Beranda / Rumah Tangga / DILECEHKAN CALON SUAMIKU / FAREL YANG TAK INGIN LEPAS DARIKU

Share

FAREL YANG TAK INGIN LEPAS DARIKU

Penulis: Mata coklat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-21 15:53:47

Sudah sebelas hari setelah penentuan pernikahanku. Bunda mulai melarangku untuk sering keluar rumah. Aku pun di minta berhenti mengajar setelah kuceritakan perihal Farel pada Beliau.

"Nanti sore Alvin mengundang kita makan malam dirumahnya!"

"Hanya bertiga?" tanyaku sambil terus memasukan semua baju ke dalam koper untuk nanti pindah ke rumah kak Alvin.

"Katanya, akan ada ustadz Iman dan Ustadz Danu beserta istri mereka."

Kututup koper yang sudah penuh, lalu duduk di samping Bunda.

"kenapa Bunda tidak mau ikut tinggal bersamaku, Kak Alvin kan sudah menawarkan," ucapku memandangi wajah paruh baya yang selama ini sabar membimbingku dalam berhijrah.

"Bunda ingin menikmati masa tua, dengan selalu mendekatkan diri pada sang Khaliq. Ntar kalau tinggal bersama kamu, Bunda repot ngajarin kamu masak," canda Bunda, mencubit hidungku.

Aku terkekeh, mengeluarkan kristal bening dari mataku.

"Boleh aku sering main ke sini?"

"Kalau Alvin mengizinkan, kapanpun pintu rumah ini selalu terbuka."

Ku peluk tubuh Bunda.

"Bun, boleh aku pergi ke sekolah? Sebentar saja."

"Mau apa?" Bunda melepaskan pelukanku.

"Kepala sekolah mengundangku, katanya murid-murid ingin mengucapkan salam perpisahan kepadaku."

"Ada Farel?"

"Aku gak tahu, Bun."

"Zahra, besok lusa kamu akan menjadi seorang istri. Bukannya Bunda melarangmu untuk bergaul dengan dunia luar. Namun, kamu tahu kan Farel pasti akan terus berusaha menggoyahkan keteguhan hatimu." Bunda memang sudah tahu kenekadan Farel.

"Bunda tidak mengizinkan?"

Bunda terdiam sesaat. Melihatku yang memasang wajah penuh harap, akhirnya Bunda mengizinkanku pergi.

"Pergilah, tapi jangan lama-lama, ya."

Ku ambil tas slempang kecil, lalu bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Zahra!" Bunda menghentikan langkahku yang sudah hampir sampai di depan motor matic.

"Iya, Bun," sahutku.

"Lidah memang tidak bertulang, Nak. Namun, setiap sayatannya mampu melukai siapa saja. Kamu sudah berucap janji, dengan menerima Alvin sebagai calon suamimu. Maka, jagalah hatimu agar setiap kata yang kamu ucapkan tidak melukai orang lain."

Aku hanya tersenyum, sangat mengerti dengan nasehat Bunda. Aku tahu, saat ini Beliau takut kalau sampai aku berubah fikiran. Bunda juga mengenal Farel, mengenal sikap Farel yang kadang bertindak bodoh.

Kurang dari 15 menit aku berkendara, sampai juga di sekolah. Aku berjalan menuju kelas tempat dulu aku mengajar.

"Kejutan!" seru semua orang yang berada di sana.

Ruangan kelas dihias dengan beraneka bentuk balon, ada kue tart kecil di atas meja.

"Selamat ulang tahun, Bu guru." Clara menghampiriku memberi setangkai mawar.

"Terimakasih, sayang." Kucium pipi Clara.

Ada Farel di sana. Aku yakin ini semua adalah rencananya.

"Semoga panjang umur ya, Bu."

Semua guru di sana mengucap selamat. Kue pun di potong, dan sebagai acara penutup, mereka menyampaikan salam perpisahan.

Farel mendekat ke arahku. Namun, sebelum ia semakin dekat aku meminta izin untuk pamit pulang.

Aku keluar menuju tempat parkir. Ternyata Farel belum menyerah, ia berlari mengejarku.

Saat hendak ku menyalakan mesin motorku, ia mengambil kuncinya.

