Share

Dua Garis Biru

Setelah dibaringkan di ranjang kamarku, Rosita berkata ...

"Mbak Min, ini telfon Pak Akhtara dulu atau dokter dulu?"

"Dokter dulu lah, Ros! Buruan!!" Seru Mbak Mini.

Rasa pusing yang seperti ini, juga dengan begah, dan mualnya seperti pernah kurasakan saat ... saat aku kenapa ya?

Tubuhku terasa sangat lemas dan kepala ini seperti dipaku berkali-kali.

Mbak Mini kemudian kembali ke kamarku dan membantuku meminum segelas teh manis hangat buatannya. Rasanya sedikit meredakan mual yang tidak mengenakkan.

Lalu kepalaku dipijat perlahan.

"Mbak Jihan, jangan terlalu memforsir tenaga."

"Nggak kok, Mbak Min," ucapku lemas.

"Maaf ya, Mbak. Kemarin waktu Pak Akhtara nyuruh aku mbersihin kamarnya, aku terkejut banget. Kamarnya berantakan. Aku nggak tahu Mbak Jihan dan Pak Akhtara punya masalah apa sampai bertengkar parah kayak gitu. Tapi ... saranku, kalau Mbak Jihan udah nggak kuat sama bahterah rumah tangga ini, lebih baik pisah aja."

Sejauh ini Mbak Mini dan Rosita hanya mengerti jika Pak Akh
Juniarth

:-0 apa rencananya??? Pelan-pelan akan author buka di chapter berikutnya. Slow but sure.

| 23
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (21)
goodnovel comment avatar
ARF
Wah author..update sih thor
goodnovel comment avatar
Yuniw Zz
loh ndak up thor, ak nungguin loh
goodnovel comment avatar
Cha
tor ko blm up..?? apa gak up hari ini??
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status