Share

Dua Garis Biru

Author: Juniarth
last update Last Updated: 2024-09-07 21:58:50
Setelah dibaringkan di ranjang kamarku, Rosita berkata ...

"Mbak Min, ini telfon Pak Akhtara dulu atau dokter dulu?"

"Dokter dulu lah, Ros! Buruan!!" Seru Mbak Mini.

Rasa pusing yang seperti ini, juga dengan begah, dan mualnya seperti pernah kurasakan saat ... saat aku kenapa ya?

Tubuhku terasa sangat lemas dan kepala ini seperti dipaku berkali-kali.

Mbak Mini kemudian kembali ke kamarku dan membantuku meminum segelas teh manis hangat buatannya. Rasanya sedikit meredakan mual yang tidak mengenakkan.

Lalu kepalaku dipijat perlahan.

"Mbak Jihan, jangan terlalu memforsir tenaga."

"Nggak kok, Mbak Min," ucapku lemas.

"Maaf ya, Mbak. Kemarin waktu Pak Akhtara nyuruh aku mbersihin kamarnya, aku terkejut banget. Kamarnya berantakan. Aku nggak tahu Mbak Jihan dan Pak Akhtara punya masalah apa sampai bertengkar parah kayak gitu. Tapi ... saranku, kalau Mbak Jihan udah nggak kuat sama bahterah rumah tangga ini, lebih baik pisah aja."

Sejauh ini Mbak Mini dan Rosita hanya mengerti jika Pak Akh
Juniarth

:-0 apa rencananya??? Pelan-pelan akan author buka di chapter berikutnya. Slow but sure.

| 24
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (21)
goodnovel comment avatar
ARF
Wah author..update sih thor
goodnovel comment avatar
Yuniw Zz
loh ndak up thor, ak nungguin loh
goodnovel comment avatar
Cha
tor ko blm up..?? apa gak up hari ini??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jihan Itu Mandul

    Setibanya di rumah, aku segera masuk kamar.Apa yang kubicarakan dengan Mbak Mini di tempat praktek dokter kandungan tadi membuatku sadar harus bergerak cepat. Bahwa mempersiapkan segalanya lebih awal itu jauh lebih baik.Aku masih tidak tahu pasti kapan Pak Akhtara akan menikah dengan Merissa. Tapi, jika kemarin beliau baru saja menyodorkan padaku surat izin menikah lagi, bukankah urusan administrasi pernikahan mereka sudah hampir selesai?Dari situ bukankah mereka hanya tinggal mencari tanggal baik untuk menikah?“Halo, Han?”“Halo, Pa. Lagi ngapain sama Mama?”Aku sedang menghubungi Papa, cinta pertama dalam hidupku.“Lagi di tempat usaha. Ini lagi nyuci bahan baku.”Seketika aku teringat akan usaha Papa yang kemarin baru saja diporak-porandakan Pak Akhtara secara diam-diam oleh preman sewaan. Lalu beliau keluar seperti pahlawan kesiangan dengan memberikan kucuran dana segar.Sayangnya, Papa tidak mengetahui hal ini. Karena aku masih menyembunyikannya.“Mama nggak ikutan?”“Nggak. M

    Last Updated : 2024-09-09
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Fitting Gaun Pernikahan

    “Aku udah ngobrol sama Merissa, kalau … kita sepakat untuk menikah dua minggu lagi. Dia minta yang penting kami sah menikah dulu. Soal resepsi … bisa kita bicarakan nanti enaknya gimana.”Aku tetap diam sembari menatap lantai marmer rumah ini.Ada rasa cemburu dan … tidak terima kala aku akan dimadu. Apalagi dengan sepupuku sendiri yang juga masih menjadi rivalku.Tapi … aku tidak boleh egois dan mengikuti rasa cemburuku yang tak bertepi ini. Juga dengan rasa cinta untuk Pak Akhtara yang harus mulai kutinggalkan perlahan-lahan.Kewarasanku dan nasib janinku jauh lebih berharga dari pada cemburu ini.“Tara, sebelum kamu menikahi Merissa, apa kamu udah periksain Jihan ke dokter terbaik yang ada di rumah sakit kita?” Papa Pak Akhtara bertanya.Aku tidak mendongak dan tetap menatap lantai marmer rumah. Terserah Pak Akhtara mau menjawab apa.“Udah, Pa. Dokter Arman bilang … kecil kemungkinan Jihan bisa ngasih aku keturunan.”Aku tersenyum tipis nan miris mendengar jawaban paling konyol yang

    Last Updated : 2024-09-10
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kamu Akan Terus Menjadi Milikku!

