Keesokan hari nya Mili sudah bersiap lebih awal,dia sudah menunggu di ruang tamu untuk berangkat ke rumah sakit,kali ini Mili sama sekali tidak merias diri,dia hanya mengikat rambut nya kuncir kuda dan juga pakaian sederhana,karena di pagi itu tidak ada semangat dalam diri Mili merias diri,yang ada dalam pikiran nya hanya ingin segera bertemu dengan Mama nya."Nak,sebaik nya kamu sarapan dulu!"ucap pak Kusuma,tanpa menjawab Mili hanya menggelengkan kepala nya,ayo Nak,nanti kamu sakit!"sekali lagi papa nya Mili berkata."Mili tidak lapar pa,kenapa Mas Bowo lama sekali,"ucap Mili yang mulai gelisah."sabar sayang,mungkin sebentar lagi Bowo sampai!"sahut pak Kusuma yang berusaha membuat Mili untuk tenang.Kegelisahan Mili semakin menjadi tatkala Bowo tidak kunjung datang,itu terlihat dari Mili yang mondar mandir keluar masuk rumah dan dia juga terus-terusan menatap jam di ponsel nya,tapi selang beberapa menit kemudian terdengar suara Mobil Bowo sudah berhenti di teras rumah pak Kusuma,so
"Nak kamu harus sabar ya,do'a kan Mama cepat sehat kembali,dan kita bisa berkumpul kembali menjadi keluarga yang utuh!"pak Kusuma membelai lembut rambut Mili,dan mendengar papa nya berucap seperti itu dia pun mengangguk lemah.Perasaan hati Mili sebenar nya sangat lah sakit,tapi dia juga sangat merindukan belaian dan kasih sayang dari seorang Ibu,bertahun-tahun lama nya dia hanya tau sosok seorang Ayah sekaligus Ibu bagi nya,dan kini saat dia tau Mama nya masih hidup kondisi nya pun tidak sehat,Mili mulai menyadari semua nya,dia mulai menyadari akan berat nya beban yang papa nya rasakan selama ini."pa,Mili minta maaf,Mili sudah kasar sama papa,selama bertahun-tahun papa merawat Mili seorang diri,pasti itu sangat berat bagi papa,bertahun-tahun juga papa berusaha merahasiakan penyakit kejiwaan Mama dari Mili,itu pasti sangat berat kan pa,maaf kan Mili ya pa,karena Mili sudah sangat egois pada papa,maaf ya pa!"Mili meratap sedih dan menyesal karena sudah emosi terhadap papa nya,semakin
Sekali lagi Mili memperhatikan jam di ponsel nya,dan ternyata jam besuk sudah tiba,maka dengan semangat Mili berangkat menuju rumah sakit,dia memesan taksi online dan taksi pesanan nya pun sudah menunggu di pelataran hotel,dengan senyum bahagia Mili mulai melangkah turun,karena posisi kamar hotel yang Mili sewa waktu itu berada di lantai 40.Setiba nya di bawah Mili langsung memasuki taksi pesanan nya itu dan taksi pun melaju dengan cepat menuju rumah sakit."kak maaf,untuk apa kakak ke rumah sakit jiwa?"tanya supir taksi itu tiba-tiba dengan iseng dan ke kepoan nya."oh,jenguk Mama saya Mas,"jawab Mili seraya tersenyum dengan bahagia."apa,jadi orang tuan nya kakak ini gila ya?"pertanyaan konyol supir taksi online itu membuat geram Mili."apa tadi Mas bilang,heh Mas jangan sembarangan ya kalau ngomong!"sahut Mili dengan sewot nya."lho kan kakak sendiri tadi yang bilang kalau Mama nya kakak sakit jiwa,jadi saya gak salah dong,"ucap supir taksi itu seraya cengengesan."huh...,"dengan
Mendengar semua cerita Bik Nah,hati Mili pun merasa tersentuh,ternyata sepahit itu kehidupan yang di alami Mama nya,berjuang melawan penyakit dan sampai akhir nya harus berakhir seperti ini.Saat mereka masih asik ngobrol datang seorang Dokter yang menghampiri kamar Bu Nala,sontak mereka berdua berdiri bersamaan."dengan keluarga Bu Nala ya?"tanya Dokter itu dengan ramah."iya Dokter,saya anak nya,"jawab Mili tegas."baiklah dek,ini surat rujukan nya sudah jadi dan pasien boleh di bawa ke rumah sakit yang berada di Ibu Kota pada hari senin yang akan datang!"ucap Dokter itu dengan tegas."dua hari lagi ya Dok?"tanya Mili seraya membaca sekilas isi dari surat rujukan itu."ini ada dokumen yang harus di tanda tangani sebagai persetujuan atas pengawasan selama perjalanan pindah ke rumah sakit tersebut,karena kami akan mengawal pasien hingga sampai di tujuan,"Dokter itu dengan gamblang menjelas kan nya."baik Dokter,ini yang harus mengisi papa saya atau saya boleh mewakili nya Dok?"tanya
