Share

Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan
Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan
Penulis: Aililea (din din)

Melabrak Pengkhianat

[Aku melihat pacarmu selingkuh dan mereka sedang berada di klub malam saat ini. Kumohon kali ini percaya padaku, Emi. Aku akan mengirim bukti fotonya kalau kamu tidak percaya.]

Pesan yang dikirimkan sahabatnya benar-benar membuat Emily murka. Ia tak menyangka jika kekasih yang hendak dinikahinya ternyata berselingkuh di belakangnya. Lebih parahnya lagi, pria itu berselingkuh dengan rival Emily saat kuliah.

Pesan itulah yang membuatnya sekarang berada di depan pintu ruang pribadi klub malam, malam ini.

Emily mengepalkan kedua tangan di samping tubuhnya saat menatap pintu di depannya.

Mereka terang-terangan bercumbu meskipun pintu ini terbuat dari kaca. Dua manusia itu benar-benar tidak peduli dengan sekelilingnya.

Berengsek.

Baru Emily ingin melabrak dua manusia itu, Emily sayup-sayup mendengar pria berengsek itu berkata, “Tenang saja, ketimbang Emi yang sok suci bahkan berciuman saja masih berpikir sepuluh kali, aku lebih memilihmu yang bisa menyenangkanku. Lagian, aku menjalin hubungan dengannya karena ingin mengambil keuntungan darinya. Keluarganya kaya dan berkuasa di bidang property, ini sangat menguntungkan bagiku. Jika aku bisa menikahinya, aku bisa perlahan mengambil miliknya.”

Berengsek dua kali.

Kepala Emily rasanya mau meledak mendengar ucapan Farrel.

Pria itu ternyata bermuka dua dan licik.

Emily marah diselingkuhi, tetapi dia lebih tidak terima dirinya begitu bodoh karena mencintai pria licik seperti Farrel.

Emily mendorong pintu dengan elegan, lalu tepuk tangannya yang menggema di ruangan itu menghentikan dua sejoli di hadapannya.

Emily melangkah dengan anggun, masih terus bertepuk tangan sambil menyeringai.

Sedang, Farrel, yang kini statusnya telah berubah menjadi mantan kekasih terlihat panik dan berjauhan dengan selingkuhannya.

“Emi!” teriak Farrel terkejut.

“Kalian memang cocok. Sampah seharusnya memang bersama sampah!”

“Aku bisa jelaskan, Emi,” ujar Farrel mencoba menenangkan Emily. Farrel berusaha menggapai tangan Emily, tetapi ditepisnya.

Emily melangkah mundur. “Jelaskan? Apa yang mau kamu jelaskan, hah? Menjelaskan kalau kamu selingkuh dengannya, padahal tahu dia ini musuh bebuyutanku! Atau kamu mau menjelaskan ingin menggerogoti harta keluargaku?! Jangan mimpi!” hardik Emily penuh emosi.

“Kamu seharusnya sadar diri! Kita berencana menikah, tapi kamu menolak tidur denganku, jangankan tidur, ciuman saja kamu terus menghindar! Pria mana yang betah dengan wanita sepertimu, hah!”

Darah Emily mendidih. Bisa-bisanya Farrel menyalahkan dirinya hanya karena ia tidak menuruti permintaan mesum pria itu?

Emily tidak bisa berkata-kata lagi. Terlalu muak dan jijik menatap Farrel dan wanita selingkuhannya.

“Kamu, pria tidak tahu malu. Kita putus.”

Setelahnya, Emily mengambil botol untuk dilempar ke Farrel dan selingkuhan, membuat dua manusia tak tahu malu itu panik sampai berpelukan untuk saling melindungi.

Emily makin geram melihat tingkah keduanya. Lantas, dia pun menyiram bir di botol ke kepala rivalnya, lalu memilih meninggalkan mereka.

“Dasar sialan! Akan kubalas perbuatanmu, Emi!”

Emily mendengar suara teriakan rivalnya, tetapi dia tak peduli dan terus mengayunkan langkah meninggalkan tempat itu.

Emily tidak akan mengeluarkan air matanya di sana, dia tidak sudi harus menangis demi pria berengsek itu.

Namun, ternyata pertahanannya hancur ketika Emily seorang diri di dalam mobil. Sekuat apa pun dia bertahan, ternyata hatinya tetap sakit.

“Mami, maaf,” lirih Emily dalam tangisannya, sambil mencengkeram kemudi.

Emily mengingat perdebatannya dengan sang mami karena lebih memilih membela pria itu dan mempertahankan hubungannya.

Bahkan karena perdebatannya itu, Emily pergi dari rumah sejak dua hari yang lalu. Sekarang dia benar-benar menyesal tidak mendengar perkataan ibunya.

Emily menatap jalanan lurus di depannya. Matanya merah dan isakan sesekali keluar dari bibirnya. Perasaan bersalah terhadap ibunya sekaligus kekesalan dikhianati merajai hatinya.

Jalanan yang sepi malam ini membuat Emily menginjak pedal gas dengan kuat. Dari jauh, wanita itu bisa melihat lampu lalu lintas dari arahnya berwarna hijau, dan Emily semakin menginjak pedal gas.

Kecepatan mobilnya terlalu cepat, tetapi tia tidak peduli. Hatinya terlalu sakit.

Namun, tiba-tiba sebuah cahaya kuning muncul dari arah samping, menyilaukan pandangannya. Emily tahu harus menghindar, tetapi terlambat.

Bagian belakang mobilnya tertabrak mobil yang melaju dari sisi kanan. Mobil Emily berputar hingga menabrak sebuah pohon di sisi jalan.

Tubuh Emily terguncang, kepalanya terantuk kaca pintu membuat wanita itu tak sadarkan diri.

Komen (16)
goodnovel comment avatar
Jasmin Maharani
pria yg tdk tau bersyukur
goodnovel comment avatar
fathimah
badaaass emi....
goodnovel comment avatar
Tuti Amaliyah
Hmmm air matamu terlalu berharga untuk laki2 biadab ky Farrel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status