Share

Bab - 39. mandor aji

Penulis: Irfan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-01 19:33:45
Joko masih saja mencari-cari keberadaan Bowo,dan akhir nya di temukan juga,Joko melihat Bowo yang sedang duduk-duduk di teras Mushola sendirian,lalu Joko pun menghampiri nya dan ikut duduk di samping Bowo seraya menghela nafas panjang.

"Mas Joko kenapa kok kelihatan nya kesal gitu?"tanya Bowo yang pandangan nya menoleh ke arah Joko.

"Mas ngapain sih masih baik aja sama bang Aji,orang itu gak ada tobat-tobat nya Mas,"jawab Joko yang tertlihat kecewa.

"yah niat saya kan tadi nya mau nolong dia Mas,tapi ternyata sifat nya tetap saja sama,saya juga agak menyesal sudah bawa dia kesini,tapi semua sudah terlanjur terus mau bagai mana lagi Mas,"keluh Bowo juga yang menyesal karena sudah membawa Aji ke Proyek nya.

"semoga saja dia tidak membuat masalah di sini ya Mas,"ucap Joko penuh harap.

"iya Mas,Aamiin."

Sementara itu Aji sudah mulai bekerja,benar saja sambil bekerja Aji pun bercerita kepada teman-teman nya itu tentang pengalaman nya selama menjadi Mandor,dia menyombongkan semua yang dia pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 40. Ada apa sih dengan Mili.

    Hari sudah mulai petang dan saat nya Bowo bersiap-siap untuk pulang,tapi sebelum pulang Bowo pun menemui Joko terlebih dahulu."Mas,Alkhamdulillah akhir nya bang Aji mau juga saya ajak pulang,jadi wes yang tenang ya dalam bekerja Mas!"ucap Bowo seraya tersenyum lega."wah Alkhamdulillah kalau begitu Mas,saya sih sudah biasa dengan tingkah bang Aji,tapi kasihan sama temen-temen yang di sini Mas,saya takut kalau jadi berantem gara-gara bang Aji,"sahut Joko yang ikut lega mendengar nya."ya sudah saya mau pamit pulang dulu Mas,sampeyan hati-hati di sini Mas!"ucap Bowo yang berpamitan pada Joko."siiiap Mas,sampeyan juga hati-hati di jalan ya Mas!"sahut Joko seraya mengulas kan senyuman.Setelah itu Bowo melangkah pergi dan bersiap untuk pulang,setiap ingin pulang dari Proyek Bowo pasti menyempat kan diri untuk berpamitan dengan Joko,karena Joko sudah dia anggap seperti kakak nya sendiri,Bowo yang sudah tidak memiliki siapa-siapa ini selalu menganggap orang-orang yang berada di sekitar ny

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 41. Mili menangis di pelukan Bowo.

    Tapi di dalam pelukan Bowo,justru Mili semakin terisak dan menangis histeris,dengan keberanian nya Bowo pun membelai lembut rambut Mili yang sedikit acak-acakan itu,dan entah kenapa Mili semakin erat mengencangkan pelukan nya."Mbak,maaf tolong jangan terlalu erat memeluk saya,perut saya jadi engap Mbak!"ucap Bowo yang nafas nya terbata-bata,mendengar ucapan Bowo sontak Mili pun langsung melepas pelukan nya dan meminta maaf pada Bowo."saya minta maaf Mas,saya emosi dan rasa nya ingin mencekik leher Seto si brengsek itu Mas,"sahut Mili yang sedikit menggeser bokong nya agar sedikit menjauh dari Bowo."iya Mbak gak apa-apa,saya tau Mbak Mili sedang emosi,dan itu pasti,sekarang lebih baik Mbak sarapan dulu ya,setelah itu Mbak istirahat saja di kamar tamu!"ucap Bowo seraya mengambil roti bakar yang sudah siap kan sejak dari tadi,dan Mili pun mengambil nya dan memakan nya.Setelah sarapan Mili pun mengikuti apa kata Bowo,dia langsung ke kamar tamu untuk beristirahat,sedang kan Bowo setela