Setelah Sholat maqrib selesai, mereka pun mengaji bersama, hal itu sudah rutin keluarga ini lakukan hingga solat isya tiba, Bulan sangat senang dan bangga bisa beribadah bersama dengan keluarga Bowo, dia pun ikut membaca ayat suci Al-Qur'an, Mendengar Bulan mengaji Bowo sangat kagum.Karena ternyata suara Bulan saat mengaji sangat lah merdu dan membuat hati merasa tenang, terdengar sejuk di telinga juga, tak lepas-lepas nya Bowo menatap Bulan dengan bangga.[["masya allah calon istriku, suara nya sangat merdu sekali, ternyata aku tidak salah pilih"]] gumam Bowo dalam hati masih terus menatap wajah Bulan.Kekaguman juga terucap dari para pekerja Bowo,mereka pun sangat kusyuk mendengar kan nya,hingga mereka terlarut dalam keheningan yang indah itu,Mak Ijah tampak berkaca-kaca dan ingin menangis mendengar nya,sangat menyentuh hati.Tapi di tengah kekusyukan mereka terdengar kumandang azan isya,dan Bulan pun harus berhenti mengaji dan melanjut kan sholat isya berjama'ah kembali,terlihat m
Dua bulan telah berlalu begitu cepat,sejak saat itu juga kesibukan Mili bertambah,karena dia lebih sering mengunjungi Mama nya di rumah sakit,terkadang Bowo dan Bulan juga menyempatkan diri untuk menjenguk Bu Nala.Kini kesibukan mereka sudah lebih padat lagi karena pembangunan jembatan telah di mulai,para Arsitek-Arsitek itu telah berkumpul untuk menuju ke lokasi pembangunan,namun sebelum nya warga sekitar sudah bergotong-royong untuk membantu mengumpul kan bahan material yang di butuh kan."ok gaes ini hari pertama kita memulai pembangunan,sebelum turun ke lapangan mari kita bersama-sama berdo'a terlebih dahulu!"ucap Bu Salsa yang sudah berdiri dengan tegap dan seksi di depan para partner-partner nya itu."siapa yang akan memimpin do'a?"tanya Tama."Bowo saja,silahkan!"jawab Bu Salsa yang langsung menunjuk Bowo,dan Bowo pun langsung memimpin do'a itu.Terlihat mereka semua tengah menunduk dan menengadah kan kedua tangan mereka kusyuk dalam do'a,setelah selesai berdo'a mereka langsun
Kini Bulan kembali ke tenda dengan raut wajah yang sedikit cemberut,dia kembali duduk dan diam saja."mana Bowo?"tanya Bu Salsa."masih di pinggir sungai bersama kak Mili Bu,"jawab Bulan tersenyum datar."kenapa tidak di panggil,kita sudah mau menyebrang lho?"tanya Bu Salsa lagi."saya tidak ingin mengganggu kebersamaan mereka Bu,mungkin kita saja dulu!"sahut Bulan lesu."gak bisa,karena skema ada di laptop Bowo,ya sudah biyar Ibu saja yang memanggil mereka,"ucap Bu Salsa yang paham dengan kecemburuan Bulan.Setelah Bulan menggangguk setuju Bu Salsa pun beranjak menghampiri Bowo dan juga Mili yang berada di tepi sungai."gaes sudah saat nya kembali bekerja,kemon!"ucap Bu Salsa dengan suara lantang nya dari atas,mendengar suara Bu Salsa mereka berdua pun sontak memalingkan wajah nya menuju sumber suara,dan lantas mereka berdua sontak berdiri."baik Bu,kami ke sana,"sahut Bowo sama lantang nya karena posisi nya masih di bawah.Dengan tertatih-tatih Bowo dan juga Mili naik ke atas,saat M
Namun tetap tidak ada jawaban dari Mili,karena saat itu Mili tengah melamun melayang tinggi membayang kan dan berandai-andai kalau Mama nya sehat pasti dia akan mendapat kan perhatian dan kasih sayang yang lebih."Bu kak Mili sedang apa ya,kok gak ada jawaban juga?"tanya Bulan yang tampak panik."saya juga tidak tau Bulan,coba panggil sekali lagi!"jawab Bu Salsa sama panik nya dengan Bulan.Tok...Tok...Tok..."kak Mili tolong jawab kami,kakak baik-baik saja kan di dalam!"sekali lagi Bulan memanggil-manggil dan mengetuk pintu kamar mandi itu,dan terdengar jawaban dari dalam kamar mandi."i..iya,aku baik-baik saja kok,"jawaban Mili terdengar agak samar,namun setelah mendengar ada jawaban Bulan dan Bu Salsa pun menarik nafas lega."syukurlah kalau ada jawaban,"ucap Bu Salsa lega."iya Bu,setidak nya tidak terjadi apa-apa,"sahut Bulan yang juga mengelus dada nya lega.Karena mendengar kedua rekan nya memanggil,kini Mili pun mulai menyelesai kan mandi nya,dia dengan cepat membasuh seluru