Share

Sabaar

Maira keluar dari kamar dan turun ke lantai satu. Tempat yang dulunya merupakan ruangan pertemuan para petinggi dan anak-anak yang akan dicuci otaknya kini benar-benar digunakan untuk tempat tinggal Ali dan keluarga besarnya. Gadis bermata biru itu menuju dapur, dan pemandangan pertama yang ia temui di sana ialah Naima yang sedang makan roti dan Sultan yang menyodorkan makanan.

Sebenarnya bukan pertama kali juga Maira melihat hal itu, sudah sering ayahnya melakukan hal yang sama. Selain rasa makanan yang jauh lebih enak dan tentu saja ibunya kerepotan juga kelelahan mengurus adik-adik Maira yang kecil. Kini gadis yang telah menyelesaikan pendidikannya itu berpikir, mungkin itu salah satu cara pamannya mengambil hati kakak angkatnya. Karena sedikit banyak ia tahu kisah mereka berdua dulu.

“Katanya kemarin tidak enak, Kak, roti dan acar bawangnya. Kenapa sekarang Paman sampai buat lagi?” tanya Maira. Ia ikut menikmati roti buatan Sultan dan juga perlengkapannya.

“Beda hari beda seler
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status