Home / Romansa / Dalam Pelukan Sang CEO / 30. Tidak Bisa Lari darimu

Share

30. Tidak Bisa Lari darimu

Author: ISMI
last update Last Updated: 2024-04-26 20:00:19

***

Suasana tampak mencengkam bagi Nancy, apalagi kevin. Pria itu selalu saja marah-marah tidak jelas dan Kevin kembali ke mode panas kali ini. Nancy merasa ada yang berbeda antara kedua anak manusia ini. Ada kekesalan di wajah Sarah dan kemarahan di wajah Kevin. Nancy khawatir hubungan mereka akan merenggang. Padahal, ia berharap Kevin akhirnya menemukan wanita yang benar-benar baik dan tulus padanya. Semoga tidak ada masalah di antara mereka, dan semoga semesta mendekatkan dan menguatkan perasaan di antara mereka. Nancy mendoakan yang terbaik untuk mereka.

"Sarah, sepertinya anak Mbak mau Mbak cepat pulang. Maaf, Mbak pergi duluan ya," pamit Nancy pada Sarah.

"Hati-hati, Mbak," jawab Sarah sambil tersenyum.

Nancy mengangguk, “Kamu tunggu Pak Kevin sampai selesai saja, ya. Sepertinya mood dia sedang tidak baik.”

“Iya, Mbak,” balas Sarah tersenyum

Sarah merapikan meja kerjanya, masih menunggu Kevin. Sebenarnya, ia tid

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dalam Pelukan Sang CEO   31. Merebutnya Darimu

    ***Beberapa hari terakhir, hubungan Sarah dan Kevin mulai membaik. Hal itu membuat suasana hati Kevin juga membaik. Dia tidak lagi marah-marah atau bersikap kasar pada para karyawan. Senyum manis sudah mulai terlihat di bibirnya, tapi senyuman itu hanya berlaku di depan Sarah atau Nancy. Kevin memang tidak mau sembarangan memberikan senyumnya yang berharga pada sembarang orang. Bagi pria itu hanya orang-orang tertentu yang pantas mendapat senyum mahalnya itu.Sejak Kevin untuk sementara tidur di apartemen, Sarah pasti selalu waspada, ia selalu mengunci rapat kamarnya dan Kevin juga tak pernah sembarang masuk ke kamarnya. Sarah merasa lega, tapi tetap selalu berhati-hati. Membayangkan Kevin seorang duda yang merindukan sentuhan perempuan ia merasa agak ngeri dan sering mengunci pintu kamarnya. Meski tahu Kevin tidak akan melangkah lebih jauh, tetap saja, mereka berdua memiliki hasrat. Ia mencintai pria itu, namun ia tetap berdiri dalam batasan, jangan sampai melanggar

    Last Updated : 2024-04-27
  • Dalam Pelukan Sang CEO   32. Pria yang Pencemburu

    ***Sudah dua hari Sarah hanya tidur di apartemen sendirian, Kevin sibuk dengan perjalanan bisnisnya. Hari liburnya pun dihabiskan sendirian.Sarah merindukan Sophia. Gadis kecil itu sedang liburan dengan keluarganya, sehingga mereka hanya bisa video call. Namun, setidaknya itu sedikit mengobati kerinduannya.Bel pintu apartemen berbunyi, Sarah melihat di layar monitor bahwa Nancy datang bersama anaknya."Sarah!" seru Nancy dengan ceria."Stevi bilang sangat merindukanmu," kata Nancy."Mbak Nancy juga merindukanku, kan?" tanya Sarah."Aku bosan melihatmu," jawab Nancy dengan nada pelan."Tante cantik, Stevi rindu.""Ahh... apalagi Tante, sini peluk," Sarah memeluk erat Stevi dengan gemas.Setelah puas bermain dengan Stevi dan membuatkan makanan untuk gadis kecil itu, akhirnya Stevi mengantuk dan tertidur."Dia masih belum menyerah, kan, Mbak?" tanya Sarah khawatir."Mana mungkin dia menyerah be