"Sini, Rel!" pintaku.

"Masih belum terlambat, Ra. Kita bisa meneruskan mimpi yang tertunda."

"Mimpi kita sudah hancur sejak lima tahun lalu."

Farel berusaha menjamah tanganku, namun aku menghindar.

"Lupakan aku, Rel. Aku sudah akan memulai hidup baru. Biarkan aku memperbaiki yang telah hancur dengan menjadi seorang istri."

"Kenapa harus dengan orang lain? Aku akan lebih mengerti keadaanmu, Ra. Apa dia tahu kalau kamu korban pemerkosaan?"

Aku tertunduk mendengar kalimat itu.

"Maaf," lirihnya.

Bagaimana kak Alvin tidak tahu, kalau pemerkosa itu adalah dirinya.

"Kembalikan kunciku!" Sekali lagi aku memohon.

"Tidak, Ra. Sebelum kamu meyakinkanku kalau sudah tidak ada cinta di hatimu untukku."

Harus dengan apa? Meyakinkan hati ini saja susah, kamu membuatku semakin serba salah. Aku tidak bisa terus berlama dengannya seperti ini. Ku tuntun motor tanpa kunci, berusaha meninggalkan Farel yang terus memegangi belakang motorku.

"Cukup, Rel. Hentikan! Kita bukan anak remaja lagi. Bersikaplah lebih dewasa."

"Itu yang sejak tadi ingin aku sampaikan, berhentilah kekanak-kanakan. Berdamai dengan hati macam apa, kalau harus mengorbankan perasaan cinta?"

"Aku akan menikah, Rel. Lusa! Dan aku akan mencintai suamiku," tegasku.

Ia terdiam, untuk pertama kalinya aku berkata kasar pada lelaki yang dulu kusebut pacar. Ku ambil paksa kunci dari tangannya, dan memasukan di lubang kunci motorku.

"Lima tahun, Ra," lirih Farel. Membuat tangan ini kaku untuk memutar gagang kunci.

"Lima tahun aku selalu memikirkanmu, bahkan saat masih kuliah, aku selalu melihat bayangan wajahmu disetiap buku yang aku baca. Aku sudah menggapai mimpiku menjadi pengusaha muda yang sukses, tetapi aku tidak bahagia karena alasanku untuk meraih sukses belum aku miliki, kamu. Zahra."

Aku berusaha tetap menahan, agar tidak hanyut terbawa perasaan. Perasaan yang mungkin akan menggoyahkan hati untuk mengingkari janji.

Perlahan ku putar gagang kunci dan menyalakan motorku.

"Maaf. Assalamu'alaikum."

Akupun pergi meniggalkan Farel yang masih mematung. Tidak bisa terus bersamanya. Aku tidak sanggup mengelakan cinta yang semakin mendekatiku. Cinta yang dengan susah payah ku buang jauh.

****

"Muhammad Farel permana!" teriak pak Agus, guru matematikaku ketika Farel memberikanku setangkai bunga mawar dan sebungkus coklat berbentuk hati di waktu jam belajar.

"Ini hari valentine, Pak. Kaya Bapak gak pernah muda saja," sahut Farel santai.

"Bapak pernah muda, tapi tidak segila kamu. BERDIRI!" bentak pak Agus menyuruh Farel berdiri didepan kelas. Untuk kesekian kalinya ia menjadi bahan tawaan teman sekelas, dan aku yang menanggung malunya.

"Kamu gila," ucapku sembari memakan coklat pemberiannya di belakang sekolah.

"Aku gila karena kamu," jawab Farel mencubit mesra pipi ini.

"Aku gak sabar lulus SMA, kuliah, trus ngelamar kamu."

"GeEr, siapa yang mau dilamar cowok gila kaya kamu," candaku.

"Kalau sampe kamu berani nolak aku, besoknya lagi aku akan mati." Farel setengah mengancam. Dan ancaman itu berhasil membuatku takut.

"Kalau kamu mati, nanti siapa yang bisa bikin aku kesal lagi?" Aku pura-pura merajuk.

"Maaf!" Farel menggelitik pinggangku.

"Apaan, sih. Hentikan! Geli tau!"

