"Aaa... " Teriak Sarah Mobil itu langsung mengerem mendadak. Untungnya tidak sampai terjadi kecelakaan. Pria yang baru saja hampir menabrak seorang wanita yang menyebrang terlihat begitu sangat panik. Semua orang yang berada di sekitar are jalan taya menatap ke arah mereka. Pria itu pun langsung turun dan menghampiri wanita yang hampir ditabraknya untuk memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja. "Maaf sekali, apa kamubaik baik saja?" tanya pria itu panik.Sarah yang kala itu berjomgkok dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya langsung bangkit dan menurunkan tangnnya dari wajahnya ketika mendengar seorang pria bertanya kepadanya. "Sarah?" ucap pria itu terkejut seakan tidak percaya ketika mengetahui wanita di depannya adalah Sarah. Lalu ia pun terlihat panik seranya bertanya, "Kamu ada yang luka? Ayo kita ke dokter atau enggak ke rumah sakit!" "Mang Asep?" Sarah pun sama halnya sepertinpria yang di panggilnya mang Asep, sama-sama terlihat terkejut. "Saya enggak kenap
"Siapa kamu?" tanya Al ketus."Saya Asep, tetangganya Sarah di desa," jawab Asep seraya mengulurkan tangannya kehadapan Al. Tapi Al tidak menyambutnya dan membiarkannya menggantung. Asep pun menarik tangannya kembali."Terimakasih telah mengantarkan istri saya. Jika tidak ada keperluan lain, silahkan pulang,'" tutur Al membuat Asep terkejut. Ia tampak terkejut bukan karena sikap Al terhadapnya. Tapi karena pernyataan Al yang mengatakan bahwa Sarah adalah istrinya. Sedangkan Sarah hanya menghela nafas berat, apa yang di takuti nya terjadi. Al benar benar bersikap buruk pada Asep. Al bahwa mengusirnya dengan terang terangan."Baiklah kalau begitu saya permisi," jawb Asep seraya melangkah pergi meninggalkan rumah Al. Sarah tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa melihat Asep yang semakin menjauh dari tempatnya berdiri. Melihat Sarah menatap Asep seperti itu, membuat Al berdecih. Ia pun berlalu masuk ke dalam rumah."Kakak kemana aja? Pas Lyla bangun, kakak enggak ada," tanya Lyla. "Ta
"Tidak mungkin! Bagaimana bisa?" lirih Sarah hampir tak bersuara."Apa kamu puas sekarang?" tanya Al, membuat Sarah mendongkakan wajahnya menatap Al. Suaaranya tercekat. Ia tak bisa mengeluarkan sepatah katapun. Meskipun Sarah tidak mengerti banyak hal tentang rumah sakit, tapi ia tahu betul kalau wanita di dalam ruangan itu sedang koma. Tiba-tiba bayangan wajah Lyla melintas di pikirangnya."Apa kamu puas sekarang?! Jawab!!!" Teriak Al membuat salah satu oerawat yang melintas menghampirinya dan berkata, "Maaf tuan, ini rumah sakit. Saya harap anda tidak membuat keributan di sini. Dan silahkan selesaikan masalah anda di rumah." Setelah membungkukan badan dan berpamitan, suster itu pun meninggalkan Sarah dan Al yang tampak menahan amarah."Ayo kita pulang! Aku muak melihat sandiwaramu," ucap Al seraya pergi meninggalkann Sarah seorang diri. Sarah masih tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Setelah bersusah payah dan berusaha, akhirnya ia bisa kembali berdiri. "Wajah itu sam
"Terimakasih pak Asep," ucap Sarah seraya menagkupkan kedua telapak tangannya. "Sama-sama," jawab Asep. "Dan untuk teman-teman semua, silahkan kembali ke pekerjaan masing-masing. Semua orang pun bubar dan kembali ke tugas mereka masing-masing.Saat Asep hendak kembali ke ruangannya, Sara h memanggilnya dan Asep oun menghentikan langkahnya lalu berbalik menatap Sarah. "Mang Asep, maaf, ada yang ingin Sarah tanyakan," ujar Sarah."Iya, silahkan Sarah. Ada apa?" "Untuk kejadian kemarin, Sarah benar-benar minta maaf," ungkap Sarah seraya menunduk."Jangan kamu pikirkan. Saat melihat sikap suami kamu, malah saya khawatir sama kamu, takut kamu di perlakukan tidak baik olehnya. Oleh sebab itu, kalau kamu butuh bantuan seseorang, jangan sungkan panggil mang Asep," jawab Asep sekaligus berusaha untuk menjadi orang yang selalu ada untuk Sarah."Mang Asep tidak perlu khawatir, suami Sarah baik kok sebenarnya. Mungkin kemarin bersikap seperti itu, karena saya
