Karena Mili masih sulit di hubungi akhirnya Bowo pun mengajak Joko untuk ngobrol setelah makan malam selesai."Mas Joko mulai besok ikut saya ke Proyek ya!" ucap Bowo yang seperti biasa menghisap rokok setelah makan."baik Mas, kira-kira saya harus bawa apa ya Mas?" tanya Joko dengan serius."Gak perlu bawa apa-apa Mas, karena semua nya sudah lengkap tersedia di proyek!" jawab Bowo yang masih asik menghisap rokok yang ada di tangan nya yang sudah tersisa separuh lagi itu."Baik Mas, terus ini rencana kita mengantar Parto gimana Mas Bowo?" tanya Joko yang mengingatkan Bowo."Sepertinya saya tidak bisa mengantar Mas Parto pulang kampung Mas, nanti biar saya sewakan Mobil untuk mengantar Mas Parto ke kampung, soal nya saya ada Proyek baru lagi yang akan saya kerjakan Mas!" jawab Bowo serius."Wah, hebat Mas Bowo ini, Proyek satu belum selesai sudah ada lagi Proyek baru yang menanti!" sahut Joko yang memuji Bowo."Alkhamdulillah Mas, ini kan jadi rejeki Mas Joko juga nanti nya," ucap Bowo
Setelah menunggu beberapa lama akhir nya Mili kembali ke meja makan dan terlihat pandangan nya agak heran karena para arsitek senior itu sudah tidak berada di situ lagi."Maaf kalian menunggu lama ya!" ucap Mili yang duduk kembali."Gak apa-apa kak, kita juga masih ngobrol kok," sahut Bulan dengan lembut seraya tersenyum."Tapi kenapa yang lain sudah pulang?" tanya Mili yang mengkerutkan kening nya."Iya, karena pertemuan ini sudah selesai, sekarang kita pulang bareng yuk!" ucap Bowo yang mulai berdiri dan meraih kunci Mobil nya di atas meja."Oh, sorry aku pulang sendiri saja ya, soal nya aku mau mampir ke tempat temanku dulu," sahut Mili berbohong pada Bulan dan Bowo."Gak apa-apa Mbak nanti sekalian saya antar ke rumah teman Mbak Mili," sahut Bowo yang tetap ingin Mili pulang bersama nya, tapi seperti nya usaha Bowo sia-sia karena Mili tetap tidak mau."Gak usah Mas, saya tidak mau merepotkan Mas Bowo, lebih baik Mas pulang saja duluan bersama kak Bulan!" ucap Mili lagi.Karena Mil
Karena di rasa telah cukup untuk pengecekan Lokasi jembatana itu,maka mereka pun kembali ke Mobil mereka masing-masing dan kembali pulang,ketika di dalam Mobil Mili hanya terdiam membisu tanpa ada sepatah kata pun yang terucap dari nya,tidak seperti ketika waktu berangkat dia lebih banyak berbicara dan bercerita,karean di Proyek ini Mili merasakan sedikit agak kecewa,sebelum nya dia semangat karena dia fikir ini Proyek sekala besar dengan Honor yang besar juga,tapi ternyata ini Proyek sekala besar namun kemungkinan tidak akan ada Honor di dalam nya karena Proyek pembangunan jembatan ini Proyek pembangunan jembatan Desa yang kesemua nya di biayai oleh Pemerintah."kak Mili kok diam saja dari tadi,ayok dong cerita-cerita lagi seperti waktu berangkat tadi!"ucap Bulan yang membuka obrolan."maaf ya,apa kita ini gak buang-buang waktu saja sih dalam pembangunan jembatan ini?"tanya Mili dengan wajah sebal."maksud kak Mili buang-buang waktu bagaimana?"Bulan balik bertanya."memang nya kamu g
