Bab 61
Hoek hoek
Desi segera turun dari ranjangnya berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Berusaha memuntahkan isi perutnya namun tak ada satupun yang bisa dia keluarkan, mualnya kembali datang lagi pagi ini.
Merasa sangat lemas Desipun kembali ke ranjangnya, beruntung hari ini baik Desi maupun Rizal sedang libur kerja. Mereka sudah merencanakan weekend ini hendak mengunjungi ibunda Desi karena sudah cukup lama pasangan ini belum mengunjugi Sasmi ibunda Desi.
“Kamu mual lagi, apa kemarin kamu salah makan sayang,” tanya Rizal yang rupanya juga baru terbangun dan mendengar istrinya sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
“Aku gak ada makan aneh – aneh tuh mas, tapi aneh saja kenapa perutku bisa begini sih,” gerutu Desi yang tidak nyaman dengan kondisinya.
“Kita ke dokter ya.” Tawaran Rizal hanya disambut gelengan kepala oleh istrinya.
“Kok gak mau sih, kamu lemes
Setelah mengantarkan kliennya menuju hotel tempat mereka beristirahat begitu pula dengan para crew pesawat yang membawa pasangan Rafael dan Airin, Ernet kembali mengingatkan jika 4 jam ke depan dia akan menjemput mereka kembali untuk memulai petualangan menjelajahi berbagai tempat di negara romantis ini.Airin tentu sangat antusias saat sebentar lagi dia akan mengelilingi berbagai tempat di negara yang bahkan selama ini dia hanya bisa bermimpi.“Kamu senang sayang?”“Tentu saja mas aku seperti merasa ini mimpi,” ucap Airin yang malah mendapat gigitan kecil di pangkal lengannya.“Eih kok digigit sih, sakit mas untung gak memerah kulitku.” Protes Airin saat mendapati suaminya nakal.“Sudah terbukti kan jika kamu tidak sedang bermimpi berada di negara ini, tapi sayangnya kita kesini difasilitasi oleh om Alex bukan dari suamimu sendiri.” Satu tangan Rafael membawa tubuh istrinya dan mendekapnya dengan era
Menikmati malam romantis dengan menyelusuri sungai Seine membuat wajah Airin tampak sangat ceria. Pantulan cahaya dari aneka warna lampu di sepanjang sungai membuat wajah cantik itu semakin mempesona saja.Senyum lebar terus tersungging di bibir Airin sembari menikmati duduk dalam dekapan suaminya. Ernest yang menemani kliennya pun ikut tersenyum simpul melihat kemesraan pasangan di depannya itu, tanpa mengabaikan tugasnya mengabadikan dalam bentuk foto maupun video aktifitas dari pasangan pengantin baru ini.‘Cinta mereka begitu kuat tampak sekali dalam sorot mata mereka, astaga baru kali ini aku melihat cinta yang sekuat itu,’ guman Ernest dalam hatinya.Ernest menjelaskan banyak hal tentang sungai Seine yang kemudian diterjemahkan oleh Rafael untuk istrinya.Hari pertama menginjakkan kaki di Perancis Airin sudah banyak disuguhi hal – hal yang indah yang selama ini bahkan bermimpipun dia tidak berani.Berbagai pose juga dibuat o
Malam itu begitu dingin, langit sejak sore hari sudah mendung yang akhirnya airpun melimpah turun dari langit, namun hal ini tidak menyurutkan langkah Dita untuk menemui suaminya. Menggunakan jasa transportasi online Dita yang sebenarnya moodnya sedang tidak baik – baik saja itupun berangkat ke kediaman Rianti.Kehamilannya yang membuat moodnya sering berubah – ubah membuatnya semakin sensitive saja, Dita butuh perhatian Mario, Dita butuh ditemani oleh suaminya itu kala kontrol kehamilannya, namun nasib apes yang membuat kedok Dita terbongkar membuat keinginan Dita itu menguap begitu saja.Orang tahunya Mario adalah suaminya, itulah mengapa Dita akan memohon kepada Mario agar tetap menjadi suaminya sampai dengan anak yang dia kandung lahir , Dita sudah tidak perduli lagi meski harga dirinya harus diinjak – injak.Namun begitu Dita sampai di kediaman mertuanya ketika tangannya hendak mengetuk pintu ,Dita malah mendengar perdebatan an