"Farel, geli!"

Ia tidak menghiraukanku, tangannya terus menggelitik sampe aku menyerah dan memaafkannya.

"Zahra!" Bunda menyentuh pundakku, membuyarkan lamunanku tentang Farel.

"Alvin sudah menunggu. Kita berangkat sekarang?"

Aku hanya mengangguk.

Ombak terus menerus menerjang karang hatiku, berusaha meruntuhkan ketegarannya. Aku ingin mengikuti jejak pasir yang bersatu dengan ombak. Namun, saat ini aku sedang membentuk tebing kokoh untukku membentengi diri dari badai yang sesekali bisa menerjang.

Kujumpai kak Alvin duduk ruang tamu. Tidak memakan waktu lama lagi kami langsung berangkat kerumah kak Alvin.

Bab terkait

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ANTARA ALFIN DAN FAREL

    Sepanjang perjalanan, benak ini selalu teringat perkataan Farel. Apa benar selama ini ia mencariku? Apa keputusan Ayah dan Bunda mengajakku pindah secara tidak langsung menjauhkanku dari Farel? Namun, kalau saat itu kami tidak pindah, mungkin kak Alvin akan datang sesuai ucapannya yang juga mencariku untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Laju mobil kak Alvin melambat, aku melihat dari balik pintu banyak pengendara lalu lalang ke tengah jalan raya. "Sepertinya habis terjadi kecelakaan," ucap kak Alvin. "Hati-hati, Vin. Banyak orang melintas" "Iya, Bun."Dengan sangat pelan kak Alvin terus melajukan mobilnya. Setelah agak menjauh dari tempat kejadian, Ia pun berkendara dengan kecepatan normal lagi. Selang beberapa menit, kami pun sampai di rumah kak Alvin. Rumah yang begitu besar, berlantai dua, dengan gaya eropa, seperti istana di negri dongeng. Kak Alvin mengajak aku dan Bunda masuk. Di ruang tamu, sudah ada pak Ustadz Iman dan Ustadz Danu beserta istri mereka"Assalamu'al

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENGALAMI KECELAKAAN

    Pagi ini cuaca benar-benar mewakili hatiku. Tidak ada hangatnya sinar mentari, tertutup oleh awan mendung. Mampukah aku menghalau awan hitam itu? Sementara sang mentari saja ikhlas akan takdirnya."Zahra, apa yang sedang kamu pikirkan?" Bunda menghampiriku yang sedang duduk di teras rumah."Tidak ada, Bun," jawabku singkat. Mata Bunda menerawang jauh ke depan. "Rasulullah pernah bersabda. Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridhoi akan agama dan akhlaknya, maka nikahkan lah dengannya, jika kamu tidak menerima lamarannya niscaya terjadi fitnah dibumi dan kerusakan yang luas."Pandangannya tidak beralih. "Alvin adalah lelaki yang telah menghancurkan hidupmu. Namun, saat dia datang memintamu berjalan bersama untuk mencari ridho Allah, Bunda tidak kuasa menolaknya. Berada di posisimu mungkin sangat berat, karena Bunda yakin, kamu masih mencintai Farel."Di hadapkannya tubuh Bunda ke arahku. "Besok, kamu akan menikah. Apa kamu bisa menjaga kehormatan Bunda dengan menjadi istr

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENEMANIKU MENJENGUK FAREL

    Kami pun langsung melangkah menuju mobil. Kak Alvin menyalakan mobilnya, mengantar aku dan Bunda menjenguk Farel di rumah sakit. "Vin, besok kalian akan menikah. Bunda tidak ingin Zahra terus menyimpan masalalunya sehingga menjadi duri dalam rumah tangga kalian." Bunda memegang tanganku, matanya dilirikan ke arah kak Alvin yang sedang menyetir.Aku pun mengerti maksud Bunda. "Kak, mantan kekasihku mengalami kecelakaan, tadi kakaknya memintaku untuk menemuinya, sekarang kita akan menjenguk."Siiit! Mendadak kak Alvin menghentikan mobilnya. Terlihat kalau ia sangat terkejut dengan perkataanku. "Ma-af," Ia kembali menjalankan mesin mobilnya. "Apa Alvin keberatan dengan permintaan, Bunda? Mengantar Zahra ke rumah sakit?" tanya Bunda. "Tidak, Bun. Bukankah menjenguk orang sakit adalah sunah, apa lagi dia adalah orang yang kita kenal."Bukan hanya kenal, Kak. Dia juga orang yang aku sayan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENGOPERASI TATONYA

