Satya baru saja menemui Rafael di kediamannya, mereka tampak berkumpul di ruang kerja Bramantyo.
Selain Rafael dan Bima, juga Alex papa Bima yang masih berada di Indonesia untuk beberapa pekan mendatang. Tinggal Bramantyo yang mereka tunggu karena masih ke toilet.
“Wajah pak bos sekarang jauh lebih cerah sejak jadi suami, uhui ,” ledek Satya yang dibalas senyum lebar dari Rafael.
“Kamu juga buruan ganti statusmu jadi suami biar tahu alasannya kenapa kita jadi lebih ceria, jangan mau masuk dalam jajaran pria jomblo seperti Bima tuh,” ledek Rafael sembari duduk di sofa dekat Bima.
“Belagu loe Fa, mentang – mentang sudah melewati trowongan Casablanca, tok cer gak nih rudal perkasa kamu aku perlu bukti dalam tempo yang sesingkat – singkatnya,” ledek Bima balik.
“Kamu pikir ini proklamasi pakai tempo singkat, tunggu saja ntar kamu doa yang banyak sebagai calon uncle.”
“Kok aku yang
Bramantyo tampak memainkan kukunya seraya duduk di depan meja kerja Danu, sesekali mata elangnya melirik ke arah sahabatnya yang tampak salah tingkah. Sementara Satya berdiri dalam diam di belakang Bramantyo.“Dan.”“Ya mas Bram.”“Kedatanganku kesini hanya untuk memastikan saja jika kondisimu baik – baik saja, aku khawatir ada apa denganmu di hari penting anakku kalian tidak datang,memang saat itu ada oknum yang sengaja ingin membuat kekacauan untunglah orang – orangku dibawa kendali Satya bekerja dengan baik hingga hal kecil itu tidak menganggu acara anakku, kamu tahu Dan kami tidak akan tinggal diam. Kami akan membuat perhitungan dengan orang yang ada dibelakang mereka, siapapun itu harus bertanggungjawab atas kekacauan yang hendak dia buat, siapapun itu, Danu.”“Sepertinya,orang – orang itu hanyalah orang bayaran jadi sangat mudah bagiku untuk mengorek keterangan dari mereka, kamu
Gunawan hanya bisa diam saat dirinya dikuliti oleh kedua wanita di depannya , memang sesal kemudian tidak ada gunanya lagi, Gunawan yang sudah diberikan kesempatan oleh Yolanda karena kesalahannya sekarang mengulangi lagi, hingga saat Yolanda membuangnya dari hidupnya Gunawan tidak bisa berbuat apa-apa.Gunawan sangat menyadari jika dirinya bukan siapa – siapa saat sebelum bertemu dengan Yolanda, benar kata Elisa dan Rianti jika dia laki – laki kere, namun cinta Yolanda yang besar membuat Yolanda tutup mata dan menerima kondisi Gunawan dengan apa adanya meski awalnya kedua orang tua Yolanda tidak merestui pernikahan mereka,namun akhirnya keduanya bisa meluluhkan dan mendapat restu dari keluarga Yolanda.Pelan namun pasti kehidupan Gunawan membaik, ditunjang dengan pekerjaan yang mapan di kantor papa mertuanya, namun sayangnya Gunawan semakin kesini semakin banyak tingkah salah satunya suka bermain perempuan.“Kamu dia masih seperti kemari
“Apa kamu bilang ?” Kamila berbalik arah menatap kepada Indri teman sesama penghuni kost.“Telinga kamu tuli hingga aku harus mengulang lagi kalimatku!”PLAKTamparan yang diberikan Kamila ke wajah Indri jelas saja membuat Indri terkejut dan tanpa mereka sadari perdebatan keduanya membuat beberapa penghuni kost mengintip dari tempatnya masing – masing.“Jaga bicaramu jika kamu tidak tahu apa – apa, jika aku buka mulut siapa dirimu pasti mas Anton akan mengusirmu dari tempat kost ini,” ancam Kamila seraya menatap tajam Indri. Diantara penghuni kost ini Indri memang paling banyak mencari gara – gara, hampir semua penghuni kost tidak menyukai Indri namun tetap saja Indri bebal.“Gak usah sok tahu loe,Mil.”“Aku bukan kamu yang banyak bicara jika tidak tahu fakta !kasihan sekali dirimu hanya ingin tampil dengan barang – barang layak harus jadi simpanan suami orang,aku bukan dirimu yang mencari gratisan dengan menjual tubuh, kamu bisa cek sama mas Yudi aku tiap bulan dapat gratisan apa ti
