Setelah mereka memilih meja,mereka pun memesan makanan,selama menunggu makanan tiba,Bulan pun menanyakan perihal sikap Mili yang aneh."Mas,kenapa dengan kak Mili,kok agak jutek gitu ya?"tanya Bulan yang sangat penasaran."maaf kan sikap Mili ya sayang,sejujur nya Mas ingin cerita sama kamu,tapi Mas takut kamu jadi kepikiran sayang,"jawab Bowo lesu."kenapa Mas,cerita aja!"ucap Bulan yang penasaran ingin tau."tapi Mas minta setelah Mas cerita,kamu jangan kepikiran ya sayang,dan jangan di masuk kan ke dalam hati juga fikiran kamu ya sayang,"sahut Bowo yang sebenar nya sangat kawatir."iya Mas gak apa-apa cerita aja!"ucap Bulan yang mendesak Bowo untuk bercerita.Sebelum bercerita Bowo pun menarik nafas panjang,dia sebenar nya ragu untuk bercerita,tapi karena Bulan terus mendesak akhir nya Bowo pun cerita,Bowo bercerita dengan sangat hati-hati,saat menceritakan nya pun hati Bowo merasa resah,dada nya terus berdebar debar,sedangkan Bulan mendengarkan nya dengan sangat serius."jadi sebe
Tapi sebelum sampai di tempat makan Jerry mencoba menepikan Mobil nya di pinggir jalan,dan hal itu membuat Mili bingung."Jerry kok kita berhenti di sini?"tanya Mili dengan raut wajah kebingungan."aku..,apa aku boleh cium kamu gadis ku?"tiba-tiba saja Jerry berkata seperti itu dan sontak Mili pun kaget."apa,cium,maaf aku gak bisa Jer,sorry ya..,emm..aku turun sini saja ya,bay..,"dengan cepat nya Mili keluar dari Mobil Jerry dan dia pun berlari secepat mungkin menuju ke tempat makan itu untuk mengambil Mobil nya,sedangkan Jerry tetap diam dan justru dia malah tertawa puas melihat kepanikan yang Mili tunjuk kan.[["pergi saja kau gadis bodoh,cuh..,"]] gumam Jerry dalam hati seraya meludah sembarang karena saat itu Jerry membuka kaca jendela Mobil nya.Sementara itu Mili ngos-ngosan ketika sudah masuk ke dalam Mobil nya,dia tidak menyangka kalau Jerry akan minta seperti itu,Mili merasa sangat ketakutan,dia pun berusaha mengatur nafas dan setelah itu Mili pun menyalakan mesin Mobil nya
Keesokan hari nya Mili sudah bersiap lebih awal,dia sudah menunggu di ruang tamu untuk berangkat ke rumah sakit,kali ini Mili sama sekali tidak merias diri,dia hanya mengikat rambut nya kuncir kuda dan juga pakaian sederhana,karena di pagi itu tidak ada semangat dalam diri Mili merias diri,yang ada dalam pikiran nya hanya ingin segera bertemu dengan Mama nya."Nak,sebaik nya kamu sarapan dulu!"ucap pak Kusuma,tanpa menjawab Mili hanya menggelengkan kepala nya,ayo Nak,nanti kamu sakit!"sekali lagi papa nya Mili berkata."Mili tidak lapar pa,kenapa Mas Bowo lama sekali,"ucap Mili yang mulai gelisah."sabar sayang,mungkin sebentar lagi Bowo sampai!"sahut pak Kusuma yang berusaha membuat Mili untuk tenang.Kegelisahan Mili semakin menjadi tatkala Bowo tidak kunjung datang,itu terlihat dari Mili yang mondar mandir keluar masuk rumah dan dia juga terus-terusan menatap jam di ponsel nya,tapi selang beberapa menit kemudian terdengar suara Mobil Bowo sudah berhenti di teras rumah pak Kusuma,so
"Nak kamu harus sabar ya,do'a kan Mama cepat sehat kembali,dan kita bisa berkumpul kembali menjadi keluarga yang utuh!"pak Kusuma membelai lembut rambut Mili,dan mendengar papa nya berucap seperti itu dia pun mengangguk lemah.Perasaan hati Mili sebenar nya sangat lah sakit,tapi dia juga sangat merindukan belaian dan kasih sayang dari seorang Ibu,bertahun-tahun lama nya dia hanya tau sosok seorang Ayah sekaligus Ibu bagi nya,dan kini saat dia tau Mama nya masih hidup kondisi nya pun tidak sehat,Mili mulai menyadari semua nya,dia mulai menyadari akan berat nya beban yang papa nya rasakan selama ini."pa,Mili minta maaf,Mili sudah kasar sama papa,selama bertahun-tahun papa merawat Mili seorang diri,pasti itu sangat berat bagi papa,bertahun-tahun juga papa berusaha merahasiakan penyakit kejiwaan Mama dari Mili,itu pasti sangat berat kan pa,maaf kan Mili ya pa,karena Mili sudah sangat egois pada papa,maaf ya pa!"Mili meratap sedih dan menyesal karena sudah emosi terhadap papa nya,semakin
