Share

Meminta Haknya Dengan Paksa

Penulis: Juniarth
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-01 17:41:55
Bukannya menjawab pertanyaan Pak Akhtara, aku justru menatap kedua bola matanya lekat dengan penuh keberanian.

"Jihan!!!" Bentaknya.

Sembari kedua tangannya mencengkeram erat kedua lenganku.

Terasa sakit. Namun aku sudah terbiasa dengan luka fisik dan terlebih luka hati yang kerap beliau torehkan. Bahkan, jumlah luka itu jauh lebih banyak dari luka masa lalu yang pernah kuberikan pada beliau.

Aku terus menatap kedua bola matanya yang makin lama makin menatapku tajam penuh kobaran emosi.

Untuk apa beliau marah hanya karena aku berhubungan dengan Rafqi?

Bukankah beliau sendiri juga sudah bahagia dengan adanya Merissa diantara kami?

"Dimana tas yang Rafqi kasih?!" Tanyanya lagi dengan nada bicara yang rendah namun menusuk.

Aku masih tetap diam tidak menjawab. Alasannya karena aku sudah lelah dan muak dengan sikap beliau yang terlalu diktator menghukumku tanpa melihat kebenarannya.

"Kamu bisu, heh?!"

Kepalaku menggeleng pelan dengan tetap menatap kedua matanya yang makin di
Juniarth

:-o

| 13
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (27)
goodnovel comment avatar
Vid
ka..tolong lepasin Jihan...huuuff sedih..padahal Jihan biar jalan bareng hadza gk ngpa2in cuma pegang tangan peluk..ini si akherat keterlaluan ngebalasnya,gk ikhlas ikhh klo jd Ama si akherat
goodnovel comment avatar
Vid
ka..terlalu bertele-tele padahal karma Jihan udah panjang dr dulu,seharusnya Jihan bisa lepas dri akhtara klo emang belum jodoh
goodnovel comment avatar
Yuni Wulandari
setuju kalau ini...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Benci Kamu, Tapi Ingin Kamu

    “Kalian berdua memang br***sek!”Tanpa menunggu mereka selesai berciuman, aku segera melangkah ke kamar. Untuk apa terus melihat tontonan yang hanya membuatku makin hancur tak karuan?Cukup sudah Pak Akhtara menghempaskan perasaanku! Hatiku benar-benar sakit!Dengan sedikit membanting pintu kamar, aku langsung menguncinya rapat-rapat. Dan tubuhku langsung merosot dibalik pintu hingga terduduk di lantai.Dinginnya lantai kamar benar-benar tidak bisa memadamkan api kecemburuan di hatiku. Dan ketika aku menatap ranjang kamar yang begitu berantakan, bekas pergumulan kami yang terjadi karena paksaan Pak Akhtara, makin menambah luka di hati.Lalu aku memeluk kedua lutut tanpa air mata yang mungkin telah mengering. Semua ini karena balas dendam Pak Akhtara yang tidak main-main menyakitkannya.Bayangan indah kami saat di Korea beberapa waktu lalu melintas di otakku. Namun aku segera menggelengkan kepala untuk mengusir kenangan indah yang mungkin hanya akan menjadi kenangan.Hatinya yang kala i

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-02
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kamu Tidak Akan Pernah Kuduakan

    “Ning Shifa?”Kedua mataku membola menatap kehadirannya di convention hall hotel ini. Dengan memakai gamis syar’i seperti yang kukenakan.“Mbak Jihan tadi ikut kajian?” Tanyanya.Kepalaku mengangguk pelan, “Iya. Ning Shifa sendiri?”Shifa tidak langsung menjawab melainkan kepala menoleh ke kanan, tempat pintu keluar jama’ah laki-laki. Lalu matanya mencari keberadaan seseorang.“Tunggu bentar ya, Mbak. Jangan kemana-mana.” Tahannya.Lalu dia berdiri di dekat pita pembatas antara pintu keluar jama’ah laki-laki dan perempuan. Seperti sedang menunggu … seseorang.Siapa?Gus Kahfi kah?Atau … suaminya?Sekitar tiga menit aku menunggu dengan menyandarkan punggung di dinding dekat pintu keluar jama’ah perempuan, tiba-tiba Shifa kembali datang menghampiriku.“Mbak Jihan, bisa … ngobrol bentar?”Aku berpikir sejenak mengenai ajakannya. Sebab, tadi Faris, asisten pribadi Pak Akhtara, mewanti-wanti aku untuk segera pulang tanpa diperbolehkan pergi kemanapun. Juga jemputan yang disiapkan untukku t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Parfum Lelaki Lain Di Leherku

