*** Malam ini terasa sesak bagi Sarah; ia terus saja memandang layar ponsel miliknya, melihat foto yang dikirimkan kepadanya dari nomor yang tidak dikenal. Hatinya terpaku, melihat dua sosok yang berada di foto itu yang ia kenal. Tak terasa air mata akhirnya jatuh perlahan menetes di kedua pipinya. Sarah hanya diam, tidak bisa mencerna apa yang dilihatnya. Begitu banyak notifikasi di media sosial, berita heboh dan menjadi headline news yang sangat hangat hari ini. Bagaimana media menuliskan kisah mereka dengan penjabaran yang begitu indah dan manis. Kevin Hadiwajaya dan Olivia Tsania, keduanya disebut sebagai pasangan ideal dan digadang-gadang akan menjadi pasangan fenomenal. Apalagi kisah mereka diawali dengan judul, Cinta Pertama yang Tumbuh Kembali. Ah, hatinya sangat sakit. Sangat sakit dan ini rasanya lebih sakit dari kisahnya yang lalu bersam Andrew. Entah mengapa Sarah harus terluka seperti ini. Seharusnya ia lega, karena nanti Kevin akan melepaskannya dan tidak menahannya
***Ada rasa sesak yang menjalar di dalam dada Sarah, dia tak bisa melupakan semuanya dengan mudah. Hatinya yang dilingkupi rasa ketidakpercayaan, pikirannya yang ingin mengabaikan apa yang dikatakan hatinya.Bila boleh memilih, perempuan itu ingin memutar waktu. Dia ingin memutar waktu di mana dia tak pernah bertemu dengan lelaki itu yang pada akhirnya dia jatuh cinta dan jatuh cinta pada Kevin itu tak pernah ia rencanakan sama sekali.Tidak ada yang salah dengan cinta itu sendiri, kita pun tak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta, pada siapa kita melabuhkan hati. Semesta lah yang mempunyai andil dan cara untuk sebuah takdir.Jika pada akhirnya kita melabuhkan hati kita pada seseorang dan itu membuat kita terluka. Apakah benar kita harus pasrah menerima itu?Sarah dan Kevin hanya berdiam diri, berbicara pun seperlunya. Nancy yang melihatnya pun tahu bahwa pasti di antara keduanya ada masalah. Saat Kevin sedang pergi keluar karena bertemu klien, Nancy langsung berbicara pada
***Ada yang berbeda untuk Sabtu ini, Sarah bersiap-siap untuk bertemu dengan Sophia. Hari ini, bukan hanya Sophia saja yang akan menemuinya, tapi juga ayah dan tante gadis kecil itu. Kata Sophia, dia ingin mengenalkan keluarganya padanya.Tentu saja, Sarah merasa senang, karena akhirnya Sophia akan pergi bersama keluarganya. Hal itu selalu menjadi keinginan gadis kecil itu.Sarah melihat Sophia celingak-celinguk mencarinya. Dia memanggil nama gadis kecil itu, dan Sophia melihatnya sambil mengembangkan senyumnya yang polos dan menggemaskan.Sophia lari menghampirinya dan memeluknya. "Kangen sama Bunda Sarah," ucapnya.Sarah tersenyum dan mengacak-acak rambutnya. "Apalagi, Bunda. Bunda malah kangen banget sama Shopia."Seorang perempuan cantik dan modis menghampiri mereka. "Kamu kenapa nggak nunggu Aunty sih?" kata perempuan itu.Sophia hanya nyengir menatapnya dan masih memeluk Sarah."Oh, ini yang sering kamu ceritakan pada Aunty. Kenalkan aku, Zeline, tantenya Sophia," ucapnya sambi
***Alunan musik klasik menyertai makan malam Sarah dan Hansen. Lelaki itu terus saja memohon pada Sarah agar bisa menemaninya. Meski berat hati, mau tidak mau akhirnya Sarah menyetujuinya karena memang tidak enak untuk menolak. Alasan Hansen memaksanya karena lelaki itu akan ke Inggris untuk sementara waktu, dan dia ingin Sarah menemaninya sebagai orang yang dikenalnya."Kamu ajak aku yang dekil gini kemari, awas kalau kamun jadi malu akhirnya," gerutu Sarah.Hansen tertawa kecil. "Dekil darimana kamu?""Kan aku bilang aku belum mandi dan dari pagi aku pergi bareng temen. Eh, kamu datang malah ngajak aku pergi. Harusnya kamu ajak saja teman-temanmu yang lain,” balas Sarah."Mau keadaan atau kondisi apapun, kamu tetap yang paling cantik," Hansen memuji Sarah dan hanya memanyunkan bibir tipisnya.Sarah terdiam, dan ia tidak mau pria itu terlalu memberi pujian padanya. "Nantu kamu mau ke Inggris nya lama?" tanya Sarah."Mungkin untuk beberapa waktu sampai urusanku disana