    Last Updated : 2024-04-27
  • Dalam Pelukan Sang CEO   33. Pria itu Menangis

    ***Di kediaman utama Kevin Hadiwjaya…Langkah kaki yang mendekat mengalihkan perhatian Jasmine dari lamunannya. Dia tidak sabar untuk bertemu dengan tuan rumah. Ada kerinduan yang ingin dia ungkapkan pada lelaki itu."Kevin," sapa Jasmine dengan ramah.Kevin tidak senang melihat perempuan itu; dia merasa Jasmine datang seenaknya tanpa memberitahunya."Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Kevin dengan nada tidak senang."Aku merindukan Sophia, aku maminya, ibunya. Apakah aku harus meminta izin padamu untuk bertemu dengannya?""Ibunya? Aku pikir kamu sudah tidak peduli padanya. Mengapa akhir-akhir ini kamu tiba-tiba peduli?" kata Kevin dengan intonasi pelan namun tegas."Aku selalu peduli. Kemarin aku sibuk dengan pekerjaanku, sekarang aku punya waktu luang dan ingin bertemu dengannya," balas Jasmine mengatakan alasannya."Tsk tsk... Ibu macam apa kamu yang lebih memprioritaskan urusan lain daripada putri

    Last Updated : 2024-04-27
  • Dalam Pelukan Sang CEO   34. Diantara Dua Lelaki

    ***Hansen merasa gelisah, ia tidak pernah merasakan perasaan seperti ini pada seorang perempuan. Sudah berpuluh kali panggilan Sarah tidak dijawab. Perempuan itu juga tidak membalas pesannya. Hansen semakin gelisah, ia tidak bisa berdiam diri untuk menunggu. Tanpa berpikir panjang, ia langsung bergegas menuju KH Corps.Sulit baginya untuk hanya menunggu, ia tidak bisa pasrah. Baginya, gadis itu harus ia dapatkan, meskipun mungkin hubungannya dengan Kevin akan kembali retak seperti dulu. Pria itu tak akan mengalah lagi, ia harus berjuang dan bertekad pada dirinya sendiri kalau Sarah harus jadi miliknya.Kemudian saat tiba di KH Corps, Hansen kecewa karena Sarah sedang ikut rapat dengan Kevin di luar. Ia harus menelan kekecewaan lagi. Saat ia pasrah dan akan berjalan keluar, mereka bertemu.“Sarah,” panggil Hansen.Perempuan itu menoleh dan tersenyum dengan sopan, “Mr. Hansen.”Ada ekspresi wajah yang tidak menyenangkan saat perempuan itu tersenyum padanya. Apalagi ada Kevin di sisi Sa

    Last Updated : 2024-04-28
  • Dalam Pelukan Sang CEO   35. Bisakah Kembali?

    ***Suasana di Bali malam ini sangat meriah, pesta yang diadakan oleh Mr. Kiehl begitu ramai. Banyak yang hadir dari kalangan pebisnis, selebriti, maupun tokoh politik. Kevin, dengan senyumnya yang khas, semakin menambah pesonanya. Semua yang hadir di pesta itu sangat kagum padanya, terutama karena ia datang bersama Olivia. Olivia, meski usianya sudah kepala tiga, tetap memancarkan kecantikan yang luar biasa, dikatakan seperti seorang dewi. Olivia memang sangat terkenal dan begitu banyak orang yang mengidolakannya dan tak jarang banyak pria yang ingin mendekati perempuan itu, namun saat ada desas-desus yang menyebutkan Olivia sangat dekat dengan Kevin, para pria itu menjadi ciut.Kevin dan Olivia selalu jadi bahabn pembicaraan di kalangan elit. Mereka disebut sebagai pasangan yang sempurna; siapa pun yang melihat mereka akan mengatakan hal yang sama. Banyak yang diam-diam memotret mereka, terutama karena jika foto-foto itu diunggah ke akun gosip, pasti akan menjadi headline news dan a

    Last Updated : 2024-04-28
  • Dalam Pelukan Sang CEO   36. Pria Idaman

    ***Setelah seharuan bermain dengan Sophia, Sarah memutuskan untuk istirahat di apartemennya saja. Eh, lebih tepat apartemen milik Kevin. Hampir seharian bersama gadis kecil itu sungguh membuatnya lelah, tapi mood-nya kembali membaik.Sarah tersenyum melihat galeri foto di ponselnya, banyak foto bersama Sophia hari ini yang begitu manis. Salah satu foto menunjukkan mereka berdua tersenyum di depan kamera, dengan Sophia mencium pipi Sarah sambil memeluknya. Foto itu begitu menggemaskan sehingga Sarah menggunakan foto itu sebagai wallpaper di ponselnya.Tiba-tiba, bel pintu berbunyi, Sarah melihat ke layar dan terkejut saat melihat siapa yang datang ke apartemennya.“Nisa,” seru Sarah sambil membuka pintu, kaget karena Nisa datang.“Kamu nggak ngasih tahu aku tinggal di mana, dan ternyata kamu tinggal di apartemen mewah begini,” keluh Nisa sambil masuk.“Ini bukan apartemenku, aku nggak berani ngasih tahu siapapun,” balas Sarah.“Wow, tempat ini mewah banget. Kevin memang pria yang san

