Setelah menunggu beberapa lama akhir nya Mili kembali ke meja makan dan terlihat pandangan nya agak heran karena para arsitek senior itu sudah tidak berada di situ lagi."Maaf kalian menunggu lama ya!" ucap Mili yang duduk kembali."Gak apa-apa kak, kita juga masih ngobrol kok," sahut Bulan dengan lembut seraya tersenyum."Tapi kenapa yang lain sudah pulang?" tanya Mili yang mengkerutkan kening nya."Iya, karena pertemuan ini sudah selesai, sekarang kita pulang bareng yuk!" ucap Bowo yang mulai berdiri dan meraih kunci Mobil nya di atas meja."Oh, sorry aku pulang sendiri saja ya, soal nya aku mau mampir ke tempat temanku dulu," sahut Mili berbohong pada Bulan dan Bowo."Gak apa-apa Mbak nanti sekalian saya antar ke rumah teman Mbak Mili," sahut Bowo yang tetap ingin Mili pulang bersama nya, tapi seperti nya usaha Bowo sia-sia karena Mili tetap tidak mau."Gak usah Mas, saya tidak mau merepotkan Mas Bowo, lebih baik Mas pulang saja duluan bersama kak Bulan!" ucap Mili lagi.Karena Mil
Karena di rasa telah cukup untuk pengecekan Lokasi jembatana itu,maka mereka pun kembali ke Mobil mereka masing-masing dan kembali pulang,ketika di dalam Mobil Mili hanya terdiam membisu tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari nya,tidak seperti ketika waktu berangkat dia lebih banyak berbicara dan bercerita,karean di Proyek ini Mili merasakan sedikit agak kecewa,sebelum nya dia semangat karena dia fikir ini Proyek sekala besar dengan Honor yang besar juga,tapi ternyata ini Proyek sekala besar namun kemungkinan tidak akan ada Honor di dalam nya karena Proyek pembangunan jembatan ini Proyek pembangunan jembatan Desa yang kesemua nya di biayai oleh Pemerintah."kak Mili kok diam saja dari tadi,ayok dong cerita-cerita lagi seperti waktu berangkat tadi!"ucap Bulan yang membuka obrolan."maaf ya,apa kita ini gak buang-buang waktu saja sih dalam pembangunan jembatan ini?"tanya Mili dengan wajah sebal."maksud kak Mili buang-buang waktu bagaimana?"Bulan balik bertanya."memang nya kamu g
Setelah itu Bowo masuk ke dalam rumah untuk menemui pak Kusuma,dan kebetulan sekali saat itu pak Kusuma tengah duduk sendiri di ruang keluarga."Assalamualaikum pak,"sapa Bowo yang mengagetkan pak Kusuma."Waallaikumsalam,eh Nak Bowo,mari duduk,sama siapa ke sini Nak?"tanya pak Kusuma yang berdiri menyambut Bowo."saya sendiri saja pak,sebenar nya saya tadi mau mengajak Mbak Mili pak,tapi di jalan dia minta turun dan malah marah,"jawab Bowo yang meletakkan bokong nya ke atas sofa."bapak sudah pasrah Nak,biyar saja kalau memang Mili ingin mandiri,"ucap pak Kusuma seraya menghela nafas berat."bapak harus sabar menghadapi Mbak Mili,karena Mbak Mili gak bisa kalau di paksain pak,"sahut Bowo dengan tatapan iba pada pak Kusuma."iya Nak,seandai nya saja Mama nya Mili sehat,mungkin saya tidak akan sebingung ini,setidak nya ada yang bisa menghadapi Mili dengan kesabaran dan kasih sayang yang lebih,"ucap pak Kusuma yang meratapi nasib putri nya."maaf pak,apa tidak sebaik nya bapak mencerita
Tapi karena perut mereka merasa lapar akhir nya mereka pun memesan makanan secara online,dan sambil menunggu pesanan makanan mereka tiba mereka pun melanjutkan Diskusi mereka."jika ada usulan lain silahkan saja ya,bebas!"ucap Bu Salsa yang sudah duduk dengan santai nya."seperti nya sudah cukup,iya kan teman-teman,"sahut Tama seraya menatap teman nya satu-persatu dan mereka pun mengangguk setuju."ok,dan selanjut nya acara bebas!"ucap Bu Salsa lagi."saya permisi sebentar mau melihat-lihat sekitar taman,"ucap Bulan yang ijin kepada yang lain."saya juga,"timpal Mili yang ikut berdiri untuk meregangkan otot-otot nya.Bulan dan Mili berjalan-jalan di sekitar taman untuk melihat-lihat keindahan taman itu berdua,mereka terlihat sangat akrab."Mas Bowo itu pemuda yang sangat baik dan pekerja keras,apa kamu tidak ingin mencoba untuk mendekati nya Bulan,"ucap Mili yang padangan nya lurus kedepan seraya berjalan pelan beriringan dengan Bulan."mendekati bagaimana kak?"tanya Bulan dengan polo
