Setelah obrolan singkat melalui sambungan telefon antara Bowo dan Dokter pribadi nya usai, Bowo pun kembali mendekati Parto."Tahan sebentar ya Mas, Dokter nya sudah jalan ke sini!" ucap Bowo yang ikut memijit Parto."Ini tadi kenapa Mbak kok Mas Parto jadi sakit kepala?" tanya Joko serius."Gak kenapa-kenapa Mas, tadi nya mau bantu saya beresin baju-baju ke dalam tas, tapi sama saya gak boleh, eh Mas Parto langsung bilang kalau sakit kepala," jawab Mbak Nik yang juga terlihat cemas.Kurang lebih 30 menit menunggu dan akhirnya Dokter pribadi Bowo datang juga, setelah masuk Dokter langsung memeriksa kondisi Parto, saat itu Parto sudah di pindahkan tidur nya di kamar tamu dan di temani Mbak Nik istri nya, sehingga Dokter bisa dengan mudah untuk memeriksa nya.Di luar kamar tampak Bowo dan yang lain nya sangat cemas, mereka hanya mondar-mandir dan terdiam dengan fikiran nya masing-masing, pasal nya baru saja mereka bercanda begitu asik nya, tapi tiba-tiba Parto sakit lagi."Mas Bowo, apa
Dengan senyum kebingungan Bulan pun kembali duduk, dia sedikit mengkerutkan kening nya dan bertanya-tanya dalam hati, ada apa dengan orang-orang itu?"kenapa semua jadi bertepuk tangan untuk saya?" tanya Bulan seraya dia tatap mereka."sungguh luar biasa penjelasan yang Ibu CEO sampaikan kepada kami, hingga kami semua kagum dengan ibu," puji Bowo pada Bulan."CEO, maksud Mas Bowo apa?" tanya Bulan yang pura-pura tidak paham."Oh maaf maksud saya Ibu Bulan ini cocok menjadi seorang CEO, itu maksud saya Bu!" kilah Bowo yang tidak ingin membahas hal ini di depan para pekerja."Aduh Mas Bowo ini ada-ada aja sih," umpat Bulan seraya tersipu malu.Dan rapat singkat pun telah usai, mereka semua sudah kembali ke tempat kerja mereka masing-masing, sedangkan di kantor hanya tinggal Bowo dan Bulan saja."Mbak, saya minta maaf ya, mungkin kata-kata saya tadi ada yang membuat Mbak tersinggung!" ucap Bowo yang tiba-tiba saja meminta maaf."oh, it's ok Mas, gak ada kok kata-kata yang menyingggung pe
Dan setelah Bowo pergi meninggalkan Mili, dia pun dengan cepat menghubungi Seto agar sepulang kuliah nanti Seto menjemput nya ke kampus, karena Mili tidak ingin Bowo sampai mengajak nya bertemu setelah pulang kuliah nanti, Mili curiga kalau papa nya sudah menceritakan semua kejadian itu pada Bowo, karena tidak biasanya Bowo mengajak nya untuk bertemu.Hari yang panjang di kampus itu Bowo lalui dengan lancar, semua materi pelajaran yang Dosennya berikan pun bisa di terima nya dengan baik, dan lagi-lagi performa yang bagus Bowo tunjukkan di dalam kelas nya.Aura positif dari Bowo membuat Dosen pembimbing nya itu mengajak Bowo untuk bertemu dan ingin membicarakan sebuah Proyek dengan nya."selesai kelas tolong temui saya di meja kerja saya ya!" ucap Dosen wanita itu dengan gaya nya yang nyentrik.Seorang Dosen pembimbing baru di kelas Bowo dengan gaya yang sangat Cool dan nyentrik, Dosen cantik dengan rambut tergerai panjang, hidung bangir dan bibir tipis dengan pakaian yang selalu seksi
Karena Mili masih sulit di hubungi akhirnya Bowo pun mengajak Joko untuk ngobrol setelah makan malam selesai."Mas Joko mulai besok ikut saya ke Proyek ya!" ucap Bowo yang seperti biasa menghisap rokok setelah makan."baik Mas, kira-kira saya harus bawa apa ya Mas?" tanya Joko dengan serius."Gak perlu bawa apa-apa Mas, karena semua nya sudah lengkap tersedia di proyek!" jawab Bowo yang masih asik menghisap rokok yang ada di tangan nya yang sudah tersisa separuh lagi itu."Baik Mas, terus ini rencana kita mengantar Parto gimana Mas Bowo?" tanya Joko yang mengingatkan Bowo."Sepertinya saya tidak bisa mengantar Mas Parto pulang kampung Mas, nanti biar saya sewakan Mobil untuk mengantar Mas Parto ke kampung, soal nya saya ada Proyek baru lagi yang akan saya kerjakan Mas!" jawab Bowo serius."Wah, hebat Mas Bowo ini, Proyek satu belum selesai sudah ada lagi Proyek baru yang menanti!" sahut Joko yang memuji Bowo."Alkhamdulillah Mas, ini kan jadi rejeki Mas Joko juga nanti nya," ucap Bowo