selesai. Kenapa
***Jam menunjukkan pukul tiga dini hari. Sarah tidak bisa melanjutkan tidurnya ketika Kevin datang ke apartemennya secara tiba-tiba. Ia tentu saja was-was, apalagi Kevin itu pria dewasa dan juga seorang duda, pasti pria itu sudah lama tak merasakannya bukan?Sarah masih terdiam menatap Kevin, perasaannya berkecamuk. “Dia… dia bukan pria brengsek, kan? Dia masih bisa menjaga hasratnya, kan?” tanyanya dalam hati.Pria itu hanya terdiam, membisu dengan tatapan sayu. Sarah tidak tahu mengapa Kevin seperti itu.Kevin hanya mengatakan, "Biarkan aku tidur malam ini di sini," dengan suara parau yang menyimpan begitu banyak kesedihan.Setelah pria itu berkata demikian, dia masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Sarah dengan banyak pertanyaan dalam benaknya.Sarah menghela napas pelan, dadanya sangat sakit entah kenapa. Saat melihat sorot mata yang biasanya sangat menakutkan itu berubah menjadi sorot mata yang begitu menyimpan banyak luka. Sarah tidak mau melihat Kevin menyimpan banyak luka, ia
*** Akhirnya hari pernikahan Andrew dan Cynthia telah tiba, semua media dan para tamu undangan sudah hadir memenuhi undangan. Tak ayal, kedatangan sepasang pengantin itu pun telah ditunggu-tunggu. Saat mereka datang dan menyapa para tamu undangan, semua yang hadir terpana dengan ketampanan dan kecantikan dari sang pengantin. Tak ayal, pengantin perempuan selalu menebar senyum bahagianya, karena dia mulai detik ini sudah sah menjadi seorang istri dari lelaki pujaannya, Andrew. Lelaki yang dulu dia harapkan dan mimpikan sebagai suaminya, siapa sangka harapan dan mimpi yang sempat tak terwujud itu hari ini menjadi kenyataan. Cynthia sangat bahagia. Andrew memasang topeng kepura-puraan di wajahnya, melengkungkan senyuman pada setiap orang yang hadir di sana. Baginya, cukup ia menunjukkan pura-pura bahagia di depan orang-orang yang hadir di sana agar semuanya bisa berjalan lancar. Hatinya dan pikirannya masih tidak bisa melupakan cinta pertamanya,
***Saat malam tiba, Sarah selalu saja mengingat segala hal yang terjadi padanya, entah luka masa lalunya, entah rasa putus asanya, dan rasa bahagianya yang dia rasakan saat ini. Baginya, saat mengenal Kevin, hidupnya yang penuh dengan ketidakpastian menjadi lebih terarah. Rasa semangat, rasa percaya diri, dan rasa optimis akan kebahagiaannya menjadi lebih berarti saat ia bersama Kevin.Saat Sarah mulai menyadari perasaannya pada lelaki itu,sebenarnya Sarah ingin menyerah dan tak ingin melanjutkan benang perasaannya. Baginya, tak ada yang namanya kebahagiaan yang bertahan lama. Dalam ingatan masa lalunya, saat ia mulai percaya akan kebahagiaan, maka secepat mungkin kebahagiaan itu berganti menjadi duka.Ya, perempuan itu tidak ingin mengulang lagi luka,untuk itu ia tidak ingin terlalu jauh mencintai Kevin. Namun takdir berkata lain, semakin ia ingin menolaknya, semakin tidak bisa hatinya melupakan lelaki itu. Apalagi lelaki itu sangat erat mengikatnya dan tak pernah sedikitpun melepas
***Sarah sedang memilih hadiah yang cocok dan menanyakan pada pelayanan di sana hadiah apa yang cocok untuk diberikan pada anak perempuan. Sarah memilih hadiah untuk anaknya Nancy.Stevi selalu saja mengingatkannya agar selalu mengingat ulang tahunnya. Sarah hanya gemas melihat tingkah polos dan imut Stevi.Setelah sibuk memilih dan menimbang-nimbang, akhirnya Sarah memutuskan membeli dua buah mainan yang sama tapi berbeda. Sarah teringat pada Shopia, dan memutuskan untuk membelikannya juga.Hari ini sebenarnya Sarah janjian dengan Nancy, namun tiba-tiba saat Sarah sedang di tengah perjalanan, Nancy memberitahukannya bahwa hari ini akan ada orang tua Nancy yang akan berkunjung ke rumahnya.Akhirnya Sarah mengurungkan niatnya untuk memberikan hadiahnya hari ini untuk Stevi. Jika tidak sempat, ia akan menitipkannya pada Nancy saat mereka bertemu di kantor.Sarah merasa senang saat Nancy memberitahukannya bahwa orang tuanya datang berkunjung, sebab Sarah tahu hubungan Nancy dan kedua or