap Natalie malu,"Oh! Natalie, tidak apa apa, duduklah!" suruh Hans dengan wajah sumringah nya,"Emmm tuan Hans, bisakah kau temani aku ke satu acara? Disini aku memiliki sedikit kenalan, dan juga teman teman ku mengejek ku karena aku tidak memiliki pasangan, emmm apa boleh jika tuan menemani ku ke pesta itu?" tanya Natalie agak segan,"Tentu saja boleh, tenang saja kau kabari saja kapan acaranya aku akan mengosongkan jadwal ku," jawab Hans yakin,"Baiklah tuan, terima kasih atas kesediaan mu, emm mau makan siang bersama?" ajak Natalie lagi,Hans yang kepalang tertarik pada Natalie pun mengiyakan ajakan Natalie, sehingga ia lupa jika ia memiliki janji dengan istrinya.Di kantor Maria,"Kemana Hans ini? Telpon ku tidak di angkat, pesan pun di abaikan, huh.. Tidak biasanya dia begini," Maria menggerutu keheranan karena sang suami tak dapat di hubungi.Di restoran dekat kantor Hans,"Apa istri mu tidak marah tuan?" tanya Natalie sambil menikmati makan siangnya,"Emm, tidak mungkin, istri ku itu open minded, jadi hubungan seperti kita ini sudah biasa, dia tidak akan marah," jawab Hans dengan entengnya,Tak lama setelah percakapan itu, Maria datang dari arah pintu masuk dan langsung menghampiri mereka berdua."Ohh, nona muda, apa perilaku mu di luar negeri kau bawa kemari? Harusnya kau meninggalkan budaya buruk itu di sana," ucap Maria yang berdiri di belakang Natalie,Sontak Natalie pun menoleh ke arah suara yang mengagetkannya."Nyo-nyonya," Natalie terlihat terkejut saat itu,Hans pun langsung berdiri menghalangi istrinya yang seolah akan menerkam mangsanya."Maria apa paan kau ini?" tegur Hans pada istrinya,"Apa? Maria? Kau bahkan sekarang memanggil ku dengan sebutan nama? Luar biasa sekali, apa yang telah ular betina ini berikan pada mu hingga kau seperti ini? Apa kalian sudah tidur bersama?" Maria yang mencurigai keduanya telah selingkuh terlihat sangat marah, wajahnya memerah seakan ingin meledak."Tidak nyonya kau salah paham," Natalie mencoba menenangkan Maria,"Apa kau bilang? Tidur dengan nya? Kau pikir Natalie ini apa? Dia adalah wanita terhormat, kau ingat kan? 75% dana perusahaan mu itu dari keluarga siapa?", Hans memarahi Maria di depan banyak orang,Natalie pun merasa tidak nyaman, dan akhirnya pergi meninggalkan keduanya."Natalie!" teriak Hans, sambil ingin mengejar Natalie,Maria menahan Hans dengan memegang lengannya,"Kenapa kau mengejarnya? Sadarlah istri mu disini!" ucap Maria dengan penuh emosi,"Cukup Maria! Kau melewati batas kali ini," ucap Hans sambil menepis tangan Maria dan pergi meninggalkannya."A-apa? Melewati batas? Hans! Hans!" seakan tidak percaya dengan pendengarannya, Maria terus saja memanggil Hans yang terus mengejar Natalie walau telah ia cegah.Di luar restoran,"Natalie! Tunggu!" teriak Hans yang berusaha menghentikan langkah Natalie, namun Natalie tetap saja berjalan menuju parkiran.Setelah beberpa lama mengejarnya, Hans pun berhasil meraih tangan Natalie dan langsung memeluknya,"Natalie, tenang lah!" ucap Hans sambil terus memeluk Natalie dengan erat. Sedangkan Natalie pun tidak menolaknya."Tuan, maafkan aku membuat mu kesulitan," ucap Natalie sambil menangis,Hans pun melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Natalie,"Tidak Natalie, aku senang bersama mu, kau tidak membuat ku kesulitan," jawab Hans dengan lembut,"Tapi tuan, istri mu?" tanya Natalie sambil tetap terisak,"Sudahlah jangan hiraukan dia, dia memang selalu seperti itu," jawab Hans sambil terus membuat Natalie tenang,"Baiklah tuan, kalau begitu lebih baik aku pulang saja," ucap Natalie berpamitan,"Baiklah akan ku antar," ucap Hans sambil berjalan menuju mobil Natalie yang terparkir di sana,Natalie hanya menurut dengan perkataan Hans. Sedangkan Maria yang memperhatikan mereka