    “Tapi … itu nggak mungkin, Gus.”Setelah mendengar pengakuan isi hati Gus Kahfi yang mengatakan terang-terangan jika ia masih memiliki rasa cinta untukku, bagaimana hatiku tidak carut marut?Aku mendambakan lelaki sholeh yang bisa membimbingku menjadi wanita yang berakhlak. Bukan memiliki suami yang kerap menyakiti hatiku karena sikapnya dan adanya perempuan lain yang mendiami hatinya.Aku pernah memiliki rasa sayang untuk Gus Kahfi, namun itu terpupuskan oleh sikap Pak Akhtara yang membuat rencana pernikahan kami gagal.“Aku tahu, Han. Itu nggak mungkin. Karena kamu masih jadi istri laki-laki lain.”“Dan aku nggak akan bikin kamu jadi istri yang mendurhakai suami dengan meminta cerai darinya. Sekalipun sikapnya ke kamu menurutku nggak mencerminkan suami yang baik.”“Karena apa yang dirasa kita buruk, tapi itu adalah yang terbaik menurut Allah. Siapa tahu, dibalik sikap suamimu yang kayak gitu, Allah punya kado terbaik buat kamu.”Perempuan mana yang tidak jatuh hati dengan sikap Gus K

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kehamilan Yang Tak Diinginkan!

    “Maaf, kuretase?” Tanyaku memastikan.Kepala perempuan itu mengangguk polos.Seketika itu juga, tubuhku seperti tidak memiliki nyawa, linglung, dan tidak berpijak di bumi.“Bu Jihan, antriannya sudah maju.”Perempuan itu mengingatkan antrian kantin namun aku justru bertanya …“Bisa kita bicara empat mata?”“Empat mata gimana, Bu?”“Aku perlu tahu. Soal … kuretase itu. Tolong.”Wajah perempuan itu lantas berubah keheranan karena aku seperti tidak mengerti apapun tentang tindakan itu.Aku segera menarik lengan perempuan itu ke tempat yang tidak terlalu bising. Lalu dengan hati carut marut dan pikiran melayang kemana-mana, aku langsung bertanya tanpa basa basi.“Tolong jelasin dari awal. Apa maksud kuretase itu.”Perempuan itu nampak kebingungan dengan pertanyaanku.“Lho? Apa Bu Jihan tidak tahu kalau akan menjalani kuretase?”“Kuretase itu untuk apa?”“Kuretase itu semacam aborsi, Bu.”Duar!!!Aborsi?Aku menatap perempuan itu dengan mata membelalak sempurna. Bahkan semua bulu kudukku me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Aku Membencimu, Akhtara!!!

    Pak Akhtara tidak langsung menjawab. Melainkan hanya menatapku datar. Begitu juga dengan aku yang menatap berani matanya.Kutepikan apa itu rasa hormat pada suami!Demi menuntut penjelasan tentang kuretase itu jauh lebih penting dari sekedar menghormati beliau yang tidak menghargaiku! Sama sekali!“Aborsi apa yang kamu maksud?” Tanyanya tenang seperti tidak melakukan merasa bersalah sama sekali.Aku tersenyum miring dengan menahan letupan emosi yang membuat jantungku bekerja sangat cepat. Penilaianku pada beliau mendadak turun drastis.“Jangan berubah terlalu jauh, Pak. Bahkan sampai bikin Pak Akhtara berubah jadi pelupa dan br***sek!”Kedua matanya membola terkejut dengan umpatan yang kualamatkan padanya.“Jihan! Berani kamu menghina saya!” Bentaknya.Namun aku tidak takut dan tetap berani menatapnya tanpa keraguan. Emosi ini sudah mendominasi pikiranku.“Berani berbuat tapi nggak berani ngakuin! Apalagi sampai berani mem-bu-nuh darah daging sendiri! Bilang sama saya, itu namanya apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Izin Untuk Menikah Lagi

