Home / Romansa / Dalam Pelukan Sang CEO / 159. Dua Kebahagiaan

Share

159. Dua Kebahagiaan

Author: ISMI
last update Last Updated: 2024-05-30 10:38:47

***

Jika kamu bisa hidup tanpaku, aku penuh syukur. Tapi jika tanpamu, aku kacau balau. Mari kita bersama, saling melengkapi dan juga saling menerima. Sebab hanya aku dan kamu yang bisa membuat bahagia itu menjadi sempurna.

***

Setelah pesta yang diadakan oleh dua kelompok Yakuza selesai di Tokyo, Jepang, Mr. Isamu melepas penatnya di mansion-nya. Akhir-akhir ini, ia merasa lelah karena sering bepergian ke luar negeri. Tak lama berselang, asistennya mengetuk pintu kamar dan menghampirinya.

"Ada berita apa?" tanya Isamu.

"Sean mengabari bahwa bulan depan, Tuan Kevin akan datang ke Tokyo," jawabnya.

"Untuk rencana apa dia datang ke Tokyo?" Mr. Isamu sangat penasaran.

"Menurut Sean, adiknya akan bertunangan dan juga Tuan Kevin datang ke Tokyo sekaligus untuk memenuhi undangan Anda."

"Kekasihnya juga ikut?"

"Tentu saja akan ikut. Alasan paling kuat Tuan Kevin datang ke Jepang karena dia akan menikahi kekasihnya di sini."

Isamu menatap asistennya itu tanpa berkedip. Ia tak menyangka akan m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dalam Pelukan Sang CEO   160. Cinta Gila

    ***Hansen datang ke butik karena sangat merindukan Sarah. Ancaman yang dikatakan Sean saat itu tak lagi digubris olehnya. Saat ini ia ingin melihat Sarah. Hansen membawa sebuket bunga Gardenia untuk Sarah. Ketika ia membuka pintu ruang kerja wanita itu, senyumnya yang tadi terus mengembang sirna seketika saat yang ia lihat bukanlah wanita yang ia harapkan.“Kamu siapa?” tanya Hansen dengan tatapan tak suka.“Saya Indah, Pak. Manajer baru di sini,” ucapnya ramah.Kening Hansen mengerut. Ia masih belum paham. Apakah Zeline menambah pegawai baru di butiknya? Batin Hansen terus bertanya-tanya.“Mana Sarah?” tanyanya dengan nada ketus.“Oh, Bu Sarah sudah resign, Pak,” jawab Indah pelan.“Apa?!” pekik Hansen, menatap marah ke arah manajer baru itu. “Siapa yang mengizinkannya keluar dari sini?” tanyanya dengan tatapan menakutkan.Manajer baru yang menggantikan Sarah sungguh takut luar biasa dengan kemarahan Hansen. Ia tak menyangka bahwa lelaki yang sering wara-wiri di majalah bisnis maupu

    Last Updated : 2024-05-30
  • Dalam Pelukan Sang CEO   161. Love Triangle

    ***"Apa?" pekik Nisa terkejut dengan kedua bola mata yang membulat."Biasa aja, teriakanmu itu membuat orang melirik ke arah kita," Sarah berdecak kesal."Aku kaget, kenapa harus di Jepang? Kamu mau ngadain pesta juga di sana? Wow, menikah dengan pebisnis seperti Kevin memang sangat menakjubkan," kagum Nisa."Di sana enggak ada pesta, cuma akad saja.""Masa cuma akad aja sampai semingguan di sana?" tanya Nisa penasaran."Kan di sana bukan hanya acara akad nikahku saja. Zeline dan Bastian mau mengadakan pesta pertunangan, dan Shopia juga sekalian berlibur," tutur Sarah.Raut wajah Nisa yang antusias berubah menjadi datar. Sarah langsung melirik ke arah Nisa, merasa bersalah karena menyebut nama Bastian di depannya. "Tapi jika memang kamu ada keperluan lain, aku tak masalah kamu tak datang juga. Beneran!" Sarah mencoba meyakinkan."Aku akan datang dan aku harus menjadi orang pertama yang melihat senyum bahagiamu setelah akad terucap," balas Nisa sambil tersenyum tulus."Tapi--""Tapi a