Sekali lagi Mili memperhatikan jam di ponsel nya,dan ternyata jam besuk sudah tiba,maka dengan semangat Mili berangkat menuju rumah sakit,dia memesan taksi online dan taksi pesanan nya pun sudah menunggu di pelataran hotel,dengan senyum bahagia Mili mulai melangkah turun,karena posisi kamar hotel yang Mili sewa waktu itu berada di lantai 40.Setiba nya di bawah Mili langsung memasuki taksi pesanan nya itu dan taksi pun melaju dengan cepat menuju rumah sakit."kak maaf,untuk apa kakak ke rumah sakit jiwa?"tanya supir taksi itu tiba-tiba dengan iseng dan ke kepoan nya."oh,jenguk Mama saya Mas,"jawab Mili seraya tersenyum dengan bahagia."apa,jadi orang tuan nya kakak ini gila ya?"pertanyaan konyol supir taksi online itu membuat geram Mili."apa tadi Mas bilang,heh Mas jangan sembarangan ya kalau ngomong!"sahut Mili dengan sewot nya."lho kan kakak sendiri tadi yang bilang kalau Mama nya kakak sakit jiwa,jadi saya gak salah dong,"ucap supir taksi itu seraya cengengesan."huh...,"dengan
Mendengar semua cerita Bik Nah,hati Mili pun merasa tersentuh,ternyata sepahit itu kehidupan yang di alami Mama nya,berjuang melawan penyakit dan sampai akhir nya harus berakhir seperti ini.Saat mereka masih asik ngobrol datang seorang Dokter yang menghampiri kamar Bu Nala,sontak mereka berdua berdiri bersamaan."dengan keluarga Bu Nala ya?"tanya Dokter itu dengan ramah."iya Dokter,saya anak nya,"jawab Mili tegas."baiklah dek,ini surat rujukan nya sudah jadi dan pasien boleh di bawa ke rumah sakit yang berada di Ibu Kota pada hari senin yang akan datang!"ucap Dokter itu dengan tegas."dua hari lagi ya Dok?"tanya Mili seraya membaca sekilas isi dari surat rujukan itu."ini ada dokumen yang harus di tanda tangani sebagai persetujuan atas pengawasan selama perjalanan pindah ke rumah sakit tersebut,karena kami akan mengawal pasien hingga sampai di tujuan,"Dokter itu dengan gamblang menjelas kan nya."baik Dokter,ini yang harus mengisi papa saya atau saya boleh mewakili nya Dok?"tanya
Setelah Sholat maqrib selesai, mereka pun mengaji bersama, hal itu sudah rutin keluarga ini lakukan hingga solat isya tiba, Bulan sangat senang dan bangga bisa beribadah bersama dengan keluarga Bowo, dia pun ikut membaca ayat suci Al-Qur'an, Mendengar Bulan mengaji Bowo sangat kagum.Karena ternyata suara Bulan saat mengaji sangat lah merdu dan membuat hati merasa tenang, terdengar sejuk di telinga juga, tak lepas-lepas nya Bowo menatap Bulan dengan bangga.[["masya allah calon istriku, suara nya sangat merdu sekali, ternyata aku tidak salah pilih"]] gumam Bowo dalam hati masih terus menatap wajah Bulan.Kekaguman juga terucap dari para pekerja Bowo,mereka pun sangat kusyuk mendengar kan nya,hingga mereka terlarut dalam keheningan yang indah itu,Mak Ijah tampak berkaca-kaca dan ingin menangis mendengar nya,sangat menyentuh hati.Tapi di tengah kekusyukan mereka terdengar kumandang azan isya,dan Bulan pun harus berhenti mengaji dan melanjut kan sholat isya berjama'ah kembali,terlihat m
Dua bulan telah berlalu begitu cepat,sejak saat itu juga kesibukan Mili bertambah,karena dia lebih sering mengunjungi Mama nya di rumah sakit,terkadang Bowo dan Bulan juga menyempatkan diri untuk menjenguk Bu Nala.Kini kesibukan mereka sudah lebih padat lagi karena pembangunan jembatan telah di mulai,para Arsitek-Arsitek itu telah berkumpul untuk menuju ke lokasi pembangunan,namun sebelum nya warga sekitar sudah bergotong-royong untuk membantu mengumpul kan bahan material yang di butuh kan."ok gaes ini hari pertama kita memulai pembangunan,sebelum turun ke lapangan mari kita bersama-sama berdo'a terlebih dahulu!"ucap Bu Salsa yang sudah berdiri dengan tegap dan seksi di depan para partner-partner nya itu."siapa yang akan memimpin do'a?"tanya Tama."Bowo saja,silahkan!"jawab Bu Salsa yang langsung menunjuk Bowo,dan Bowo pun langsung memimpin do'a itu.Terlihat mereka semua tengah menunduk dan menengadah kan kedua tangan mereka kusyuk dalam do'a,setelah selesai berdo'a mereka langsun