Setelah itu Bowo masuk ke dalam rumah untuk menemui pak Kusuma,dan kebetulan sekali saat itu pak Kusuma tengah duduk sendiri di ruang keluarga."Assalamualaikum pak,"sapa Bowo yang mengagetkan pak Kusuma."Waallaikumsalam,eh Nak Bowo,mari duduk,sama siapa ke sini Nak?"tanya pak Kusuma yang berdiri menyambut Bowo."saya sendiri saja pak,sebenar nya saya tadi mau mengajak Mbak Mili pak,tapi di jalan dia minta turun dan malah marah,"jawab Bowo yang meletakkan bokong nya ke atas sofa."bapak sudah pasrah Nak,biyar saja kalau memang Mili ingin mandiri,"ucap pak Kusuma seraya menghela nafas berat."bapak harus sabar menghadapi Mbak Mili,karena Mbak Mili gak bisa kalau di paksain pak,"sahut Bowo dengan tatapan iba pada pak Kusuma."iya Nak,seandai nya saja Mama nya Mili sehat,mungkin saya tidak akan sebingung ini,setidak nya ada yang bisa menghadapi Mili dengan kesabaran dan kasih sayang yang lebih,"ucap pak Kusuma yang meratapi nasib putri nya."maaf pak,apa tidak sebaik nya bapak mencerita
Tapi karena perut mereka merasa lapar akhir nya mereka pun memesan makanan secara online,dan sambil menunggu pesanan makanan mereka tiba mereka pun melanjutkan Diskusi mereka."jika ada usulan lain silahkan saja ya,bebas!"ucap Bu Salsa yang sudah duduk dengan santai nya."seperti nya sudah cukup,iya kan teman-teman,"sahut Tama seraya menatap teman nya satu-persatu dan mereka pun mengangguk setuju."ok,dan selanjut nya acara bebas!"ucap Bu Salsa lagi."saya permisi sebentar mau melihat-lihat sekitar taman,"ucap Bulan yang ijin kepada yang lain."saya juga,"timpal Mili yang ikut berdiri untuk meregangkan otot-otot nya.Bulan dan Mili berjalan-jalan di sekitar taman untuk melihat-lihat keindahan taman itu berdua,mereka terlihat sangat akrab."Mas Bowo itu pemuda yang sangat baik dan pekerja keras,apa kamu tidak ingin mencoba untuk mendekati nya Bulan,"ucap Mili yang padangan nya lurus kedepan seraya berjalan pelan beriringan dengan Bulan."mendekati bagaimana kak?"tanya Bulan dengan polo
Joko masih saja mencari-cari keberadaan Bowo,dan akhir nya di temukan juga,Joko melihat Bowo yang sedang duduk-duduk di teras Mushola sendirian,lalu Joko pun menghampiri nya dan ikut duduk di samping Bowo seraya menghela nafas panjang."Mas Joko kenapa kok kelihatan nya kesal gitu?"tanya Bowo yang pandangan nya menoleh ke arah Joko."Mas ngapain sih masih baik aja sama bang Aji,orang itu gak ada tobat-tobat nya Mas,"jawab Joko yang tertlihat kecewa."yah niat saya kan tadi nya mau nolong dia Mas,tapi ternyata sifat nya tetap saja sama,saya juga agak menyesal sudah bawa dia kesini,tapi semua sudah terlanjur terus mau bagai mana lagi Mas,"keluh Bowo juga yang menyesal karena sudah membawa Aji ke Proyek nya."semoga saja dia tidak membuat masalah di sini ya Mas,"ucap Joko penuh harap."iya Mas,Aamiin."Sementara itu Aji sudah mulai bekerja,benar saja sambil bekerja Aji pun bercerita kepada teman-teman nya itu tentang pengalaman nya selama menjadi Mandor,dia menyombongkan semua yang dia pu
Hari sudah mulai petang dan saat nya Bowo bersiap-siap untuk pulang,tapi sebelum pulang Bowo pun menemui Joko terlebih dahulu."Mas,Alkhamdulillah akhir nya bang Aji mau juga saya ajak pulang,jadi wes yang tenang ya dalam bekerja Mas!"ucap Bowo seraya tersenyum lega."wah Alkhamdulillah kalau begitu Mas,saya sih sudah biasa dengan tingkah bang Aji,tapi kasihan sama temen-temen yang di sini Mas,saya takut kalau jadi berantem gara-gara bang Aji,"sahut Joko yang ikut lega mendengar nya."ya sudah saya mau pamit pulang dulu Mas,sampeyan hati-hati di sini Mas!"ucap Bowo yang berpamitan pada Joko."siiiap Mas,sampeyan juga hati-hati di jalan ya Mas!"sahut Joko seraya mengulas kan senyuman.Setelah itu Bowo melangkah pergi dan bersiap untuk pulang,setiap ingin pulang dari Proyek Bowo pasti menyempat kan diri untuk berpamitan dengan Joko,karena Joko sudah dia anggap seperti kakak nya sendiri,Bowo yang sudah tidak memiliki siapa-siapa ini selalu menganggap orang-orang yang berada di sekitar ny
