Mendengar semua cerita Bik Nah,hati Mili pun merasa tersentuh,ternyata sepahit itu kehidupan yang di alami Mama nya,berjuang melawan penyakit dan sampai akhir nya harus berakhir seperti ini.Saat mereka masih asik ngobrol datang seorang Dokter yang menghampiri kamar Bu Nala,sontak mereka berdua berdiri bersamaan."dengan keluarga Bu Nala ya?"tanya Dokter itu dengan ramah."iya Dokter,saya anak nya,"jawab Mili tegas."baiklah dek,ini surat rujukan nya sudah jadi dan pasien boleh di bawa ke rumah sakit yang berada di Ibu Kota pada hari senin yang akan datang!"ucap Dokter itu dengan tegas."dua hari lagi ya Dok?"tanya Mili seraya membaca sekilas isi dari surat rujukan itu."ini ada dokumen yang harus di tanda tangani sebagai persetujuan atas pengawasan selama perjalanan pindah ke rumah sakit tersebut,karena kami akan mengawal pasien hingga sampai di tujuan,"Dokter itu dengan gamblang menjelas kan nya."baik Dokter,ini yang harus mengisi papa saya atau saya boleh mewakili nya Dok?"tanya
Setelah Sholat maqrib selesai, mereka pun mengaji bersama, hal itu sudah rutin keluarga ini lakukan hingga solat isya tiba, Bulan sangat senang dan bangga bisa beribadah bersama dengan keluarga Bowo, dia pun ikut membaca ayat suci Al-Qur'an, Mendengar Bulan mengaji Bowo sangat kagum.Karena ternyata suara Bulan saat mengaji sangat lah merdu dan membuat hati merasa tenang, terdengar sejuk di telinga juga, tak lepas-lepas nya Bowo menatap Bulan dengan bangga.[["masya allah calon istriku, suara nya sangat merdu sekali, ternyata aku tidak salah pilih"]] gumam Bowo dalam hati masih terus menatap wajah Bulan.Kekaguman juga terucap dari para pekerja Bowo,mereka pun sangat kusyuk mendengar kan nya,hingga mereka terlarut dalam keheningan yang indah itu,Mak Ijah tampak berkaca-kaca dan ingin menangis mendengar nya,sangat menyentuh hati.Tapi di tengah kekusyukan mereka terdengar kumandang azan isya,dan Bulan pun harus berhenti mengaji dan melanjut kan sholat isya berjama'ah kembali,terlihat m
Dua bulan telah berlalu begitu cepat,sejak saat itu juga kesibukan Mili bertambah,karena dia lebih sering mengunjungi Mama nya di rumah sakit,terkadang Bowo dan Bulan juga menyempatkan diri untuk menjenguk Bu Nala.Kini kesibukan mereka sudah lebih padat lagi karena pembangunan jembatan telah di mulai,para Arsitek-Arsitek itu telah berkumpul untuk menuju ke lokasi pembangunan,namun sebelum nya warga sekitar sudah bergotong-royong untuk membantu mengumpul kan bahan material yang di butuh kan."ok gaes ini hari pertama kita memulai pembangunan,sebelum turun ke lapangan mari kita bersama-sama berdo'a terlebih dahulu!"ucap Bu Salsa yang sudah berdiri dengan tegap dan seksi di depan para partner-partner nya itu."siapa yang akan memimpin do'a?"tanya Tama."Bowo saja,silahkan!"jawab Bu Salsa yang langsung menunjuk Bowo,dan Bowo pun langsung memimpin do'a itu.Terlihat mereka semua tengah menunduk dan menengadah kan kedua tangan mereka kusyuk dalam do'a,setelah selesai berdo'a mereka langsun
Kini Bulan kembali ke tenda dengan raut wajah yang sedikit cemberut,dia kembali duduk dan diam saja."mana Bowo?"tanya Bu Salsa."masih di pinggir sungai bersama kak Mili Bu,"jawab Bulan tersenyum datar."kenapa tidak di panggil,kita sudah mau menyebrang lho?"tanya Bu Salsa lagi."saya tidak ingin mengganggu kebersamaan mereka Bu,mungkin kita saja dulu!"sahut Bulan lesu."gak bisa,karena skema ada di laptop Bowo,ya sudah biyar Ibu saja yang memanggil mereka,"ucap Bu Salsa yang paham dengan kecemburuan Bulan.Setelah Bulan menggangguk setuju Bu Salsa pun beranjak menghampiri Bowo dan juga Mili yang berada di tepi sungai."gaes sudah saat nya kembali bekerja,kemon!"ucap Bu Salsa dengan suara lantang nya dari atas,mendengar suara Bu Salsa mereka berdua pun sontak memalingkan wajah nya menuju sumber suara,dan lantas mereka berdua sontak berdiri."baik Bu,kami ke sana,"sahut Bowo sama lantang nya karena posisi nya masih di bawah.Dengan tertatih-tatih Bowo dan juga Mili naik ke atas,saat M
