Menikmati malam romantis dengan menyelusuri sungai Seine membuat wajah Airin tampak sangat ceria. Pantulan cahaya dari aneka warna lampu di sepanjang sungai membuat wajah cantik itu semakin mempesona saja.
Senyum lebar terus tersungging di bibir Airin sembari menikmati duduk dalam dekapan suaminya. Ernest yang menemani kliennya pun ikut tersenyum simpul melihat kemesraan pasangan di depannya itu, tanpa mengabaikan tugasnya mengabadikan dalam bentuk foto maupun video aktifitas dari pasangan pengantin baru ini.
‘Cinta mereka begitu kuat tampak sekali dalam sorot mata mereka, astaga baru kali ini aku melihat cinta yang sekuat itu,’ guman Ernest dalam hatinya.
Ernest menjelaskan banyak hal tentang sungai Seine yang kemudian diterjemahkan oleh Rafael untuk istrinya.
Hari pertama menginjakkan kaki di Perancis Airin sudah banyak disuguhi hal – hal yang indah yang selama ini bahkan bermimpipun dia tidak berani.
Berbagai pose juga dibuat o
Malam itu begitu dingin, langit sejak sore hari sudah mendung yang akhirnya airpun melimpah turun dari langit, namun hal ini tidak menyurutkan langkah Dita untuk menemui suaminya. Menggunakan jasa transportasi online Dita yang sebenarnya moodnya sedang tidak baik – baik saja itupun berangkat ke kediaman Rianti.Kehamilannya yang membuat moodnya sering berubah – ubah membuatnya semakin sensitive saja, Dita butuh perhatian Mario, Dita butuh ditemani oleh suaminya itu kala kontrol kehamilannya, namun nasib apes yang membuat kedok Dita terbongkar membuat keinginan Dita itu menguap begitu saja.Orang tahunya Mario adalah suaminya, itulah mengapa Dita akan memohon kepada Mario agar tetap menjadi suaminya sampai dengan anak yang dia kandung lahir , Dita sudah tidak perduli lagi meski harga dirinya harus diinjak – injak.Namun begitu Dita sampai di kediaman mertuanya ketika tangannya hendak mengetuk pintu ,Dita malah mendengar perdebatan an
Mengenakan sneaker hitam dan pakaian kasual pasangan Rafael dan Airin tampak santai menyusui taman Jardin du Luxembourg.Kharisma Rafael semakin tampak bersinar dengan asesoris kacamata hitam nan mahal yang bertengger di atas hidung mancungnya, sementara sang istri mengenakan topi lebar.Pasangan ini saling bergandengan tangan sembari mengikuti langkah Ernest yang terus mendampingi perjalanan mereka.Perjalanan wisata mereka hari ini cukup padat, berbagai tempat mereka kunjungi selama mereka menghabiskan waktu di kota cinta ini. Airin begitu antusias.“Sayang, besuk kita sudah harus balik kita belum belanja- belanja,sore ini kita akan belanja.” Ajak Rafael yang diangguki oleh istrinya.Airin memang bukan tipe wanita gemar berbelanja hal – hal yang tidak perlu namun jika sudah berkunjung minimal Airin hendak membeli merchandise untuk oleh – oleh teman dan keluarganya.Namun Rafael bukannya membawa Airin ke tempat penju
Nugie sudah berada dibandara menunggu kedatangan Rafael , tidak butuh waktu lama pesawat pribadi yang membawa pasangan suami istri itupun tiba.Keduanya segera masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu.“Selamat datang kembali den Rafael dan bu Airin.”“Terima kasih Nugie, gimana kabar di rumah.”“Aman terkendali den, hanya saja..”“Hanya apa ?” tanya Rafael tak sabar memotong ucapan sopir papanya itu.“Ada pak Danu di rumah sepertinya menunggu den Rafael.”“Menungguku ? untuk apa ?” Rafael keheranan mendapati jika Danu menunggunya.“Ya mana saya tahu den, tadi saja tuan yang bicara agar saat menjemput aden tidak boleh mampir – mampir karena ada hal penting dengan pak Danu.”“Masih punya nyali dia datang ke rumah, jadi penasaran semoga saja papa tidak luluh dengan temannya itu,” ucap Rafael dengan kesal.“Sab