    "Apa kamu senang saya akan menikah sama Merissa?"Beliau masih memegang daguku agar tetap menatapnya dengan tangan kirinya tetap mendekapku dari belakang. Mata tajamnya yang terbingkai kacamata itu seperti menyimpan sebuah maksud yang tidak kuketahui pasti. "Karena setahu saya, kalau kamu memang mencintai saya, kamu nggak akan pernah ngizinin saya menikahi Merissa, Han! Bahkan kamu nggak akan pernah nyuruh saya menikahinya!""Kalaupun kita ada masalah, kamu pasti sekuat tenaga bakal yakinin saya kalau kamu benar! Bukan malah menghancurkan rumah tangga kita lalu nyuruh saya poligami!"Apa maksud Pak Akhtara berkata seperti ini?Sungguh aku tidak mengerti dengan jalan pikiran beliau. Kemarin beliau berkata jika sudah mantap untuk memilih Merissa ketimbang aku. Juga, berniat ingin membuatku hancur sehancir-hancurnya.Tapi mengapa sekarang justru bertanya dengan makna seakan-akan menyuruhku untuk menahan pernikahannya dengan Merissa?Aneh kan!?"Kalau kamu mencintai saya, mana mungkin ka

    Last Updated : 2024-09-11
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Sejauh Mungkin!

    Hari H pernikahan.Aku sudah terjaga sejak pukul dua dini hari untuk melakukan ibadah sepertiga malam seperti sebelum-sebelumnya. Namun ibadah malam kali ini, sedikit spesial karena aku terus bermunajat pada Ilahi agar diberi kelancaran untuk …. kabur!Ya, tepat di hari H pernikahan Pak Akhtara dan Merissa, aku berencana untuk kabur dari rumah ini.Ini seperti yang kurencanakan dengan Mbak Mini tempo hari setelah ia mengantarku ke dokter kandungan.Saat itu ……“Kalau Mbak Jihan punya rencana kayak gitu, aku tahu kapan waktu yang tepat untuk kabur dari kuasa Pak Akhtara.”“Kapan, Mbak Min?”“Tepat di hari pernikahan mereka digelar.”Aku berpikir sejenak mendengar jawaban Mbak Mini yang menurutku terlalu lama.“Kenapa harus nunggu waktu hari H pernikahan itu, Mbak Min?”Mbak Mini kemudian mengubah posisi duduk hingga menghadapku sepenuhnya.“Karena waktu itu, Mbak Jihan bisa keluar dari rumah tanpa ditanya macam-macam sama Imron. Dia nggak bakal ngecek barang apa aja yang kita masukin ke

    Last Updated : 2024-09-12
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jangan Sampai Jihan Pergi

    Kartu nomer baruku sudah siap di dalam dompet. Begitu juga dengan mahar pernikahan yang dulu Pak Akhtara berikan sudah kuletakkan di dalam tas.Sengaja aku hanya membawa mahar pernikahan saja agar tidak mencolok jika ingin kabur dari rumah ini. Hanya itu barang berharga yang kumiliki sekaligus kenang-kenangan dari beliau.Aku juga sudah menyiapkan uang secukupnya di dalam dompet. Itu adalah uang yang berada ATM yang Pak Akhtara berikan padaku.Meski isinya lumayan namun aku tidak mau mengambil kesempatan dalam kesempitan. Nanti, Tuhan pasti akan memampukan aku untuk mencari pundi-pundi rupiah itu sendiri.“Ayo, Mbak. Pak Akhtara pasti udah nungguin.” Mbak Mini berucap.Kemudian aku mengeluarkan kartu ATM berwarna kuning keemasan itu dan meletakkannya di atas nakas.Itu bukan milikku lagi ketika memutuskan untuk pergi dari kehidupannya. Dan itu artinya aku tidak berhak meminta nafkah lagi.Lalu aku menarik laci dan mengeluarkan sebuah kertas berisi tulisan …[Untuk Pak Akhtara. Selamat

    Last Updated : 2024-09-13
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   SAH!

