***
Di kediaman utama Kevin Hadiwjaya…
Langkah kaki yang mendekat mengalihkan perhatian Jasmine dari lamunannya. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan tuan rumah. Ada kerinduan yang ingin dia ungkapkan pada lelaki itu.
"Kevin," sapa Jasmine dengan ramah.
Kevin tidak senang melihat perempuan itu; dia merasa Jasmine datang seenaknya tanpa memberitahunya.
"Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Kevin dengan nada tidak senang.
"Aku merindukan Sophia, aku maminya, ibunya. Apakah aku harus meminta izin padamu untuk bertemu dengannya?"
"Ibunya? Aku pikir kamu sudah tidak peduli padanya. Mengapa akhir-akhir ini kamu tiba-tiba peduli?" kata Kevin dengan intonasi pelan namun tegas.
"Aku selalu peduli. Kemarin aku sibuk dengan pekerjaanku, sekarang aku punya waktu luang dan ingin bertemu dengannya," balas Jasmine mengatakan alasannya.
"Tsk tsk... Ibu macam apa kamu yang lebih memprioritaskan urusan lain daripada putri
***Hansen merasa gelisah, ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini pada seorang perempuan. Sudah berpuluh kali panggilan Sarah tidak dijawab. Perempuan itu juga tidak membalas pesannya. Hansen semakin gelisah, ia tidak bisa berdiam diri untuk menunggu. Tanpa berpikir panjang, ia langsung bergegas menuju KH Corps.Sulit baginya untuk hanya menunggu, ia tidak bisa pasrah. Baginya, gadis itu harus ia dapatkan, meskipun mungkin hubungannya dengan Kevin akan kembali retak seperti dulu. Pria itu tak akan mengalah lagi, ia harus berjuang dan bertekad pada dirinya sendiri kalau Sarah harus jadi miliknya.Kemudian saat tiba di KH Corps, Hansen kecewa karena Sarah sedang ikut rapat dengan Kevin di luar. Ia harus menelan kekecewaan lagi. Saat ia pasrah dan akan berjalan keluar, mereka bertemu.“Sarah,” panggil Hansen.Perempuan itu menoleh dan tersenyum dengan sopan, “Mr. Hansen.”Ada ekspresi wajah yang tidak menyenangkan saat perempuan itu tersenyum padanya. Apalagi ada Kevin di sisi Sa
***Suasana di Bali malam ini sangat meriah, pesta yang diadakan oleh Mr. Kiehl begitu ramai. Banyak yang hadir dari kalangan pebisnis, selebriti, maupun tokoh politik. Kevin, dengan senyumnya yang khas, semakin menambah pesonanya. Semua yang hadir di pesta itu sangat kagum padanya, terutama karena ia datang bersama Olivia. Olivia, meski usianya sudah kepala tiga, tetap memancarkan kecantikan yang luar biasa, dikatakan seperti seorang dewi. Olivia memang sangat terkenal dan begitu banyak orang yang mengidolakannya dan tak jarang banyak pria yang ingin mendekati perempuan itu, namun saat ada desas-desus yang menyebutkan Olivia sangat dekat dengan Kevin, para pria itu menjadi ciut.Kevin dan Olivia selalu jadi bahabn pembicaraan di kalangan elit. Mereka disebut sebagai pasangan yang sempurna; siapa pun yang melihat mereka akan mengatakan hal yang sama. Banyak yang diam-diam memotret mereka, terutama karena jika foto-foto itu diunggah ke akun gosip, pasti akan menjadi headline news dan a
***Setelah seharuan bermain dengan Sophia, Sarah memutuskan untuk istirahat di apartemennya saja. Eh, lebih tepat apartemen milik Kevin. Hampir seharian bersama gadis kecil itu sungguh membuatnya lelah, tapi mood-nya kembali membaik.Sarah tersenyum melihat galeri foto di ponselnya, banyak foto bersama Sophia hari ini yang begitu manis. Salah satu foto menunjukkan mereka berdua tersenyum di depan kamera, dengan Sophia mencium pipi Sarah sambil memeluknya. Foto itu begitu menggemaskan sehingga Sarah menggunakan foto itu sebagai wallpaper di ponselnya.Tiba-tiba, bel pintu berbunyi, Sarah melihat ke layar dan terkejut saat melihat siapa yang datang ke apartemennya.“Nisa,” seru Sarah sambil membuka pintu, kaget karena Nisa datang.“Kamu nggak ngasih tahu aku tinggal di mana, dan ternyata kamu tinggal di apartemen mewah begini,” keluh Nisa sambil masuk.“Ini bukan apartemenku, aku nggak berani ngasih tahu siapapun,” balas Sarah.