Share

Menyayangiku Segenap Jiwa Raga

Mengapa beliau justru tertawa lirih setelah mendapat pukulan yang pastinya lumayan keras dari Papa?

Mendengar tawanya itu, aku pun merasa takut. Karena beliau benar-benar seperti bukan Pak Akhtara.

Beliau tertawa lirih tanpa menatapku atau Mama, dengan tangan menyeka darah dari sudut bibirnya yang masih menetes.

Lalu aku dan Mama saling menatap dengan ekspresi yang sama bingungnya. Kemudian kembali menatap Pak Akhtara yang sudah tidak lagi tertawa lirih, namun senyuman di bibirnya tetap saja … menakutkan bagiku.

Andai ragaku sudah kuat untuk berdiri, mungkin aku tidak akan pikir panjang untuk segera melarikan diri dari hadapan beliau.

Jujur … aku takut dan … trauma hanya dengan melihatnya.

“Kamu luar biasa, Jihan.”

Itu kalimat pertama beliau yang memiliki makna ambigu.

Beliau mendesis sakit dengan tangan mengusap-usap pipinya yang baru saja ditinju oleh Papa.

“Dulu, kamu bilang mencintai saya. Tapi nyatanya kamu main gila sama Hadza. Lalu kamu datang lagi dalam kehidupan saya. Tapi … k
Juniarth

:-o maaf baru up tengah malam. Author hari ini sibuk bget.

| 23
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (26)
goodnovel comment avatar
Lili Fitri
dasar bajingan akhtara ini,,,udah tau jihan bunting gara² dia masih aja ragu,,,dasar setan
goodnovel comment avatar
Yan Ika Dewi
lanjut.......
goodnovel comment avatar
Rahma Wati
apapun itu up.lagi hari ini.tor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status