    Last Updated : 2024-05-31
  • Dalam Pelukan Sang CEO   162. Nightmare

    Sang waktu seolah memanggil, mengabsen luka dan memaksa untuk mengingatnya. Kenangan pun ikut tertawa, seolah meremehkan kesedihan yang menjadi mimpi buruk bagiku. Aku ingin melepas jerat itu yang selalu hadir saat aku memejam mata, aku ingin menghapusnya agar tidurku tak lagi bernyanyikan air mata.”***"Di sini sangat sepi, apa kehidupan manusia sebenarnya memang seperti ini?" gumam Sarah sambil menatap langit malam. Ia terbangun, mimpi buruk lagi. Mimpi yang sejak di panti asuhan sering ia alami itu kini kembali hadir, dengan rasa sesak luar biasa di hatinya dan kesedihan yang tak ia pahami asalnya.Sarah tak bisa menebak apa isi mimpinya, hanya ada suara teriakan, tangisan, dan ledakan. Selain itu, ia tak mengingat apa-apa. Sarah membencinya, ia tak mau mengingat mimpi itu."Apakah itu hanya bunga tidur dan sekedar mimpi? Kenapa mimpi itu kembali lagi dan kenapa harus sama persis dengan mimpiku yang dulu? Apakah aku melupakan sesuatu di ingatanku?” lirihnya.Semakin ia memaksa unt

    Last Updated : 2024-05-31
  • Dalam Pelukan Sang CEO   163. Kencan yang Manis

    ***"Sayang, sini! Sarapannya sudah siap," panggil Sarah.Kevin menghampiri wanita itu yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi untuknya."Bagaimana, tidurmu nyenyak kan?" tanya Kevin sambil duduk mengambil sarapannya.Sarah mengangguk. "Sangat nyenyak dan tidak mimpi buruk lagi. Sepertinya kamu harus selalu ada di sampingku," jawab Sarah dengan senyum merekah."Sebentar lagi kita akan tidur bareng terus. Aku bahkan akan menguncimu di dalam kamar nantinya," Kevin mengedipkan sebelah matanya."Mana bisa setiap hari kita tidur bareng terus? Setelah kita menikah, bukankah kamu harus tinggal di Singapura?" tutur Sarah sambil memanyunkan bibirnya."Kamu harus ikut ke mana pun denganku. Kamu kan sudah tidak bekerja, aku ingin terus di dekatmu.""Tidak," balas Sarah cepat, membuat Kevin melirik ke arahnya."Kenapa?" tanya Kevin dengan tatapan penuh tanya."Kalau aku ikut kamu ke Singapura, nanti Shopia di sini sama siapa?" Sarah menjelaskan alasannya dengan singkat."Ada Zeline," jawab Kev

    Last Updated : 2024-06-01
  • Dalam Pelukan Sang CEO   164. Dendam yang Terbakar

    ***Sean menghancurkan kamera seorang lelaki yang dari tadi membuntuti Kevin dan Sarah. Wajah lelaki itu kini babak belur dihajar oleh Sean."Sekali lagi kamu tak mengakui siapa kamu, bukan hanya kamera ini saja yang hancur tapi kamu juga akan bernasib sama," ancam Sean membuat lelaki itu gemetar ketakutan."Saya... saya hanya wartawan infotainment," lelaki itu menjawab dengan gugup.Sean tentu saja bukan manusia bodoh yang gampang percaya dengan satu alasan itu. Ia sangat pintar dan juga tahu gerak-gerik orang yang sedang berbohong.Sean menarik kerah kemeja lelaki itu dan dengan penuh amarah berkata, "Aku tahu kamu bukan wartawan. Dalam waktu tiga puluh menit aku bisa menghancurkanmu, dan besoknya keluargamu akan ikut menyusulmu," ancam Sean dengan senyum seringainya.Ancaman Sean membuat lelaki itu ketakutan. Ia sadar bahwa itu bukan ancaman kosong. Lelaki itu bisa merasakan aura monster yang tak punya hati ketika melihat sosok Sean."A-aku hanya disuruh saja," ucap lelaki itu deng