    Di luar ruang rias, kami berdiri berhadapan dengan saling memandang. Sikap angkuhnya begitu kuat ditunjukkan. Berbeda denganku yang menatapnya santai dan cuek.“Akhtara itu cintanya sama Merissa! Kamu tuh cuma dipakai senang-senang doang! Ngerti kamu?!”Aku hanya memandangnya tanpa berbicara.“Aku ingetin ya, Han! Kalau mereka lagi berduaan, kamu jangan ganggu-ganggu! Biar Merissa cepat hamil! Awas kalau kamu ngerecokin Akhtara waktu lagi berduaan sama Merissa!”Masih tetap aku memandangnya tanpa menjawab.“Harusnya kamu tuh sadar diri! Kalau Akhtara mutusin poligami itu artinya dia udah bosan sama kamu! Kamu udah dianggap sampah!”“Keluarin apa yang mau Bude Rani omongin. Mumpung aku masih disini.” Tantangku tenang dengan tangan bersedekap.Aku tidak akan menunjukkan sikap lemah atau hancur hanya karena tekanannya. Akan kulawan dengan berani!“Kalau aku jadi kamu … mending minta cerai! Karena mau kamu binal model apapun, Akhtara nggak mungkin ngelirik kamu lagi! Tapi dasarannya kamu e

    Last Updated : 2024-09-13
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Tanpamu Lagi!

    Taksi yang kutumpangi bergerak cepat menuju Bandung meninggalkan Bogor.Tidak ada tanda-tanda orang asing mengikuti taksi ini. Aku sangat bersyukur karena kepergianku secara diam-diam akhirnya berjalan lancar.Ingin rasanya aku menghubungi Mbak Mini untuk bertanya …Apakah Pak Akhtara mencariku?Bagaimana dengan acara akad nikah keduanya?Namun aku teringat jika …“Mbak, jangan hubungi nomerku lebih dulu kalau bukan aku yang menghubungi. Biar Pak Akhtara ngertinya Mbak Jihan kabur karena usaha Mbak sendiri,” ucap Mbak Mini kemarin.Mungkin itu bisa berbahaya jika aku menghubungi Mbak Mini lebih dulu. Karena bisa dipastikan ketidakberadaanku di Bogor akan membuat Pak Akhtara menanyakan terus menerus hal ini pada Mbak Mini dan Rosita.Atau yang lebih parah ponsel mereka berdua akan dicek oleh Pak Akhtara.Jadi, aku harus mengurungkan niat untuk bertanya pada Mbak Mini dan Rosita tentang acara pernikahan Pak Akhtara dan Merissa.Bukankah jika aku sudah memutuskan untuk kabur dan membesark

    Last Updated : 2024-09-15
  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Terkabul Sangat Cepat

    Hari demi hari berlalu. Tidak terasa sudah satu minggu kami berada di Jogja. Tinggal di salah satu rumah Bude Irma yang kosong. Selama satu minggu ini pula, Papa, Mama, dan aku tidak keluar dari rumah jika tidak ada kepentingan yang mendesak. Juga, jika keluar rumah, kami selalu mengenakan masker.Alasannya sudah pasti siapa tahu ada yang mengenali wajah kami lalu mengabarkannya pada Pak Akhtara. Papa tidak mau pelarian dan persembunyian kami diketahui oleh orang yang juga mengenal Pak Akhtara dan keluarganya. "Rus, kalian udah sembunyi selama seminggu. Apa iya kalian bakal sembunyi terus?" Tanya Bude Irma saat bertandang ke rumah dengan membawa gudeg. "Tunggu aman dulu, Mbak Ir," jawab Papa."Sampai kapan amannya?"Kami sedang makan bersama di ruang tengah beralaskan tikar. Maklum, rumah ini tidak begitu besar. Papa nampak berpikir sejenak lalu berucap ... "Seenggaknya dua minggu lagi lah, Mbak Ir."Bude Irma menghela nafas lalu menatapku sekilas dan kembali menatap Papa."Jiha