Tapi di dalam pelukan Bowo,justru Mili semakin terisak dan menangis histeris,dengan keberanian nya Bowo pun membelai lembut rambut Mili yang sedikit acak-acakan itu,dan entah kenapa Mili semakin erat mengencangkan pelukan nya."Mbak,maaf tolong jangan terlalu erat memeluk saya,perut saya jadi engap Mbak!"ucap Bowo yang nafas nya terbata-bata,mendengar ucapan Bowo sontak Mili pun langsung melepas pelukan nya dan meminta maaf pada Bowo."saya minta maaf Mas,saya emosi dan rasa nya ingin mencekik leher Seto si brengsek itu Mas,"sahut Mili yang sedikit menggeser bokong nya agar sedikit menjauh dari Bowo."iya Mbak gak apa-apa,saya tau Mbak Mili sedang emosi,dan itu pasti,sekarang lebih baik Mbak sarapan dulu ya,setelah itu Mbak istirahat saja di kamar tamu!"ucap Bowo seraya mengambil roti bakar yang sudah siap kan sejak dari tadi,dan Mili pun mengambil nya dan memakan nya.Setelah sarapan Mili pun mengikuti apa kata Bowo,dia langsung ke kamar tamu untuk beristirahat,sedang kan Bowo setela
Tapi Mak Ijah curiga dengan pakde Jono,karena untuk apa pakde Jono mengambil foto guci-guci di ruang tamu rumah majikan nya itu,Mak Ijah terus melanjutkan pekerjaan nya,seperti biasa Mak Ijah mengelap semua perabot yang berada di ruang tamu itu,lalu menyapu dan mengepel lantai nya hingga bersih,lalu Mak Ijah menyalakan wewangian elektrik yang di pasang di ruang tamu itu,agar ruang tamu selalu harum dan segar.Setelah Mak Ijah selesai membersihkan ruang tamu,dia pun menemui suami nya yaitu pak Tono yang sedang bersih-bersih rumput di halaman belakang."Pak,tau gak tadi Ibu lihat apa?"tanya Mak Ijah serius."Ya mana saya tau Bu,kan dari tadi bapak di sini,"jawab pak Tono yang masih sibuk dengan pekerjaan nya."Ibu tadi mergokin pakde satpam di ruang tamu pak,"sahut Mak Ijah serius."Terus kalau pakde satpam di ruang tamu kenapa Bu?"tanya pak Tono datar."Ya gak apa-apa sih pak,tapi yang aneh nya Ibu lihat,pakde satpam itu mengambil foto guci-guci mahal milik Den Bowo pak,"jawab Mak Ijah
Keesokan harinya setelah solat subuh Bowo pun mengecek kembali pintu gerbang rumah nya yang penyok itu,dia pun berfikir untuk memperbaiki nya dan memasang dengan bahan yang lebih tebal lagi,lalu datanglah pakde Jono yang menghampiri Bowo."Orang-orang itu kurang ajar sekali ya Le,"ucap pakde Jono yang berdiri di samping Bowo sambil menatap pintu gerbang yang penyok itu."Iya pakde,tapi yang buat saya bingung untuk apa mereka melakukan ini semua kepada saya?"sahut Bowo yang bingung dan bertanya-tanya sendiri."coba kamu ingat-ingat lagi,apa ada orang yang pernah kamu sakiti Le?"tanya pakde Jono serius,Bowo pun terdiam sejenak dan dia mengingat-ingat nya,tapi karena tidak pernah ada orang yang dia sakiti,maka dia pun bingung lagi."saya tidak pernah menyakiti siapa pun pakde,"jawab Bowo penuh keyakinan."kamu yakin Le?"pakde Jono pun meyakinkan sekali lagi."iya pakde saya yakin,"sahut Bowo dengan jelas.Dan mereka pun terdiam masih memandangi pintu gerbang itu,terlihat pakde Jono yang