    Di sebuah restaurant yang berada di dalam pusat perbelanjaan ini, aku duduk bersama Rafqi. Sedang Mbak Mini dan Rosita duduk di kursi yang lain.Aku tidak mau mereka berdua mendengar apa yang ingin kubicarakan dengan Rafqi. "Ada apa, Mbak?""Aku mau cerita satu hal penting ke Mas Rafqi. Sekaligus ... minta bantuannya juga."Dengan kedua alis berkerut, dia menatapku heran. "Apa itu?"Aku membasahi bibir dan berdehem sebelum mengutarakan hal penting ini. "Mas, aku ini ... bukan pembantu di rumah Pak Akhtara."Kepalanya mengangguk pelan seraya terus memandangku."Oke. Lalu ... Mbak Jihan itu sebenarnya apanya Akhtara?""Aku ... istrinya."Kedua mata Rafqi menatapku dengan membola terkejut. Bahkan kedua alisnya ikut terangkat. "Is ... istrinya?" Tanyanya lagi memastikan. Kepalaku mengangguk pelan dengan menatapnya juga. "Oh God!" ucapnya lirih. Aku membiarkan Rafqi mencerna semua pemikirannya dulu sebelum aku melanjutkan cerita. Aku rasa otaknya sedang memikirkan hal yang tidak jauh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Dua Garis Biru

    Setelah dibaringkan di ranjang kamarku, Rosita berkata ..."Mbak Min, ini telfon Pak Akhtara dulu atau dokter dulu?""Dokter dulu lah, Ros! Buruan!!" Seru Mbak Mini.Rasa pusing yang seperti ini, juga dengan begah, dan mualnya seperti pernah kurasakan saat ... saat aku kenapa ya?Tubuhku terasa sangat lemas dan kepala ini seperti dipaku berkali-kali. Mbak Mini kemudian kembali ke kamarku dan membantuku meminum segelas teh manis hangat buatannya. Rasanya sedikit meredakan mual yang tidak mengenakkan. Lalu kepalaku dipijat perlahan."Mbak Jihan, jangan terlalu memforsir tenaga.""Nggak kok, Mbak Min," ucapku lemas. "Maaf ya, Mbak. Kemarin waktu Pak Akhtara nyuruh aku mbersihin kamarnya, aku terkejut banget. Kamarnya berantakan. Aku nggak tahu Mbak Jihan dan Pak Akhtara punya masalah apa sampai bertengkar parah kayak gitu. Tapi ... saranku, kalau Mbak Jihan udah nggak kuat sama bahterah rumah tangga ini, lebih baik pisah aja."Sejauh ini Mbak Mini dan Rosita hanya mengerti jika Pak Akh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jihan Itu Mandul

    Setibanya di rumah, aku segera masuk kamar.Apa yang kubicarakan dengan Mbak Mini di tempat praktek dokter kandungan tadi membuatku sadar harus bergerak cepat. Bahwa mempersiapkan segalanya lebih awal itu jauh lebih baik.Aku masih tidak tahu pasti kapan Pak Akhtara akan menikah dengan Merissa. Tapi, jika kemarin beliau baru saja menyodorkan padaku surat izin menikah lagi, bukankah urusan administrasi pernikahan mereka sudah hampir selesai?Dari situ bukankah mereka hanya tinggal mencari tanggal baik untuk menikah?“Halo, Han?”“Halo, Pa. Lagi ngapain sama Mama?”Aku sedang menghubungi Papa, cinta pertama dalam hidupku.“Lagi di tempat usaha. Ini lagi nyuci bahan baku.”Seketika aku teringat akan usaha Papa yang kemarin baru saja diporak-porandakan Pak Akhtara secara diam-diam oleh preman sewaan. Lalu beliau keluar seperti pahlawan kesiangan dengan memberikan kucuran dana segar.Sayangnya, Papa tidak mengetahui hal ini. Karena aku masih menyembunyikannya.“Mama nggak ikutan?”“Nggak. M