Danu hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa berani membuka mulutnya, Danu sedang dalam dilema jika dia jujur maka tidak akan mendapatkan tujuannya pun demikian jika dia berbohong.‘Ah sialan kenapa malah jadi begini,’ rutuk Danu dalam hatinya.“Bagaimana om cerita saja pada kami ,ya siapa tahu kami bisa membantu mencari jalan keluarnya.” Rafael sengaja memancing Danu agar segera bercerita , nada bicara Rafael dibuat biasa saja meski sebenarnya dia kesal menghadapi pria paruh baya di depannya ini.Niat hati begitu masuk rumah akan mengurung dan memanjakan si junio ee malah harus menemui orang yang sudah bertingkah licik dibelakangnya.“Ja..jadi begini, om memang tidak paham siapa itu Baron mungkin dia melihat istri om waktu itu sedang berbelanja di butik , dia mengikutinya kemudian menculiknya. Mungkin Baron berpikir bahwa istri om bersuamikan konglomerat jadi mereka meminta tebusan , begitu nak Rafael. Jadi disini ka
Waktu berjalan begitu cepat, akhirnya perusahaan Danu Winara sudah resmi diambil alih oleh Dirgantara group. Dua hari sejak kedatangan Danu ke kediaman Bramantyo waktu itu akhirnya Danu mengambil keputusan untuk menjual semua sahamnya kepada Rafael.Untuk kantor barunya ada beberapa staf senior diperbantukan diperusahaan ex Danu Winara. Rekruitment karyawan sudah dilakukan, ada nama Mario menjadi salah satu diantaranya.Urusan perekrutan karyawan diserahkan sepenuhnya kepada Wirawan orang kepercayaan Bramantyo yang juga sudah banyak membantu Rafael saat pertama kali Rafael menggantikan papanya.Mario merasa sudah tidak nyaman lagi berkantor dengan mantan istrinya, setiap melihat perut Dita yang semakin menyembul membuat semakin geram dan terluka hati Mario, apalagi gunjingan demi gunjingan terdengar di telinga Mario tentang hubungannya dengan Dita meski mereka tidak secara terang – terangan bicara.Beruntung bagi Mario dia bisa diterima di perusahaa
“Pak Mario kenapa anda seperti gelisah.” Ulang Wirawan kepada staff nya yang menurutnya sikapnya sangat aneh.“Eh ti..tidak pak Wirawan, saya baik – baik saja.”Berbeda dengan Mario justru Rafael sangat senang, ekspresi tegang diwajahnya seketika menghilang sempurna demi mendapatkan jawaban dari dokter Wina.“Istri saya hamil ? ini beneran kan dokter ?”“Tentu saja benar pak Rafael, sekali lagi selamat usianya perkiraan saya baru menginjak 5 minggu sangat rentan sekali namun untuk memastikannya tolong bawa bu Airin ke dokter kandungan disana akan diberikan vitamin dan penjelasan yang lebih lengkap.”“Terima kasih dokter saya akan bawa istri saya ke dokter kandungan saat ini juga.” Rafael segera menjabat tangan dokter Wina yang akan segera kembali ke tempat prakteknya di rumah sakit yang menjadi milik dari Dirgantara group juga.“Pak Wawan.”“Ya pak,&rd
“Zal apa kita akan diam saja ?” Anton kembali membuka suaranya saat keduanya sudah berada di kantor.“Gak mungkinlah kita akan diam saja, bentar aku akan telepon Desi agar menghubungi Airin.”Rizalpun segera menghubungi isttrinya serta menceritakan semua yang dia dengar dari Marsha meski tidak secara detail Marsha mengatakan rencananya namun kata – kata mencelakai bahkan akan menghabisi itu sungguh membuat Desi terkejut.“Aku akan kasih tahu Airin sekarang juga mas.”Desi segera menghubungi Airin yang tanpa Desi ketahui sedang berada di rumah sakit tepatnya di toilet, sehabis mengunjungi dokter kandungan Airin tidak bisa menahan kantung kemihnya . Tas nya sengaja dia titipkan kepada suaminya yang duduk dibangku tak jauh dari toilet dimana istrinya berada.Dering tanda ada panggilan masuk berkali - kali diponsel istrinya mau tidak mau membuat Rafael harus mengambil benda itu dari dalam tas istrinya.&
Pagi ini Mario tampak tidak seperti biasanya , setidaknya itulah yang ada di pikiran Rianti.Ya semenjak kepulangannya dari kantor kemarin Mario memang tampak berbeda, dia tampak jadi pendiam dan mengunci diri di dalam kamarnya , begitupun pagi ini Mario yang baru saja keluar dari kamarnya langsung duduk dan tanpa banyak bicara segera mengambil sarapan yang sudah ibunya siapkan dimeja makan.“Kamu kenapa dari kemarin kelihatan aneh ?”“Aneh gimana bu, aku biasa saja gak ada yang aneh – aneh.”“Ibu mengenalmu lama,Mario gak usah bohong, atau kamu masih mikirin mantan istrimu itu ?”Sejenak Mario mengunyah makanan yang sudah terlanjur masuk ke dalam mulutnya sebelum menjawab pertanyaan ibunya.“Ya ibu benar , aku memang sedang memikirkan mantan istriku apalagi dengan kehamilannya.” Mario mau tak mau harus jujur kepada ibunya , karena ibunya pasti akan terus mengejar jika Mario tidak s
