Beranda / Romansa / Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya / Bab - 59. Pertemuan ibu dan anak

Share

Bab - 59. Pertemuan ibu dan anak

Penulis: Irfan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-16 14:09:28

Keesokan hari nya Mili sudah bersiap lebih awal,dia sudah menunggu di ruang tamu untuk berangkat ke rumah sakit,kali ini Mili sama sekali tidak merias diri,dia hanya mengikat rambut nya kuncir kuda dan juga pakaian sederhana,karena di pagi itu tidak ada semangat dalam diri Mili merias diri,yang ada dalam pikiran nya hanya ingin segera bertemu dengan Mama nya.

"Nak,sebaik nya kamu sarapan dulu!"ucap pak Kusuma,tanpa menjawab Mili hanya menggelengkan kepala nya,ayo Nak,nanti kamu sakit!"sekali lagi papa nya Mili berkata.

"Mili tidak lapar pa,kenapa Mas Bowo lama sekali,"ucap Mili yang mulai gelisah.

"sabar sayang,mungkin sebentar lagi Bowo sampai!"sahut pak Kusuma yang berusaha membuat Mili untuk tenang.

Kegelisahan Mili semakin menjadi tatkala Bowo tidak kunjung datang,itu terlihat dari Mili yang mondar mandir keluar masuk rumah dan dia juga terus-terusan menatap jam di ponsel nya,tapi selang beberapa menit kemudian terdengar suara Mobil Bowo sudah berhenti di teras rumah pak Kusuma,so
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 60. Mama Mili kembali

    "Nak kamu harus sabar ya,do'a kan Mama cepat sehat kembali,dan kita bisa berkumpul kembali menjadi keluarga yang utuh!"pak Kusuma membelai lembut rambut Mili,dan mendengar papa nya berucap seperti itu dia pun mengangguk lemah.Perasaan hati Mili sebenar nya sangat lah sakit,tapi dia juga sangat merindukan belaian dan kasih sayang dari seorang Ibu,bertahun-tahun lama nya dia hanya tau sosok seorang Ayah sekaligus Ibu bagi nya,dan kini saat dia tau Mama nya masih hidup kondisi nya pun tidak sehat,Mili mulai menyadari semua nya,dia mulai menyadari akan berat nya beban yang papa nya rasakan selama ini."pa,Mili minta maaf,Mili sudah kasar sama papa,selama bertahun-tahun papa merawat Mili seorang diri,pasti itu sangat berat bagi papa,bertahun-tahun juga papa berusaha merahasiakan penyakit kejiwaan Mama dari Mili,itu pasti sangat berat kan pa,maaf kan Mili ya pa,karena Mili sudah sangat egois pada papa,maaf ya pa!"Mili meratap sedih dan menyesal karena sudah emosi terhadap papa nya,semakin

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-16
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 61. Hari-hari Mili bersama mamanya.

    Sekali lagi Mili memperhatikan jam di ponsel nya,dan ternyata jam besuk sudah tiba,maka dengan semangat Mili berangkat menuju rumah sakit,dia memesan taksi online dan taksi pesanan nya pun sudah menunggu di pelataran hotel,dengan senyum bahagia Mili mulai melangkah turun,karena posisi kamar hotel yang Mili sewa waktu itu berada di lantai 40.Setiba nya di bawah Mili langsung memasuki taksi pesanan nya itu dan taksi pun melaju dengan cepat menuju rumah sakit."kak maaf,untuk apa kakak ke rumah sakit jiwa?"tanya supir taksi itu tiba-tiba dengan iseng dan ke kepoan nya."oh,jenguk Mama saya Mas,"jawab Mili seraya tersenyum dengan bahagia."apa,jadi orang tuan nya kakak ini gila ya?"pertanyaan konyol supir taksi online itu membuat geram Mili."apa tadi Mas bilang,heh Mas jangan sembarangan ya kalau ngomong!"sahut Mili dengan sewot nya."lho kan kakak sendiri tadi yang bilang kalau Mama nya kakak sakit jiwa,jadi saya gak salah dong,"ucap supir taksi itu seraya cengengesan."huh...,"dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 62. Bulan di rumah Bowo