    Last Updated : 2024-09-16

Latest chapter

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Bahagia Selamanya

    POV AKHTARA Satu tahun kemudian ... "Selamat, Pak. Bayinya lahir sehat. Perempuan."Aku yang sedang menemani Jihan melahirkan secara sesar itu pun tidak kuasa menahan haru dan bahagia karena kami dipercaya Tuhan untuk merawat cipataan-Nya yang sangat lucu dan menggemaskan.Adiknya Akhtira. Setelah suster membersihkan putri kami tercinta, aku segera menggendongnya. Lalu melafadzkan suara adzan di telinganya. Dengan mata berkaca-kaca, aku mencium pipinya penuh cinta. Lalu memberikannya pada Jihan yang masih terbaring di atas meja operasi. "Mau Ayah kasih nama siapa?""Aksara Badsah Ubaid."Kemudian Jihan terlihat sedikit memanyunkan bibir."Aku yang hamil susah payah, tapi nama kedua anakku mirip Ayah semua." Protesnya. "Ya udah saya ganti.""Diganti apa?""Aksara Febriana Ubaid."Jihan menganggukkan kepala setuju dengan melakukan skin ship bersama putri kami. "Namanya kelihatan ada ceweknya. Kalau yang pertama kayak laki-laki, Yah.""Apapun yang kamu mau, Sayang."Kemudian aku da

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Janji Tak Akan Berpisah Lagi

    POV AKHTARARumah megahku yang berada di Bogor terasa begitu sepi, dingin, dan mati. Tidak ada suara tawa atau celotehan Akhtira.Dulu aku mendiami rumah ini hanya untuk menaruh lelap, berganti pakaian, dan berpesta dengan rekan-rekan bisnis. Bukan sebagai tempat untuk melepas kepenatan atau mendulang kebahagiaan.“Dulu saya suka pulang ke rumah ini karena ada kamu, Han,” ucapku.Sambil bergelung dengan satu selimut yang sama dengan Jihan. Di kamar yang ia tempati dulu.“Gombal. Nyatanya Bapak juga masih keluar sama Merissa padahal ada saya di rumah.”Kemudian aku membawanya dalam pelukan hingga kulit kami saling bersentuhan.“Saya nemenin Merissa belanja doang. Dan sengaja pulang agak malam biar kamu cemburu.”Tangan Jihan kemudian memukul dadaku.“Jahat!”Aku tersenyum lalu mencium kening dan memeluknya.“Saya jahat sama kamu dan jahat sama diri saya sendiri. Saya pengen cepat pulang, ketemu kamu, lalu mendapatkan hak saya. Tapi saya sengaja ngulur-ngulur waktu biar kamu cemburu. Soa

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Ingin Kamu Padahal Masih Sore

    POV AKHTARA“Pa, aku sama Ayahnya Tira mau ke Bogor,” ucap Jihan ketika kami semua duduk di kursi meja makan.“Ngapain ke Bogor?!” Tanya Papanya Jihan ketus.Jihan yang sedang menyuapi Akhtira kemudian menatapku yang duduk di sebelah putraku itu.Kemudian Papanya Jihan langsung menatapku dengan ekspresi tidak suka.“Mau merencanakan apa lagi kamu, Akhtara?! Nggak usah bawa-bawa Jihan pergi jauh dari kami! Kami nggak percaya sama kamu!”Inilah alasan kuat mengapa Jihan dan Akhtira tidak diperbolehkan untuk tinggal seatap saja denganku. Mereka berpikir jika aku masihlah jahat seperti dulu. Dan sudah pasti aku harus sabar dan kuat menghadapi sikap mereka.“Aku khawatir kamu udah bikin rencana di Bogor lalu Jihan sama Tira nggak pulang-pulang! Kalau kamu mau ke Bogor, pergi aja sendiri sana!”“Meski Jihan udah kembali jadi hakmu, tapi aku sebagai Papanya nggak mau kejadian buruk itu kembali terulang!”Usai menelan makanan, aku menatap Papanya Jihan, mertuaku.Aku menyadari mengapa amarah b