    hari pernikahanpun tiba, sesuai permintaanku tidak ada kemeriahan, hanya beberapa keluarga yang datang" Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Nur Aulia binti Khosim dengan maskawin tersebut. Tunai! "" Sah? ""Sah !""Alhamdulillah "Kak Alvin menyematkan cincin di jari manisku, dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri mencium punggung tangannya.Setelah malam itu, tanganku kembali tersentuh olehnya . Dulu disertai rasa takut, sedangkan sekarang dengan menyebut nama Allah terasa nyaman. Dia suamiku.Akan nikah selesai semua tamu berangsur pulang, termaksud Bunda. Hiasan pengantin yang memang tidak terlalu banyak, tidak memakan waktu lama untuk merapikan kembali.Walau tidak ada resepsi atau pesta yang mewah , namun hari ini begitu melelahkan. Aku letih.*****" Kita sholat sunah dulu," Ajak kak Alvin.Kami pun menunaikan sholat 2 rakaat. Setelah selesai sholat kak Alvin membuka baju kokoh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    BERZIARAH KE MAKAM MAMAH PAPAH,DAN AYAH

    Cahaya mentari pagi sudah mulai masuk melalui cela cela jendela yang sengaja aku buka. Hari ini aku dan kak Alvin berencana berziarah ke makam mamah, papah, dan ayah.Aku membantu kak Alvin mengenakan pakaiannya, nampak jelas kalau dia masih merasa sakit di bagian punggungnya.Sesekali pandangan kami bertemu, menimbulkan rasa canggung dan membuat tanganku gugup kalau harus memasukkan kancing satu persatu kemejanya.Setelah selesai bersiap kami langsung berangkat ke pusara Mamah dan papah terlebih dahulu. Masih dalam kebisuan, di dalam mobil kami seperti orang asing bukan layaknya pasangan suami istri."Zahra,apa hobi kamu?" tanya kak Alvin mengajakku mengobrol." Menulis,kak," jawab ku singkat." Makanan favorit?"" Nasi"Seperti ada yang aneh dengan jawabanku, kak Alvin malah terkekeh. Aku langsung menatapnya."Ma'af" ia menghentikan tawanya. suasana kembali hening. Hingga mobil berhenti di lahan parkir tempat p

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENINGGAL

    " Tadi Aku mampir ke rumah bunda" kak Alvin melepaskan genggaman tangannya." Kata Bunda, Farel tidak bisa di selamatkan"DegDetakan jantungku melemah, tulang tulang di tubuhku seakan copot dari persendian, mata ini tidak bisa menahan untuk terpejam. Semua gelap."Zahra! Bangun Zahrah!"Aroma minyak kayu putih menyengat di hidungku, perlahan ku buka mata ini. Terdengar suara kak Alvin memanggilku." Kak Alvin" lirihku mendudukan tubuh ini yang awalnya terbaring di atas ranjang." Kamu, gak apa apa?" tanya kak Alvin, raut wajahnya begitu panik."Aku baik baik saja,Kak . Maaf" tangisku pun pecah. Ia langsung memelukku yang menundukkan kepala." Maafkan aku, Kak. Ampuni aku!"Sungguh hati ini tidak bisa menahan duka yang sedang menyelimuti. Meski kucoba tegar, namun tidak bisa di pungkiri, perasaanku terhadap Farel masih ada. Ya Allah hina sekali diri ini." Istirahatlah Zahrah""

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ASISTEN ALVIN YANG MENGALAMI KECELAKAAN

