“Gimana ma, mereka sudah berhasil kan melakukan rencana papa ?” tanya Marsha saat pagi itu mamanya mengunjunginya di lapas.
Dahlia tidak tahu jika semalam suaminya sudah berkomunikasi dengan Baron.
“Orang bayaran papamu tidak memberikan kabar apapun artinya rencana berhasil sayang,” jawab Dahlia seraya menyodorkan paper bag berisi makanan yang sengaja dia bawa untuk anaknya. “Kamu sambil makan mama temani kamu sambil kita ngobrol, sengaja mama membeli ini buat kamu,Sha.”
Marsha wajahnya tampak tersenyum senang, dia sudah membayangkan bagaimana kejadian di pernikahan Rafael.
“Kenapa senyuman kamu lebar banget lagi kesambet kamu,Sha ?” Dahlia heran melihat ekspresi anaknya.
“Aku senang sekali hari ini ma, tugas mama dan papa tinggal satu lagi.”
“Apalagi Sha, sini makan dulu gak usah membuat papa sama mama pusing.” Dahlia menyodorkan wadah yang sudah dia keluarkan dari dala
Satya baru saja menemui Rafael di kediamannya, mereka tampak berkumpul di ruang kerja Bramantyo.Selain Rafael dan Bima, juga Alex papa Bima yang masih berada di Indonesia untuk beberapa pekan mendatang. Tinggal Bramantyo yang mereka tunggu karena masih ke toilet.“Wajah pak bos sekarang jauh lebih cerah sejak jadi suami, uhui ,” ledek Satya yang dibalas senyum lebar dari Rafael.“Kamu juga buruan ganti statusmu jadi suami biar tahu alasannya kenapa kita jadi lebih ceria, jangan mau masuk dalam jajaran pria jomblo seperti Bima tuh,” ledek Rafael sembari duduk di sofa dekat Bima.“Belagu loe Fa, mentang – mentang sudah melewati trowongan Casablanca, tok cer gak nih rudal perkasa kamu aku perlu bukti dalam tempo yang sesingkat – singkatnya,” ledek Bima balik.“Kamu pikir ini proklamasi pakai tempo singkat, tunggu saja ntar kamu doa yang banyak sebagai calon uncle.”“Kok aku yang
Bramantyo tampak memainkan kukunya seraya duduk di depan meja kerja Danu, sesekali mata elangnya melirik ke arah sahabatnya yang tampak salah tingkah. Sementara Satya berdiri dalam diam di belakang Bramantyo.“Dan.”“Ya mas Bram.”“Kedatanganku kesini hanya untuk memastikan saja jika kondisimu baik – baik saja, aku khawatir ada apa denganmu di hari penting anakku kalian tidak datang,memang saat itu ada oknum yang sengaja ingin membuat kekacauan untunglah orang – orangku dibawa kendali Satya bekerja dengan baik hingga hal kecil itu tidak menganggu acara anakku, kamu tahu Dan kami tidak akan tinggal diam. Kami akan membuat perhitungan dengan orang yang ada dibelakang mereka, siapapun itu harus bertanggungjawab atas kekacauan yang hendak dia buat, siapapun itu, Danu.”“Sepertinya,orang – orang itu hanyalah orang bayaran jadi sangat mudah bagiku untuk mengorek keterangan dari mereka, kamu
Gunawan hanya bisa diam saat dirinya dikuliti oleh kedua wanita di depannya , memang sesal kemudian tidak ada gunanya lagi, Gunawan yang sudah diberikan kesempatan oleh Yolanda karena kesalahannya sekarang mengulangi lagi, hingga saat Yolanda membuangnya dari hidupnya Gunawan tidak bisa berbuat apa-apa.Gunawan sangat menyadari jika dirinya bukan siapa – siapa saat sebelum bertemu dengan Yolanda, benar kata Elisa dan Rianti jika dia laki – laki kere, namun cinta Yolanda yang besar membuat Yolanda tutup mata dan menerima kondisi Gunawan dengan apa adanya meski awalnya kedua orang tua Yolanda tidak merestui pernikahan mereka,namun akhirnya keduanya bisa meluluhkan dan mendapat restu dari keluarga Yolanda.Pelan namun pasti kehidupan Gunawan membaik, ditunjang dengan pekerjaan yang mapan di kantor papa mertuanya, namun sayangnya Gunawan semakin kesini semakin banyak tingkah salah satunya suka bermain perempuan.“Kamu dia masih seperti kemari