"bagaimana Dok, Abah sakit apa?" tanya Bowo serius."Beliau kurang tidur Mas, dan banyak fikiran,"jawab Dokter Bram serius, mendengar Jawaban Dokter Bram seketika Bowo pun menarik nafas berat."Lalu bagaimana Dok?" tanya Bowo yang meminta solusi pada Dokter Bram."Saya akan berikan obat nya nanti, karena kondisi beliau sangat lemah, maka saya infus gak apa-apa ya Mas?" tanya Dokter Bram yang meminta persetujuan dari Bowo."Ok Dok,lakukan yang terbaik agar Abah sehat kembali Dok!" jawab Bowo tegas."Ok," dan dengan cekatan Dokter Bram pun memasang selang infus di tangan Abah Jaya karena Dokter Bram sudah mempersiapkan semua nya sebelum nya.Terlihat Abah Jaya yang sudah pasrah dengan apa yang Dokter itu lakukan karena beliau sudah merasa tubuh nya sangat lemah, Abah Jaya memang tidak pernah tidur sepanjang malam sejak Bulan sang putri kesayangan nya itu meninggal, beliau tidak henti-henti nya berdo'a dan berzikir setiap hari,beliau meratapi nasib nya yang kini hanya tinggal seorang dir
"Mili juga ikut dalam proyek itu,apa aku gak salah dengar?"tanya Seto kepada kedua teman nya itu."iya bro,mereka satu tim,"jawab Nero yang tau banyak tentang proyek itu."lalu apa peran cowok kampung itu di proyek pembangunan jembatan itu,apa elu tau Nero?"tanya Seto serius."dia punya peran penting di sana bro,"jawab Boy menimpali nya."ya apa peran dia di sana to*ol,"sahut Seto sambil menoel kepala Boy,hingga Boy nyengir kesakitan,karena dia menoel nya dengan kasar."yang gue tau,Bowo itu punya keahlian dalam bidang desain patung dan bangunan yang berskala besar,jadi dia bisa di bilang punya peran utama di proyek itu,"sahut Nero serius."oh,jadi dia punya keahlian,ok lah kalau begitu,kita lihat saja nanti,apa dia akan bertahan sebagai Mahasiswa teladan di kampus ini,"ucap Seto dengan tatapan bengis nya.Entah dendam apa yang Seto pendam kepada Bowo sehingga dia sebenci itu kepada Bowo,setelah itu mereka bertiga pun kembali ke kelas mereka untuk mengikuti mata kuliah.Sementara itu
Keesokan hari nya Bowo bangun seperti biasa nya,dia mulai menjalani aktifitas pagi nya seperti biasa,walau tetap saja bayang-bayang sang istri tercinta masih terus teringat namun dia berfikir untuk tidak terus-terusan larut dalam duka,pakaian rapi dan juga wangi sudah Bowo kenakan pagi itu,karena dia akan menjalani aktifitas nya di kampus lagi."selamat pagi Den Bowo!"sapa Mak Ijah dengan ramah."pagi Mak,"balas Bowo sama ramah nya."pagi ini mau sarapan apa Den?"tanya Mak Ijah yang berdiri di samping Bowo dengan sapu dan lap di tangan nya."saya sarapan di kampus saja Mak,soal nya saya buru-buru,"sahut Bowo sambil merapikan lagi pakaian nya."oh ya sudah kalau begitu Den,hati-hati di jalan ya Den,semangat!"ucap Mak Ijah yang memberikan semangat pada Bowo sang majikan."terima kasih Mak,"sahut Bowo yang tersenyum kepada Mak Ijah.Setelah itu Bowo berpamitan kepada Mak Ijah dan lalu dia melangkah keluar menuju ke garasi Mobil nya,tapi saat sampai di garasi ternyata pakde Jono sudah men
Hari-hari telah Bowo lewati dan minggu pun telah berlalu begitu cepat,tidak mudah bagi Bowo untuk melupakan semua kenangan indah nya bersama Bulan,setiap hari Bowo selalu mendatangi makam istri tercinta nya,sehingga makam Bulan selalu terlihat segar dan wangi karena di taburi bunga-bunga yang harum di setiap hari nya oleh Bowo.[["sayang,Mas yakin kamu sudah bahagia di sana,beristirahat lah dengan tenang sayang,tunggu Mas di surga ya sayang,"]] gumam Bowo dalam hati seraya menaburkan bunga mawar yang telah di beri wewangian.Tak lama kemudian datang juga Abah Jaya yang di temani oleh Bik Inah,dengan langkah yang sudah mulai lemah Abah Jaya di tuntun Bik Inah menuju ke makam."Nak Bowo ada di sini juga?"sapa Abah Jaya yang bertanya dengan lirih dan lalu Bowo pun menoleh kan pandangan nya menuju sumber suara."Abah!"sapa Bowo kembali yang lalu mencium punggung tangan Abah mertua nya itu."sudah lama kamu di sini Nak Bowo?"tanya Abah Jaya."lumayan lama Bah,karena di rumah sedang tidak a