Namun tetap tidak ada jawaban dari Mili,karena saat itu Mili tengah melamun melayang tinggi membayang kan dan berandai-andai kalau Mama nya sehat pasti dia akan mendapat kan perhatian dan kasih sayang yang lebih."Bu kak Mili sedang apa ya,kok gak ada jawaban juga?"tanya Bulan yang tampak panik."saya juga tidak tau Bulan,coba panggil sekali lagi!"jawab Bu Salsa sama panik nya dengan Bulan.Tok...Tok...Tok..."kak Mili tolong jawab kami,kakak baik-baik saja kan di dalam!"sekali lagi Bulan memanggil-manggil dan mengetuk pintu kamar mandi itu,dan terdengar jawaban dari dalam kamar mandi."i..iya,aku baik-baik saja kok,"jawaban Mili terdengar agak samar,namun setelah mendengar ada jawaban Bulan dan Bu Salsa pun menarik nafas lega."syukurlah kalau ada jawaban,"ucap Bu Salsa lega."iya Bu,setidak nya tidak terjadi apa-apa,"sahut Bulan yang juga mengelus dada nya lega.Karena mendengar kedua rekan nya memanggil,kini Mili pun mulai menyelesai kan mandi nya,dia dengan cepat membasuh seluru
Selesa sarapan mereka pun kembali ke kamar hotel untuk bersiap menuju ke proyek pembangunan jembatan, setelah semua siap lalu mereka berkumpul di loby hotel, kali ini mereka hanya memakai satu Mobil untuk ke proyek karena menurut mereka itu jauh lebih praktis, jarak antara proyek ke hotel membutuh kan waktu sekitar 30 menit, kali ini yang bertindak sebagai driver sudah pasti Bowo.Pagi itu jalanan terlihat sedikit agak macet karena hari minggu seperti biasa pada umum nya banyak sekali pelancong yang ingin melakukan liburan ke area sekitar jembatan yang sedang di bangun sekarang, mereka para pelancong biasa nya menikmati hari panjang mereka dengan bersantai di sekitar pinggiran sungai yang sejuk dan bersih itu, karena tak jauh dari sekitar jembatan itu terdapat area bermain yang suasana nya cukup asri."seperti nya orang-orang ini akan menuju ke arah yang sama dengan kita ya,"ucap Bowo yang mengomentari suasana pagi itu."iya,karena setiap sabtu atau pun minggu di sekitar sungai pasti
Setelah menunggu beberapa menit lama nya akhir nya Bulan keluar dari ruang pemeriksaan dengan membawa secarik kertas berisi resep obat yang harus di tebus di klinik tersebut,Bowo dengan cepat nya langsung menghampiri Bulan di ikuti oleh rekan-rekan yang lain nya."gimana sayang,apa kata Dokter?"tanya Bowo yang terlihat sangat cemas."gak apa-apa kok Mas,saya cuma kecapekan aja,jadi harus banyak istirahat,"jawab Bulan lemah."nah iya kan,benar kan yang aku bilang,lebih baik kamu istirahat saja dulu di hotel Bulan,jangan dulu ikut ke proyek!"sahut Bu Salsa menimpali nya."baik Bu,"sahut Bulan lirih."ya sudah lebih baik sekarang kita langsung ke Mobil saja biyar saya yang bantu tebus obat nya!"ucap Mili yang meminta kertas resep yang masih di pegang oleh Bulan."terima kasih ya Mbak!"sahut Bowo."sama-sama Mas,udah cepat bawa ke Mobil!"ucap Mili yang lalu beranjak pergi menuju ke apotik yang berada di klinik itu.Sementara itu Bowo dan Bu Salsa mendampingi Bulan untuk menuju ke Mobil,se
Setelah menutup jendela dan telfon Bowo tutup lalu Mili pun kembali mendekati Bulan yang tengah berbaring dengan posisi miring membelakangi Mili."Bulan,kamu tidur ya?"tanya Mili pelan-pelan.Sebenar nya Bulan mendengar kan sapaan Mili,tapi karena dia sedang menangis maka dia memilih diam dan berpura-pura tidur."Bulan kamu beneran tidur ya?"lagi-lagi Mili bertanya,karena tetap tidak ada jawaban maka Mili pun memakaikan selimut dan menutupi sebagian tubuh Bulan.[["Ya Allah berikan lah kesembuhan untuk Bulan,kasihan sekali dia,"]]gumam Mili dalam hati seraya menatap tubuh Bulan.Karena Mili fikir Bulan benar-benar sudah tidur,maka Mili pun meninggalkan Bulan dan duduk di atas sofa sambil mengecek ponsel nya.Sementara itu Bowo dan juga yang lain nya sudah selesai mengecek proyek,dan setelah mengecek proyek mereka melanjut kan ke tempat wisata yang sering di kunjungi oleh para pelancong di setiap akhir pekan."tempat ini lumayan bagus ya Bu,jika jembatan sudah selesai maka akses jalan