“Apa kamu bilang ?” Kamila berbalik arah menatap kepada Indri teman sesama penghuni kost.“Telinga kamu tuli hingga aku harus mengulang lagi kalimatku!”PLAKTamparan yang diberikan Kamila ke wajah Indri jelas saja membuat Indri terkejut dan tanpa mereka sadari perdebatan keduanya membuat beberapa penghuni kost mengintip dari tempatnya masing – masing.“Jaga bicaramu jika kamu tidak tahu apa – apa, jika aku buka mulut siapa dirimu pasti mas Anton akan mengusirmu dari tempat kost ini,” ancam Kamila seraya menatap tajam Indri. Diantara penghuni kost ini Indri memang paling banyak mencari gara – gara, hampir semua penghuni kost tidak menyukai Indri namun tetap saja Indri bebal.“Gak usah sok tahu loe,Mil.”“Aku bukan kamu yang banyak bicara jika tidak tahu fakta !kasihan sekali dirimu hanya ingin tampil dengan barang – barang layak harus jadi simpanan suami orang,aku bukan dirimu yang mencari gratisan dengan menjual tubuh, kamu bisa cek sama mas Yudi aku tiap bulan dapat gratisan apa ti
“Aish siapa sih yang ketok pintu, untung sudah selesai,” gerutu Rafael sedang istrinya hanya menahan tawa mendengar gerutuan suaminya.Tok Tok TokKembali pintu kamar Rafael diketuk dari luar, Rafael segera saja mengenakan celana santainya dengan bagian atas tubuhnya dibiarkan telanjang sedang Airin segera mengambil pakaiannya yang berserakan dan membawanya ke dalam kamar mandi.Ceklek“Lama banget buka pintunya .” Omel Bima .”Tubuh kamu kenapa berkeringat sih memang AC di kamarmu ada masalah ?” Bima gegas masuk hendak memeriksa AC namun langkahnya di tahan oleh sang sepupu.“AC gak ada masalah.”“Buktinya badan kamu berkeringat,” potong Bima.“Si Junio habis mengeluarkan kecebongnya untung sudah selesai coba saja kalau belum selesai sudah aku habisi kamu.”Bima sungguh tidak paham dengan perkataan Rafael, Bima mengeryitkan dahinya.“Kamu ngomo
Hari sudah semakin larut namun Dahlia tidak kunjung datang ke kediamannya, ponselnya juga tidak aktif.Jelas saja Danu sangat mengkhawatirkan istrinya, ‘Apa Baron ada dibalik semua ini ya, jika iya awas saja, aku betul – betul menyesal sudah bertemu dan memakai jasanya,’ rutuk Danu dalam hatinya.Danu hanya bisa berjalan mondar - mandir kesana kemari tanpa tahu harus melakukan apa dan meminta bantuan kepada siapa, satu – satunya yang bisa membantunya hanyalah keluarga Dirgantara, namun jika kali ini Danu meminta bantuan kepada keluarga Dirgantara jelas tidak mungkin.Danu mengepalkan tangannya seraya meninju udara di sekitarnya sebagai pelampiasan atas kekesalan dan kekhawatiran akan istrinya yang sampai saat ini belum jelas dimana keberadaannya.“Ahhhh sialan kamu ,Baron!” teriak Danu.TokTokTok“Masuk !” titah Danu saat mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk dari