Joko masih saja mencari-cari keberadaan Bowo,dan akhir nya di temukan juga,Joko melihat Bowo yang sedang duduk-duduk di teras Mushola sendirian,lalu Joko pun menghampiri nya dan ikut duduk di samping Bowo seraya menghela nafas panjang."Mas Joko kenapa kok kelihatan nya kesal gitu?"tanya Bowo yang pandangan nya menoleh ke arah Joko."Mas ngapain sih masih baik aja sama bang Aji,orang itu gak ada tobat-tobat nya Mas,"jawab Joko yang tertlihat kecewa."yah niat saya kan tadi nya mau nolong dia Mas,tapi ternyata sifat nya tetap saja sama,saya juga agak menyesal sudah bawa dia kesini,tapi semua sudah terlanjur terus mau bagai mana lagi Mas,"keluh Bowo juga yang menyesal karena sudah membawa Aji ke Proyek nya."semoga saja dia tidak membuat masalah di sini ya Mas,"ucap Joko penuh harap."iya Mas,Aamiin."Sementara itu Aji sudah mulai bekerja,benar saja sambil bekerja Aji pun bercerita kepada teman-teman nya itu tentang pengalaman nya selama menjadi Mandor,dia menyombongkan semua yang dia pu
Hari sudah mulai petang dan saat nya Bowo bersiap-siap untuk pulang,tapi sebelum pulang Bowo pun menemui Joko terlebih dahulu."Mas,Alkhamdulillah akhir nya bang Aji mau juga saya ajak pulang,jadi wes yang tenang ya dalam bekerja Mas!"ucap Bowo seraya tersenyum lega."wah Alkhamdulillah kalau begitu Mas,saya sih sudah biasa dengan tingkah bang Aji,tapi kasihan sama temen-temen yang di sini Mas,saya takut kalau jadi berantem gara-gara bang Aji,"sahut Joko yang ikut lega mendengar nya."ya sudah saya mau pamit pulang dulu Mas,sampeyan hati-hati di sini Mas!"ucap Bowo yang berpamitan pada Joko."siiiap Mas,sampeyan juga hati-hati di jalan ya Mas!"sahut Joko seraya mengulas kan senyuman.Setelah itu Bowo melangkah pergi dan bersiap untuk pulang,setiap ingin pulang dari Proyek Bowo pasti menyempat kan diri untuk berpamitan dengan Joko,karena Joko sudah dia anggap seperti kakak nya sendiri,Bowo yang sudah tidak memiliki siapa-siapa ini selalu menganggap orang-orang yang berada di sekitar ny
Tapi di dalam pelukan Bowo,justru Mili semakin terisak dan menangis histeris,dengan keberanian nya Bowo pun membelai lembut rambut Mili yang sedikit acak-acakan itu,dan entah kenapa Mili semakin erat mengencangkan pelukan nya."Mbak,maaf tolong jangan terlalu erat memeluk saya,perut saya jadi engap Mbak!"ucap Bowo yang nafas nya terbata-bata,mendengar ucapan Bowo sontak Mili pun langsung melepas pelukan nya dan meminta maaf pada Bowo."saya minta maaf Mas,saya emosi dan rasa nya ingin mencekik leher Seto si brengsek itu Mas,"sahut Mili yang sedikit menggeser bokong nya agar sedikit menjauh dari Bowo."iya Mbak gak apa-apa,saya tau Mbak Mili sedang emosi,dan itu pasti,sekarang lebih baik Mbak sarapan dulu ya,setelah itu Mbak istirahat saja di kamar tamu!"ucap Bowo seraya mengambil roti bakar yang sudah siap kan sejak dari tadi,dan Mili pun mengambil nya dan memakan nya.Setelah sarapan Mili pun mengikuti apa kata Bowo,dia langsung ke kamar tamu untuk beristirahat,sedang kan Bowo setela
Ketika Seto tengah berdiri di sebuah Mobil mewah yang berhenti di depan nya, yang lalu turun lah seorang perempuan dari dalam Mobil itu yang ternyata itu Nilam.Dia datang dengan mesra nya memeluk Seto dan hal yang sama di lakukan Seto, karena ternyata Seto datang untuk menemui Mili hanya untuk merayu nya agar dia kembali dan bisa di jadikan ATM berjalan nya lagi.Selama Seto menjalin hubungan dengan Mili, Seto tidak pernah menganggap Mili sebagai kekasih yang di idam-idam kan, tapi Seto hanya memanfaat kan Mili saja.Dan ketika melihat itu semua Mili pun teringat kembali dengan kata-kata yang sering papa nya ucap kan dan juga teringat dengan apa yang Bowo kata kan dulu.Mengingat itu semua seketika air mata Mili menetes kembali,dia menyesal telah mempertahan kan Seto waktu itu dan menolak tawaran papa nya untuk di jodoh kan dengan Bowo,karena memang benar ada nya bahwa penyesalan itu datang nya pasti di akhir.Selama Mili berpacaran dengan Seto sudah ratusan juta dia keluar kan untuk