    Mendengar semua cerita Bik Nah,hati Mili pun merasa tersentuh,ternyata sepahit itu kehidupan yang di alami Mama nya,berjuang melawan penyakit dan sampai akhir nya harus berakhir seperti ini.Saat mereka masih asik ngobrol datang seorang Dokter yang menghampiri kamar Bu Nala,sontak mereka berdua berdiri bersamaan."dengan keluarga Bu Nala ya?"tanya Dokter itu dengan ramah."iya Dokter,saya anak nya,"jawab Mili tegas."baiklah dek,ini surat rujukan nya sudah jadi dan pasien boleh di bawa ke rumah sakit yang berada di Ibu Kota pada hari senin yang akan datang!"ucap Dokter itu dengan tegas."dua hari lagi ya Dok?"tanya Mili seraya membaca sekilas isi dari surat rujukan itu."ini ada dokumen yang harus di tanda tangani sebagai persetujuan atas pengawasan selama perjalanan pindah ke rumah sakit tersebut,karena kami akan mengawal pasien hingga sampai di tujuan,"Dokter itu dengan gamblang menjelas kan nya."baik Dokter,ini yang harus mengisi papa saya atau saya boleh mewakili nya Dok?"tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-17
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 63. Rumah sakit baru

    Setelah Sholat maqrib selesai, mereka pun mengaji bersama, hal itu sudah rutin keluarga ini lakukan hingga solat isya tiba, Bulan sangat senang dan bangga bisa beribadah bersama dengan keluarga Bowo, dia pun ikut membaca ayat suci Al-Qur'an, Mendengar Bulan mengaji Bowo sangat kagum.Karena ternyata suara Bulan saat mengaji sangat lah merdu dan membuat hati merasa tenang, terdengar sejuk di telinga juga, tak lepas-lepas nya Bowo menatap Bulan dengan bangga.[["masya allah calon istriku, suara nya sangat merdu sekali, ternyata aku tidak salah pilih"]] gumam Bowo dalam hati masih terus menatap wajah Bulan.Kekaguman juga terucap dari para pekerja Bowo,mereka pun sangat kusyuk mendengar kan nya,hingga mereka terlarut dalam keheningan yang indah itu,Mak Ijah tampak berkaca-kaca dan ingin menangis mendengar nya,sangat menyentuh hati.Tapi di tengah kekusyukan mereka terdengar kumandang azan isya,dan Bulan pun harus berhenti mengaji dan melanjut kan sholat isya berjama'ah kembali,terlihat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 64. Proyek telah di mulai

    Dua bulan telah berlalu begitu cepat,sejak saat itu juga kesibukan Mili bertambah,karena dia lebih sering mengunjungi Mama nya di rumah sakit,terkadang Bowo dan Bulan juga menyempatkan diri untuk menjenguk Bu Nala.Kini kesibukan mereka sudah lebih padat lagi karena pembangunan jembatan telah di mulai,para Arsitek-Arsitek itu telah berkumpul untuk menuju ke lokasi pembangunan,namun sebelum nya warga sekitar sudah bergotong-royong untuk membantu mengumpul kan bahan material yang di butuh kan."ok gaes ini hari pertama kita memulai pembangunan,sebelum turun ke lapangan mari kita bersama-sama berdo'a terlebih dahulu!"ucap Bu Salsa yang sudah berdiri dengan tegap dan seksi di depan para partner-partner nya itu."siapa yang akan memimpin do'a?"tanya Tama."Bowo saja,silahkan!"jawab Bu Salsa yang langsung menunjuk Bowo,dan Bowo pun langsung memimpin do'a itu.Terlihat mereka semua tengah menunduk dan menengadah kan kedua tangan mereka kusyuk dalam do'a,setelah selesai berdo'a mereka langsun