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 42. Kabar Seto

    Ketika Seto tengah berdiri di sebuah Mobil mewah yang berhenti di depan nya, yang lalu turun lah seorang perempuan dari dalam Mobil itu yang ternyata itu Nilam.Dia datang dengan mesra nya memeluk Seto dan hal yang sama di lakukan Seto, karena ternyata Seto datang untuk menemui Mili hanya untuk merayu nya agar dia kembali dan bisa di jadikan ATM berjalan nya lagi.Selama Seto menjalin hubungan dengan Mili, Seto tidak pernah menganggap Mili sebagai kekasih yang di idam-idam kan, tapi Seto hanya memanfaat kan Mili saja.Dan ketika melihat itu semua Mili pun teringat kembali dengan kata-kata yang sering papa nya ucap kan dan juga teringat dengan apa yang Bowo kata kan dulu.Mengingat itu semua seketika air mata Mili menetes kembali,dia menyesal telah mempertahan kan Seto waktu itu dan menolak tawaran papa nya untuk di jodoh kan dengan Bowo,karena memang benar ada nya bahwa penyesalan itu datang nya pasti di akhir.Selama Mili berpacaran dengan Seto sudah ratusan juta dia keluar kan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 43. Proyek yg selalu dapat pujian

    Waktu telah berlalu,hari berganti minggu dan minggu berganti bulan,pembangunan Mall yang megah itu telah selesai dan kini saat nya peresmian,Mall yang di bangun dalam kurun waktu kurang lebih satu tahun itu kini berdiri dengan megah nya.Mall dengan berbagai fasilitas modern di dalam nya dan juga tersedia tempat bermain untuk anak,ada juga rest area dan fasilitas Mall lain nya pada umum nya."Alkhamdulillah ya Mas hasil nya sangat memuas kan,"ucap Mili yang tengah berdiri berdampingan bersama Bowo menatap hasil kerja mereka."iya Mbak,hasil yang sangat memuas kan,semoga saja Mall nya ramai pengunjung,"sahut Bowo ysng tersenyum dengan bangga nya melihat hasil desain yang di cipta kan nya."Aamiin Mas."Setelah pemotongan pita para tamu undangan dari pengusaha-pengusaha dan juga penanam modal pun di persilah kan untuk mengelilingi area Mall,begitu juga dengan Bowo dan Bulan,mereka mendampingi para tamu-tamu itu dan menjelas kan konsep dari Mall yang mereka Desain.Senyum bangga,bahagia

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 44. ke sensitivan Mili

    Pagi itu udara terasa sangat sejuk dan segar,Bowo yang hari itu libur ke kampus dia pun akan menikmati pagi ini dengan santai di rumah,sebelum dia berangkat untuk mengadakan pertemuan dengan para Arsitek-Arsitek untuk membahas kembali pembangunan jembatan yang akan di laksanakan dua bulan ke depan.Bowo menikmati udara sejuk dan pemandangan pagi hari dari lantai atas Balkon rumah nya,dengan piyama yang masih menempel di tubuh nya,serta secangkir kopi panas yang di seduh nya sendiri Bowo berdiri di ujung balkon sambil memperhatikan halaman belakang rumah nya,lumayan kotor dan dedaunan yang gugur mulai mengambang di area kolam renang.Sesaat Bowo berfikir kalau sudah saat nya dia untuk mencari Asisten Rumah tangga dan seorang tukang kebun untuk merawat rumah nya,mungkin juga seorang satpam untuk menjaga pos satpam yang berada di rumah nya.Dengan segera Bowo membuka ponsel nya,dia mulai mencari-cari sebuah Yayasan yang menyediakan para pekerja dan juga seorang satpam yang berpengalaman