Mengenakan sneaker hitam dan pakaian kasual pasangan Rafael dan Airin tampak santai menyusui taman Jardin du Luxembourg.Kharisma Rafael semakin tampak bersinar dengan asesoris kacamata hitam nan mahal yang bertengger di atas hidung mancungnya, sementara sang istri mengenakan topi lebar.Pasangan ini saling bergandengan tangan sembari mengikuti langkah Ernest yang terus mendampingi perjalanan mereka.Perjalanan wisata mereka hari ini cukup padat, berbagai tempat mereka kunjungi selama mereka menghabiskan waktu di kota cinta ini. Airin begitu antusias.“Sayang, besuk kita sudah harus balik kita belum belanja- belanja,sore ini kita akan belanja.” Ajak Rafael yang diangguki oleh istrinya.Airin memang bukan tipe wanita gemar berbelanja hal – hal yang tidak perlu namun jika sudah berkunjung minimal Airin hendak membeli merchandise untuk oleh – oleh teman dan keluarganya.Namun Rafael bukannya membawa Airin ke tempat penju
Nugie sudah berada dibandara menunggu kedatangan Rafael , tidak butuh waktu lama pesawat pribadi yang membawa pasangan suami istri itupun tiba.Keduanya segera masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu.“Selamat datang kembali den Rafael dan bu Airin.”“Terima kasih Nugie, gimana kabar di rumah.”“Aman terkendali den, hanya saja..”“Hanya apa ?” tanya Rafael tak sabar memotong ucapan sopir papanya itu.“Ada pak Danu di rumah sepertinya menunggu den Rafael.”“Menungguku ? untuk apa ?” Rafael keheranan mendapati jika Danu menunggunya.“Ya mana saya tahu den, tadi saja tuan yang bicara agar saat menjemput aden tidak boleh mampir – mampir karena ada hal penting dengan pak Danu.”“Masih punya nyali dia datang ke rumah, jadi penasaran semoga saja papa tidak luluh dengan temannya itu,” ucap Rafael dengan kesal.“Sab
Danu hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa berani membuka mulutnya, Danu sedang dalam dilema jika dia jujur maka tidak akan mendapatkan tujuannya pun demikian jika dia berbohong.‘Ah sialan kenapa malah jadi begini,’ rutuk Danu dalam hatinya.“Bagaimana om cerita saja pada kami ,ya siapa tahu kami bisa membantu mencari jalan keluarnya.” Rafael sengaja memancing Danu agar segera bercerita , nada bicara Rafael dibuat biasa saja meski sebenarnya dia kesal menghadapi pria paruh baya di depannya ini.Niat hati begitu masuk rumah akan mengurung dan memanjakan si junio ee malah harus menemui orang yang sudah bertingkah licik dibelakangnya.“Ja..jadi begini, om memang tidak paham siapa itu Baron mungkin dia melihat istri om waktu itu sedang berbelanja di butik , dia mengikutinya kemudian menculiknya. Mungkin Baron berpikir bahwa istri om bersuamikan konglomerat jadi mereka meminta tebusan , begitu nak Rafael. Jadi disini ka
Waktu berjalan begitu cepat, akhirnya perusahaan Danu Winara sudah resmi diambil alih oleh Dirgantara group. Dua hari sejak kedatangan Danu ke kediaman Bramantyo waktu itu akhirnya Danu mengambil keputusan untuk menjual semua sahamnya kepada Rafael.Untuk kantor barunya ada beberapa staf senior diperbantukan diperusahaan ex Danu Winara. Rekruitment karyawan sudah dilakukan, ada nama Mario menjadi salah satu diantaranya.Urusan perekrutan karyawan diserahkan sepenuhnya kepada Wirawan orang kepercayaan Bramantyo yang juga sudah banyak membantu Rafael saat pertama kali Rafael menggantikan papanya.Mario merasa sudah tidak nyaman lagi berkantor dengan mantan istrinya, setiap melihat perut Dita yang semakin menyembul membuat semakin geram dan terluka hati Mario, apalagi gunjingan demi gunjingan terdengar di telinga Mario tentang hubungannya dengan Dita meski mereka tidak secara terang – terangan bicara.Beruntung bagi Mario dia bisa diterima di perusahaa
“Pak Mario kenapa anda seperti gelisah.” Ulang Wirawan kepada staff nya yang menurutnya sikapnya sangat aneh.“Eh ti..tidak pak Wirawan, saya baik – baik saja.”Berbeda dengan Mario justru Rafael sangat senang, ekspresi tegang diwajahnya seketika menghilang sempurna demi mendapatkan jawaban dari dokter Wina.“Istri saya hamil ? ini beneran kan dokter ?”“Tentu saja benar pak Rafael, sekali lagi selamat usianya perkiraan saya baru menginjak 5 minggu sangat rentan sekali namun untuk memastikannya tolong bawa bu Airin ke dokter kandungan disana akan diberikan vitamin dan penjelasan yang lebih lengkap.”“Terima kasih dokter saya akan bawa istri saya ke dokter kandungan saat ini juga.” Rafael segera menjabat tangan dokter Wina yang akan segera kembali ke tempat prakteknya di rumah sakit yang menjadi milik dari Dirgantara group juga.“Pak Wawan.”“Ya pak,&rd