Home / Fantasi / Dalam Genggaman Sang Raja / Bab 199 Kedatangan Neelam Di Istana

Share

Bab 199 Kedatangan Neelam Di Istana

Author: Sunny Zylven
last update Last Updated: 2022-02-05 05:47:43
Seorang gadis berambut cokelat berjalan bersama dua orang dayang di kiri kanannya. Memandag interior mewah istana kebanggaan kerajaan Crysozh, mata biru Neelam seakan dibuat tidak berhenti untuk melihat setiap sisi istana.

"Nona, ke arah sini!" ujar seorang dayang mengejutkan ketika mata Neelam nyaris tidak berkedip menyaksikan ornamen dan lukisan di langit-langit istana.

"Ah ... iya." Neelam segera mengikuti langkah kedua dayang.

"Neelam?" tegur seorang pria membuat langkah kaki gadis berponi cokelat terhenti. Spontan kepalanya berputar mencari asal suara, membuat rambut coklat lurus bergerak bagaikan tirai tertiup angin.

"Tuan Ega!" Sepasang mata Neelam melebar. Tiba-tiba lidah Neelam tercekat. Tanpa sadar lidahnya mendorong ludah memasuki kerongkongan.

Penasehat kerajaan Crysozh diam sejenak memikirkan kemungkinan yang terjadi pada Neelam. 'Kenapa gadis ini di sini bersama dayang istana?'

"Kenapa ...." ucap Neelam dan Pangeran Ega bersamaan. Kemudian keduanya segera terdiam. S
Sunny Zylven

Saya ucapkan 'terima kasih' sebesar-besarnya kepada para pembaca setia yang telah merelakan waktu untuk membaca buku ini. Juga, merelakan uangnya untuk beli koin buku ini, menulis komentar, review, memberikan gem/vote, mengajak orang-orang untuk membaca buku ini.šŸ˜šŸ˜šŸ˜ Thanks, I ā¤ļø U. Dukungan kalian sangat berarti buat author Sunny šŸ˜

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 200 Kelahiran Alisya

    Rombongan dayang mengikuti langkah gusar ratu menuju ruang kerja raja. Dengan tangan memegang perutnya yang buncit, Amaira berusaha berjalan cepat. Dua orang dayang di sisi kiri-kanan sang ratu, juga melangkah dengan kecepatan yang sama. Dua orang prajurit berdiri di samping pintu berwarna merah dengan motif cahaya matahari di kedua daun pintu. Tidak menghiraukan kedua prajurit yang memberikan penghormatan, ratu menerobos masuk ke dalam ruang kerja raja. Suara pintu terbuka mengejutkan dua orang yang ada di dalam. "Ratu ..." sapa pria berambut cokelat dengan sedikit menundukkan kepala. Mata ratu segera tertuju kepada pria berambut merah di belakang meja. Meski raut wajah ratu terlihat buruk, pria nomor satu di kerajaan Crysozh menyambut istrinya dengan tenang dan senyuman. "Yang Mulia! Apa maksud Yang Mulia mengambil selir tanpa persetujuanku?" Amaira mengetatkan rahang sedangkan tangannya mengepal erat. Raja Nandri memberikan isyarat wajah ke

    Last Updated : 2022-02-07
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 201 Kembalinya Sang Jenderal Besar

    Cerita Iason membuka luka masa lalu Alisya. Luka yang belum sembuh sepenuhnya terasa disiram air garam ketika mendengar sejarah pertemuan Neelam dengan penguasa Crysozh dua puluh tahun lalu. "Efim, apakah dalam parfum Neelam mungkin terdapat sihir pemikat dan pengacau kesehatan ibu suri?" tanya Alisya dari seraya memandang pria berkulit pucat yang duduk di sebrang meja bundar. "Itu sangat mungkin, Yang Mulia." Efim menjawab segera. "Soal gelang dari kayu sihir, bagaimana cara menggunakannya? Aku tidak pernah melihat wanita penyihir itu menggunakan gelang kayu sekali pun!" "Gelang kayu itu tidak akan menyakiti saat tersentuh kulit secara langsung." Ucapan Efim membuat Kay dan Lana yang juga duduk melingkar meja bundar mengernyitkan alis. "Sebenarnya, gelang hanya sebuah penyamaran untuk dapat memanfaatkan kayu sihir tanpa dicurigai. Racun dari kayu sihir itu akan keluar saat gelang direndam dalam air tawar beberapa saat saja. Semakin lama gelang direndam di dalam air, kandungan rac

