Haruskah aku bersandar pada hati yang lalu? Membiarkan resah tak bertepi, menghindari ego yang ingin berteriak memanggil asa yang diinginkan oleh hati. Haruskah aku mengikuti jejak saat ini? Ketika harapan tentang inginku hanya selangkah lagi aku dapatkan. Tapi ada jiwa yang ingin aku lindungi agar tak terluka tertusuk duri masa lalu. Haruskah aku dan dilema ini berada di persimpangan jalan?***"Sean, beberapa hari lagi aku dan Sarah akan menikah, dan aku masih ada satu tugas untukmu," ucap Kevin dengan wajah serius."Tugas apapun yang Tuan perintahkan, saya akan selalu menyanggupinya," balas Sean dengan pasti."Aku sebenarnya tidak peduli dengan masa lalunya, tapi akhir-akhir ini Sarah selalu mendapat mimpi buruk. Aku tahu dia hilang ingatan, dan yang aku tidak paham sampai saat ini, kenapa dia tak mengingatnya sama sekali. Pasti ada trauma yang sangat mendalam. Dan juga, aku tak mau dia mengingat semua itu, jika memang hal itu sangat menyakitkan baginya, tapi..." Kevin terdiam seje
***"Parasit!" sinis Kevin ketika salah satu lawan bisnisnya tiba-tiba mendekatinya."Siapa, Tuan?" tanya Richard."Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Irawan," balas Kevin dengan malas."Bukankah mereka terjun di bisnis konstruksi?" tanya Richard."Mereka punya bisnis yang sangat kacau. Setelah pergantian pimpinan, banyak sekali kecurangan dan korupsi di sana. Padahal, dulu orang yang mendirikan perusahaan itu sangat jujur dan membawa kejayaan bagi Irawan Mega Pratama," Kevin menjelaskan."Benar, katanya pimpinan perusahaan itu mengalami kecelakaan yang tragis dan semuanya meninggal, tak ada yang selamat," ucap Richard."Setelah kematian Harry Irawan, kepemilikan dialihkan pada kakak iparnya. Dan tentu saja, setelah dia yang mengambil alih, kehancuran sudah tak bisa dipisahkan dari perusahaan itu," lanjut Richard.Richard menambahkan, "Banyak desas-desus yang beredar bahwa Pak Vino, kakak ipar dari Pak Harry, sengaja membuat kecelakaan itu agar semua hartanya jatuh ke tangannya. T
***Saat ini Jepang sudah memasuki musim semi, musim romantis untuk setiap pasangan. Bunga Sakura menjadi daya tarik saat musim semi berlangsung di Jepang.Sarah sudah membayangkan pernikahannya nanti akan sangat romantis, bertepatan dengan bunga sakura yang mekar dengan sempurna.Sarah tersenyum, membayangkan suasana romantis itu. Kevin yang menyadarinya langsung menggodanya."Kamu sedang membayangkan malam pertama di Jepang setelah kita resmi menikah ya?" tanya Kevin, benar-benar memutuskan khayalan indah Sarah."Kamu kenapa pikirannya cabul begitu sih!" gerutu Sarah."Cabulnya darimana?" tanya Kevin penasaran."Itu ngobrolin malam pertama," celetuk Sarah."Kalau kita sah menikah, berarti malam itu jadi malam pertama kita sebagai sepasang suami istri kan? Lalu dimana letak cabulnya?" tanya Kevin.Sarah tak menggubris, ia malah sibuk dengan ponselnya.Kevin yang merasa diabaikan, langsung merebut ponsel itu, membuat Sarah berusaha mengambilnya kembali, tapi Kevin tak memberikannya la
***Prang!Suara barang pecah belah berserakan di lantai saat Hansen mengetahui kabar bahwa Sarah pergi berlibur ke Jepang dengan lelaki itu. Ia sangat geram. Bagaimana bisa ia kecolongan melewatkan masalah Sarah saat ia disibukkan dengan kasus hukum yang menjeratnya? Hansen tak mau tahu, ia harus menyusul Sarah ke Jepang. Hansen merasa ada hal yang mereka sembunyikan darinya.Hansen menelepon asistennya, menyuruhnya segera menemuinya.Hansen sangat marah. Ia membenci segala hal yang ia rancang tak sesuai kehendaknya. Kali ini, ia tak akan main-main. Bagaimana pun, wanita itu harus ia dapatkan. Hansen tak akan pernah sedikitpun menyerah untuk menarik Sarah berada di sisinya.Pintu diketuk, Hansen menyuruh asistennya masuk."Bagaimana bisa kamu tak melaporkan kalau wanita itu kemarin pergi ke Jepang?" bentak Hansen, menatap tajam penuh amarah pada asistennya itu."Saya minta maaf, Tuan. Saya pikir Anda sudah melupakannya," balas asistennya dengan gugup."Kamu sedang bercanda denganku,
Aku memang tak mendapatkan sepenuhnya perasaan cintamu, tapi aku tak akan menyerah dengan hatiku ini. Aku harus menarikmu ke sisiku dan memaksamu berada dalam genggamanku. Aku tak peduli jika kebencianmu padaku semakin dalam. Bagiku, kau adalah mutlak untukku dan takdir itu juga harus memilihku untuk ada dalam hidupmu, selamanya. Aku memang gila, gila karenamu yang mampu menghapus segala kewarasanku.