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09

Bab terbaru

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Bahagia Selamanya

    POV AKHTARA Satu tahun kemudian ... "Selamat, Pak. Bayinya lahir sehat. Perempuan."Aku yang sedang menemani Jihan melahirkan secara sesar itu pun tidak kuasa menahan haru dan bahagia karena kami dipercaya Tuhan untuk merawat cipataan-Nya yang sangat lucu dan menggemaskan.Adiknya Akhtira. Setelah suster membersihkan putri kami tercinta, aku segera menggendongnya. Lalu melafadzkan suara adzan di telinganya. Dengan mata berkaca-kaca, aku mencium pipinya penuh cinta. Lalu memberikannya pada Jihan yang masih terbaring di atas meja operasi. "Mau Ayah kasih nama siapa?""Aksara Badsah Ubaid."Kemudian Jihan terlihat sedikit memanyunkan bibir."Aku yang hamil susah payah, tapi nama kedua anakku mirip Ayah semua." Protesnya. "Ya udah saya ganti.""Diganti apa?""Aksara Febriana Ubaid."Jihan menganggukkan kepala setuju dengan melakukan skin ship bersama putri kami. "Namanya kelihatan ada ceweknya. Kalau yang pertama kayak laki-laki, Yah.""Apapun yang kamu mau, Sayang."Kemudian aku da

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Janji Tak Akan Berpisah Lagi

    POV AKHTARARumah megahku yang berada di Bogor terasa begitu sepi, dingin, dan mati. Tidak ada suara tawa atau celotehan Akhtira.Dulu aku mendiami rumah ini hanya untuk menaruh lelap, berganti pakaian, dan berpesta dengan rekan-rekan bisnis. Bukan sebagai tempat untuk melepas kepenatan atau mendulang kebahagiaan.“Dulu saya suka pulang ke rumah ini karena ada kamu, Han,” ucapku.Sambil bergelung dengan satu selimut yang sama dengan Jihan. Di kamar yang ia tempati dulu.“Gombal. Nyatanya Bapak juga masih keluar sama Merissa padahal ada saya di rumah.”Kemudian aku membawanya dalam pelukan hingga kulit kami saling bersentuhan.“Saya nemenin Merissa belanja doang. Dan sengaja pulang agak malam biar kamu cemburu.”Tangan Jihan kemudian memukul dadaku.“Jahat!”Aku tersenyum lalu mencium kening dan memeluknya.“Saya jahat sama kamu dan jahat sama diri saya sendiri. Saya pengen cepat pulang, ketemu kamu, lalu mendapatkan hak saya. Tapi saya sengaja ngulur-ngulur waktu biar kamu cemburu. Soa

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Ingin Kamu Padahal Masih Sore

    POV AKHTARA“Pa, aku sama Ayahnya Tira mau ke Bogor,” ucap Jihan ketika kami semua duduk di kursi meja makan.“Ngapain ke Bogor?!” Tanya Papanya Jihan ketus.Jihan yang sedang menyuapi Akhtira kemudian menatapku yang duduk di sebelah putraku itu.Kemudian Papanya Jihan langsung menatapku dengan ekspresi tidak suka.“Mau merencanakan apa lagi kamu, Akhtara?! Nggak usah bawa-bawa Jihan pergi jauh dari kami! Kami nggak percaya sama kamu!”Inilah alasan kuat mengapa Jihan dan Akhtira tidak diperbolehkan untuk tinggal seatap saja denganku. Mereka berpikir jika aku masihlah jahat seperti dulu. Dan sudah pasti aku harus sabar dan kuat menghadapi sikap mereka.“Aku khawatir kamu udah bikin rencana di Bogor lalu Jihan sama Tira nggak pulang-pulang! Kalau kamu mau ke Bogor, pergi aja sendiri sana!”“Meski Jihan udah kembali jadi hakmu, tapi aku sebagai Papanya nggak mau kejadian buruk itu kembali terulang!”Usai menelan makanan, aku menatap Papanya Jihan, mertuaku.Aku menyadari mengapa amarah b