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 45. Pak De Jono

    Ketika Bowo dan Mili sudah meninggal kan pendopo, Bulan tidak segera untuk pergi,tapi dia masih merenungkan sikap Mili kepada nya,entah kenapa Mili seakan tidak suka ketika dia berbicara dengan Bowo.Sementara itu di dalam Mobil Bowo,Mili diam saja dan dia lebih sibuk dengan ponsel nya seakan-akan dia sedang di dalam Mobil sendirian."Mbak Mili ada masalah apa dengan Mbak Bulan?"tanya Bowo seraya menoleh kan pandangan nya sekilas kepada Mili."aku cuman gak terlalu suka saja kalau dia terlalu dekat dengan Mas Bowo,"jawab Mili tanpa ada rasa ragu."memang nya kenapa Mbak?"tanya Bowo penasaran."yah pokok nya gak suka aja Mas,kalau di tanya apa alasan nya,aku juga gak tau apa alasan ku,"sahut Mili yang tidak mau menjelas kan apa yang dia rasakan pada Bowo.Sejak Mili berpisah dengan Seto,saat itu hari-hari Mili selalu di temani oleh Bowo,karena memang saat Mili terpuruk pak Kusuma meminta Bowo untuk selalu membawa Mili jalan-jalan,ngobrol dan juga kegiatan lain yang tujuan nya agar Mili

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 46. FLASHBACK OFF

    "Kamu itu jadi anak muda jangan males Bowo,cari kerja yang bener,jangan cuma bisa nya cari utangan saja!"ucap pakde Jono yang sedikit memalingkan wajah nya sambil menikmati rokok yang terselip di sela-sela jari nya."iya lho Wo,bude sama pakde mu ini bukan bank,tiap datang pinjam uang,datang lagi pinjem uang lagi,wes ngrepotin terus kerjaan kamu sama Mbok Mini itu,"sahut istri nya pakde yang melintas di ruang tamu seraya membawa sekantong plastik belanjaan yang di beli nya dari warung dan langsung berlalu menuju ke dapur."iya pakde saya paham,saya juga minta maaf karena selalu ngrepotin pakde,kalau Ibu gak sakit saya juga gak minta tolong kok pakde,cuman kali ini saja saya mau bayar rumah sakit uang nya kurang pakde,"ucap Bowo dengan nada melas dan takut."minggu lalu juga Mbok Mini pinjam lima puluh ribu buat beli beras,sekarang kamu,terus besok siapa lagi yang kamu suruh pinjam ke sini,"ucapan pakde Jono sunggung membuat hati Bowo sakit,tapi Bowo berusaha untuk tetap sabar.Sebenar

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 47. Pak Tono dan Mak Ijah

    Pagi itu Bowo mendapat pesan dari yayasan penyalur Asisten rumah tangga,bahwa Asisten yang dia pesan hari ini akan datang bersama dengan seorang tukang kebun,mereka ini adalah pasangan suami istri yang usia nya setengah baya namun kedua nya masih sangat lincah dan rajin dalam pekerjaan."selamat pagi pakde,"sapa Bowo kepada pakde Jono yang tengah duduk di teras depan rumah yang bersiap-siap untuk menjaga pos satpam,saat itu pakde Jono sedang merapikan sepatu nya."eh pagi Le,gimana pakde gagah kan,"ucap pakde Jono yang pamer seragam nya."gagah banget pakde,semangat ya pakde!"sahut Bowo yang memuji pakde Jono."pasi nya Le,ya sudah pakde mau ke pos dulu ya,"sambil berdiri pakde Jono pamit pada Bowo dan Bowo pun mengiya kan serta memberi semangat pada pakde nya itu.[["gak nyangka pakde yang dulu sombong kini bekerja di rumah ku,dunia itu benar-benar berputar,lihat Bu orang yang sering menyakiti hati Ibu,sekarang ada di sini kerja sama anak mu yang selalu di hina nya dulu"]] gumam Bowo

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-06

Bab terbaru

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 85. Kejahatan pak de jono dan seto

