Gunawan hanya bisa diam saat dirinya dikuliti oleh kedua wanita di depannya , memang sesal kemudian tidak ada gunanya lagi, Gunawan yang sudah diberikan kesempatan oleh Yolanda karena kesalahannya sekarang mengulangi lagi, hingga saat Yolanda membuangnya dari hidupnya Gunawan tidak bisa berbuat apa-apa.
Gunawan sangat menyadari jika dirinya bukan siapa – siapa saat sebelum bertemu dengan Yolanda, benar kata Elisa dan Rianti jika dia laki – laki kere, namun cinta Yolanda yang besar membuat Yolanda tutup mata dan menerima kondisi Gunawan dengan apa adanya meski awalnya kedua orang tua Yolanda tidak merestui pernikahan mereka,namun akhirnya keduanya bisa meluluhkan dan mendapat restu dari keluarga Yolanda.
Pelan namun pasti kehidupan Gunawan membaik, ditunjang dengan pekerjaan yang mapan di kantor papa mertuanya, namun sayangnya Gunawan semakin kesini semakin banyak tingkah salah satunya suka bermain perempuan.
“Kamu dia masih seperti kemari
“Apa kamu bilang ?” Kamila berbalik arah menatap kepada Indri teman sesama penghuni kost.“Telinga kamu tuli hingga aku harus mengulang lagi kalimatku!”PLAKTamparan yang diberikan Kamila ke wajah Indri jelas saja membuat Indri terkejut dan tanpa mereka sadari perdebatan keduanya membuat beberapa penghuni kost mengintip dari tempatnya masing – masing.“Jaga bicaramu jika kamu tidak tahu apa – apa, jika aku buka mulut siapa dirimu pasti mas Anton akan mengusirmu dari tempat kost ini,” ancam Kamila seraya menatap tajam Indri. Diantara penghuni kost ini Indri memang paling banyak mencari gara – gara, hampir semua penghuni kost tidak menyukai Indri namun tetap saja Indri bebal.“Gak usah sok tahu loe,Mil.”“Aku bukan kamu yang banyak bicara jika tidak tahu fakta !kasihan sekali dirimu hanya ingin tampil dengan barang – barang layak harus jadi simpanan suami orang,aku bukan dirimu yang mencari gratisan dengan menjual tubuh, kamu bisa cek sama mas Yudi aku tiap bulan dapat gratisan apa ti
“Aish siapa sih yang ketok pintu, untung sudah selesai,” gerutu Rafael sedang istrinya hanya menahan tawa mendengar gerutuan suaminya.Tok Tok TokKembali pintu kamar Rafael diketuk dari luar, Rafael segera saja mengenakan celana santainya dengan bagian atas tubuhnya dibiarkan telanjang sedang Airin segera mengambil pakaiannya yang berserakan dan membawanya ke dalam kamar mandi.Ceklek“Lama banget buka pintunya .” Omel Bima .”Tubuh kamu kenapa berkeringat sih memang AC di kamarmu ada masalah ?” Bima gegas masuk hendak memeriksa AC namun langkahnya di tahan oleh sang sepupu.“AC gak ada masalah.”“Buktinya badan kamu berkeringat,” potong Bima.“Si Junio habis mengeluarkan kecebongnya untung sudah selesai coba saja kalau belum selesai sudah aku habisi kamu.”Bima sungguh tidak paham dengan perkataan Rafael, Bima mengeryitkan dahinya.“Kamu ngomo
Hari sudah semakin larut namun Dahlia tidak kunjung datang ke kediamannya, ponselnya juga tidak aktif.Jelas saja Danu sangat mengkhawatirkan istrinya, ‘Apa Baron ada dibalik semua ini ya, jika iya awas saja, aku betul – betul menyesal sudah bertemu dan memakai jasanya,’ rutuk Danu dalam hatinya.Danu hanya bisa berjalan mondar - mandir kesana kemari tanpa tahu harus melakukan apa dan meminta bantuan kepada siapa, satu – satunya yang bisa membantunya hanyalah keluarga Dirgantara, namun jika kali ini Danu meminta bantuan kepada keluarga Dirgantara jelas tidak mungkin.Danu mengepalkan tangannya seraya meninju udara di sekitarnya sebagai pelampiasan atas kekesalan dan kekhawatiran akan istrinya yang sampai saat ini belum jelas dimana keberadaannya.“Ahhhh sialan kamu ,Baron!” teriak Danu.TokTokTok“Masuk !” titah Danu saat mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk dari
Bab 61Hoek hoekDesi segera turun dari ranjangnya berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Berusaha memuntahkan isi perutnya namun tak ada satupun yang bisa dia keluarkan, mualnya kembali datang lagi pagi ini.Merasa sangat lemas Desipun kembali ke ranjangnya, beruntung hari ini baik Desi maupun Rizal sedang libur kerja. Mereka sudah merencanakan weekend ini hendak mengunjungi ibunda Desi karena sudah cukup lama pasangan ini belum mengunjugi Sasmi ibunda Desi.“Kamu mual lagi, apa kemarin kamu salah makan sayang,” tanya Rizal yang rupanya juga baru terbangun dan mendengar istrinya sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.“Aku gak ada makan aneh – aneh tuh mas, tapi aneh saja kenapa perutku bisa begini sih,” gerutu Desi yang tidak nyaman dengan kondisinya.“Kita ke dokter ya.” Tawaran Rizal hanya disambut gelengan kepala oleh istrinya.“Kok gak mau sih, kamu lemes