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-18
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 65. Bulan cemburu

    Kini Bulan kembali ke tenda dengan raut wajah yang sedikit cemberut,dia kembali duduk dan diam saja."mana Bowo?"tanya Bu Salsa."masih di pinggir sungai bersama kak Mili Bu,"jawab Bulan tersenyum datar."kenapa tidak di panggil,kita sudah mau menyebrang lho?"tanya Bu Salsa lagi."saya tidak ingin mengganggu kebersamaan mereka Bu,mungkin kita saja dulu!"sahut Bulan lesu."gak bisa,karena skema ada di laptop Bowo,ya sudah biyar Ibu saja yang memanggil mereka,"ucap Bu Salsa yang paham dengan kecemburuan Bulan.Setelah Bulan menggangguk setuju Bu Salsa pun beranjak menghampiri Bowo dan juga Mili yang berada di tepi sungai."gaes sudah saat nya kembali bekerja,kemon!"ucap Bu Salsa dengan suara lantang nya dari atas,mendengar suara Bu Salsa mereka berdua pun sontak memalingkan wajah nya menuju sumber suara,dan lantas mereka berdua sontak berdiri."baik Bu,kami ke sana,"sahut Bowo sama lantang nya karena posisi nya masih di bawah.Dengan tertatih-tatih Bowo dan juga Mili naik ke atas,saat M

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 66. menginap di hotel

    Namun tetap tidak ada jawaban dari Mili,karena saat itu Mili tengah melamun melayang tinggi membayang kan dan berandai-andai kalau Mama nya sehat pasti dia akan mendapat kan perhatian dan kasih sayang yang lebih."Bu kak Mili sedang apa ya,kok gak ada jawaban juga?"tanya Bulan yang tampak panik."saya juga tidak tau Bulan,coba panggil sekali lagi!"jawab Bu Salsa sama panik nya dengan Bulan.Tok...Tok...Tok..."kak Mili tolong jawab kami,kakak baik-baik saja kan di dalam!"sekali lagi Bulan memanggil-manggil dan mengetuk pintu kamar mandi itu,dan terdengar jawaban dari dalam kamar mandi."i..iya,aku baik-baik saja kok,"jawaban Mili terdengar agak samar,namun setelah mendengar ada jawaban Bulan dan Bu Salsa pun menarik nafas lega."syukurlah kalau ada jawaban,"ucap Bu Salsa lega."iya Bu,setidak nya tidak terjadi apa-apa,"sahut Bulan yang juga mengelus dada nya lega.Karena mendengar kedua rekan nya memanggil,kini Mili pun mulai menyelesai kan mandi nya,dia dengan cepat membasuh seluru

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-19
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 67. Kendala di proyek

    Selesa sarapan mereka pun kembali ke kamar hotel untuk bersiap menuju ke proyek pembangunan jembatan, setelah semua siap lalu mereka berkumpul di loby hotel, kali ini mereka hanya memakai satu Mobil untuk ke proyek karena menurut mereka itu jauh lebih praktis, jarak antara proyek ke hotel membutuh kan waktu sekitar 30 menit, kali ini yang bertindak sebagai driver sudah pasti Bowo.Pagi itu jalanan terlihat sedikit agak macet karena hari minggu seperti biasa pada umum nya banyak sekali pelancong yang ingin melakukan liburan ke area sekitar jembatan yang sedang di bangun sekarang, mereka para pelancong biasa nya menikmati hari panjang mereka dengan bersantai di sekitar pinggiran sungai yang sejuk dan bersih itu, karena tak jauh dari sekitar jembatan itu terdapat area bermain yang suasana nya cukup asri."seperti nya orang-orang ini akan menuju ke arah yang sama dengan kita ya,"ucap Bowo yang mengomentari suasana pagi itu."iya,karena setiap sabtu atau pun minggu di sekitar sungai pasti

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-20

Bab terbaru

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 85. Kejahatan pak de jono dan seto