“Aish siapa sih yang ketok pintu, untung sudah selesai,” gerutu Rafael sedang istrinya hanya menahan tawa mendengar gerutuan suaminya.Tok Tok TokKembali pintu kamar Rafael diketuk dari luar, Rafael segera saja mengenakan celana santainya dengan bagian atas tubuhnya dibiarkan telanjang sedang Airin segera mengambil pakaiannya yang berserakan dan membawanya ke dalam kamar mandi.Ceklek“Lama banget buka pintunya .” Omel Bima .”Tubuh kamu kenapa berkeringat sih memang AC di kamarmu ada masalah ?” Bima gegas masuk hendak memeriksa AC namun langkahnya di tahan oleh sang sepupu.“AC gak ada masalah.”“Buktinya badan kamu berkeringat,” potong Bima.“Si Junio habis mengeluarkan kecebongnya untung sudah selesai coba saja kalau belum selesai sudah aku habisi kamu.”Bima sungguh tidak paham dengan perkataan Rafael, Bima mengeryitkan dahinya.“Kamu ngomo
Hari sudah semakin larut namun Dahlia tidak kunjung datang ke kediamannya, ponselnya juga tidak aktif.Jelas saja Danu sangat mengkhawatirkan istrinya, ‘Apa Baron ada dibalik semua ini ya, jika iya awas saja, aku betul – betul menyesal sudah bertemu dan memakai jasanya,’ rutuk Danu dalam hatinya.Danu hanya bisa berjalan mondar - mandir kesana kemari tanpa tahu harus melakukan apa dan meminta bantuan kepada siapa, satu – satunya yang bisa membantunya hanyalah keluarga Dirgantara, namun jika kali ini Danu meminta bantuan kepada keluarga Dirgantara jelas tidak mungkin.Danu mengepalkan tangannya seraya meninju udara di sekitarnya sebagai pelampiasan atas kekesalan dan kekhawatiran akan istrinya yang sampai saat ini belum jelas dimana keberadaannya.“Ahhhh sialan kamu ,Baron!” teriak Danu.TokTokTok“Masuk !” titah Danu saat mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk dari
Bab 61Hoek hoekDesi segera turun dari ranjangnya berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Berusaha memuntahkan isi perutnya namun tak ada satupun yang bisa dia keluarkan, mualnya kembali datang lagi pagi ini.Merasa sangat lemas Desipun kembali ke ranjangnya, beruntung hari ini baik Desi maupun Rizal sedang libur kerja. Mereka sudah merencanakan weekend ini hendak mengunjungi ibunda Desi karena sudah cukup lama pasangan ini belum mengunjugi Sasmi ibunda Desi.“Kamu mual lagi, apa kemarin kamu salah makan sayang,” tanya Rizal yang rupanya juga baru terbangun dan mendengar istrinya sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.“Aku gak ada makan aneh – aneh tuh mas, tapi aneh saja kenapa perutku bisa begini sih,” gerutu Desi yang tidak nyaman dengan kondisinya.“Kita ke dokter ya.” Tawaran Rizal hanya disambut gelengan kepala oleh istrinya.“Kok gak mau sih, kamu lemes
Setelah mengantarkan kliennya menuju hotel tempat mereka beristirahat begitu pula dengan para crew pesawat yang membawa pasangan Rafael dan Airin, Ernet kembali mengingatkan jika 4 jam ke depan dia akan menjemput mereka kembali untuk memulai petualangan menjelajahi berbagai tempat di negara romantis ini.Airin tentu sangat antusias saat sebentar lagi dia akan mengelilingi berbagai tempat di negara yang bahkan selama ini dia hanya bisa bermimpi.“Kamu senang sayang?”“Tentu saja mas aku seperti merasa ini mimpi,” ucap Airin yang malah mendapat gigitan kecil di pangkal lengannya.“Eih kok digigit sih, sakit mas untung gak memerah kulitku.” Protes Airin saat mendapati suaminya nakal.“Sudah terbukti kan jika kamu tidak sedang bermimpi berada di negara ini, tapi sayangnya kita kesini difasilitasi oleh om Alex bukan dari suamimu sendiri.” Satu tangan Rafael membawa tubuh istrinya dan mendekapnya dengan era
Menikmati malam romantis dengan menyelusuri sungai Seine membuat wajah Airin tampak sangat ceria. Pantulan cahaya dari aneka warna lampu di sepanjang sungai membuat wajah cantik itu semakin mempesona saja.Senyum lebar terus tersungging di bibir Airin sembari menikmati duduk dalam dekapan suaminya. Ernest yang menemani kliennya pun ikut tersenyum simpul melihat kemesraan pasangan di depannya itu, tanpa mengabaikan tugasnya mengabadikan dalam bentuk foto maupun video aktifitas dari pasangan pengantin baru ini.‘Cinta mereka begitu kuat tampak sekali dalam sorot mata mereka, astaga baru kali ini aku melihat cinta yang sekuat itu,’ guman Ernest dalam hatinya.Ernest menjelaskan banyak hal tentang sungai Seine yang kemudian diterjemahkan oleh Rafael untuk istrinya.Hari pertama menginjakkan kaki di Perancis Airin sudah banyak disuguhi hal – hal yang indah yang selama ini bahkan bermimpipun dia tidak berani.Berbagai pose juga dibuat o