Bab 61Hoek hoekDesi segera turun dari ranjangnya berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Berusaha memuntahkan isi perutnya namun tak ada satupun yang bisa dia keluarkan, mualnya kembali datang lagi pagi ini.Merasa sangat lemas Desipun kembali ke ranjangnya, beruntung hari ini baik Desi maupun Rizal sedang libur kerja. Mereka sudah merencanakan weekend ini hendak mengunjungi ibunda Desi karena sudah cukup lama pasangan ini belum mengunjugi Sasmi ibunda Desi.“Kamu mual lagi, apa kemarin kamu salah makan sayang,” tanya Rizal yang rupanya juga baru terbangun dan mendengar istrinya sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.“Aku gak ada makan aneh – aneh tuh mas, tapi aneh saja kenapa perutku bisa begini sih,” gerutu Desi yang tidak nyaman dengan kondisinya.“Kita ke dokter ya.” Tawaran Rizal hanya disambut gelengan kepala oleh istrinya.“Kok gak mau sih, kamu lemes
Setelah mengantarkan kliennya menuju hotel tempat mereka beristirahat begitu pula dengan para crew pesawat yang membawa pasangan Rafael dan Airin, Ernet kembali mengingatkan jika 4 jam ke depan dia akan menjemput mereka kembali untuk memulai petualangan menjelajahi berbagai tempat di negara romantis ini.Airin tentu sangat antusias saat sebentar lagi dia akan mengelilingi berbagai tempat di negara yang bahkan selama ini dia hanya bisa bermimpi.“Kamu senang sayang?”“Tentu saja mas aku seperti merasa ini mimpi,” ucap Airin yang malah mendapat gigitan kecil di pangkal lengannya.“Eih kok digigit sih, sakit mas untung gak memerah kulitku.” Protes Airin saat mendapati suaminya nakal.“Sudah terbukti kan jika kamu tidak sedang bermimpi berada di negara ini, tapi sayangnya kita kesini difasilitasi oleh om Alex bukan dari suamimu sendiri.” Satu tangan Rafael membawa tubuh istrinya dan mendekapnya dengan era
10 tahun kemudianTampak remaja tampan sedang menggandeng gadis yang juga tak kala cantik, mereka baru saja keluar dari mobil yang mengantarnya ke sekolah.“Hati – hati kak El adik Oliv” ucap Amar kala mendapati anak majikannya itu sudah keluar dari mobilnya.“Makasih sudah diantarkan, uncle Amar hati – hati juga jangan ngebut nanti aku bilang ke daddy kalau ngebut.”“Beres adik Oliv, kalian jangan lupa belajar yang rajin.”Setelah keduanya masuk ke dalam pintu gerbang Amarpun segera berlalu meninggalkan sekolah internasional di depannya, saat ini Eliezer sudah duduk di bangku SMA sementara adiknya duduk di bangku SMP keduanya bersekolah di tempat yang sama.Selama kurun waktu 10 tahun banyak hal terjadi dalam kehidupan rumah tangga Airin dan Rafael. Mereka sungguh beruntung memiliki anak yang penurut, mereka saat ini tinggal di kediaman pribadi Rafael yang tidak jauh dari rumah Bramantyo
Demi tidak mendapatkan respon dari istrinya Rafaelpun mengikuti arah pandang Airin dan dilihatnya dari kejauhan ada Marsha datang bersama dengan mamanya.“Kamu jadi cemberut karena Marsha ya?”“Gak usah aneh – aneh ya mas!” ancam Airin kala mendapati Rafael terkekeh sesaat setelah menyebut nama wanita lain di hadapan istrinya.“Gak usah manyun begitu, ayo kita kesana.”“Mas..”“Sstt..” Rafael meletakkan jarinya di ujung bibir istrinya agar Airin terdiam. Rafael segera merangkul pinggang langsing istrinya serta membawanya menemui Marsha.“Nak Rafael..” sapa Dahlia yang terlebih dahulu melihat kedatangan Rafael bersama Airin. Wajah Airin yang awalnya jutek dan tidak enak di lihat tampak tersenyum di hadapan Dahlia dan Marsha, keduanya pun segera mengulurkan tangannya untuk menyambut kedatangan Marsha.“Kamu makin seger saja nak Rafael, semakin hari semak