    Tapi Mak Ijah curiga dengan pakde Jono,karena untuk apa pakde Jono mengambil foto guci-guci di ruang tamu rumah majikan nya itu,Mak Ijah terus melanjutkan pekerjaan nya,seperti biasa Mak Ijah mengelap semua perabot yang berada di ruang tamu itu,lalu menyapu dan mengepel lantai nya hingga bersih,lalu Mak Ijah menyalakan wewangian elektrik yang di pasang di ruang tamu itu,agar ruang tamu selalu harum dan segar.Setelah Mak Ijah selesai membersihkan ruang tamu,dia pun menemui suami nya yaitu pak Tono yang sedang bersih-bersih rumput di halaman belakang."Pak,tau gak tadi Ibu lihat apa?"tanya Mak Ijah serius."Ya mana saya tau Bu,kan dari tadi bapak di sini,"jawab pak Tono yang masih sibuk dengan pekerjaan nya."Ibu tadi mergokin pakde satpam di ruang tamu pak,"sahut Mak Ijah serius."Terus kalau pakde satpam di ruang tamu kenapa Bu?"tanya pak Tono datar."Ya gak apa-apa sih pak,tapi yang aneh nya Ibu lihat,pakde satpam itu mengambil foto guci-guci mahal milik Den Bowo pak,"jawab Mak Ijah

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 84. Ada apa demgan pak de Jono

    Keesokan harinya setelah solat subuh Bowo pun mengecek kembali pintu gerbang rumah nya yang penyok itu,dia pun berfikir untuk memperbaiki nya dan memasang dengan bahan yang lebih tebal lagi,lalu datanglah pakde Jono yang menghampiri Bowo."Orang-orang itu kurang ajar sekali ya Le,"ucap pakde Jono yang berdiri di samping Bowo sambil menatap pintu gerbang yang penyok itu."Iya pakde,tapi yang buat saya bingung untuk apa mereka melakukan ini semua kepada saya?"sahut Bowo yang bingung dan bertanya-tanya sendiri."coba kamu ingat-ingat lagi,apa ada orang yang pernah kamu sakiti Le?"tanya pakde Jono serius,Bowo pun terdiam sejenak dan dia mengingat-ingat nya,tapi karena tidak pernah ada orang yang dia sakiti,maka dia pun bingung lagi."saya tidak pernah menyakiti siapa pun pakde,"jawab Bowo penuh keyakinan."kamu yakin Le?"pakde Jono pun meyakinkan sekali lagi."iya pakde saya yakin,"sahut Bowo dengan jelas.Dan mereka pun terdiam masih memandangi pintu gerbang itu,terlihat pakde Jono yang

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 83. Siapa mereka

    "bagaimana Dok, Abah sakit apa?" tanya Bowo serius."Beliau kurang tidur Mas, dan banyak fikiran,"jawab Dokter Bram serius, mendengar Jawaban Dokter Bram seketika Bowo pun menarik nafas berat."Lalu bagaimana Dok?" tanya Bowo yang meminta solusi pada Dokter Bram."Saya akan berikan obat nya nanti, karena kondisi beliau sangat lemah, maka saya infus gak apa-apa ya Mas?" tanya Dokter Bram yang meminta persetujuan dari Bowo."Ok Dok,lakukan yang terbaik agar Abah sehat kembali Dok!" jawab Bowo tegas."Ok," dan dengan cekatan Dokter Bram pun memasang selang infus di tangan Abah Jaya karena Dokter Bram sudah mempersiapkan semua nya sebelum nya.Terlihat Abah Jaya yang sudah pasrah dengan apa yang Dokter itu lakukan karena beliau sudah merasa tubuh nya sangat lemah, Abah Jaya memang tidak pernah tidur sepanjang malam sejak Bulan sang putri kesayangan nya itu meninggal, beliau tidak henti-henti nya berdo'a dan berzikir setiap hari,beliau meratapi nasib nya yang kini hanya tinggal seorang dir