***Setelah menyuap para pejabat setempat, akhirnya Hansen bisa terbang ke Jepang dengan menggunakan jet pribadinya. Ia sudah menyewa tempat tinggal yang tak akan terendus oleh kelompok Yakuza yang selama ini melindungi gadis itu. Hansen menggunakan identitas Delon untuk mengelabui mereka. Hansen, yang ditemani oleh Delon, sudah merencanakan skenario untuk menculik Sarah. Hansen sangat puas dengan ide dan perencanaan matang yang diusulkan oleh Delon. Tak salah ia memakai Delon sebagai tangan kanannya yang selama ini tak pernah diketahui oleh siapapun.Hansen tak sabar untuk melihat wanita
Aku ingin kau mengingat kenangan itu, ada kebahagiaan di dalam ingatan yang sejenak kau lupakan. Ada cerita indah yang belum kau baca sampai selesai di buku itu. Aku berharap, kelak saat kau mengingatnya, tidak ada rasa sesal untuk cerita masa lalumu itu.***"Aku cantik, kan?" tanya Zeline, menatap Sarah meminta pendapat wanita itu."Kamu memang sangat cantik," puji Sarah tulus."Ayo, kita berangkat," ajak Zeline.Sarah mengangguk, ia menuntun Shopia dengan erat mengikuti langkah Zeline.Suasana acara pertunangan Zeline dan Bastian begitu romantis di tengah bunga Sakura yang bermekaran. Banyak tamu undangan yang datang. Tangan Sarah terus saja digenggam oleh Kevin.Lelaki itu melirik mesra ke arah Sarah, ia tahu wanita itu sedang terharu melihat Zeline yang tampak bahagia."Jangan menangis, simpan saja buat esok lusa," bisik Kevin.Sarah melirik ke arah Kevin, ia hanya menatap sebal. Bagaimana bisa ia tidak menangis melihat kebahagiaan Zeline, ia tahu awal kisah cinta mereka berdua y
***"Sangat cantik," bisik Hansen menatap wajah Sarah dari jarak dekat. Ia terus menyelusuri setiap inci wajah wanita itu dengan jemarinya."Aku memang gila karena wajah ini. Bukan hanya wajahmu yang membuatku gila, tapi semuanya yang ada pada dirimu membuatku tak waras. Aku senang bisa melihatmu dari jarak seperti ini," ucap Hansen sambil tersenyum puas.Ia menikmati wajah Sarah yang masih tertidur. Hansen ingin melihat wajah indah Sarah ketika wanita itu terbangun. Ia hanya ingin, saat Sarah membuka mata, dirinya lah yang dilihat pertama kali oleh wanita itu.Sarah membuka matanya dengan berat, kepalanya masih terasa pusing. Saat ia membuka mata, ada senyum yang menyambutnya. Senyum itu membuatnya merasa ketakutan.Sarah masih terdiam dan terpaku, ia merasa ini hanyalah mimpi. Matanya berkali-kali ia kucek. Nyata! Lelaki itu memang ada di hadapannya kali ini."Pujaanku, akhirnya kamu terbangun dari tidur panjangmu," sapa Hansen sambil memainkan jemarinya di wajah Sarah.Sarah tersen
***Sean melacak sinyal terakhir keberadaan Sarah, terus mengamati pergerakan di mana adiknya terakhir menghilang. Sean mengerti mengapa alat pelacak tubuh Sarah tidak berfungsi lagi; Hansen telah membuat sinyalnya menjadi kacau.“Sudah tahu di mana Sarah dibawa?” tanya Kevin.“Sinyalnya menghilang, Tuan. Tapi saya yakin dia dibawa ke tempat yang sunyi. Saya kira Nona Sarah masih berada di Kota Shinjuku,” jawab Sean.“Aku bersumpah, tidak akan pernah memaafkannya jika Sarah terluka,” kata Kevin geram.“Tapi, Tuan, kita harus hati-hati. Sepertinya dia memiliki orang-orang yang hebat juga. Buktinya, kita bisa lengah,” ucap Sean.“Aku percaya kemampuanmu, Sean. Mereka tak sehebat dirimu. Buktinya, kamu bisa melacak keberadaan mereka,” puji Kevin dengan tulus.“Ini berkat dukungan Ojisan dan kelompoknya juga, Tuan,” Sean merendah.“Kalian memang hebat,” tandas Kevin.Sean akhirnya mengetahui di mana keberadaan Sarah. Wajahnya memancarkan rasa puas karena tidak perlu waktu lama untuk menem