10 tahun kemudianTampak remaja tampan sedang menggandeng gadis yang juga tak kala cantik, mereka baru saja keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah.“Hati – hati kak El adik Oliv” ucap Amar kala mendapati anak majikannya itu sudah keluar dari mobilnya.“Makasih sudah diantarkan, uncle Amar hati – hati juga jangan ngebut nanti aku bilang ke daddy kalau ngebut.”“Beres adik Oliv, kalian jangan lupa belajar yang rajin.”Setelah keduanya masuk ke dalam pintu gerbang Amarpun segera berlalu meninggalkan sekolah internasional di depannya, saat ini Eliezer sudah duduk di bangku SMA sementara adiknya duduk di bangku SMP keduanya bersekolah di tempat yang sama.Selama kurun waktu 10 tahun banyak hal terjadi dalam kehidupan rumah tangga Airin dan Rafael. Mereka sungguh beruntung memiliki anak yang penurut, mereka saat ini tinggal di kediaman pribadi Rafael yang tidak jauh dari rumah Bramantyo
Demi tidak mendapatkan respon dari istrinya Rafaelpun mengikuti arah pandang Airin dan dilihatnya dari kejauhan ada Marsha datang bersama dengan mamanya.“Kamu jadi cemberut karena Marsha ya?”“Gak usah aneh – aneh ya mas!” ancam Airin kala mendapati Rafael terkekeh sesaat setelah menyebut nama wanita lain di hadapan istrinya.“Gak usah manyun begitu, ayo kita kesana.”“Mas..”“Sstt..” Rafael meletakkan jarinya di ujung bibir istrinya agar Airin terdiam. Rafael segera merangkul pinggang langsing istrinya serta membawanya menemui Marsha.“Nak Rafael..” sapa Dahlia yang terlebih dahulu melihat kedatangan Rafael bersama Airin. Wajah Airin yang awalnya jutek dan tidak enak di lihat tampak tersenyum di hadapan Dahlia dan Marsha, keduanya pun segera mengulurkan tangannya untuk menyambut kedatangan Marsha.“Kamu makin seger saja nak Rafael, semakin hari semak
Sore hari kala waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang Dani yang selepas menjemput keluarga kakaknya di bandara Abdulrahman Saleh segera menuju ke kota Batu tempat dimana Yohana menginap di rumah bibinya.Yohana gadis asli Surabaya itu sehari sebelum ke rumah Dani sengaja ke rumah bibinya dulu. Dia tidak mau menginap ke rumah Dani karena belum memiliki ikatan apapun.“Semoga perjalanan kalian lancar.” Pesan bibi Yohana saat melepas keponakannya serta Dani untuk menuju kota Malang.“Terima kasih bibi, kami permisi.” Ucap Dani sembari mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.Mengingat jika weekend banyak yang menuju kota Batu maka perjalanan Dani serta Yohana membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk bisa sampai di kediaman Ningsih.Di tempat ini para pria dan wanita sudah selesai membersihkan diri, kaum wanita pun juga siap menyambut tamu mereka, hanya Olivia yang masih tertidur di pangkuan daddynya, balita ini tampaknya
Satya saat ini sudah berada di hadapan kedua orang tuan Anjani, Satya menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan serius dengan Anjani.Intensnya komunikasi diantara keduanya yang sama – sama menjadi pengawal keluarga Rafael membuat hubungan cinta monyet mereka bersemi kembali.Jelas saja Satya maupun Anjani merasa lega karena restu sudah mereka dapatkan dari orang tua kedua belah pihak.Apalagi ternyata ibu Satya adalah sahabat ibunya Anjani kala mereka masih duduk di bangku sekolah.“Ibu tidak menyangka jika kita akan berbesan dengan Hastuti,” ucap Yayuk ibu kandung Anjani saat bervideo call dengan calon besannya itu.Satya menceritakan tentang asal usul keluarganya kepada pak Arif dan ibu Yayuk akhirnya dari situ mereka tahu tentang Hastuti.Restu sudah di dapat oleh calon pasangan suami istri ini, kali ini keduanya menghabiskan waktu dengan berjalan –jalan di mall di kota Semarang tempat Anjani tinggal.