Sore hari kala waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang Dani yang selepas menjemput keluarga kakaknya di bandara Abdulrahman Saleh segera menuju ke kota Batu tempat dimana Yohana menginap di rumah bibinya.Yohana gadis asli Surabaya itu sehari sebelum ke rumah Dani sengaja ke rumah bibinya dulu. Dia tidak mau menginap ke rumah Dani karena belum memiliki ikatan apapun.“Semoga perjalanan kalian lancar.” Pesan bibi Yohana saat melepas keponakannya serta Dani untuk menuju kota Malang.“Terima kasih bibi, kami permisi.” Ucap Dani sembari mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.Mengingat jika weekend banyak yang menuju kota Batu maka perjalanan Dani serta Yohana membutuhkan waktu hampir 1 jam untuk bisa sampai di kediaman Ningsih.Di tempat ini para pria dan wanita sudah selesai membersihkan diri, kaum wanita pun juga siap menyambut tamu mereka, hanya Olivia yang masih tertidur di pangkuan daddynya, balita ini tampaknya
Satya saat ini sudah berada di hadapan kedua orang tuan Anjani, Satya menyatakan keinginannya untuk menjalin hubungan serius dengan Anjani.Intensnya komunikasi diantara keduanya yang sama – sama menjadi pengawal keluarga Rafael membuat hubungan cinta monyet mereka bersemi kembali.Jelas saja Satya maupun Anjani merasa lega karena restu sudah mereka dapatkan dari orang tua kedua belah pihak.Apalagi ternyata ibu Satya adalah sahabat ibunya Anjani kala mereka masih duduk di bangku sekolah.“Ibu tidak menyangka jika kita akan berbesan dengan Hastuti,” ucap Yayuk ibu kandung Anjani saat bervideo call dengan calon besannya itu.Satya menceritakan tentang asal usul keluarganya kepada pak Arif dan ibu Yayuk akhirnya dari situ mereka tahu tentang Hastuti.Restu sudah di dapat oleh calon pasangan suami istri ini, kali ini keduanya menghabiskan waktu dengan berjalan –jalan di mall di kota Semarang tempat Anjani tinggal.
Hari ini tampak keluarga Rafael sedang berkemas – kemas untuk pulang kampung , rencananya mereka akan berangkat besok pagi menggunakan pesawat pribadi demi kenyamanan Olivia dan Eliezer yang sama – sama tidak bisa diam.“Sudah selesai, sekarang tinggal bersiap – siap ke acaranya Kamila.” Tanpa sadar Airin berbicara sendiri.Ya selepas mengantarkan suaminya sampai teras rumah, Airin segera masuk kembali ke kamarnya untuk beres – beres perlengkapan mereka. Membawa dua anak tentu bekal pakaian Airin jauh lebih banyak dari sebelumnya meski mereka hanya menginap 2 hari disana.Saat baru saja selesai berdandan ponsel Airin berbunyi ada nama Desi disana sedang memanggil dirinya.“Sudah siap belum nyonya.” Terdengar suara canda Desi dari seberang sana.“Apaan sih kamu ini,Des.”“Idih jangan suka ngambek ntar kecantikannya berkurang tahu rasa loe.”“Gampang kal
“Beneran bun Dani mau mengenalkan calon istrinya ?” terdengar suara Airin kala sedang berkomunikasi dengan bundanya mau tidak mau membuat Rafael yang baru saja selesai mandi segera mendekat ke a rah istrinya meski hanya mengenakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya.“Dani beneran mau mengenalkan calon istrinya sayang ?”“Iya sabtu besuk Dani mengajaknya bertemu bunda.”“Puji Tuhan akhirnya Dani laku juga he he , siapa calon adik ipar aku ?”Airin hanya mengangkat kedua bahunya saja tanda dia memang tidak tahu, namun Ningsih yang mendengar pertanyaan dari menantunya segera menjawab pertanyaan Rafael. Airin memang mengaktifkan mode loudspeaker saat berkomunikasi dengan sang bunda sembari dia menyiapkan pakaian kerja suaminya.“Jadi kisah kakak terulang pada adiknya, sekretaris yang menikah dengan pimpinannya sendiri ceritanya nih bun.” Omongan Airin tentu saja membuat Rafael tersenyum