dari jauh semakin marah melihat keduanya."Lihat saja kau dasar jalang! Kau mau bermain main dengan ku ya?" ucap Maria sambil menatap sinis pada mobil yang telah meninggalkan parkiran tersebut........Sesampainya di rumah Natalie,"Terima kasih sudah mengantar ku, biar supir yang mengantar tuan Hans ke kantor, ah maaf aku benar benar menyita waktu mu, padahal tuan Hans ini orang yang sangat sibuk," ucap Natalie penuh rasa bersalah,"Tidak, jangan berfikir seperti itu lagi, oke? Baiklah, aku akan kembali ke kantor kau masuklah ke rumah!" suruh Hans pada Natalie, Natalie pun mengangguk dan masuk ke dalam rumah.Hans terlihat begitu senang, ia merasa lebih dekat dengan Natalie.Di dalam rumah Natalie mengecek ponselnya yang berbunyi."Temui aku nanti malam di cafetaria dekat kantor Hans, jangan sampai kau tidak datang dasar jalang!" begitulah pesan yang rupanya di kirimkan oleh Maria.Maria begitu marah dengan kejadian hari ini, ia pulang kerumahnya dan bertengkar hebat dengan Hans."Kau tau kan dia itu anak dari orang yang sudah membantu usaha mu! Kenapa kau bisa hilang akal seperti tadi? Ayolah Maria aku melakukan ini untuk mu supaya perusahaan mu bisa lebih lancar lagi," ucap Hans yang menyalahkan istrinya atas kejadian siang tadi."Kau selalu mengatakan hal itu pada ku, bagaimana aku bisa percaya pada mu? Sedangkan aku dulunya adalah selingkuhan mu, kau lupa pada Jessie? Apa kau ingin menjadi kan ku sebagai Jessie yang lainnya? Tidak Hans! Aku tidak sebodoh itu! Lihat saja aku yang akan bereskan ini," ucap Maria sambil pergi meninggalkan Hans.Hans terlihat sangat frustasi dengan sikap istrinya yang begitu posesif, berbeda dengan Jessie yang dulu sangat lembut dan tidak pernah membuatnya marah......Di cafetaria, Natalie sudah duduk menunggu Maria datang. Tak lama berselang, terlihat Maria berjalan menuju Natalie.Natalie pun bersiap dengan semua perkataan yang akan Maria lontarkan padanya."Nona jalang, aku tidak akan basa basi lagi pada mu, aku sudah mendengarnya dari semua staf, kau datang ke kantor suami ku dan mengajaknya keluar kan?" ucap Maria dengan kasar,"Nyonya, apa saat ini kau sedang terintimidasi dengan kedatangan ku?" bukannya menjawab pertanyaan Maria, Natalie malah melontarkan pertanyaan lainnya,"Apa maksud mu?" tanya Maria kebingungan,"Yah, tidak aneh rasanya berada di posisi ini, memang bisa sebahagia itu ya, ha ha, nyonya Maria, aku sudah mendengarnya juga dari para staf kalau kau hanyalah perebut suami orang, upsss maaf kalau kata kata ku kasar," ucap Natalie memprovokasi Maria yang memang otakbya sedang mendidih saat itu,"Apa? Kurang ajar kau!" ucap Maria sambil hendak menyiramkan air pada Natalie, namun Natalie memegang gelas itu terlebih dahulu, dan..."Byuurrr,"Wajah Maria basah karena air yang Natalie siramkan,"Oww maaf nyonya saat ini aku sedang sibuk, dan nampaknya kali ini kau salah memilih lawan, baiklah aku pergi dulu," ucap Natalie sambil tersenyum jahat pada Maria,Maria yang kesal pun semakin benci pada Natalie,"Dasar jalang tidak tahu diri, hanya wajah mu saja yang mirip dengan Jessie tapi sifat dan sikap mu malam ini berbanding terbalik saat sedang bersama dengan Hans, lihat saja aku akan membalas mu nanti," ucap Maria sambil melihat Natalie pergi meninggalkan nya.Pagi hari di kediaman tuan Mac. Terlihat Natalie tengah sarapan bersama sang ayah."Natalie, daripada tidak melakukan apa apa di kota ini, bagaimana kalau kau buka butik saja? Yaaahhh sekedar mencari kesibukan, kau tau kan sayang? Uang ayah tidak akan pernah habis walau sudah ku buang kesana kemari ha ha ha," ucap tuan Mac yang kala itu mengkhawatirkan putrinya yang terlihat tak memiliki kesibukan,"Ayah ada ada saja," jawab Natalie dengan senyuman manisnya, "tapi ide ayah juga tidak buruk, emmm bagaimana jika bekerja sama dengan perusahaan tekstil yang ayah bantu tahun lalu?" lanjut Natalie sambil tetap menikmati sarapannya,"Emmm, akan ayah pikirkan lagi, oh ya malam nanti akan di adakan pesta di kediaman keluarga Jandee, jangan lupa kau harus menemani ayah ya," ajak tuan Mac pada Putri semata wayangnya,"Tenang saja ayah, kemana pun ayah pergi aku akan menemani ayah," jawab Natalie,"Ha ha ha, nikmatilah sarapan mu nak," suruh tuan Mac dengan raut wajah bahagianya.Natalie pun hany
