***
Sarah berdiri di depan cermin, melihat bekas memar dan lingkaran hitam di bawah matanya. Malam sebelumnya, ia tak bisa tidur nyenyak, terus terbayang pelukan Kevin dan bagaimana pria itu memperhatikan bibirnya dengan intens.
“Apakah bibirku ini seperti permen jelly di matanya? Aku tidak akan membiarkannya menyentuhnya!” tekad Sarah penuh semangat.
Tapi pelukan dan kecupan manis pria itu selalu ia bayangkan, ia sangat menikmati perlakuan lembut dari Kevin. Pria yang sangat menyebalkan itu terkadang berubah sangat lembut dan manis, semua tentang pria itu membuat Sarah terus memikirkannya.
“Aku bisa gila kalau otakku isinya dia terus!” gerutu Sarah.
Lalu, ia menatap wajahnya di depan cermin. "Aku harus menutup bekas memar dan lingkaran ini dengan riasan. Oke, Sarah, tunjukkan kemampuanmu," serunya pada diri sendiri sambil menatap cermin dengan serius.
Sarah sebenarnya sangat mahir dalam merias diri, kemampuannya diak
***Beberapa hari belakangan ini, suasana di kantor sangat sibuk, sehingga Sarah harus keluar kota untuk beberapa hari. Semuanya menjadi serba mendadak, Sarah seharusnya berangkat bersama Nancy, tetapi rencana itu gagal karena Nancy tidak bisa ikut. Alasannya adalah karena anak Nancy sedang sakit. Sarah memahami situasinya, namun ada hal yang tidak dia mengerti, yaitu mengapa Kevin tidak menggantikan Nancy dengan karyawan lain, melainkan hanya membebankan semua pekerjaan padanya.Sudah tiga hari Sarah berada di Bali, namun di Pulau Dewata ini dia hanya sibuk dengan pekerjaannya. Dari pagi hingga sore, dia menghadiri rapat bersama Kevin, dan ketika tiba di hotel, dia tetap terpaku di depan laptopnya. Tentu saja ini menyulitkan baginya, namun dia merasa tak ada pilihan karena Kevin menolak untuk menambahkan karyawan lain sebagai pengganti Nancy.Akhirnya, dia mendapat kesempatan untuk sedikit bersantai, menikmati udara sejuk Pulau Dewata. Sebelum melanjutkan peker
***Hari ini seharusnya Sarah dan Kevin pulang ke Jakarta, tetapi tiba-tiba hanya Kevin yang harus tetap tinggal di Bali. Hal itu di luar rencana, jadi Sarah memutuskan untuk kembali ke Jakarta sendirian. Masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan, sementara Kevin tidak akan bisa pulang ke Jakarta dalam waktu dekat.Sarah memejamkan matanya yang tidak terasa mengantuk, terus-menerus mengingat sikap dingin Kevin. Lelaki itu hampir membuatnya gila.Bagaimana bisa dia berubah begitu tiba-tiba, seperti gunung es? Apakah itu karena kehadiran perempuan itu? Perempuan yang dikatakan oleh Hansen sebagai cinta pertama Kevin yang tak pernah terlupakan.Air mata tak terkendali mengalir, tanpa dia sadari. Dia merasakan patah hati yang dalam.Entahlah, Sarah tidak tahu harus bagaimana. Hatinya hancur, Kevin seperti menjadi pusat gravitasi yang terus menariknya."Aku harus meninggalkan apartemen ini, ini terlalu mewah untuk gadis sepertiku, aku tida
***Cinta seharusnya tidak membuat sesak, ia seharusnya seperti udara yang memberikan kehidupan. Jika bersamamu hanya membuatku sulit bernafas, maka lepaskan aku agar hatiku bisa bernapas lega.***Setelah mendengar pengakuan Hansen tentang perasaannya pada Sarah, Kevin tidak bisa tidur dengan nyenyak. Dia memutuskan untuk segera pulang ke Jakarta dengan jet pribadinya. Ia tidak tenang karena takut Sarah tergoda dengan Hansen, gadis mana yang tidak menolak pesona dari si mata biru Hansen? Ia tidak mau Sarah menjadi salah satu gadis yang terjebak dalam pesona pria itu.Meskipun sudah larut malam, Kevin langsung menuju salah satu apartemen pribadinya yang saat ini ditempati Sarah. Waktu tidak lagi menjadi masalah baginya; yang penting adalah bertemu dengan Sarah.Kevin mengetuk pintu kamar Sarah beberapa kali tanpa jawaban, akhirnya dia memutuskan untuk masuk. Namun, kamar itu kosong dan rapi, membuat Kevin semakin gelisah.