    Last Updated : 2024-04-28
  • Dalam Pelukan Sang CEO   37. Percaya Saja padaku!

    *** Malam ini terasa sesak bagi Sarah; ia terus saja memandang layar ponsel miliknya, melihat foto yang dikirimkan kepadanya dari nomor yang tidak dikenal. Hatinya terpaku, melihat dua sosok yang berada di foto itu yang ia kenal. Tak terasa air mata akhirnya jatuh perlahan menetes di kedua pipinya. Sarah hanya diam, tidak bisa mencerna apa yang dilihatnya. Begitu banyak notifikasi di media sosial, berita heboh dan menjadi headline news yang sangat hangat hari ini. Bagaimana media menuliskan kisah mereka dengan penjabaran yang begitu indah dan manis. Kevin Hadiwajaya dan Olivia Tsania, keduanya disebut sebagai pasangan ideal dan digadang-gadang akan menjadi pasangan fenomenal. Apalagi kisah mereka diawali dengan judul, Cinta Pertama yang Tumbuh Kembali. Ah, hatinya sangat sakit. Sangat sakit dan ini rasanya lebih sakit dari kisahnya yang lalu bersam Andrew. Entah mengapa Sarah harus terluka seperti ini. Seharusnya ia lega, karena nanti Kevin akan melepaskannya dan tidak menahannya

    Last Updated : 2024-04-28
  • Dalam Pelukan Sang CEO   38. Jatuh Cinta tanpa Rencana

    ***Ada rasa sesak yang menjalar di dalam dada Sarah, dia tak bisa melupakan semuanya dengan mudah. Hatinya yang dilingkupi rasa ketidakpercayaan, pikirannya yang ingin mengabaikan apa yang dikatakan hatinya.Bila boleh memilih, perempuan itu ingin memutar waktu. Dia ingin memutar waktu di mana dia tak pernah bertemu dengan lelaki itu yang pada akhirnya dia jatuh cinta dan jatuh cinta pada Kevin itu tak pernah ia rencanakan sama sekali.Tidak ada yang salah dengan cinta itu sendiri, kita pun tak bisa memilih pada siapa kita akan jatuh cinta, pada siapa kita melabuhkan hati. Semesta lah yang mempunyai andil dan cara untuk sebuah takdir.Jika pada akhirnya kita melabuhkan hati kita pada seseorang dan itu membuat kita terluka. Apakah benar kita harus pasrah menerima itu?Sarah dan Kevin hanya berdiam diri, berbicara pun seperlunya. Nancy yang melihatnya pun tahu bahwa pasti di antara keduanya ada masalah. Saat Kevin sedang pergi keluar karena bertemu klien, Nancy langsung berbicara pada

    Last Updated : 2024-04-29

Latest chapter

  • Dalam Pelukan Sang CEO   245. Kaulah Semestaku (TAMAT)

    ***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena

  • Dalam Pelukan Sang CEO   244. Menunggu Kehadiranmu di Dunia

    ***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu

  • Dalam Pelukan Sang CEO   243.Kebahagiaan yang Baru

    ***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai

  • Dalam Pelukan Sang CEO   242. Melepaskanmu

    ***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo

  • Dalam Pelukan Sang CEO   241. Lupakan Dia agar Kamu Bahagia

    ***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar

  • Dalam Pelukan Sang CEO   240. Bahagia Kembali Terbit

    ***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da

  • Dalam Pelukan Sang CEO   239. Pembuktian Cinta

    ***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah

  • Dalam Pelukan Sang CEO   238. Berkat yang Tuhan Kirim

    ***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean

  • Dalam Pelukan Sang CEO   237. Kau adalah Takdirku

    ***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In

DMCA.com Protection Status