Danu hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa berani membuka mulutnya, Danu sedang dalam dilema jika dia jujur maka tidak akan mendapatkan tujuannya pun demikian jika dia berbohong.
‘Ah sialan kenapa malah jadi begini,’ rutuk Danu dalam hatinya.
“Bagaimana om cerita saja pada kami ,ya siapa tahu kami bisa membantu mencari jalan keluarnya.” Rafael sengaja memancing Danu agar segera bercerita , nada bicara Rafael dibuat biasa saja meski sebenarnya dia kesal menghadapi pria paruh baya di depannya ini.
Niat hati begitu masuk rumah akan mengurung dan memanjakan si junio ee malah harus menemui orang yang sudah bertingkah licik dibelakangnya.
“Ja..jadi begini, om memang tidak paham siapa itu Baron mungkin dia melihat istri om waktu itu sedang berbelanja di butik , dia mengikutinya kemudian menculiknya. Mungkin Baron berpikir bahwa istri om bersuamikan konglomerat jadi mereka meminta tebusan , begitu nak Rafael. Jadi disini ka
Waktu berjalan begitu cepat, akhirnya perusahaan Danu Winara sudah resmi diambil alih oleh Dirgantara group. Dua hari sejak kedatangan Danu ke kediaman Bramantyo waktu itu akhirnya Danu mengambil keputusan untuk menjual semua sahamnya kepada Rafael.Untuk kantor barunya ada beberapa staf senior diperbantukan diperusahaan ex Danu Winara. Rekruitment karyawan sudah dilakukan, ada nama Mario menjadi salah satu diantaranya.Urusan perekrutan karyawan diserahkan sepenuhnya kepada Wirawan orang kepercayaan Bramantyo yang juga sudah banyak membantu Rafael saat pertama kali Rafael menggantikan papanya.Mario merasa sudah tidak nyaman lagi berkantor dengan mantan istrinya, setiap melihat perut Dita yang semakin menyembul membuat semakin geram dan terluka hati Mario, apalagi gunjingan demi gunjingan terdengar di telinga Mario tentang hubungannya dengan Dita meski mereka tidak secara terang – terangan bicara.Beruntung bagi Mario dia bisa diterima di perusahaa
“Pak Mario kenapa anda seperti gelisah.” Ulang Wirawan kepada staff nya yang menurutnya sikapnya sangat aneh.“Eh ti..tidak pak Wirawan, saya baik – baik saja.”Berbeda dengan Mario justru Rafael sangat senang, ekspresi tegang diwajahnya seketika menghilang sempurna demi mendapatkan jawaban dari dokter Wina.“Istri saya hamil ? ini beneran kan dokter ?”“Tentu saja benar pak Rafael, sekali lagi selamat usianya perkiraan saya baru menginjak 5 minggu sangat rentan sekali namun untuk memastikannya tolong bawa bu Airin ke dokter kandungan disana akan diberikan vitamin dan penjelasan yang lebih lengkap.”“Terima kasih dokter saya akan bawa istri saya ke dokter kandungan saat ini juga.” Rafael segera menjabat tangan dokter Wina yang akan segera kembali ke tempat prakteknya di rumah sakit yang menjadi milik dari Dirgantara group juga.“Pak Wawan.”“Ya pak,&rd
“Zal apa kita akan diam saja ?” Anton kembali membuka suaranya saat keduanya sudah berada di kantor.“Gak mungkinlah kita akan diam saja, bentar aku akan telepon Desi agar menghubungi Airin.”Rizalpun segera menghubungi isttrinya serta menceritakan semua yang dia dengar dari Marsha meski tidak secara detail Marsha mengatakan rencananya namun kata – kata mencelakai bahkan akan menghabisi itu sungguh membuat Desi terkejut.“Aku akan kasih tahu Airin sekarang juga mas.”Desi segera menghubungi Airin yang tanpa Desi ketahui sedang berada di rumah sakit tepatnya di toilet, sehabis mengunjungi dokter kandungan Airin tidak bisa menahan kantung kemihnya . Tas nya sengaja dia titipkan kepada suaminya yang duduk dibangku tak jauh dari toilet dimana istrinya berada.Dering tanda ada panggilan masuk berkali - kali diponsel istrinya mau tidak mau membuat Rafael harus mengambil benda itu dari dalam tas istrinya.&