Sarah menatap mobil Al yang semakin menjauh. "Huuuh"Sarah melangkah menuju motornya, lalu kembali melajukan motornya ke toko roti.Sarah tidak menyadari bahwa ada mobil Al yang terparkir di sana."Sarah? Bagaimana dengan keponakan mu? Kenapa tidak di bawa ke sini saja sekalian?" tanya Asep ketika tidak sengaja berpapasan."Sudah di jemput Om nya," jawab Sarah seraya memaksakan untuk tersenyum."Hmmm begitu, pantas saja senyuman nya kayak terpaksa. Senyum dong!" ujar Asep seraya tersenyum lebar. Melihat itu, Sarah merasa terhibur, ia pun tertawa lepas.Sedangkan di kursi pengunjung terdapat seorang pria yang duduk di samping anak kecil sedang menatap ke arah Sarah tajam."Dasar wanita!" gumam Al. Setelah pesanannya datang, ia pun segera berdiri dan mengajak Lyla kembali ke mobil."Lyla tunggu di sini sebentar ya,""Iya, om," jawab Lyla seraya mengangguk.Al pun masuk kembali ke toko roti dan langsung menghampiri Sarah dan Asep. Setibanya Al di sana ia langsung menarik tangan Sarah lal
"Hey! Lepaskan Lyla!" Sarah terus berusaha mengejar pria itu. Tepat saat pria itu akan masuk ke dalam mobilnya, "Bughh!" Sarah langsung memukul tengkuak pria itu, hingga membuat Lyla lepas dari gendongan nya. Dan Lyla pun berlari. Sedangkan pria itu memegang tengkuak nya yang terasa sakit, ia menatap Sarah dengan tatapan tajam. Kemudian pria itu menarik lengan Sarah lalu menghempaskannya membuat Sarah terpental bembentur tiang pagar rumah warga.Pria itu mngejar Lyla yang berlari menyebrang jalan. Kemudian,"Lyla awas!!" teriak Sarah wajahnya berubah menjadi pusat pasi. Ia ingin sekali berlari ke arah Lyla, tapi kepalanya sangat sakit karena benturan tadi terlalu keras. "Lyla," lirih nya hingga akhirnya tak sadarkan diri."Aaa... Kak Salah!" teriak Lyla saat ia menyebrang jalan secara tiba-tiba membuat mobil silver yang tengah melintas tak bisa menghindar. Lyla kecelakaan. Tubuh mungil nya terlempar jauh membuat beberapa orang beralih menatapnya panik lalu segera menghampiri nya. P
"Benarkah? Lalu kamu pikir saya akan percaya?" tukas Al. Ia menarik dagu Sarah seraya menatapnya tajam. "Saya tidak memaksa anda untuk percaya kepada saya, tuan! Tapi, saya ingin tahu atas dasar apa anda menuduh saya dengan hal-hal yang saya pun tidak mengerti?" tanya Sarah. Air matanya mulai luruh karena rasa sakit di tubuhnya karena ia belum pulih benar dan rasa sakit di hatinya atas tuduhan Al padanya yang ia tak pernah merasa melaukukannya. "Hahaha... " Al tertawa. Lalu ia berkata, "Apa kamu bilang? Kamu ingin tahu? Berhentilah bersikap sok polos dan lugu di depanku Sarah!" "Saya mengerti, mungkin seseorang mengatakannya pada anda tentang saya yang mebuat anda begitu membenci saya, tuan! Tapi yang membuat saya tidak mengerti dengan diri anda adalah, bagaimana anda bisa dengan mudah mempercayai sebuah berita dari sumber yang tidak pasti dan tanpa bukti yang kuat. Bukankah saya ada di sini sekarang, kenapa anda tidak menanyakannya langsung pada saya? Anda adalah pembisnis handal,
"Iya kak, maaf," ujar gadis itu. "Heh kamu Nadia, aku enggak nyangka kalau kamu akan seberani itu untuk berbicara pada tuan Al," ucap wanita yang tadi meneriaki Sarah dan gadis yang bernama Nadia. Bukannya menjawab, Nadia malah melengos meninggalkan wanita itu seraya menarik tangan Sarah."Nadia!""Apa kak Nina?" tanya Nadia. Ia pun akhirnya menoleh ke arah wanita yang dipanggilnya Nina."Berani kamu ya sekarang sama saya? Mentang mentang kamu deket sama istri tuan Al, kamu lupa bahwa tuan Al sudah mencabut gelar nona darinya?" ujar Nina dengan suara berapi-api.Saat Nadia ingin menimpali ucapan Nina, Sarah mencegahnya. seraya berkata, "Sudahlah Nadia, jangan meladeninya. Ia hanya ingin mencari keributan. Lebih baik sekarang kita bantu kakak kakak yang lain mindahin barang."Nadia pun mendengarkan ucapan Sarah. Mereka berdua meninggalkan Nina yang menatap mereka dengan tatapan marah dan kesal.Sarah mulai memasuki sebuah ruangan yang akan menjadi kamarnya. Semuanya sudah selesai dipin