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Kangen Dia

    POV AKHTARA Dengan jarak sedekat ini sambil menatap wajah cantik Jihan, aku benar-benar terlena. Wanita yang ada di hadapanku saat ini telah resmi menjadi istriku, pendamping hidupku. Tidak ada kata terlarang untuk menyentuh wajahnya dengan kedua tanganku. Bahkan aku dihalalkan untuk menyentuhnya lebih dari ini. Andai tidak lupa akan janjiku untuk membuatnya nyaman terlebih dahulu, mungkin aku bisa memilikinya saat ini juga.Kemudian aku menurunkan kedua tangan dari wajahnya lalu berdiri dari bersimpu dan mundur dua langkah. Sungguh, berdekatan dengan Jihan membuat naluriku sebagai seorang pria tergugah sepenuhnya.Kini aku benar-benar tahu mengapa saat bersama Merissa, aku tidak pernah sukses menjadi pria sejati. Jawabannya sudah pasti karena aku tidak mencintai dia sama sekali dan hatiku benar-benar menginginkan Jihan seorang. "Kenapa, Pak?" Aku menggeleng sembari tersenyum. "Saya cuma mau kamu nyaman dulu, Han. Saya takut kalau nggak menjaga sikap, justru kamu yang terpaksa."

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Apakah Secepat Ini?

    POV AKHTARA Usiaku hampir menyentuh angka empat puluh lima tahun. Sedang Jihan masih berusia tiga puluh tahun. Perbedaan usia kami membuat ia lebih cocok menjadi keponakanku. Dan sebagai pria yang sudah berumur, siapa yang tidak senang jika memiliki istri yang masih muda, cantik, dan solehah?Inilah yang disebut dengan perhiasan dunia. Apalagi dia telah melahirkan keturunanku yang sehat dan tampan, Akhtira."Khilaf?" Tanya Jihan keheranan.Dengan bersedekap sambil menyandarkan punggung pada pintu kamar hotel yang kami tempati, aku fokus menikmati wajah cantik Jihan yang penuh dengan riasan pengantin dari kejauhan.Sungguh cantik!Lalu aku mengangguk sekilas. "Maksudnya?""Kalau kemarin saya cuma bisa mencintai kamu tanpa bisa memiliki, maka berbeda dengan sekarang. Saya boleh mencintai kamu sedalam apapun karena kamu resmi hanya akan menjadi milik saya aja, Han."Jihan nampak sedikit salah tingkah dengan ucapanku lalu dia membuang muka. Imut dan menggemaskan sekali.Andai aku tidak

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jangan Lepaskan Jihan Lagi

    POV AKHTARA Aku sudah tidak merasa asing lagi dengan sebutan 'perjanjian pra nikah'. Karena ketika aku akan menikahi Jihan untuk kedua kalinya dan memberinya madu dengan menikahi Merissa, aku menggunakan perjanjian pra nikah dengan alasan untuk melindungi harta bendaku. Saat itu, aku mencampuradukkan hal yang disebut cinta dan sayang dengan racun bernama dendam. Hingga aku menganggap Jihan dan Merissa adalah sama-sama perempuan yang harus kuwaspadai mana kala akan mengeruk hartaku semata.Tapi ternyata, aku keliru besar. Karena saat menikahi Jihan untuk kedua kalinya, dia benar-benar sudah berubah. Hanya aku saja yang tidak menyadari. Hingga tega menduakannya dengan Merissa. "Aku restui niat baikmu kembali menikahi Jihan untuk ketiga kalinya, Akhtara."Aku langsung tersenyum lega dengan perasaan bahagia tiada terkira mendengar ucapan Papanya Jihan. Meski beliau mengatakannya dengan ekspresi yang datar dan acuh. "Agama cuma ngasih kamu batas menikahi Jihan hanya tiga kali. Dan jang