***Suasana tampak mencengkam bagi Nancy, apalagi kevin. Pria itu selalu saja marah-marah tidak jelas dan Kevin kembali ke mode panas kali ini. Nancy merasa ada yang berbeda antara kedua anak manusia ini. Ada kekesalan di wajah Sarah dan kemarahan di wajah Kevin. Nancy khawatir hubungan mereka akan merenggang. Padahal, ia berharap Kevin akhirnya menemukan wanita yang benar-benar baik dan tulus padanya. Semoga tidak ada masalah di antara mereka, dan semoga semesta mendekatkan dan menguatkan perasaan di antara mereka. Nancy mendoakan yang terbaik untuk mereka."Sarah, sepertinya anak Mbak mau Mbak cepat pulang. Maaf, Mbak pergi duluan ya," pamit Nancy pada Sarah."Hati-hati, Mbak," jawab Sarah sambil tersenyum.Nancy mengangguk, “Kamu tunggu Pak Kevin sampai selesai saja, ya. Sepertinya mood dia sedang tidak baik.”“Iya, Mbak,” balas Sarah tersenyumSarah merapikan meja kerjanya, masih menunggu Kevin. Sebenarnya, ia tid
***Beberapa hari terakhir, hubungan Sarah dan Kevin mulai membaik. Hal itu membuat suasana hati Kevin juga membaik. Dia tidak lagi marah-marah atau bersikap kasar pada para karyawan. Senyum manis sudah mulai terlihat di bibirnya, tapi senyuman itu hanya berlaku di depan Sarah atau Nancy. Kevin memang tidak mau sembarangan memberikan senyumnya yang berharga pada sembarang orang. Bagi pria itu hanya orang-orang tertentu yang pantas mendapat senyum mahalnya itu.Sejak Kevin untuk sementara tidur di apartemen, Sarah pasti selalu waspada, ia selalu mengunci rapat kamarnya dan Kevin juga tak pernah sembarang masuk ke kamarnya. Sarah merasa lega, tapi tetap selalu berhati-hati. Membayangkan Kevin seorang duda yang merindukan sentuhan perempuan ia merasa agak ngeri dan sering mengunci pintu kamarnya. Meski tahu Kevin tidak akan melangkah lebih jauh, tetap saja, mereka berdua memiliki hasrat. Ia mencintai pria itu, namun ia tetap berdiri dalam batasan, jangan sampai melanggar
***Sudah dua hari Sarah hanya tidur di apartemen sendirian, Kevin sibuk dengan perjalanan bisnisnya. Hari liburnya pun dihabiskan sendirian.Sarah merindukan Sophia. Gadis kecil itu sedang liburan dengan keluarganya, sehingga mereka hanya bisa video call. Namun, setidaknya itu sedikit mengobati kerinduannya.Bel pintu apartemen berbunyi, Sarah melihat di layar monitor bahwa Nancy datang bersama anaknya."Sarah!" seru Nancy dengan ceria."Stevi bilang sangat merindukanmu," kata Nancy."Mbak Nancy juga merindukanku, kan?" tanya Sarah."Aku bosan melihatmu," jawab Nancy dengan nada pelan."Tante cantik, Stevi rindu.""Ahh... apalagi Tante, sini peluk," Sarah memeluk erat Stevi dengan gemas.Setelah puas bermain dengan Stevi dan membuatkan makanan untuk gadis kecil itu, akhirnya Stevi mengantuk dan tertidur."Dia masih belum menyerah, kan, Mbak?" tanya Sarah khawatir."Mana mungkin dia menyerah be
***Di kediaman utama Kevin Hadiwjaya…Langkah kaki yang mendekat mengalihkan perhatian Jasmine dari lamunannya. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan tuan rumah. Ada kerinduan yang ingin dia ungkapkan pada lelaki itu."Kevin," sapa Jasmine dengan ramah.Kevin tidak senang melihat perempuan itu; dia merasa Jasmine datang seenaknya tanpa memberitahunya."Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Kevin dengan nada tidak senang."Aku merindukan Sophia, aku maminya, ibunya. Apakah aku harus meminta izin padamu untuk bertemu dengannya?""Ibunya? Aku pikir kamu sudah tidak peduli padanya. Mengapa akhir-akhir ini kamu tiba-tiba peduli?" kata Kevin dengan intonasi pelan namun tegas."Aku selalu peduli. Kemarin aku sibuk dengan pekerjaanku, sekarang aku punya waktu luang dan ingin bertemu dengannya," balas Jasmine mengatakan alasannya."Tsk tsk... Ibu macam apa kamu yang lebih memprioritaskan urusan lain daripada putri
***Hansen merasa gelisah, ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini pada seorang perempuan. Sudah berpuluh kali panggilan Sarah tidak dijawab. Perempuan itu juga tidak membalas pesannya. Hansen semakin gelisah, ia tidak bisa berdiam diri untuk menunggu. Tanpa berpikir panjang, ia langsung bergegas menuju KH Corps.Sulit baginya untuk hanya menunggu, ia tidak bisa pasrah. Baginya, gadis itu harus ia dapatkan, meskipun mungkin hubungannya dengan Kevin akan kembali retak seperti dulu. Pria itu tak akan mengalah lagi, ia harus berjuang dan bertekad pada dirinya sendiri kalau Sarah harus jadi miliknya.Kemudian saat tiba di KH Corps, Hansen kecewa karena Sarah sedang ikut rapat dengan Kevin di luar. Ia harus menelan kekecewaan lagi. Saat ia pasrah dan akan berjalan keluar, mereka bertemu.“Sarah,” panggil Hansen.Perempuan itu menoleh dan tersenyum dengan sopan, “Mr. Hansen.”Ada ekspresi wajah yang tidak menyenangkan saat perempuan itu tersenyum padanya. Apalagi ada Kevin di sisi Sa
***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena
***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu
***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai
***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo
***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar
***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da
***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah
***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean
***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In