Setelah beberapa menit berlalu,akhir nya Mobil jenazah pun sampai di rumah duka,suasana haru sudah menyelimuti kedatangan jenazah Bulan,begitu juga dengan Abah Jaya yang sudah tidak bisa berkata apa-apa,di temani saudara dan juga sahabat nya pak Kusuma,beliau hanya terdiam dan terus-terusan berzikir agar diri nya kuat.Suara sirine Ambulance yang sebelum nya terdengar sangat lantang,kini suara itu telah terhenti,Abah Jaya mulai keluar dari dalam rumah nya,beliau menghampiri peti jenazah sang putri tercinta nya itu."Anak Abah,Neng cantik!"ucap Abah Jaya yang sudah bercucuran air mata.Setelah itu peti jenazah pun mulai di masuk kan kedalam rumah duka,susana haru sudah mulai terlihat,sahabat dan semua pekerja Bulan sudah menangis sedih,mereka semua meratapi kepergian sang majikan muda nya itu,sungguh hal yang tidak mereka sangka,hari bahagia Bulan berubah menjadi duka cita.makin "Nak Bowo,iklas kan Nak Bulan,agar kepergian nya tidak terbebani,Abah sudah pasrah dengan ini semua,"ucap A
Hari telah berganti,sepekan sudah Bulan terbujur koma di rumah sakit,sejak hari itu juga Bowo belum sehari pun pulang ke rumah nya,banyak dari para sahabat termasuk Bu Salsa dan juga kedua rekan Arsitek nya itu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Bulan,para Asisten rumah tangga mereka pun juga bergantian menjenguk ke rumah sakit."Bowo,kamu harus sabar,kami do'a kan semoga Bulan cepat sadar dari koma nya dan cepat sembuh kembali!"ucap Bu Salsa yang saat itu berada di rumah sakit."Aamiin Bu,terima kasih Ibu dan bapak semua sudah berkenan hadir untuk menjenguk istri saya!"sahut Bowo yang saat itu masih sedih,namun tidak selesu sebelum nya."sama-sama Bowo,kami ini kan rekan kerja Bulan,kami juga sudah sangat rindu dengan kebersamaan kita di proyek,"Tama menimpali nya."betul sekali Bowo,"sahut Boby yang juga membenarkan kata-kata Tama.Suport dan dukungan untuk Bowo telah rekan-rekan nya berikan,begitu juga do'a-do'a yang tiada henti dari para penjenguk,tidak hanya sahabat dan rekan
Sambil menangis dan memukul-mukul kan kepalan tangan nya dengan pelan ke dinding,Bowo pun meratapi nasib pernikahan nya,dia tidak ingin kehilangan orang yang di sayangi untuk kedua kali nya."Nak Bowo sabar ya,semua ini sudah takdir Tuhan Nak!"ucap pak Kusuma seraya mengusap punggung Bowo dengan lembut."Mas harus sabar,Mas tidak boleh seperti ini,lebih baik Mas ambil air wudu dan berdo'a kepada Allah minta kelancaran operasi nya Bulan!"sahut Mili yang ikut memberi kan nasehat kepada Bowo.Mendengar nasehat-nasehat dari orang terdekat nya,lantas Bowo pun mulai menarik nafas panjang dan lalu mengusap air mata nya."Mbak Mili benar,sebaik nya saya ambil air wudu dan berdo'a untuk istriku,saya permisi!"dan Bowo pun melangkah dengan cepat menuju ke Musola yang ada di rumah sakit itu,niat Mili ingin mengikuti Bowo,namun pak Kusuma mencegah nya."jangan Nak,biyar kan Bowo sendiri!"ucap pak Kusuma yang lalu menghentikan langkah Mili."iya Nak,mungkin Bowo butuh sendiri,saya bingung jika suda