Hari sudah hampir pukul 11 siang , keduanya baru saja terbangun dan mandi. Pasangan pengantin ini memang baru bisa tidur saat menjelang pagi hari, semalam keduanya sangat asyik melakukan penyatuan .
“Mas.”
“Hmm, apa sayang, sini mas bantu ,” Rafael segera mengambil alih hairdryer yang ada di tangan istrinya. Begitu lembut tangan Rafael menyibakkan rambut istrinya agar bisa segera kering.
“Setelah ini kita turun ya mas, kasihan mereka pasti mencari kita yang sedari tadi tidak turun – turun.”
“Kalau semisal kita turun dengan rambut basah aku pikir tidak masalah sayang, gak ada yang akan mempermasalahkan toh mereka akan paham, hanya Bima saja yang akan kebakaran jenggot dan bibirnya tidak terkontrol,” jawab Rafael seraya terus memainkan hairdyer itu ke rambut Airin dan tidak sekali dua kali Rafael mencium rambut istrinya yang harum dengan aroma shampoo yang menguar.
“Auw..panas mas saki
“Gimana ma, mereka sudah berhasil kan melakukan rencana papa ?” tanya Marsha saat pagi itu mamanya mengunjunginya di lapas.Dahlia tidak tahu jika semalam suaminya sudah berkomunikasi dengan Baron.“Orang bayaran papamu tidak memberikan kabar apapun artinya rencana berhasil sayang,” jawab Dahlia seraya menyodorkan paper bag berisi makanan yang sengaja dia bawa untuk anaknya. “Kamu sambil makan mama temani kamu sambil kita ngobrol, sengaja mama membeli ini buat kamu,Sha.”Marsha wajahnya tampak tersenyum senang, dia sudah membayangkan bagaimana kejadian di pernikahan Rafael.“Kenapa senyuman kamu lebar banget lagi kesambet kamu,Sha ?” Dahlia heran melihat ekspresi anaknya.“Aku senang sekali hari ini ma, tugas mama dan papa tinggal satu lagi.”“Apalagi Sha, sini makan dulu gak usah membuat papa sama mama pusing.” Dahlia menyodorkan wadah yang sudah dia keluarkan dari dala
Satya baru saja menemui Rafael di kediamannya, mereka tampak berkumpul di ruang kerja Bramantyo.Selain Rafael dan Bima, juga Alex papa Bima yang masih berada di Indonesia untuk beberapa pekan mendatang. Tinggal Bramantyo yang mereka tunggu karena masih ke toilet.“Wajah pak bos sekarang jauh lebih cerah sejak jadi suami, uhui ,” ledek Satya yang dibalas senyum lebar dari Rafael.“Kamu juga buruan ganti statusmu jadi suami biar tahu alasannya kenapa kita jadi lebih ceria, jangan mau masuk dalam jajaran pria jomblo seperti Bima tuh,” ledek Rafael sembari duduk di sofa dekat Bima.“Belagu loe Fa, mentang – mentang sudah melewati trowongan Casablanca, tok cer gak nih rudal perkasa kamu aku perlu bukti dalam tempo yang sesingkat – singkatnya,” ledek Bima balik.“Kamu pikir ini proklamasi pakai tempo singkat, tunggu saja ntar kamu doa yang banyak sebagai calon uncle.”“Kok aku yang
Bramantyo tampak memainkan kukunya seraya duduk di depan meja kerja Danu, sesekali mata elangnya melirik ke arah sahabatnya yang tampak salah tingkah. Sementara Satya berdiri dalam diam di belakang Bramantyo.“Dan.”“Ya mas Bram.”“Kedatanganku kesini hanya untuk memastikan saja jika kondisimu baik – baik saja, aku khawatir ada apa denganmu di hari penting anakku kalian tidak datang,memang saat itu ada oknum yang sengaja ingin membuat kekacauan untunglah orang – orangku dibawa kendali Satya bekerja dengan baik hingga hal kecil itu tidak menganggu acara anakku, kamu tahu Dan kami tidak akan tinggal diam. Kami akan membuat perhitungan dengan orang yang ada dibelakang mereka, siapapun itu harus bertanggungjawab atas kekacauan yang hendak dia buat, siapapun itu, Danu.”“Sepertinya,orang – orang itu hanyalah orang bayaran jadi sangat mudah bagiku untuk mengorek keterangan dari mereka, kamu
Gunawan hanya bisa diam saat dirinya dikuliti oleh kedua wanita di depannya , memang sesal kemudian tidak ada gunanya lagi, Gunawan yang sudah diberikan kesempatan oleh Yolanda karena kesalahannya sekarang mengulangi lagi, hingga saat Yolanda membuangnya dari hidupnya Gunawan tidak bisa berbuat apa-apa.Gunawan sangat menyadari jika dirinya bukan siapa – siapa saat sebelum bertemu dengan Yolanda, benar kata Elisa dan Rianti jika dia laki – laki kere, namun cinta Yolanda yang besar membuat Yolanda tutup mata dan menerima kondisi Gunawan dengan apa adanya meski awalnya kedua orang tua Yolanda tidak merestui pernikahan mereka,namun akhirnya keduanya bisa meluluhkan dan mendapat restu dari keluarga Yolanda.Pelan namun pasti kehidupan Gunawan membaik, ditunjang dengan pekerjaan yang mapan di kantor papa mertuanya, namun sayangnya Gunawan semakin kesini semakin banyak tingkah salah satunya suka bermain perempuan.“Kamu dia masih seperti kemari