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 82. Kesehatan Abah Jaya

    "Mili juga ikut dalam proyek itu,apa aku gak salah dengar?"tanya Seto kepada kedua teman nya itu."iya bro,mereka satu tim,"jawab Nero yang tau banyak tentang proyek itu."lalu apa peran cowok kampung itu di proyek pembangunan jembatan itu,apa elu tau Nero?"tanya Seto serius."dia punya peran penting di sana bro,"jawab Boy menimpali nya."ya apa peran dia di sana to*ol,"sahut Seto sambil menoel kepala Boy,hingga Boy nyengir kesakitan,karena dia menoel nya dengan kasar."yang gue tau,Bowo itu punya keahlian dalam bidang desain patung dan bangunan yang berskala besar,jadi dia bisa di bilang punya peran utama di proyek itu,"sahut Nero serius."oh,jadi dia punya keahlian,ok lah kalau begitu,kita lihat saja nanti,apa dia akan bertahan sebagai Mahasiswa teladan di kampus ini,"ucap Seto dengan tatapan bengis nya.Entah dendam apa yang Seto pendam kepada Bowo sehingga dia sebenci itu kepada Bowo,setelah itu mereka bertiga pun kembali ke kelas mereka untuk mengikuti mata kuliah.Sementara itu

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 81. Bowo kembali ke kampus

    Keesokan hari nya Bowo bangun seperti biasa nya,dia mulai menjalani aktifitas pagi nya seperti biasa,walau tetap saja bayang-bayang sang istri tercinta masih terus teringat namun dia berfikir untuk tidak terus-terusan larut dalam duka,pakaian rapi dan juga wangi sudah Bowo kenakan pagi itu,karena dia akan menjalani aktifitas nya di kampus lagi."selamat pagi Den Bowo!"sapa Mak Ijah dengan ramah."pagi Mak,"balas Bowo sama ramah nya."pagi ini mau sarapan apa Den?"tanya Mak Ijah yang berdiri di samping Bowo dengan sapu dan lap di tangan nya."saya sarapan di kampus saja Mak,soal nya saya buru-buru,"sahut Bowo sambil merapikan lagi pakaian nya."oh ya sudah kalau begitu Den,hati-hati di jalan ya Den,semangat!"ucap Mak Ijah yang memberikan semangat pada Bowo sang majikan."terima kasih Mak,"sahut Bowo yang tersenyum kepada Mak Ijah.Setelah itu Bowo berpamitan kepada Mak Ijah dan lalu dia melangkah keluar menuju ke garasi Mobil nya,tapi saat sampai di garasi ternyata pakde Jono sudah men

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 80. Hari sepi yang Bowo lalui

    Hari-hari telah Bowo lewati dan minggu pun telah berlalu begitu cepat,tidak mudah bagi Bowo untuk melupakan semua kenangan indah nya bersama Bulan,setiap hari Bowo selalu mendatangi makam istri tercinta nya,sehingga makam Bulan selalu terlihat segar dan wangi karena di taburi bunga-bunga yang harum di setiap hari nya oleh Bowo.[["sayang,Mas yakin kamu sudah bahagia di sana,beristirahat lah dengan tenang sayang,tunggu Mas di surga ya sayang,"]] gumam Bowo dalam hati seraya menaburkan bunga mawar yang telah di beri wewangian.Tak lama kemudian datang juga Abah Jaya yang di temani oleh Bik Inah,dengan langkah yang sudah mulai lemah Abah Jaya di tuntun Bik Inah menuju ke makam."Nak Bowo ada di sini juga?"sapa Abah Jaya yang bertanya dengan lirih dan lalu Bowo pun menoleh kan pandangan nya menuju sumber suara."Abah!"sapa Bowo kembali yang lalu mencium punggung tangan Abah mertua nya itu."sudah lama kamu di sini Nak Bowo?"tanya Abah Jaya."lumayan lama Bah,karena di rumah sedang tidak a

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 79. pemakaman Bulan.

