Kini pandangan Lyla beralih menatap koper dan beberapa barang lainnya tergeletak di lantai dekat Sarah. Lalu gadis kecil itu bertanya, "ini milik siapa?" telunjuknya mengarah pada barang barang di hadapan nya. Kemudian Lyla menatap Sarah dan mbok Fatma bergantian."Ini punya kakak. Maaf ya, berantakan," jawab Sarah seraya mengambil kembali barang yang sempat ia lepaskan saat menyambut kehadiran Lyla. Sedetik kemudian..."Hole... kak Sarah tinggal disini!" teriak Lyla. Ia segera menarik tangan Sarah dan membawanya ke kamarnya."Sebentar Lyla, kakak mau menyimpan barang-barang kakak dulu" ucap Sarah. Mendengar itu Lyla langsung menganggukan kepalanya. Ia bahkan membantu Sarah membawakannya."Kakak tinggal di kamar Lyla aja, ya?" tawar Lyla yang lebih mirip sebuah perintah."Dengan senang hati," ucap Sarah seraya tersenyum hangat ke arah Lyla."Di sini masih masih banyak yang kosong, kakak boleh menggunakannya," "Terimakasih banyak Lyla," Sarah pun segera memasukkan pakaiannya dan menata
Setelah memastikan semuanya baik-baik saja, mbok Fatma membawa Sarah kembali ke kamar Lyla seperti perintah Al."Apa yang non lakukan hingga hampir saja terjatuh?" tanya si mbok. Ia merasa heran dengan Sarah. Pasalnya meskipun rumah ini hanya terdiri dari dua lantai. Tapi rumah ini sangat tinggi."Tuan Al meminta saya untuk mengambil syalnya yang tersangkut di pohon. Karena kurang hati-hati, jadi saya terpeleset," jawab Sarah jujur. Ia juga tidak mengerti kenapa tuan Al memintanya melakukan hal yang di luar kemampuannya sebagai seorang wanita.Mendengar itu mbok Fatma menyeritkan keningnya. Ia merasa ada yang tidak beres antara non Sarah dan tuan Al. Karena selama dua puluh tahun ia bekerja di keluarga Alexandra, ia tidak pernah di minta untuk melakukan pekerjaan yang berbahaya. Semua orang di rumah ini bekerja sesuai dengan kemampuannya."Ya sudah. Non lebih baik istirahat saja, nanti mbok akan membawakan makan malam ke kamar non," ucap mbok Fatma ketika keduanya sampai di kamar Lyla
Di sebuah ruangan kerja seorang pria baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Ia tampak terlihat kelelahan. Pria itu segera bangkit dari tempat duduknya hendak pergi ke pembaringan untuk beristitahan. Tapi tiba-tiba saja terbesit di kepalanya sang ponakan."Sebaiknya aku ke kamar Lyla untuk memastikan bahwa Sarah menjaganya dengan baik," gumam sang pria yang tak lain adalah Al. Al pun segera keluar dari kamarnya. Tapi baru saja akan menuruni tangga, Al di buat heran oleh keadaan di hadapannya. Disana terlihat jelas bagaimana wajah Sarah tampak panik menatap Lyla. "Apa yang wanita itu lakukan? apa ia sudah gila? Tapi tunggu, ia seperti tengah memeberi isyarat pada Lyla untuk menjauh darinya?".Al turun dengan diam-diam. Saat ia sudah di lantai bawah, ia baru mengetahui bahwa ada orang yang telah berani menerobos rumahnya, "Bagaimana bisa ada orang asing bisa sampai di depan rumahku dan mengancam salah satu pengisinya, beraninya!!" batin Al.Melihat kedatangan tuan Al, Sarah merasa lega d
"Lyla sudah siap?" tanya seorang pria di balik pintu. "Sudah om!" Lyla si gadis kecil itu menimpali, ia sudah hafal betul. Karena setiap pagi omnya akan menghampirinya ke kamar, mengajak sarapan lalu berangkat bersama. Kecuali ketika Al sedang ada janji di tempat dengan arah jalan yang berbeda, baru Lyla akan di antarkan pak sopir."Ayo, kak. Kita sarapan baleng," ajak Lyla seraya menarik tangan Sarah keluar kamar menuju meja makan. Setelah sarapan selesai, ketiganya pun menuju garasi."Om! Kak Salah ikut ya sama Lyla, supaya bisa nemenin Lyla. Soalnya pas jam istilahat, Lyla suka kesepian. Semua temen-temen Lyla main sama mamanya, cuma Lyla yang sendilian," ucap Lyla dengan raut wajah sedih. Melihat itu Al tidak tega, "Oke kalau begitu. Ayo sekarang Lyla masuk mobil,"Berbeda dengan Lyla yang bahagia, kini Sarah terlihat bingung, "Bagaimana dengan pekerjaanku, bisa bisa pak Dito nanti memecatku?" Al yang menyadari bahwa Sarah sedang kebingungan kemudian berkata, "Kamu khawatir tentan