“Wow, tempat ini mewah banget. Kevin memang pria yang san
*** Malam ini terasa sesak bagi Sarah; ia terus saja memandang layar ponsel miliknya, melihat foto yang dikirimkan kepadanya dari nomor yang tidak dikenal. Hatinya terpaku, melihat dua sosok yang berada di foto itu yang ia kenal. Tak terasa air mata akhirnya jatuh perlahan menetes di kedua pipinya. Sarah hanya diam, tidak bisa mencerna apa yang dilihatnya. Begitu banyak notifikasi di media sosial, berita heboh dan menjadi headline news yang sangat hangat hari ini. Bagaimana media menuliskan kisah mereka dengan penjabaran yang begitu indah dan manis. Kevin Hadiwajaya dan Olivia Tsania, keduanya disebut sebagai pasangan ideal dan digadang-gadang akan menjadi pasangan fenomenal. Apalagi kisah mereka diawali dengan judul, Cinta Pertama yang Tumbuh Kembali. Ah, hatinya sangat sakit. Sangat sakit dan ini rasanya lebih sakit dari kisahnya yang lalu bersam Andrew. Entah mengapa Sarah harus terluka seperti ini. Seharusnya ia lega, karena nanti Kevin akan melepaskannya dan tidak menahannya
***Ada rasa sesak yang menjalar di dalam dada Sarah, dia tak bisa melupakan semuanya dengan mudah. Hatinya yang dilingkupi rasa ketidakpercayaan, pikirannya yang ingin mengabaikan apa yang dikatakan hatinya.Bila boleh memilih, perempuan itu ingin memutar waktu. Dia ingin memutar waktu di mana dia tak pernah bertemu dengan lelaki itu yang pada akhirnya dia jatuh cinta dan jatuh cinta pada Kevin itu tak pernah ia rencanakan sama sekali.Tidak ada yang salah dengan cinta itu sendiri, kita pun tak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta, pada siapa kita melabuhkan hati. Semesta lah yang mempunyai andil dan cara untuk sebuah takdir.Jika pada akhirnya kita melabuhkan hati kita pada seseorang dan itu membuat kita terluka. Apakah benar kita harus pasrah menerima itu?Sarah dan Kevin hanya berdiam diri, berbicara pun seperlunya. Nancy yang melihatnya pun tahu bahwa pasti di antara keduanya ada masalah. Saat Kevin sedang pergi keluar karena bertemu klien, Nancy langsung berbicara pada
***Ada yang berbeda untuk Sabtu ini, Sarah bersiap-siap untuk bertemu dengan Sophia. Hari ini, bukan hanya Sophia saja yang akan menemuinya, tapi juga ayah dan tante gadis kecil itu. Kata Sophia, dia ingin mengenalkan keluarganya padanya.Tentu saja, Sarah merasa senang, karena akhirnya Sophia akan pergi bersama keluarganya. Hal itu selalu menjadi keinginan gadis kecil itu.Sarah melihat Sophia celingak-celinguk mencarinya. Dia memanggil nama gadis kecil itu, dan Sophia melihatnya sambil mengembangkan senyumnya yang polos dan menggemaskan.Sophia lari menghampirinya dan memeluknya. "Kangen sama Bunda Sarah," ucapnya.Sarah tersenyum dan mengacak-acak rambutnya. "Apalagi, Bunda. Bunda malah kangen banget sama Shopia."Seorang perempuan cantik dan modis menghampiri mereka. "Kamu kenapa nggak nunggu Aunty sih?" kata perempuan itu.Sophia hanya nyengir menatapnya dan masih memeluk Sarah."Oh, ini yang sering kamu ceritakan pada Aunty. Kenalkan aku, Zeline, tantenya Sophia," ucapnya sambi
***Alunan musik klasik menyertai makan malam Sarah dan Hansen. Lelaki itu terus saja memohon pada Sarah agar bisa menemaninya. Meski berat hati, mau tidak mau akhirnya Sarah menyetujuinya karena memang tidak enak untuk menolak. Alasan Hansen memaksanya karena lelaki itu akan ke Inggris untuk sementara waktu, dan dia ingin Sarah menemaninya sebagai orang yang dikenalnya."Kamu ajak aku yang dekil gini kemari, awas kalau kamun jadi malu akhirnya," gerutu Sarah.Hansen tertawa kecil. "Dekil darimana kamu?""Kan aku bilang aku belum mandi dan dari pagi aku pergi bareng temen. Eh, kamu datang malah ngajak aku pergi. Harusnya kamu ajak saja teman-temanmu yang lain,” balas Sarah."Mau keadaan atau kondisi apapun, kamu tetap yang paling cantik," Hansen memuji Sarah dan hanya memanyunkan bibir tipisnya.Sarah terdiam, dan ia tidak mau pria itu terlalu memberi pujian padanya. "Nantu kamu mau ke Inggris nya lama?" tanya Sarah."Mungkin untuk beberapa waktu sampai urusanku disana selesai. Kenapa
***Jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Sarah tidak bisa melanjutkan tidurnya ketika Kevin datang ke apartemennya secara tiba-tiba. Ia tentu saja was-was, apalagi Kevin itu pria dewasa dan juga seorang duda, pasti pria itu sudah lama tak merasakannya bukan?Sarah masih terdiam menatap Kevin, perasaannya berkecamuk. “Dia… dia bukan pria brengsek, kan? Dia masih bisa menjaga hasratnya, kan?” tanyanya dalam hati.Pria itu hanya terdiam, membisu dengan tatapan sayu. Sarah tidak tahu mengapa Kevin seperti itu.Kevin hanya mengatakan, "Biarkan aku tidur malam ini di sini," dengan suara parau yang menyimpan begitu banyak kesedihan.Setelah pria itu berkata demikian, dia masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Sarah dengan banyak pertanyaan dalam benaknya.Sarah menghela napas pelan, dadanya sangat sakit entah kenapa. Saat melihat sorot mata yang biasanya sangat menakutkan itu berubah menjadi sorot mata yang begitu menyimpan banyak luka. Sarah tidak mau melihat Kevin menyimpan banyak luka, ia