    Last Updated : 2024-06-01
  • Dalam Pelukan Sang CEO   165. Ingatan itu Membuat Sesak

    Sudah lama mendung menyelimuti langit bahagiaku. Aku lupa bagaimana pelangi datang dan bagaimana matahari bisa membuat hariku cerah. Aku hanya mengumpulkan luka, menjadikannya pekat. Aku tak ingin membuka kembali ingatan luka masa lalu, karena itu hanya membuat aku meragukan tujuan hidupku.***Hansen menerima banyak panggilan telepon hari ini, dan banyak wartawan menunggu di depan rumahnya. Beredar bukti bahwa Hansen memiliki bisnis ilegal yang merugikan negara dan keterlibatannya dalam kasus suap pada pejabat lima tahun lalu agar memenangkan proyek di Bali. Bahkan, kisruh keluarganya pun ramai tersebar, termasuk terkuaknya wajah ibu kandungnya. Hal ini membuat Hansen semakin gelisah.Hansen tak ingin siapapun mengusik ibunya, tidak mau ibunya jadi bahan konsumsi publik. Pintu kamarnya diketuk, asistennya masuk dengan wajah tegang."Ada apa?" tanya Hansen, seolah mengerti ada hal berat yang akan disampaikan."Harga saham kita anjlok, Tuan. Ayah Tuan di Inggris terus menghubungi saya,

    Last Updated : 2024-06-02
  • Dalam Pelukan Sang CEO   166. Ingatan yang Dibenci

    ***Sean terus saja berdiam diri, tak menggubris semua panggilan masuk yang terus berdering. Ia telah merapikan semua dokumen informasi tentang Sarah dalam satu map untuk diserahkan pada Kevin.Sean menghela napas berat ketika melihat sebuah nama tertera di layar ponselnya. Nama yang membuatnya menangis lagi, menangis karena kerinduan yang dulu sangat ia benci untuk merasakannya.Sean tak menggubris panggilan masuk dari wanita itu, ia sungguh tak sanggup untuk saat ini bertemu dengan wanita itu meski hanya mendengar suaranya. Ia mematikan ponselnya dan memutuskan akan ke Jepang hari ini. Ia ingin semuanya jelas dan bertanya pada Isamu. Sean tahu pasti Ojisan-nya itu mengetahui fakta dan jawaban dari semua pertanyaannya."Saat ini aku tak ingin bertemu denganmu, maafkan aku. Tapi, aku akan menjagamu meski aku jauh darimu. Aku akan menempatkan seseorang untuk memantau dan melindungimu," lirih Sean dengan menitikkan air mata.Di Penthouse, Sarah terus menghubungi Sean. Lelaki itu hari in

    Last Updated : 2024-06-02
  • Dalam Pelukan Sang CEO   167. Akan Selalu Menjaganya

    ***Sarah menatap layar televisi tanpa berkedip. Hansen kini menjadi topik hangat pemberitaan. Ia terus menyimak berita itu dengan serius. Hansen tak menjawab setiap pertanyaan dari wartawan, hanya membalas dengan senyuman. Namun, ketika ada wartawan yang menanyakan perihal ibu kandungnya, senyumannya berubah menjadi amarah.Sarah merasa terenyuh, bukan karena kemarahan yang ditunjukkan lelaki itu, tetapi ada kesedihan di sorot matanya.Sarah tak bisa berbuat apa-apa, hanya mendoakan semoga semuanya baik-baik saja. Lift terbuka dan Kevin masuk menghampiri Sarah yang masih tidak sadar akan kedatangannya."Sayang," sapa Kevin, membuat Sarah menoleh ke arahnya dan terperanjat kaget."Kenapa kamu sudah datang?" tanya Sarah dengan polosnya.Kevin mengernyitkan kening, merasa aneh dengan pertanyaan Sarah. "Kamu tidak suka aku datang?""Suka! Tapi tumben kamu datang bukan di hari Sabtu?" tanya Sarah."Karena aku khawatir sama kamu.""Khawatir kenapa? Kan ada Sean yang menjagaku," ujar Sarah.