    Tapi Mak Ijah curiga dengan pakde Jono,karena untuk apa pakde Jono mengambil foto guci-guci di ruang tamu rumah majikan nya itu,Mak Ijah terus melanjutkan pekerjaan nya,seperti biasa Mak Ijah mengelap semua perabot yang berada di ruang tamu itu,lalu menyapu dan mengepel lantai nya hingga bersih,lalu Mak Ijah menyalakan wewangian elektrik yang di pasang di ruang tamu itu,agar ruang tamu selalu harum dan segar.Setelah Mak Ijah selesai membersihkan ruang tamu,dia pun menemui suami nya yaitu pak Tono yang sedang bersih-bersih rumput di halaman belakang."Pak,tau gak tadi Ibu lihat apa?"tanya Mak Ijah serius."Ya mana saya tau Bu,kan dari tadi bapak di sini,"jawab pak Tono yang masih sibuk dengan pekerjaan nya."Ibu tadi mergokin pakde satpam di ruang tamu pak,"sahut Mak Ijah serius."Terus kalau pakde satpam di ruang tamu kenapa Bu?"tanya pak Tono datar."Ya gak apa-apa sih pak,tapi yang aneh nya Ibu lihat,pakde satpam itu mengambil foto guci-guci mahal milik Den Bowo pak,"jawab Mak Ijah

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 84. Ada apa demgan pak de Jono

    Keesokan harinya setelah solat subuh Bowo pun mengecek kembali pintu gerbang rumah nya yang penyok itu,dia pun berfikir untuk memperbaiki nya dan memasang dengan bahan yang lebih tebal lagi,lalu datanglah pakde Jono yang menghampiri Bowo."Orang-orang itu kurang ajar sekali ya Le,"ucap pakde Jono yang berdiri di samping Bowo sambil menatap pintu gerbang yang penyok itu."Iya pakde,tapi yang buat saya bingung untuk apa mereka melakukan ini semua kepada saya?"sahut Bowo yang bingung dan bertanya-tanya sendiri."coba kamu ingat-ingat lagi,apa ada orang yang pernah kamu sakiti Le?"tanya pakde Jono serius,Bowo pun terdiam sejenak dan dia mengingat-ingat nya,tapi karena tidak pernah ada orang yang dia sakiti,maka dia pun bingung lagi."saya tidak pernah menyakiti siapa pun pakde,"jawab Bowo penuh keyakinan."kamu yakin Le?"pakde Jono pun meyakinkan sekali lagi."iya pakde saya yakin,"sahut Bowo dengan jelas.Dan mereka pun terdiam masih memandangi pintu gerbang itu,terlihat pakde Jono yang

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 83. Siapa mereka

    "bagaimana Dok, Abah sakit apa?" tanya Bowo serius."Beliau kurang tidur Mas, dan banyak fikiran,"jawab Dokter Bram serius, mendengar Jawaban Dokter Bram seketika Bowo pun menarik nafas berat."Lalu bagaimana Dok?" tanya Bowo yang meminta solusi pada Dokter Bram."Saya akan berikan obat nya nanti, karena kondisi beliau sangat lemah, maka saya infus gak apa-apa ya Mas?" tanya Dokter Bram yang meminta persetujuan dari Bowo."Ok Dok,lakukan yang terbaik agar Abah sehat kembali Dok!" jawab Bowo tegas."Ok," dan dengan cekatan Dokter Bram pun memasang selang infus di tangan Abah Jaya karena Dokter Bram sudah mempersiapkan semua nya sebelum nya.Terlihat Abah Jaya yang sudah pasrah dengan apa yang Dokter itu lakukan karena beliau sudah merasa tubuh nya sangat lemah, Abah Jaya memang tidak pernah tidur sepanjang malam sejak Bulan sang putri kesayangan nya itu meninggal, beliau tidak henti-henti nya berdo'a dan berzikir setiap hari,beliau meratapi nasib nya yang kini hanya tinggal seorang dir