Hans pun memacu mobil Natalie dan mengantarnya ke mall terdekat untuk membeli stelan.Di tempat lain, terlihat Maria yang datang ke kantor Hans siang itu. Maria segera berjalan menuju ruangan suaminya, namun, ruangan itu pun kosong tanpa ada seorang pun di sana.Maria yang merasa bingung pun berjalan menuju ruang sekretaris suaminya, terlihat di sana sang sekretaris pun tak ada di tempatnya, sehingga Maria pun mengira jika suaminya tengah menghadiri pertemuan di ruang meeting.Maria yang makin penasaran akan keberadaan suaminya pun berjalan menuju ruang meeting dengan perasaan yang sedikit gelisah. Dan benar saja, kegelisahan Maria semakin bertambah ketika melihat ruang meeting yang kosong. Ketika hendak meninggalkan ruang meeting, Maria berpapasan dengan seorang karyawan yang dulunya adalah teman kantor Maria."Hei! Santha! Buru buru sekali? Mau kemana?" tanya Maria pada Santha,"Oh hai Maria, uppss apa aku harus memanggil mu nyonya juga? Ha ha ha," ejek Santha,"Ahh tidak perlu sep
Setelah kejadian di gedung kosong tersebut, Hans semakin hari selalu memikirkan Natalie, bahkan ia semakin sering mengirim pesan romantis dan perhatian pada Natalie.Sedangkan sikapnya terhadap Maria pun semakin berubah. Hans menjadi pribadi yang dingin bahkan terkadang ia lupa pada Maria.Hal ini tentu membuat Maria sangat kesal, jika Maria meminta penjelasan pada Hans atas sikapnya, Hans menjadi mudah naik pitam dan menyebut Maria sebagai wanita yang menjengkelkan.Maria tak tinggal diam, ia mengutus seseorang untuk menata matai Hans di kantor. Sehinga Maria pun dapat mengetahui gerak gerik Hans."Makan sianglah dengan ku," Maria mengirim pesan singkat pada Hans,Di tempat lain, Hans mengabaikan pesan dari Maria, karena ia sudah berada di restoran untuk makan siang bersama Natalie.Hans tersenyum bahagia melihat Natalie berjalan menuju ke arahnya. Kala itu, Natalie mengenakan dress mini warna hitam di lengkapi dengan tas kecil di tangannya. Style nya sangat simple namun terlihat coc
Keesokan harinya, Maria pun bersiap menuju butik milik Natalie. Maria mencoba lebih tenang kali ini, ia tidak ingin terlihat bodoh dihadapan Natalie karena emosinya.Maria pun sampai dan memarkirkan mobilnya, ia berjalan dengan kepalanya yang tegak dan menatap butik milik Natalie.Dari dalam butik, Natalie sudah mengetahui kedatangan Maria, karena kaca depan yang langsung mengarah keluar.Natalie menarik napas panjang dan berjalan mempersilahkan Maria untuk masuk,"Wahh, kita kedatangan tamu, nyonya silahkan masuk!" Natalie mempersilahkan Maria masuk dengan nada yang lembut,Tanpa menjawab apa pun, Maria langsung masuk dan duduk di kursi sofa yang sudah di sediakan di ruangan tersebut."Bagaimana nyonya bisa tahu kalau saya membuka butik disini?" tanya Natalie sambil menaruh segelas teh di hadapan Maria,Maria tetap tak menjawab Natalie, ia asyik memutar matanya dan melihat ke sekeliling."Selera mu bagus juga," ucap Maria memuji Natalie."Terima kasih nyonya, mungkin nyonya ingin men