    Last Updated : 2024-06-02

Latest chapter

  • Dalam Pelukan Sang CEO   245. Kaulah Semestaku (TAMAT)

    ***Akhirnya, Sarah melahirkan anak pertamanya setelah menahan kontraksi selama dua belas jam. Anak pertamanya lahir tentu dengan drama, di mana Kevin selalu dibentak dan rambutnya dijambak oleh Sarah ketika menahan rasa sakit kontraksi. Namun, perjuangan Kevin tak sebanding dengan perjuangan istrinya yang melahirkan anaknya dengan selamat ke dunia. Anak laki-lakinya sangat cantik, meskipun jenis kelaminnya adalah laki-laki. Wajah bayi laki-laki itu, meskipun kata orang pasti akan berubah-ubah, sangat mirip dengan Sarah.“Ini Adiknya Kakak, Pi?” tanya Shopia dengan takjub.“Iya, Kak. Bagaimana? Kakak sayang enggak sama Adik bayi?” Kevin bertanya balik.Shopia langsung mengangguk cepat. “Tentu saja, sangat sayang. Tapi, ini Adik bayinya perempuan, yah?” tanya Shopia.“Laki-laki dong,” sahut Kevin.“Kalau laki-laki, kenapa Adik bayinya cantik?” tanya Shopia heran.“Karena

  • Dalam Pelukan Sang CEO   244. Menunggu Kehadiranmu di Dunia

    ***"Kamu mau konsep resepsi yang bagaimana?" tanya Zeline pada Nisa."Aku bingung," balas Nisa."Loh, kok bingung?" Zeline menatap Nisa yang sedang bimbang.Nisa menghela napasnya. "Aku bingung, ini seperti mimpi. Aku takut saja, bahwa saat ini aku sedang tertidur," ungkap Nisa.Zeline menghembuskan napasnya. "Ini bukan mimpi! Dan kamu juga tidak sedang tertidur. Sebulan lagi kalian akan menikah, kan?" tanyanya."Kami memutuskan akan menikah setelah Sarah melahirkan saja, mungkin setelah anak Sarah sudah berumur tiga bulan, baru kami akan menikah," jawab Nisa."Kenapa harus menunggu anak Sarah berusia tiga bulan?""Aku yang mau. Aku enggak mau membuat Sean dan Sarah kecapean mengurus pernikahanku. Apalagi Sarah, dia sangat antusias dan ingin menyiapkan segalanya untukku. Lagian juga, Sean masih harus berjuang dengan proyek-proyeknya yang belum goal. Aku tidak ingin membuat konsentrasinya jadi pecah.""Kan bisa akad dulu

  • Dalam Pelukan Sang CEO   243.Kebahagiaan yang Baru

    ***Sarah melihat suaminya hanya diam saja dari tadi. Kevin memang sangat cemburu saat tadi Hansen dengan sengaja memujinya di depan lelaki itu. Wajah suaminya langsung muram dan tidak mengatakan satu patah kata pun.Setelah sampai di kamar, Kevin langsung mengganti bajunya dengan piyama dan tidur tanpa bicara apa pun. Sarah hanya bengong, menatap suaminya yang langsung tertidur tanpa melakukan ritual setiap mau tidur. Biasanya, Kevin selalu mengajak ngobrol janin yang ada dalam perutnya, menceritakan harinya, dan selalu memeluknya serta menunggunya sampai terlelap.Sarah menggelengkan kepalanya. Cemburu suaminya itu memang tidak pernah berubah, seperti anak kecil. Sarah mencuci kaki, tangan, dan juga membersihkan wajahnya. Setelah mengganti bajunya dengan gaun tidur, ia berbaring di sebelah Kevin yang posisinya membelakanginya.Sarah mengelus punggung Kevin. “Hubby, masa gitu aja cemburu sih. Tadi kan Hansen bercanda aja,” ucap Sarah memulai