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 82. Kesehatan Abah Jaya

    "Mili juga ikut dalam proyek itu,apa aku gak salah dengar?"tanya Seto kepada kedua teman nya itu."iya bro,mereka satu tim,"jawab Nero yang tau banyak tentang proyek itu."lalu apa peran cowok kampung itu di proyek pembangunan jembatan itu,apa elu tau Nero?"tanya Seto serius."dia punya peran penting di sana bro,"jawab Boy menimpali nya."ya apa peran dia di sana to*ol,"sahut Seto sambil menoel kepala Boy,hingga Boy nyengir kesakitan,karena dia menoel nya dengan kasar."yang gue tau,Bowo itu punya keahlian dalam bidang desain patung dan bangunan yang berskala besar,jadi dia bisa di bilang punya peran utama di proyek itu,"sahut Nero serius."oh,jadi dia punya keahlian,ok lah kalau begitu,kita lihat saja nanti,apa dia akan bertahan sebagai Mahasiswa teladan di kampus ini,"ucap Seto dengan tatapan bengis nya.Entah dendam apa yang Seto pendam kepada Bowo sehingga dia sebenci itu kepada Bowo,setelah itu mereka bertiga pun kembali ke kelas mereka untuk mengikuti mata kuliah.Sementara itu

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 81. Bowo kembali ke kampus

    Keesokan hari nya Bowo bangun seperti biasa nya,dia mulai menjalani aktifitas pagi nya seperti biasa,walau tetap saja bayang-bayang sang istri tercinta masih terus teringat namun dia berfikir untuk tidak terus-terusan larut dalam duka,pakaian rapi dan juga wangi sudah Bowo kenakan pagi itu,karena dia akan menjalani aktifitas nya di kampus lagi."selamat pagi Den Bowo!"sapa Mak Ijah dengan ramah."pagi Mak,"balas Bowo sama ramah nya."pagi ini mau sarapan apa Den?"tanya Mak Ijah yang berdiri di samping Bowo dengan sapu dan lap di tangan nya."saya sarapan di kampus saja Mak,soal nya saya buru-buru,"sahut Bowo sambil merapikan lagi pakaian nya."oh ya sudah kalau begitu Den,hati-hati di jalan ya Den,semangat!"ucap Mak Ijah yang memberikan semangat pada Bowo sang majikan."terima kasih Mak,"sahut Bowo yang tersenyum kepada Mak Ijah.Setelah itu Bowo berpamitan kepada Mak Ijah dan lalu dia melangkah keluar menuju ke garasi Mobil nya,tapi saat sampai di garasi ternyata pakde Jono sudah men

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 80. Hari sepi yang Bowo lalui

    Hari-hari telah Bowo lewati dan minggu pun telah berlalu begitu cepat,tidak mudah bagi Bowo untuk melupakan semua kenangan indah nya bersama Bulan,setiap hari Bowo selalu mendatangi makam istri tercinta nya,sehingga makam Bulan selalu terlihat segar dan wangi karena di taburi bunga-bunga yang harum di setiap hari nya oleh Bowo.[["sayang,Mas yakin kamu sudah bahagia di sana,beristirahat lah dengan tenang sayang,tunggu Mas di surga ya sayang,"]] gumam Bowo dalam hati seraya menaburkan bunga mawar yang telah di beri wewangian.Tak lama kemudian datang juga Abah Jaya yang di temani oleh Bik Inah,dengan langkah yang sudah mulai lemah Abah Jaya di tuntun Bik Inah menuju ke makam."Nak Bowo ada di sini juga?"sapa Abah Jaya yang bertanya dengan lirih dan lalu Bowo pun menoleh kan pandangan nya menuju sumber suara."Abah!"sapa Bowo kembali yang lalu mencium punggung tangan Abah mertua nya itu."sudah lama kamu di sini Nak Bowo?"tanya Abah Jaya."lumayan lama Bah,karena di rumah sedang tidak a

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 79. pemakaman Bulan.