Pagi ini Mario tampak tidak seperti biasanya , setidaknya itulah yang ada di pikiran Rianti.Ya semenjak kepulangannya dari kantor kemarin Mario memang tampak berbeda, dia tampak jadi pendiam dan mengunci diri di dalam kamarnya , begitupun pagi ini Mario yang baru saja keluar dari kamarnya langsung duduk dan tanpa banyak bicara segera mengambil sarapan yang sudah ibunya siapkan dimeja makan.“Kamu kenapa dari kemarin kelihatan aneh ?”“Aneh gimana bu, aku biasa saja gak ada yang aneh – aneh.”“Ibu mengenalmu lama,Mario gak usah bohong, atau kamu masih mikirin mantan istrimu itu ?”Sejenak Mario mengunyah makanan yang sudah terlanjur masuk ke dalam mulutnya sebelum menjawab pertanyaan ibunya.“Ya ibu benar , aku memang sedang memikirkan mantan istriku apalagi dengan kehamilannya.” Mario mau tak mau harus jujur kepada ibunya , karena ibunya pasti akan terus mengejar jika Mario tidak s
Hari ini Bima menggantikan tugas Airin sebagai sekretaris pribadi Rafael, untung saja hari ini agenda Rafael tidak terlalu padat.Kondisi Airin yang sejak pagi mual – mual membuat Rafael sementara melarang istrinya hari ini ke kantor , meski awalnya Airin menolak karena dia merasa baik – baik saja, namun melihat kengototan suaminya Airin pun mengiyakan saja.“Gak nyangka ternyata kecebong loe tokcer,Fa.” Ucapan Bima tentu saja hanya mendapat tatapan sebentar dari sang pemilik kecebong setelah itu Rafael kembali menatap tab yang dipegangnya.Keduanya saat ini sedang dalam perjalanan ke kantor menggunakan satu mobil , ada Satya yang mengemudikan mobil Rafael.“Sat, gimana anak buahmu sudah mulai jalan kan ?” tanya Rafael meski dengan mata yang fokus menatap tab.“Sudah pak bos, semua sudah berjalan sesuai dengan titah pak bos kemarin.”“Tunggu ! ada apa ini ?” Bima menyela obrolan ked
Hari ini Airin akan kembali ke kantor untuk memulai aktifitasnya, mualnya sudah mulai menghilang memasuki usia kehamilannya yang ke empat bulan.Awalnya Rafael tentu saja keberatan namun demi rengekan istrinya yang bosan jika berdiam diri dirumah saja , mau tidak mau Rafaelpun memberikan ijin agar istrinya kembali bekerja tentunya dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh Airin, itu semua demi kesehatan ibu dan bayinya.Membawa bekal makanan sehat dari rumah, kamar di kantor Rafael pun sudah dipersiapkan untuk Airin nantinya beristirahat jika lelah. Kamar yang sangat jarang sekali digunakan oleh Rafael.“Kamu tetap cantik dimataku sayang, gak usah pakai manyum begitu sembari memandangi cermin.” Ucap Rafael sembari memakai kemejanya seraya memandangi istrinya yang masih betah lama – lama menghadap cermin.“Perut aku jadi gendut mas meski belum gede banget.”“Ya iyalah gendut kan kamu…”“Tuh kan, ngomong saja kamu gak suka melihat bentuk tubuhku yang seperti ini gak menarik s
“Janji yang kami ingkari ?” ulang Bramantyo sembari mengeryitkan dahinya, dia sama sekali tidak paham dengan maksud ucapan dari anak sahabatnya ini.“Iya om , dan saya kesini untuk menagih itu.”“Tunggu , janji apa yang sudah kami ingkari ? kamu bisa menjelaskan ?”“Om dan tante apa pura – pura lupa?”“Marsha , jika kamu berbelit – belit mana kami paham apa yang kamu maksudkan, kami merasa tidak memiliki janji apapun sama kamu, bicara yang jelas atau jika tidak kamu bisa segera keluar dari ini !” usir Bramantyo yang mulai sebal dengan tingkah Marsha sedang Rossa memegang lengan suaminya seraya mengelus lengan itu .“Sabar pa,” bisik Rossa.“Ck om .. om , hanya gara – gara wanita itu om melupakan semuanya, apa sih hebatnya dia sampai om menerima dia sebagai menantunya om dan tante, kalian lupa jika kalian pernah menjodohkan kami berdua, namun nyata
“Laura , kamu apa – apan sih bertingkah begini !” Rafael segera mendorong tubuh wanita yang sedang memeluk dirinya itu, gerakan spontan dari Laura membuat Rafael tadi tidak bisa menghindarinya saat adegan tadi dilihat oleh mata istrinya sendiri.Rafael yang sedari tadi sudah berusaha menjaga mood istrinya malah harus berantakan gara – gara kedatangan Laura yang menjadi teman kuliahnya saat keduanya sedang di menuntut ilmu diluar negeri.Rafael bukannya tidak paham dengan sikap yang baru saja ditunjukkan oleh istrinya itu, menutup pintu secara keras dengan wajah gondok jelas membuat Rafael begitu khawatir.“Rafael, kamu kenapa sih bukannya ini bukan kali pertama kamu aku peluk, gak usah pura – pura menolak deh.” Protes Laura tidak terima. “Aku jauh – jauh dari Singapora ke sini hanya untuk mengunjungi kamu , berusaha mencari tahu keberadaan kamu ee begitu ketemu malah begini sikapmu !”Laura adala