Setelah mengantarkan kliennya menuju hotel tempat mereka beristirahat begitu pula dengan para crew pesawat yang membawa pasangan Rafael dan Airin, Ernet kembali mengingatkan jika 4 jam ke depan dia akan menjemput mereka kembali untuk memulai petualangan menjelajahi berbagai tempat di negara romantis ini.Airin tentu sangat antusias saat sebentar lagi dia akan mengelilingi berbagai tempat di negara yang bahkan selama ini dia hanya bisa bermimpi.“Kamu senang sayang?”“Tentu saja mas aku seperti merasa ini mimpi,” ucap Airin yang malah mendapat gigitan kecil di pangkal lengannya.“Eih kok digigit sih, sakit mas untung gak memerah kulitku.” Protes Airin saat mendapati suaminya nakal.“Sudah terbukti kan jika kamu tidak sedang bermimpi berada di negara ini, tapi sayangnya kita kesini difasilitasi oleh om Alex bukan dari suamimu sendiri.” Satu tangan Rafael membawa tubuh istrinya dan mendekapnya dengan era
Menikmati malam romantis dengan menyelusuri sungai Seine membuat wajah Airin tampak sangat ceria. Pantulan cahaya dari aneka warna lampu di sepanjang sungai membuat wajah cantik itu semakin mempesona saja.Senyum lebar terus tersungging di bibir Airin sembari menikmati duduk dalam dekapan suaminya. Ernest yang menemani kliennya pun ikut tersenyum simpul melihat kemesraan pasangan di depannya itu, tanpa mengabaikan tugasnya mengabadikan dalam bentuk foto maupun video aktifitas dari pasangan pengantin baru ini.‘Cinta mereka begitu kuat tampak sekali dalam sorot mata mereka, astaga baru kali ini aku melihat cinta yang sekuat itu,’ guman Ernest dalam hatinya.Ernest menjelaskan banyak hal tentang sungai Seine yang kemudian diterjemahkan oleh Rafael untuk istrinya.Hari pertama menginjakkan kaki di Perancis Airin sudah banyak disuguhi hal – hal yang indah yang selama ini bahkan bermimpipun dia tidak berani.Berbagai pose juga dibuat o
Malam itu begitu dingin, langit sejak sore hari sudah mendung yang akhirnya airpun melimpah turun dari langit, namun hal ini tidak menyurutkan langkah Dita untuk menemui suaminya. Menggunakan jasa transportasi online Dita yang sebenarnya moodnya sedang tidak baik – baik saja itupun berangkat ke kediaman Rianti.Kehamilannya yang membuat moodnya sering berubah – ubah membuatnya semakin sensitive saja, Dita butuh perhatian Mario, Dita butuh ditemani oleh suaminya itu kala kontrol kehamilannya, namun nasib apes yang membuat kedok Dita terbongkar membuat keinginan Dita itu menguap begitu saja.Orang tahunya Mario adalah suaminya, itulah mengapa Dita akan memohon kepada Mario agar tetap menjadi suaminya sampai dengan anak yang dia kandung lahir , Dita sudah tidak perduli lagi meski harga dirinya harus diinjak – injak.Namun begitu Dita sampai di kediaman mertuanya ketika tangannya hendak mengetuk pintu ,Dita malah mendengar perdebatan an
Mengenakan sneaker hitam dan pakaian kasual pasangan Rafael dan Airin tampak santai menyusui taman Jardin du Luxembourg.Kharisma Rafael semakin tampak bersinar dengan asesoris kacamata hitam nan mahal yang bertengger di atas hidung mancungnya, sementara sang istri mengenakan topi lebar.Pasangan ini saling bergandengan tangan sembari mengikuti langkah Ernest yang terus mendampingi perjalanan mereka.Perjalanan wisata mereka hari ini cukup padat, berbagai tempat mereka kunjungi selama mereka menghabiskan waktu di kota cinta ini. Airin begitu antusias.“Sayang, besuk kita sudah harus balik kita belum belanja- belanja,sore ini kita akan belanja.” Ajak Rafael yang diangguki oleh istrinya.Airin memang bukan tipe wanita gemar berbelanja hal – hal yang tidak perlu namun jika sudah berkunjung minimal Airin hendak membeli merchandise untuk oleh – oleh teman dan keluarganya.Namun Rafael bukannya membawa Airin ke tempat penju