    Last Updated : 2022-02-07
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 202 Peringatan Alisya

    Nyaring tawa raja mengejutkan semua orang. Bahkan sang raja sampai harus menahan perutnya yang sakit karena tawa. "Kamu memandangku seperti seekor macan betina melihat mangsa! Apa jadinya jika kamu menjadi istri sahku di kemudian hari?" Seringai Raja Rifian melebar. Gadis bermata velevet terdiam. Kecurigaan raja memang masuk akal. Apalagi peperangan kedua kerajaan bukan untuk pertama kalinya. "Jika Raja Crysozh menjadikanku sebagai istri sah, setidaknya jaminan keamanan di perbatasan utara itu ada," ujar Roxelana masih dengan nada dingin. Tidak seperti yang Rifian duga, ternyata Roxelana menawarkan dirinya dengan dalih politik yang jitu. Sepertinya Rifian salah menilai, tidak semua gadis bangsawan hanya bisa memoles bibir tanpa mengisi kepala. "Aku menghargai sikapmu yang sangat politis dalam urusan percintaan. Akan tetapi, aku masih belum berminat mempunyai seorang istri sah. Bahkan wanita yang mengandung anakku saat ini berstatus selir." Raja tersenyum simpul memandang Roxelana

    Last Updated : 2022-02-09
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 203 Pria Cacat

    Suara hantaman palu pada besi yang serupa bara api nyaring terdengar seperti melodi. Seorang pria dengan wajah dan tubuh berbalut perban duduk di atas ranjang seolah sedang menikmati dentingan palu. Garak daun pintu terbuka tidak membuat sang pria terkejut. Seorang gadis berambut cokelat dengan mata kelabu memasuki ruangan sembari membawa obat-obatan dan perban. "Anda sudah bangun, Tuan!" sapa gadis ramah. Sedang seorang di atas ranjang tidak menjawab sapaan ramah sang tuan rumah. "Maaf, biar kuganti perbannya dulu ..." ucap gadis berambut cokelat dengan sulas senyum. Perlahan tangan gadis membongkar simpul perban dan membuka lilitan yang membungkus tubuh keker di depannya. Gerak tangan sang gadis tampak ragu-ragu. Mungkin dia sedikit malu, akan tetapi tangan lentik sang gadis mengoleskan obat ke permukaan luka setelah perban berhasil dibongkar. Gadis bermata perak yang tengah fokus mengobati tamu tidak diundang itu adalah Brisa. Dia adalah pu

    Last Updated : 2022-02-11
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 204 Surat Untuk Raja Kosmimazh

    "Lana ... Lana ..." ucap Alisya setengah teriak memanggil pelayan pribadinya. "Kenapa gelap sekali? Apakah gadis itu lupa menyalakan lilin?" gumam Alisya seraya berjalan dengan tangan berada di depan untuk meraba-raba. Tangan Alisya menangkap sesuatu. Seperti permukaan benda yang keras tetapi mempunyai aroma yang khas. Sebelum Alisya sempat menyadari benda yang ada di hadapannya, sepasang lengan kekar melingkari tubuh sang ratu. Menghirup aroma serai dan mint bersamaan, hati ratu berdebar-debar. "Ini aku, Alisya ...." Suara berat seorang pria berbisik di daun telinga ratu Kosmimazh. Sepontan mata Alisya melebar. Bulu kuduknya meremang sedangkan jantungnya memompa darah lebih cepat. "Aku sangat merindukanmu. Apa kamu tidak merindukanku?" ucap pria itu lagi diiringi kecupan di ubun-ubun sang ratu. "Efatta ... itukah kamu?" gumam Alisya. "Ya, ini Efatta ...." "Apa kamu baik-baik saja? Bagaimana bisa kamu berada di sini? Di mana saja kamu selama ini?" Sang ratu memberondong pria ya