"Selamat belajar ya sayang, semangat!" ucap Sarah seraya mencium pucuk kepala lalu berpindah ke pipi chaby Lyla seraya tersenyum lembut."Iya kak Salah, Lyla bakal semangat banget. Kan Lyla di temenin kak Salah," jawab Lyla. Setelah itu ia pun masuk kedalam kelas. Setelah jam pelajaran di mulai, Sarah pun berjalan menuju tempat khusus untuk para ibu menunggu anak-anak mereka."Wah, bukankah kamu itu istrinya tuan Al, ya?" tanya seorang ibu muda dengan rambut sebahu. "Iya bu, bagaimana ibu bisa mengetahuinya?" tanya Sarah. Karena menurut Sarah ini pertemuan pertama mereka."Ya tentu saja tahu, apapun tentang tuan Al, pasti akan langsung tersebar ke seluruh penjuru. Apalagi saya, yang satu kota dengannya. Kamu memang wanita beruntung bisa membuat tuan Al ingin menikah. Semenjak di khianati sang tunangan, ia sangat membenci wanita," ucap ibu muda itu lagi. Mendengar itu, Sarah hanya tersenyum.Waktu berjalan begitu cepat. Semua murid berhamburan keluar dari kelas menghampiri orang tua y
Sarah memberanikan diri untuk mengejar pria misterius itu. "Aku tidak menyangka pria itu punya keberanian untuk datang lagi kerumah ini," lirih Sarah. Ia masih berusaha mengejar. Tapi sayangnya pria misterius itu berhasil kabur."Aku tidak menyangka ternyata sudah ada yang bersiaga menunggunya," ucap Sarah seraya menyaksikan mobil yang membawa pria misterius itu semakin menjauh.Setelah mengatur pernafasannya menjadi normal kembali, Sarah menghentikan salah sayu angkutan umum. "Semoga rezekiku ada di sana," ucaojya seraya merapihkan beberapa berkas yang di bawanya untuk keperluan melamar kerja. Mobil yang di tumpanginya pun berhenti di depan sebuah Toserba yang cukup besar. Disana terpampang jelas bahwa mereka sedang mencari karyaawan baru."Semoga rezekiku. Mereka masih membutuhkan karyawan baru," ucap Sarah. Ia pun segera masuk. Ternyata di dalam sudah ada beberapa orang yang sama dengannya, melamar kerja. Sarah pun ikut mengantri seperti yang lainnya. Cukup lama ia menunggu, hi
"Aaa... " Teriak Sarah Mobil itu langsung mengerem mendadak. Untungnya tidak sampai terjadi kecelakaan. Pria yang baru saja hampir menabrak seorang wanita yang menyebrang terlihat begitu sangat panik. Semua orang yang berada di sekitar are jalan taya menatap ke arah mereka. Pria itu pun langsung turun dan menghampiri wanita yang hampir ditabraknya untuk memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja. "Maaf sekali, apa kamubaik baik saja?" tanya pria itu panik.Sarah yang kala itu berjomgkok dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya langsung bangkit dan menurunkan tangnnya dari wajahnya ketika mendengar seorang pria bertanya kepadanya. "Sarah?" ucap pria itu terkejut seakan tidak percaya ketika mengetahui wanita di depannya adalah Sarah. Lalu ia pun terlihat panik seranya bertanya, "Kamu ada yang luka? Ayo kita ke dokter atau enggak ke rumah sakit!" "Mang Asep?" Sarah pun sama halnya sepertinpria yang di panggilnya mang Asep, sama-sama terlihat terkejut. "Saya enggak kenap
"Siapa kamu?" tanya Al ketus."Saya Asep, tetangganya Sarah di desa," jawab Asep seraya mengulurkan tangannya kehadapan Al. Tapi Al tidak menyambutnya dan membiarkannya menggantung. Asep pun menarik tangannya kembali."Terimakasih telah mengantarkan istri saya. Jika tidak ada keperluan lain, silahkan pulang,'" tutur Al membuat Asep terkejut. Ia tampak terkejut bukan karena sikap Al terhadapnya. Tapi karena pernyataan Al yang mengatakan bahwa Sarah adalah istrinya. Sedangkan Sarah hanya menghela nafas berat, apa yang di takuti nya terjadi. Al benar benar bersikap buruk pada Asep. Al bahwa mengusirnya dengan terang terangan."Baiklah kalau begitu saya permisi," jawb Asep seraya melangkah pergi meninggalkan rumah Al. Sarah tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa melihat Asep yang semakin menjauh dari tempatnya berdiri. Melihat Sarah menatap Asep seperti itu, membuat Al berdecih. Ia pun berlalu masuk ke dalam rumah."Kakak kemana aja? Pas Lyla bangun, kakak enggak ada," tanya Lyla. "Ta