Setelah kejadian tersebut, Natalie dan Hans pun resmi memiliki hubungan gelap, mereka merahasiakannya dari semua orang.Hans lebih sering datang ke butik Natalie, karena hal itu lebih aman dari pada Natalie yang datang menghampirinya.Hal itu tak di ketahui Maria, Hans sangat pandai menutupi perbuatannya. Bahkan, Hans pun mulai membeli ponsel baru yang ia pakai khusus untuk menghubungi Natalie.Hari demi hari pun berganti, Hans dan Natalie makin sering bertemu. Saat itu mereka sedang berada di ruangan milik Natalie. Ruangan tertutup dan tanpa ada orang yang bisa masuk.Hans mulai merayu Natalie,"Hari ini kau nampak begitu cantik," ucap Hans sambil membelai rambut hitam Natalie,"Ahh, tuan bisa saja," Natalie tersipu mendengar perkataan Hans,Saat itu mereka sedang duduk di sofa yang tersedia di ruangan Natalie, Hans mulai memandangi rok mini milik Natalie, terlihat belahan paha yang begitu bersih dan lembut.Hans mulai menelan ludahnya seakan ia tak sabar untuk mencicipi Natalie. Han
Keadaan rumah Hans makin tidak terkontrol, Maria merasa jika suaminya kian berubah. Hans mulai sering pulang larut, biasanya Hans selalu mengajak Maria pulang bersama sekitar jam 6 sore.Hal itu sangat mengganggu Maria, ia pun akhirnya mencurahkan isi hatinya pada sang mertua.Hari itu ia dan ibu Hans tengah duduk bersantai di ruang keluarga, di temani secangkir teh dan serial televisi favorit ibu Hans."Ehem, ibu.. Ada yang ingin aku bicarakan," ucap Maria memecah konsentrasi mertuanya."Oo? Apa itu?" tanya ibu Hans tanpa menoleh pada Maria,"Emm bagaimana kalau misalkan saja Hans... Emmmmm..." Maria berbicara dengan gugup membuat ibu Hans pun akhirnya menoleh ke arahnya,"Apa yang ingin kau sampaikan? Kenapa kau gugup seperti itu?" tanya ibu Hans,"Emmm, ibu bagaimana kalau Hans tiba tiba selingkuh? Ee.. Ini hanya perkiraan ku saja, aku hanya ingin tau pendapat ibu," ucap Maria dengan wajah yang khawatir,"Apa yang kau takutkan? Bukan kah kau juga pernah menjadi selingkuhannya?" mer
Malam itu, Maria menunggu suaminya dengan perasaan yang gelisah, karena ia tak dapat menghubungi Hans. Entah apa alasannya sehingga nomor Hans tidak aktif malam itu, terlebih lagi, ia masih ingat betul reaksi sang mertua ketika Maria menceritakan kecurigaannya pada sang suami.Maria terus saja menuangkan minuman alkohol ke gelasnya, berharap rasa gelisah nya menghilang. Tak lama setelahnya, ia mendengar suara dari arah ruang utama.Maria pun berjalan menuju pintu depan dan melihat sang suami yang baru saja masuk ke dalam rumah."Kenapa baru pulang?" tanya Maria dengan nada yang curiga,"Hah, baru saja aku menginjakkan kaki ke dalam rumah, kau sudah mau mengomeli ku!" jawab Hans dengan nada kesal,"Aku hanya bertanya, kalau kau tak ingin menjawabnya ya sudah," Maria pun pergi melanjutkan minumnya,Hans mengikuti istrinya dari belakang. Ia penasaran apa yang istrinya lakukan di dapur malam malam begini. Hans sedikit terkejut melihat istrinya sedang meminum alkohol kala itu."Maria! Kau!
(Flash back Maria dan Gadi)Hari itu pada tanggal 18 Oktober 2015 terjadi kericuhan di salah satu sekolah menengah besar di pusat kota.Terjadi penikaman pada salah seorang murid di Alexander High School. Kala itu, semua murid semester akhir tengah mengadakan upacara kelulusan mereka.Tak di sangka sangka salah seorang murid laki laki menikam temannya yang tengah berpidato di atas panggung untuk menyampaikan pesan dan kesan pada teman teman dan pihak sekolah.Saat itu, Beatrix adalah siswa terpilih untuk menyampaikannya. Beatrix merupakan siswa teladan dengan nilai tinggi, sehingga ia pun di pilih oleh dewan guru.Di tengah pidatonya, Gadi, siswa yang terkenal pendiam dan introvert pun menikam tepat di leher Beatrix.Semua murid dan guru pun panik menyaksikan hal tersebut. Darah mengucur deras melalui luka tusukan Beatrix. Semua guru yang menyaksikan sempat tercengang dan tak berani mendekat karena Gadi tak hanya menusuk Beatrix satu kali, namun Gadi menghujamkan pisaunya berkali kali