    Setelah beberapa menit berlalu,akhir nya Mobil jenazah pun sampai di rumah duka,suasana haru sudah menyelimuti kedatangan jenazah Bulan,begitu juga dengan Abah Jaya yang sudah tidak bisa berkata apa-apa,di temani saudara dan juga sahabat nya pak Kusuma,beliau hanya terdiam dan terus-terusan berzikir agar diri nya kuat.Suara sirine Ambulance yang sebelum nya terdengar sangat lantang,kini suara itu telah terhenti,Abah Jaya mulai keluar dari dalam rumah nya,beliau menghampiri peti jenazah sang putri tercinta nya itu."Anak Abah,Neng cantik!"ucap Abah Jaya yang sudah bercucuran air mata.Setelah itu peti jenazah pun mulai di masuk kan kedalam rumah duka,susana haru sudah mulai terlihat,sahabat dan semua pekerja Bulan sudah menangis sedih,mereka semua meratapi kepergian sang majikan muda nya itu,sungguh hal yang tidak mereka sangka,hari bahagia Bulan berubah menjadi duka cita.makin "Nak Bowo,iklas kan Nak Bulan,agar kepergian nya tidak terbebani,Abah sudah pasrah dengan ini semua,"ucap A

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 78. Kepergian bulan selamanya

    Hari telah berganti,sepekan sudah Bulan terbujur koma di rumah sakit,sejak hari itu juga Bowo belum sehari pun pulang ke rumah nya,banyak dari para sahabat termasuk Bu Salsa dan juga kedua rekan Arsitek nya itu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Bulan,para Asisten rumah tangga mereka pun juga bergantian menjenguk ke rumah sakit."Bowo,kamu harus sabar,kami do'a kan semoga Bulan cepat sadar dari koma nya dan cepat sembuh kembali!"ucap Bu Salsa yang saat itu berada di rumah sakit."Aamiin Bu,terima kasih Ibu dan bapak semua sudah berkenan hadir untuk menjenguk istri saya!"sahut Bowo yang saat itu masih sedih,namun tidak selesu sebelum nya."sama-sama Bowo,kami ini kan rekan kerja Bulan,kami juga sudah sangat rindu dengan kebersamaan kita di proyek,"Tama menimpali nya."betul sekali Bowo,"sahut Boby yang juga membenarkan kata-kata Tama.Suport dan dukungan untuk Bowo telah rekan-rekan nya berikan,begitu juga do'a-do'a yang tiada henti dari para penjenguk,tidak hanya sahabat dan rekan

  • Dari Kuli Bangunan, Menjadi Pengusaha Kaya   Bab - 77. Bulan masih kritis

    Sambil menangis dan memukul-mukul kan kepalan tangan nya dengan pelan ke dinding,Bowo pun meratapi nasib pernikahan nya,dia tidak ingin kehilangan orang yang di sayangi untuk kedua kali nya."Nak Bowo sabar ya,semua ini sudah takdir Tuhan Nak!"ucap pak Kusuma seraya mengusap punggung Bowo dengan lembut."Mas harus sabar,Mas tidak boleh seperti ini,lebih baik Mas ambil air wudu dan berdo'a kepada Allah minta kelancaran operasi nya Bulan!"sahut Mili yang ikut memberi kan nasehat kepada Bowo.Mendengar nasehat-nasehat dari orang terdekat nya,lantas Bowo pun mulai menarik nafas panjang dan lalu mengusap air mata nya."Mbak Mili benar,sebaik nya saya ambil air wudu dan berdo'a untuk istriku,saya permisi!"dan Bowo pun melangkah dengan cepat menuju ke Musola yang ada di rumah sakit itu,niat Mili ingin mengikuti Bowo,namun pak Kusuma mencegah nya."jangan Nak,biyar kan Bowo sendiri!"ucap pak Kusuma yang lalu menghentikan langkah Mili."iya Nak,mungkin Bowo butuh sendiri,saya bingung jika suda

DMCA.com Protection Status