    Setelah beberapa menit berlalu,akhir nya Mobil jenazah pun sampai di rumah duka,suasana haru sudah menyelimuti kedatangan jenazah Bulan,begitu juga dengan Abah Jaya yang sudah tidak bisa berkata apa-apa,di temani saudara dan juga sahabat nya pak Kusuma,beliau hanya terdiam dan terus-terusan berzikir agar diri nya kuat.Suara sirine Ambulance yang sebelum nya terdengar sangat lantang,kini suara itu telah terhenti,Abah Jaya mulai keluar dari dalam rumah nya,beliau menghampiri peti jenazah sang putri tercinta nya itu."Anak Abah,Neng cantik!"ucap Abah Jaya yang sudah bercucuran air mata.Setelah itu peti jenazah pun mulai di masuk kan kedalam rumah duka,susana haru sudah mulai terlihat,sahabat dan semua pekerja Bulan sudah menangis sedih,mereka semua meratapi kepergian sang majikan muda nya itu,sungguh hal yang tidak mereka sangka,hari bahagia Bulan berubah menjadi duka cita.makin "Nak Bowo,iklas kan Nak Bulan,agar kepergian nya tidak terbebani,Abah sudah pasrah dengan ini semua,"ucap A

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 78. Kepergian bulan selamanya

    Hari telah berganti,sepekan sudah Bulan terbujur koma di rumah sakit,sejak hari itu juga Bowo belum sehari pun pulang ke rumah nya,banyak dari para sahabat termasuk Bu Salsa dan juga kedua rekan Arsitek nya itu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Bulan,para Asisten rumah tangga mereka pun juga bergantian menjenguk ke rumah sakit."Bowo,kamu harus sabar,kami do'a kan semoga Bulan cepat sadar dari koma nya dan cepat sembuh kembali!"ucap Bu Salsa yang saat itu berada di rumah sakit."Aamiin Bu,terima kasih Ibu dan bapak semua sudah berkenan hadir untuk menjenguk istri saya!"sahut Bowo yang saat itu masih sedih,namun tidak selesu sebelum nya."sama-sama Bowo,kami ini kan rekan kerja Bulan,kami juga sudah sangat rindu dengan kebersamaan kita di proyek,"Tama menimpali nya."betul sekali Bowo,"sahut Boby yang juga membenarkan kata-kata Tama.Suport dan dukungan untuk Bowo telah rekan-rekan nya berikan,begitu juga do'a-do'a yang tiada henti dari para penjenguk,tidak hanya sahabat dan rekan

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 77. Bulan masih kritis

    Sambil menangis dan memukul-mukul kan kepalan tangan nya dengan pelan ke dinding,Bowo pun meratapi nasib pernikahan nya,dia tidak ingin kehilangan orang yang di sayangi untuk kedua kali nya."Nak Bowo sabar ya,semua ini sudah takdir Tuhan Nak!"ucap pak Kusuma seraya mengusap punggung Bowo dengan lembut."Mas harus sabar,Mas tidak boleh seperti ini,lebih baik Mas ambil air wudu dan berdo'a kepada Allah minta kelancaran operasi nya Bulan!"sahut Mili yang ikut memberi kan nasehat kepada Bowo.Mendengar nasehat-nasehat dari orang terdekat nya,lantas Bowo pun mulai menarik nafas panjang dan lalu mengusap air mata nya."Mbak Mili benar,sebaik nya saya ambil air wudu dan berdo'a untuk istriku,saya permisi!"dan Bowo pun melangkah dengan cepat menuju ke Musola yang ada di rumah sakit itu,niat Mili ingin mengikuti Bowo,namun pak Kusuma mencegah nya."jangan Nak,biyar kan Bowo sendiri!"ucap pak Kusuma yang lalu menghentikan langkah Mili."iya Nak,mungkin Bowo butuh sendiri,saya bingung jika suda

DMCA.com Protection Status