  • Dalam Pelukan Sang CEO   242. Melepaskanmu

    ***Setelah melaksanakan resepsi pernikahan yang sangat megah, Zeline dan Bastian mengadakan pesta kebun yang sangat privat. Hanya keluarga dan teman dekat yang menghadirinya, karena pesta ini bertujuan untuk saling bertemu setelah masing-masing sibuk dengan urusan masing-masing.Shopia tidak ikut karena sedang menginap di rumah sahabatnya, Yonna. Setelah berkenalan dengan teman barunya itu, Shopia menjadi lebih rajin belajar. Ketika Shopia mengatakan akan menginap di rumah Yonna, Kevin dan Sarah tentu saja mengizinkannya.“Shopia tumben akrab sama temannya?” tanya Nisa.“Teman baru di sekolahnya. Anaknya asyik dan pintar, jadi Shopia senang akhirnya bisa punya sahabat,” balas Sarah.“Bagaimana kandunganmu? Bayinya sebentar lagi mau launching, jadi enggak sabar,” seru Nisa.“Perkembangannya sangat baik. Aku deg-degan memang mau melahirkan, agak takut. Aku takut nanti bisa melahirkan atau tidak,&rdquo

  • Dalam Pelukan Sang CEO   241. Lupakan Dia agar Kamu Bahagia

    ***Usia kandungan Sarah sudah menginjak tujuh bulan, perutnya semakin membesar dan sudah mulai kelihatan. Ia sudah mulai sulit untuk tidur. Kevin selalu menuruti apa yang diinginkan oleh Sarah, apalagi Shopia. Anak kecil itu selalu memijit kepala Bundanya."Perutmu semakin besar, tapi badanmu tetap kecil," ucap Zeline."Memang tadinya aku kecil kan, ini naik juga kok berat badanku. Naik delapan kilo," kata Sarah."Aku ingin hamil juga, sudah dua bulan tapi belum juga ada tanda-tanda. Malah saat ini aku lagi datang tamu bulanan. Jadi aku sedih," lirih Zeline."Duh, kamu yah. Baru juga dua bulan. Lihat banyak pasangan yang belasan tahun pun masih menanti. Mereka tetap bersyukur dan sabar menantinya. Jangan banyak pikiran, nanti jadi sugesti loh," kata Sarah."Bukannya aku tidak mau bersyukur, tapi sedih sih saat aku ketemu teman dan kerabat, terus mereka bilang, 'Kamu sudah isi belum?' atau 'Kok belum isi sih, sudah dua bulan belum ada kabar

  • Dalam Pelukan Sang CEO   240. Bahagia Kembali Terbit

    ***Hari yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini, Zeline akan memulai babak awal dalam kehidupannya. Hari ini, Bastian akan mengucap janji pada Tuhan untuk mengikatnya. Zeline sangat cantik, meski polesan riasannya sangat sederhana tapi tidak melunturkan aura bahagianya itu.Sarah dan Nisa yang akan menjadi pendamping Zeline. Sarah tersenyum melihat kegugupan adik iparnya itu, mengingat perasaan yang sama saat di Jepang. Namun, dulu ia melaksanakan akad di ranjang rumah sakit.“Jangan terlalu gugup,” ucap Sarah.Zeline mengangguk. “Aku sangat terharu. Aku akan menjadi seorang istri dalam beberapa menit lagi.”“Dan kamu akan menuai pahala setelah menjadi seorang istri,” timpal Sarah.“Babak baru dalam hidupku saat ini telah dimulai,” ujar Zeline penuh semangat. Mereka bertiga saling merangkul dengan haru.***Setelah akad diucapkan dengan lancar, yang otomatis membuat Bastian da