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Saya Kangen Dia

    POV AKHTARA Dengan jarak sedekat ini sambil menatap wajah cantik Jihan, aku benar-benar terlena. Wanita yang ada di hadapanku saat ini telah resmi menjadi istriku, pendamping hidupku. Tidak ada kata terlarang untuk menyentuh wajahnya dengan kedua tanganku. Bahkan aku dihalalkan untuk menyentuhnya lebih dari ini. Andai tidak lupa akan janjiku untuk membuatnya nyaman terlebih dahulu, mungkin aku bisa memilikinya saat ini juga.Kemudian aku menurunkan kedua tangan dari wajahnya lalu berdiri dari bersimpu dan mundur dua langkah. Sungguh, berdekatan dengan Jihan membuat naluriku sebagai seorang pria tergugah sepenuhnya.Kini aku benar-benar tahu mengapa saat bersama Merissa, aku tidak pernah sukses menjadi pria sejati. Jawabannya sudah pasti karena aku tidak mencintai dia sama sekali dan hatiku benar-benar menginginkan Jihan seorang. "Kenapa, Pak?" Aku menggeleng sembari tersenyum. "Saya cuma mau kamu nyaman dulu, Han. Saya takut kalau nggak menjaga sikap, justru kamu yang terpaksa."

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Apakah Secepat Ini?

    POV AKHTARA Usiaku hampir menyentuh angka empat puluh lima tahun. Sedang Jihan masih berusia tiga puluh tahun. Perbedaan usia kami membuat ia lebih cocok menjadi keponakanku. Dan sebagai pria yang sudah berumur, siapa yang tidak senang jika memiliki istri yang masih muda, cantik, dan solehah?Inilah yang disebut dengan perhiasan dunia. Apalagi dia telah melahirkan keturunanku yang sehat dan tampan, Akhtira."Khilaf?" Tanya Jihan keheranan.Dengan bersedekap sambil menyandarkan punggung pada pintu kamar hotel yang kami tempati, aku fokus menikmati wajah cantik Jihan yang penuh dengan riasan pengantin dari kejauhan.Sungguh cantik!Lalu aku mengangguk sekilas. "Maksudnya?""Kalau kemarin saya cuma bisa mencintai kamu tanpa bisa memiliki, maka berbeda dengan sekarang. Saya boleh mencintai kamu sedalam apapun karena kamu resmi hanya akan menjadi milik saya aja, Han."Jihan nampak sedikit salah tingkah dengan ucapanku lalu dia membuang muka. Imut dan menggemaskan sekali.Andai aku tidak

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Jangan Lepaskan Jihan Lagi

    POV AKHTARA Aku sudah tidak merasa asing lagi dengan sebutan 'perjanjian pra nikah'. Karena ketika aku akan menikahi Jihan untuk kedua kalinya dan memberinya madu dengan menikahi Merissa, aku menggunakan perjanjian pra nikah dengan alasan untuk melindungi harta bendaku. Saat itu, aku mencampuradukkan hal yang disebut cinta dan sayang dengan racun bernama dendam. Hingga aku menganggap Jihan dan Merissa adalah sama-sama perempuan yang harus kuwaspadai mana kala akan mengeruk hartaku semata.Tapi ternyata, aku keliru besar. Karena saat menikahi Jihan untuk kedua kalinya, dia benar-benar sudah berubah. Hanya aku saja yang tidak menyadari. Hingga tega menduakannya dengan Merissa. "Aku restui niat baikmu kembali menikahi Jihan untuk ketiga kalinya, Akhtara."Aku langsung tersenyum lega dengan perasaan bahagia tiada terkira mendengar ucapan Papanya Jihan. Meski beliau mengatakannya dengan ekspresi yang datar dan acuh. "Agama cuma ngasih kamu batas menikahi Jihan hanya tiga kali. Dan jang