    Last Updated : 2022-02-12
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 205 Hadiah Perpisahan

    "Apa kamu yakin akan pergi secepat ini, Nak?" tanya pria tua sembari keluar dari bengkel pandai besi yang telah menghidupi keluarganya selama puluhan tahun. "Ya, aku akan pergi," jawab pria bertopeng besi dengan rambut merah tergerai panjang. "Sebelum pergi, aku hanya ingin memastikan berapa biaya yang harus aku bayar kepadamu, Almeta?" Lagi - lagi Efatta mengungkit soal biaya perawatan selama berada di gubuk reot pria tua. "Sudah kukatakan untuk tidak perlu mengungkit itu." Almeta tersenyum lebar seperti biasa. Pria tua itu memang terlihat ramah sejak pada pandangan pertama. Sangat kontras dengan penampilan lusuh dan aroma keringat yang menguar dari tubuhnya. Terdengar sebuah suara kecil dari balik pintu. Sepertinya Brisa mengintip perpisahan Efatta dengan sang ayah. Gadis itu memang sedikit pemalu. Bahkan saat berada di kamar bersama Efatta, gadis itu hanya berucap saat meminya izin untuk membongkar perban, tidak lebih. "Brisa ... itukah kamu?" tanya Almeta. Akan tetapi, ga

    Last Updated : 2022-02-12
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 206 Tugas Baru Untuk Myran

    Sebuah senyuman menghiasi wajah tampan raja kerajaan Kosmimazh. Surat dalam genggamannya telah menjadikan kebahagiaan memenuhi dada sang raja. "Dia mengundangku ke Crysozh!" gumam Dafandra. Dafandra mengalihkan pandangan dari surat menuju Arys yang masih berdiri di depan sang raja. "Arys, apakah ada berita serius dari mata-mata kita di Crysozh?" tanya sang raja dari balik meja. "Belum ada, Yang Mulia Raja. Semuanya berjalan lancar." Arys menjawab segera. "Bagaimana dengan urusan di pulau Lionysozh?" tanya Dafandra lagi. Setelah Alisya melakukan pernikahan kedua dengan raja Kosmimazh pulau Lionysozh telah berpindah kepemilikan menjadi milik Alisya. Sedikit banyak akan terdapat perubahan di pulau tersebut baik dari segi kepengurusan atau administrasi. "Laporan terbaru, Ratu Alisya telah menyerahkan wewenang kepengurusan pula Lionysozh kepada kerajaan Crysozh." Arys menjawab dengan sopan. Dafandra mengangguk puas mendengar laporan dari Arys. Peperangan di pulau Lionysozh memang ti

    Last Updated : 2022-02-13
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 207 Avel

    Utusan Margaritaryzh memasuki aula kerajaan Crysozh. Sorang pria dengan rahang siku berambut pirang datang dengan sepasang alis nyaris bertautan. Auranya sangat tidak bersahabat. Akan tetapi, ada yang menarik dari pria itu, yaitu sepasang mata berwarna velevet yang langka. Raja Rifian menyambut utusan Margaritaryzh dengan baik, seolah menyambut saudara jauh. Meski begitu, hal yang sama tidak ditunjukkan oleh utusan dari negeri yang baru saja raja kalahkan. Kata pepatah, pecundang memang sering kali banyak tingkah. Setelah memberikan hormat yang terlihat dipaksakan, utusan itu memperkenalkan diri. "Aku Avel putra Adelfo dari Aspozh." "Rupanya kamu putra mendiang jenderal legiun Margaritaryzh yang terkenal gagah itu. Senang bertemu denganmu." Seringai di bibir raja melebar. Serta-merta kedua tangan Avel mengepal erat. "Pasti maksud kedatanganmu kemari untuk membicarakan pernikahan aliansi. Benar, Kan?" tanya raja tanpa basa-basi, kedua alisnya melompat

    Last Updated : 2022-02-13

Latest chapter

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ā¤ļøā¤ļøā¤ļø

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

DMCA.com Protection Status