  • Dalam Pelukan Sang CEO   239. Pembuktian Cinta

    ***Sarah akhirnya bisa tersenyum dengan senang ketika suaminya memenuhi keinginannya yang sedang ngidam. Tanpa Sarah ketahui, ternyata Kevin langsung menghubungi kenalannya di Bandung dan meminta secara khusus pada manajemen bubur ayam Mang Haji Oyo untuk membuatkan bubur ayam untuk istrinya.Setelah permintaannya disanggupi, akhirnya Sarah dan Kevin berangkat ke Bandung jam dua dini hari, waktu di mana sebagian besar orang terlelap. Kevin dan Sarah tiba di Bandung dalam waktu kurang lebih tiga jam. Sungguh tidak pernah terpikir oleh Kevin untuk jauh-jauh datang ke Bandung hanya demi bubur ayam. Semua ini demi istrinya, demi memenuhi ngidamnya, dan juga karena ia sudah berjanji. Kevin menatap istrinya yang makan dengan lahap, menghabiskan empat mangkok bubur ayam.Sarah merasa senang karena perutnya akhirnya kenyang.“Terima kasih, Hubby. Sudah memenuhi keinginanku dan dedek bayi di dalam perut,” ucap Sarah manja.“Kan aku sudah

  • Dalam Pelukan Sang CEO   238. Berkat yang Tuhan Kirim

    ***Sarah melihat kecemburuan di wajah Sean. Ia tersenyum, merasa senang karena baru kali ini melihat wajah kakaknya yang seperti tomat. Jelas terlihat, sebab Sean memiliki kulit seputih susu.“Kakak cemburu, ya?” tanya Sarah sambil tertawa kecil.“Enggak juga. Kakak hanya sebal sama lelaki itu!” jawab Sean pura-pura tenang.“Masa sih? Kok aku enggak percaya, ya?” timpal Sarah.“Kakak enggak suka lihat lelaki genit.”Sarah tersenyum lagi, merasa gemas karena kakaknya tidak mengakui bahwa dirinya sedang cemburu. “Kak, kalau cemburu bilang saja, jangan malu!”“Siapa yang cemburu? Kakak enggak pernah cemburu, itu hanya untuk laki-laki yang putus asa,” bela Sean.“Ah! Kata siapa? Cemburu itu tanda cinta loh. Memang jangan terlalu cemburu, tapi cinta akan bekerja jika ada rasa cemburu. Tanpa cemburu, cinta terasa membosankan dan hambar.”Sean

  • Dalam Pelukan Sang CEO   237. Kau adalah Takdirku

    ***Hari ini, Nisa menemani Sarah seharian. Mood sahabatnya itu luar biasa berubah. Bukan hanya suaminya yang kewalahan menghadapi sifat Sarah saat hamil, tetapi Nisa juga harus sabar dan membenarkan apa yang diyakini sahabatnya. Prinsip Nisa saat ini adalah jangan pernah membantah Sarah jika ingin semuanya baik-baik saja.Usia kehamilan Sarah sudah hampir memasuki lima bulan. Waktu terasa sangat cepat berlalu. Selama itu juga, perasaan Nisa terhadap Sean semakin memuncak, meski terkadang ada satu titik di mana ia merasa ragu pada dirinya sendiri. Masa lalunya yang rumit membuatnya merasa tidak percaya diri dan tidak pantas berada di sisi lelaki itu.Nisa terkejut melihat porsi makan Sarah yang meningkat tiga kali lipat. Awal kehamilan, sahabatnya itu malah sulit makan. Tetapi sekarang, semua makanan terus dicicipi Sarah.“Wah, Adek bayi kayaknya senang kalau Bundanya makan ini,” seru Sarah bersemangat.“Jangan kebanyakan dong! In

DMCA.com Protection Status