Setelah menunggu beberapa lama akhir nya Mili kembali ke meja makan dan terlihat pandangan nya agak heran karena para arsitek senior itu sudah tidak berada di situ lagi."Maaf kalian menunggu lama ya!" ucap Mili yang duduk kembali."Gak apa-apa kak, kita juga masih ngobrol kok," sahut Bulan dengan lembut seraya tersenyum."Tapi kenapa yang lain sudah pulang?" tanya Mili yang mengkerutkan kening nya."Iya, karena pertemuan ini sudah selesai, sekarang kita pulang bareng yuk!" ucap Bowo yang mulai berdiri dan meraih kunci Mobil nya di atas meja."Oh, sorry aku pulang sendiri saja ya, soal nya aku mau mampir ke tempat temanku dulu," sahut Mili berbohong pada Bulan dan Bowo."Gak apa-apa Mbak nanti sekalian saya antar ke rumah teman Mbak Mili," sahut Bowo yang tetap ingin Mili pulang bersama nya, tapi seperti nya usaha Bowo sia-sia karena Mili tetap tidak mau."Gak usah Mas, saya tidak mau merepotkan Mas Bowo, lebih baik Mas pulang saja duluan bersama kak Bulan!" ucap Mili lagi.Karena Mil
Karena di rasa telah cukup untuk pengecekan Lokasi jembatana itu,maka mereka pun kembali ke Mobil mereka masing-masing dan kembali pulang,ketika di dalam Mobil Mili hanya terdiam membisu tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari nya,tidak seperti ketika waktu berangkat dia lebih banyak berbicara dan bercerita,karean di Proyek ini Mili merasakan sedikit agak kecewa,sebelum nya dia semangat karena dia fikir ini Proyek sekala besar dengan Honor yang besar juga,tapi ternyata ini Proyek sekala besar namun kemungkinan tidak akan ada Honor di dalam nya karena Proyek pembangunan jembatan ini Proyek pembangunan jembatan Desa yang kesemua nya di biayai oleh Pemerintah."kak Mili kok diam saja dari tadi,ayok dong cerita-cerita lagi seperti waktu berangkat tadi!"ucap Bulan yang membuka obrolan."maaf ya,apa kita ini gak buang-buang waktu saja sih dalam pembangunan jembatan ini?"tanya Mili dengan wajah sebal."maksud kak Mili buang-buang waktu bagaimana?"Bulan balik bertanya."memang nya kamu g
Setelah itu Bowo masuk ke dalam rumah untuk menemui pak Kusuma,dan kebetulan sekali saat itu pak Kusuma tengah duduk sendiri di ruang keluarga."Assalamualaikum pak,"sapa Bowo yang mengagetkan pak Kusuma."Waallaikumsalam,eh Nak Bowo,mari duduk,sama siapa ke sini Nak?"tanya pak Kusuma yang berdiri menyambut Bowo."saya sendiri saja pak,sebenar nya saya tadi mau mengajak Mbak Mili pak,tapi di jalan dia minta turun dan malah marah,"jawab Bowo yang meletakkan bokong nya ke atas sofa."bapak sudah pasrah Nak,biyar saja kalau memang Mili ingin mandiri,"ucap pak Kusuma seraya menghela nafas berat."bapak harus sabar menghadapi Mbak Mili,karena Mbak Mili gak bisa kalau di paksain pak,"sahut Bowo dengan tatapan iba pada pak Kusuma."iya Nak,seandai nya saja Mama nya Mili sehat,mungkin saya tidak akan sebingung ini,setidak nya ada yang bisa menghadapi Mili dengan kesabaran dan kasih sayang yang lebih,"ucap pak Kusuma yang meratapi nasib putri nya."maaf pak,apa tidak sebaik nya bapak mencerita
Tapi karena perut mereka merasa lapar akhir nya mereka pun memesan makanan secara online,dan sambil menunggu pesanan makanan mereka tiba mereka pun melanjutkan Diskusi mereka."jika ada usulan lain silahkan saja ya,bebas!"ucap Bu Salsa yang sudah duduk dengan santai nya."seperti nya sudah cukup,iya kan teman-teman,"sahut Tama seraya menatap teman nya satu-persatu dan mereka pun mengangguk setuju."ok,dan selanjut nya acara bebas!"ucap Bu Salsa lagi."saya permisi sebentar mau melihat-lihat sekitar taman,"ucap Bulan yang ijin kepada yang lain."saya juga,"timpal Mili yang ikut berdiri untuk meregangkan otot-otot nya.Bulan dan Mili berjalan-jalan di sekitar taman untuk melihat-lihat keindahan taman itu berdua,mereka terlihat sangat akrab."Mas Bowo itu pemuda yang sangat baik dan pekerja keras,apa kamu tidak ingin mencoba untuk mendekati nya Bulan,"ucap Mili yang padangan nya lurus kedepan seraya berjalan pelan beriringan dengan Bulan."mendekati bagaimana kak?"tanya Bulan dengan polo