“Apa kamu bilang ?” Kamila berbalik arah menatap kepada Indri teman sesama penghuni kost.“Telinga kamu tuli hingga aku harus mengulang lagi kalimatku!”PLAKTamparan yang diberikan Kamila ke wajah Indri jelas saja membuat Indri terkejut dan tanpa mereka sadari perdebatan keduanya membuat beberapa penghuni kost mengintip dari tempatnya masing – masing.“Jaga bicaramu jika kamu tidak tahu apa – apa, jika aku buka mulut siapa dirimu pasti mas Anton akan mengusirmu dari tempat kost ini,” ancam Kamila seraya menatap tajam Indri. Diantara penghuni kost ini Indri memang paling banyak mencari gara – gara, hampir semua penghuni kost tidak menyukai Indri namun tetap saja Indri bebal.“Gak usah sok tahu loe,Mil.”“Aku bukan kamu yang banyak bicara jika tidak tahu fakta !kasihan sekali dirimu hanya ingin tampil dengan barang – barang layak harus jadi simpanan suami orang,aku bukan dirimu yang mencari gratisan dengan menjual tubuh, kamu bisa cek sama mas Yudi aku tiap bulan dapat gratisan apa ti
“Aish siapa sih yang ketok pintu, untung sudah selesai,” gerutu Rafael sedang istrinya hanya menahan tawa mendengar gerutuan suaminya.Tok Tok TokKembali pintu kamar Rafael diketuk dari luar, Rafael segera saja mengenakan celana santainya dengan bagian atas tubuhnya dibiarkan telanjang sedang Airin segera mengambil pakaiannya yang berserakan dan membawanya ke dalam kamar mandi.Ceklek“Lama banget buka pintunya .” Omel Bima .”Tubuh kamu kenapa berkeringat sih memang AC di kamarmu ada masalah ?” Bima gegas masuk hendak memeriksa AC namun langkahnya di tahan oleh sang sepupu.“AC gak ada masalah.”“Buktinya badan kamu berkeringat,” potong Bima.“Si Junio habis mengeluarkan kecebongnya untung sudah selesai coba saja kalau belum selesai sudah aku habisi kamu.”Bima sungguh tidak paham dengan perkataan Rafael, Bima mengeryitkan dahinya.“Kamu ngomo
Hari sudah semakin larut namun Dahlia tidak kunjung datang ke kediamannya, ponselnya juga tidak aktif.Jelas saja Danu sangat mengkhawatirkan istrinya, ‘Apa Baron ada dibalik semua ini ya, jika iya awas saja, aku betul – betul menyesal sudah bertemu dan memakai jasanya,’ rutuk Danu dalam hatinya.Danu hanya bisa berjalan mondar - mandir kesana kemari tanpa tahu harus melakukan apa dan meminta bantuan kepada siapa, satu – satunya yang bisa membantunya hanyalah keluarga Dirgantara, namun jika kali ini Danu meminta bantuan kepada keluarga Dirgantara jelas tidak mungkin.Danu mengepalkan tangannya seraya meninju udara di sekitarnya sebagai pelampiasan atas kekesalan dan kekhawatiran akan istrinya yang sampai saat ini belum jelas dimana keberadaannya.“Ahhhh sialan kamu ,Baron!” teriak Danu.TokTokTok“Masuk !” titah Danu saat mendengar pintu ruangan kerjanya diketuk dari
Bab 61Hoek hoekDesi segera turun dari ranjangnya berlari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Berusaha memuntahkan isi perutnya namun tak ada satupun yang bisa dia keluarkan, mualnya kembali datang lagi pagi ini.Merasa sangat lemas Desipun kembali ke ranjangnya, beruntung hari ini baik Desi maupun Rizal sedang libur kerja. Mereka sudah merencanakan weekend ini hendak mengunjungi ibunda Desi karena sudah cukup lama pasangan ini belum mengunjugi Sasmi ibunda Desi.“Kamu mual lagi, apa kemarin kamu salah makan sayang,” tanya Rizal yang rupanya juga baru terbangun dan mendengar istrinya sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.“Aku gak ada makan aneh – aneh tuh mas, tapi aneh saja kenapa perutku bisa begini sih,” gerutu Desi yang tidak nyaman dengan kondisinya.“Kita ke dokter ya.” Tawaran Rizal hanya disambut gelengan kepala oleh istrinya.“Kok gak mau sih, kamu lemes