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Mari Berdamai

    POV AKHTARA Satu unit motor untuk kaum lelaki baru saja kubayar lunas. Dan kini motor itu tengah dinaikkan ke mobil pick up menuju alamat Farhan. "Apa Farhan mau menerimanya, Pak?" Tanya Faris yang duduk di sebelahku."Saya nggak peduli dia mau menerima hadiah dari saya atau nggak, Ris. Karena saya berniat memberikan hadiah itu sebagai ucapan terima kasih ia pernah berjasa dalam kehidupan Jihan dan Akhtira. Saya nggak mau jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Kami duduk bersebelahan dengan menatap proses motor seharga lima puluh juta itu akhirnya berhasil dinaikkan ke atas bak mobil. Segala kelengkapannya kuserahkan pada pihak penjual motor. "Kamu urus sisanya ya, Ris. Saya mau ketemu Tira."Kemudian aku menyetir mobil dan sengaja singgah sebentar ke salah satu mall untuk mengunjungi salah satu gerai yang menjual mainan. Apalagi jika bukan untuk membelikan Tira mainan baru. Putraku itu ternyata tidak mudah untuk didekati. Dan sepertinya aku harus membelikan mainan yang sangat m

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Kesempatan Terakhir

    POV AKHTARA Sepasang tiket VIP dari biro perjalanan ke tanah suci sudah siap di tangan. "Apa kamu yakin ini adalah cara terbaik bikin kedua orang tua Jihan mau merestui hubungan saya sama Jihan, Ris?" Tanyaku."Kita coba saja dulu, Pak. Kalau Bapak ngasih harta atau rumah baru, belum tentu orang tua Bu Jihan luluh. Justru marah yang iya. Tapi kalau hadiah sepaket perjalanan ke tanah suci, saya rasa itu adalah hadiah terbaik sepanjang masa."Apa yang dikatakan Faris ada benarnya. "Oke. Saya akan hubungi Jihan kalau nanti malam mau bertamu ke rumahnya.""Semoga semuanya lancar, Pak."Hampir satu minggu ini aku dan Faris berpikir tentang hadiah terbaik untuk kedua orang tua Jihan agar sudi menerimaku lagi. Dan pilihan kami jatuh pada tanah suci. Dan selama satu minggu itu pula, aku selalu memikirkan Jihan dan Akhtira. Apakah Jihan mendapat omongan yang tidak mengenakkan dari kedua orang tuanya karena memilihku?Ataukah semuanya baik-baik saja tidak seperti dugaanku?Sebab, satu minggu

  • Dari Pacar Sewaan, Berakhir di Pelaminan   Beri Saya Maaf

    POV AKHTARA“Maaf katamu?” Tanya Farhan dengan suara sinis.“Waktu Jihan merawat Akhtira sendirian, dihina orang lain perempuan nggak benar karena melahirkan tanpa suami, lalu Akhtira dihina anak haram, siapa yang jadi tameng untuk mereka heh?!”Aku tidak menjawab dan hanya menatap Farhan. Membiarkan dia menyelesaikan ucapannya. “Aku!” Dia menepuk dadanya dengan wajah benar-benar kesal.“Bukan kamu! Yang tiba-tiba datang ngambil semua yang aku usahakan!” ucapnya dengan menunjuk dadaku.“Kamu memang ayah kandung Akhtira, tapi aku yang lebih banyak berjasa ke mereka! Aku menyayangi mereka itu tulus!”“Dan Jihan nggak mungkin berpaling kalau bukan karena kamu pakai acara pura-pura mau mati! Biar apa, heh?! Dapat simpati Jihan dengan cara pintas? Iya?!”Kepalaku menggeleng dengan menatap Farhan yang begitu kecewa dan sakit hati.“Munafik!”“Saya nggak perlu menjelaskannya ke kamu karena saya tahu kamu nggak butuh itu, Far.”Tanpa berkata lagi, Farhan kemudian menaiki motornya dengan ekspr

DMCA.com Protection Status