Hari ini tampak keluarga Rafael sedang berkemas – kemas untuk pulang kampung , rencananya mereka akan berangkat besok pagi menggunakan pesawat pribadi demi kenyamanan Olivia dan Eliezer yang sama – sama tidak bisa diam.“Sudah selesai, sekarang tinggal bersiap – siap ke acaranya Kamila.” Tanpa sadar Airin berbicara sendiri.Ya selepas mengantarkan suaminya sampai teras rumah, Airin segera masuk kembali ke kamarnya untuk beres – beres perlengkapan mereka. Membawa dua anak tentu bekal pakaian Airin jauh lebih banyak dari sebelumnya meski mereka hanya menginap 2 hari disana.Saat baru saja selesai berdandan ponsel Airin berbunyi ada nama Desi disana sedang memanggil dirinya.“Sudah siap belum nyonya.” Terdengar suara canda Desi dari seberang sana.“Apaan sih kamu ini,Des.”“Idih jangan suka ngambek ntar kecantikannya berkurang tahu rasa loe.”“Gampang kal
“Beneran bun Dani mau mengenalkan calon istrinya ?” terdengar suara Airin kala sedang berkomunikasi dengan bundanya mau tidak mau membuat Rafael yang baru saja selesai mandi segera mendekat ke a rah istrinya meski hanya mengenakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.“Dani beneran mau mengenalkan calon istrinya sayang ?”“Iya sabtu besuk Dani mengajaknya bertemu bunda.”“Puji Tuhan akhirnya Dani laku juga he he , siapa calon adik ipar aku ?”Airin hanya mengangkat kedua bahunya saja tanda dia memang tidak tahu, namun Ningsih yang mendengar pertanyaan dari menantunya segera menjawab pertanyaan Rafael. Airin memang mengaktifkan mode loudspeaker saat berkomunikasi dengan sang bunda sembari dia menyiapkan pakaian kerja suaminya.“Jadi kisah kakak terulang pada adiknya, sekretaris yang menikah dengan pimpinannya sendiri ceritanya nih bun.” Omongan Airin tentu saja membuat Rafael tersenyum
Yohana sungguh sangat terkejut menatap atasannya yang masih berjongkok disebelahnya, Keterkejutan Yohana membuatnya hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangannya demi melihat kejadian di sebelahnya, saat mulai dapat menetralkan detak jantungnya gegas Yohana berdiri dari kursinya dan meminta Dani untuk berdiri.“Jangan bercanda pak, bapak tidak pantas berjongkok di depan saya begini, ayo berdiri pak.”“Siapa bilang aku bercanda, aku serius sedang meminangmu secara pribadi, maaf jika caraku kurang berkenan,bagaimana ?”“Tapi pak apa nanti kata…”“Kamu sudah memiliki kekasih ?” potong Dani yang langsung dijawab Yohana dengan menggelengkan kepalanya.“Jadi apa alasan kamu tidak menerimaku, atau aku tidak memenuhi kriteriamu ?”“Bu..bukan begitu pak, bapak tolong berdiri dulu kita bicara sembari duduk.” Tak sabar Yohana segera menarik tangan Dani agar segera berdiri, namun Dani tetaplah Dani yang akan tetap dengan posisinya sebelum Yohana memberikan jawaban.“Jawablah dahulu pertanya
Diskusi antara Dani dengan sekretarisnya akhirnya kelar, beberapa pekerjaan sudah mereka bahas saat ini.Yohana sekretaris yang sangat kompeten, dia sangat teliti sehingga sangat membantu Dani untuk urusan pekerjaannya.Bahkan jika Dani ada kepentingan harus ke Jakarta, Yohana sudah mampu menghandle pekerjaan yang diberikan kepadanya.Yohana saat ini sedang membereskan makan siang yang baru saja mereka nikmati, mereka memesan makanan simpel di kantin perusahaan Dirgantara ini melalui office girl dan mengantarkannya ke ruangan Dani.Di ruangan Dani yang nyaman terdapat meja kecil yang biasa digunakan oleh Dani untuk menikmati makan siangnya, saat Yohana sedang membereskan meja makan Danipun bergerak kembali melangkahkan kakinya menuju sofa tempat dimana dia tadi berdiskusi dengan Yohana.Secara spontan Dani merentangkan kedua tangannya menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk merenggangkan ototnya yang terasa kaku.Yohana pun segera m
Meninggalkan hiruk pikuk dan kejadian beruntun di Jakarta, saat ini di kantor cabang Dirgantara group yang ada di Surabaya tampak Dani adik ipar Rafael sedang mengadakan meeting dengan salah satu perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan Dirgantara Group.Tidak salah jika Rafael memberi kepercayaan kepada Dani, karena Dani bisa diandalkan. Dani sangat professional dalam bekerja pun demikian dengan Rafael, jika urusan pekerjaan mereka akan bersikap sebagaimana layaknya atasan dengan bawahan.Selama ini Rafael puas dengan hasil kerja Dani.Dalam meetingnya kali inipun Dani juga tampak serius saat mendengarkan presentasi dari pihak PT Ditex Indonesia, meski tidak sekali dua kali Dani menangkap dengan ekor matanya jika wanita yang menjadi sekretaris dari PT Ditex Indonesia bukannya fokus pada presentasi yang disampaikan oleh atasannya tetapi malah fokus melirik ke arah Dani.“Jadi itu yang bisa kami sampaikan pak Dani, jika ada hal yang kurang dari presen