Yohana sungguh sangat terkejut menatap atasannya yang masih berjongkok disebelahnya, Keterkejutan Yohana membuatnya hanya mampu menutup mulutnya dengan kedua tangannya demi melihat kejadian di sebelahnya, saat mulai dapat menetralkan detak jantungnya gegas Yohana berdiri dari kursinya dan meminta Dani untuk berdiri.“Jangan bercanda pak, bapak tidak pantas berjongkok di depan saya begini, ayo berdiri pak.”“Siapa bilang aku bercanda, aku serius sedang meminangmu secara pribadi, maaf jika caraku kurang berkenan,bagaimana ?”“Tapi pak apa nanti kata…”“Kamu sudah memiliki kekasih ?” potong Dani yang langsung dijawab Yohana dengan menggelengkan kepalanya.“Jadi apa alasan kamu tidak menerimaku, atau aku tidak memenuhi kriteriamu ?”“Bu..bukan begitu pak, bapak tolong berdiri dulu kita bicara sembari duduk.” Tak sabar Yohana segera menarik tangan Dani agar segera berdiri, namun Dani tetaplah Dani yang akan tetap dengan posisinya sebelum Yohana memberikan jawaban.“Jawablah dahulu pertanya
Diskusi antara Dani dengan sekretarisnya akhirnya kelar, beberapa pekerjaan sudah mereka bahas saat ini.Yohana sekretaris yang sangat kompeten, dia sangat teliti sehingga sangat membantu Dani untuk urusan pekerjaannya.Bahkan jika Dani ada kepentingan harus ke Jakarta, Yohana sudah mampu menghandle pekerjaan yang diberikan kepadanya.Yohana saat ini sedang membereskan makan siang yang baru saja mereka nikmati, mereka memesan makanan simpel di kantin perusahaan Dirgantara ini melalui office girl dan mengantarkannya ke ruangan Dani.Di ruangan Dani yang nyaman terdapat meja kecil yang biasa digunakan oleh Dani untuk menikmati makan siangnya, saat Yohana sedang membereskan meja makan Danipun bergerak kembali melangkahkan kakinya menuju sofa tempat dimana dia tadi berdiskusi dengan Yohana.Secara spontan Dani merentangkan kedua tangannya menggerakkan badannya ke kanan dan ke kiri untuk merenggangkan ototnya yang terasa kaku.Yohana pun segera m
Meninggalkan hiruk pikuk dan kejadian beruntun di Jakarta, saat ini di kantor cabang Dirgantara group yang ada di Surabaya tampak Dani adik ipar Rafael sedang mengadakan meeting dengan salah satu perusahaan yang ingin menjalin kerjasama dengan Dirgantara Group.Tidak salah jika Rafael memberi kepercayaan kepada Dani, karena Dani bisa diandalkan. Dani sangat professional dalam bekerja pun demikian dengan Rafael, jika urusan pekerjaan mereka akan bersikap sebagaimana layaknya atasan dengan bawahan.Selama ini Rafael puas dengan hasil kerja Dani.Dalam meetingnya kali inipun Dani juga tampak serius saat mendengarkan presentasi dari pihak PT Ditex Indonesia, meski tidak sekali dua kali Dani menangkap dengan ekor matanya jika wanita yang menjadi sekretaris dari PT Ditex Indonesia bukannya fokus pada presentasi yang disampaikan oleh atasannya tetapi malah fokus melirik ke arah Dani.“Jadi itu yang bisa kami sampaikan pak Dani, jika ada hal yang kurang dari presen