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Mari Berdamai

    POV AKHTARA Satu unit motor untuk kaum lelaki baru saja kubayar lunas. Dan kini motor itu tengah dinaikkan ke mobil pick up menuju alamat Farhan. "Apa Farhan mau menerimanya, Pak?" Tanya Faris yang duduk di sebelahku."Saya nggak peduli dia mau menerima hadiah dari saya atau nggak, Ris. Karena saya berniat memberikan hadiah itu sebagai ucapan terima kasih ia pernah berjasa dalam kehidupan Jihan dan Akhtira. Saya nggak mau jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Kami duduk bersebelahan dengan menatap proses motor seharga lima puluh juta itu akhirnya berhasil dinaikkan ke atas bak mobil. Segala kelengkapannya kuserahkan pada pihak penjual motor. "Kamu urus sisanya ya, Ris. Saya mau ketemu Tira."Kemudian aku menyetir mobil dan sengaja singgah sebentar ke salah satu mall untuk mengunjungi salah satu gerai yang menjual mainan. Apalagi jika bukan untuk membelikan Tira mainan baru. Putraku itu ternyata tidak mudah untuk didekati. Dan sepertinya aku harus membelikan mainan yang sangat m

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kesempatan Terakhir

    POV AKHTARA Sepasang tiket VIP dari biro perjalanan ke tanah suci sudah siap di tangan. "Apa kamu yakin ini adalah cara terbaik bikin kedua orang tua Jihan mau merestui hubungan saya sama Jihan, Ris?" Tanyaku."Kita coba saja dulu, Pak. Kalau Bapak ngasih harta atau rumah baru, belum tentu orang tua Bu Jihan luluh. Justru marah yang iya. Tapi kalau hadiah sepaket perjalanan ke tanah suci, saya rasa itu adalah hadiah terbaik sepanjang masa."Apa yang dikatakan Faris ada benarnya. "Oke. Saya akan hubungi Jihan kalau nanti malam mau bertamu ke rumahnya.""Semoga semuanya lancar, Pak."Hampir satu minggu ini aku dan Faris berpikir tentang hadiah terbaik untuk kedua orang tua Jihan agar sudi menerimaku lagi. Dan pilihan kami jatuh pada tanah suci. Dan selama satu minggu itu pula, aku selalu memikirkan Jihan dan Akhtira. Apakah Jihan mendapat omongan yang tidak mengenakkan dari kedua orang tuanya karena memilihku?Ataukah semuanya baik-baik saja tidak seperti dugaanku?Sebab, satu minggu

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Beri Saya Maaf

    POV AKHTARA“Maaf katamu?” Tanya Farhan dengan suara sinis.“Waktu Jihan merawat Akhtira sendirian, dihina orang lain perempuan nggak benar karena melahirkan tanpa suami, lalu Akhtira dihina anak haram, siapa yang jadi tameng untuk mereka heh?!”Aku tidak menjawab dan hanya menatap Farhan. Membiarkan dia menyelesaikan ucapannya. “Aku!” Dia menepuk dadanya dengan wajah benar-benar kesal.“Bukan kamu! Yang tiba-tiba datang ngambil semua yang aku usahakan!” ucapnya dengan menunjuk dadaku.“Kamu memang ayah kandung Akhtira, tapi aku yang lebih banyak berjasa ke mereka! Aku menyayangi mereka itu tulus!”“Dan Jihan nggak mungkin berpaling kalau bukan karena kamu pakai acara pura-pura mau mati! Biar apa, heh?! Dapat simpati Jihan dengan cara pintas? Iya?!”Kepalaku menggeleng dengan menatap Farhan yang begitu kecewa dan sakit hati.“Munafik!”“Saya nggak perlu menjelaskannya ke kamu karena saya tahu kamu nggak butuh itu, Far.”Tanpa berkata lagi, Farhan kemudian menaiki motornya dengan ekspr

DMCA.com Protection Status