    Aku menguatkan hati dan tubuh ini, mengajak Lina mengantarku menuju rumah sakit yang di beritakan di tv, aku ingin memastikan kalau berita itu salah.Berulang kali aku menghubungi ponsel kak Alvin, namun selalu berada di luar jangkauan. Di balik kegelisahan ini, tak henti aku memainkan jemariku memutar tasbih menyebut asmaNYA.Sampai Ba'da Dzuhur mobil belum juga sampai di rumah sakit, akupun memutuskan sholat di masjid pinggir jalan raya." Aku akan lebih belajar menjadi istri yang baik ya Allah. Ku mohon beri aku kesempatan!" Doaku, ku khususkan untuk kak Alvin.Selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan.Satu jam kami berkendara akhirnya sampai di rumah sakit.Aku berlarian menuju kamar mayat yang di tunjuk salah satu perawat, ketika aku bertanya tentang korban kecelakaan dengan menggunakan mobil kak Alvin.Setibanya di depan ruangan itu, terlihat ada beberapa polisi, dan kak Alvin? apa dia benar kak Alvin? Ku langkahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    KESIBUKAN KAK ALVIN

    "Sayang bangun" bisik kak Alvin terdengar di telingaku.Aku mengedipkan mata beberapa kali, rasanya enggan terbuka. Tubuhku masih terasa lemas akibat pertarungan semalam. Bukan pertarungan mencari siapa yang menang atau yang kalah, melainkan awal dari pembuahan cinta kami."Hari ini kita akan datang ke pemakaman Beni" lirihnya, masi berada di atas wajahku. Hembusan nafasnya tercium menyegarkan dengan aroma mint." Bagaimana aku akan bangun, kalau kakak terus berada di atas ku" ucapku tersipu." Maaf!" kak Alvin salah tingkah dan langsung menggeser tubuhnya. Ia pun berdiri kemudian duduk di sofa mengambil Al-Qur'an kecil.Menunggu untuk sholat subuh berjamaah. Sementara itu, aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu subuh sudah mau habis, sepertinya matahari tidak sabar menunjukkan Kilauan cahayanya.Sholat subuh selesai, sarapan pun sudah di habiskan. Kami bergegas menuju tempat Beni di kebumikan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28

Bab terbaru

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    PARFUM WANITA DI KEMEJA KAK ALVIN

    Kesibukan kak Alvin membuat jarak di antara kami. Dengan susah payah aku menepis jarak ini agar bisa melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru dengan kak Alvin. Namun, sudah hampir dua bulan kak Alvin selalu di sibukkan dengan pekerjaannya.Ponselnya selalu berdering hampir setiap saat.Berangkat pagi dan pulang malam, malah kadang sampai dini hari. Mungkin karena dia belum dapat asisten pribadi yang baru. Semua pekerjaan dia yang pegang.Malam ini kak Alvin terlihat sangat letih. ia membuka kemejanya dan langsung merebahkan dirinya di atas ranjang." Udah sholat?"tanyaku, menghampiri."Sudah" jawabnya singkat. Ia memaksakan tubuhnya yang letih untuk menuju ke kamar mandi." Aku mandi dulu yah" ucap kak Alvin meninggalkanku.Sementara kak Alvin mandi, aku memunguti kemejanya yang berserakan. Namun, hidungku seakan mencium bau parfum wanita. Aku pun memastikan sekali lagi dengan mendekatkan hidungku di kemeja kak Alvin.Memang b

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    KESIBUKAN KAK ALVIN

    "Sayang bangun" bisik kak Alvin terdengar di telingaku.Aku mengedipkan mata beberapa kali, rasanya enggan terbuka. Tubuhku masih terasa lemas akibat pertarungan semalam. Bukan pertarungan mencari siapa yang menang atau yang kalah, melainkan awal dari pembuahan cinta kami."Hari ini kita akan datang ke pemakaman Beni" lirihnya, masi berada di atas wajahku. Hembusan nafasnya tercium menyegarkan dengan aroma mint." Bagaimana aku akan bangun, kalau kakak terus berada di atas ku" ucapku tersipu." Maaf!" kak Alvin salah tingkah dan langsung menggeser tubuhnya. Ia pun berdiri kemudian duduk di sofa mengambil Al-Qur'an kecil.Menunggu untuk sholat subuh berjamaah. Sementara itu, aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu subuh sudah mau habis, sepertinya matahari tidak sabar menunjukkan Kilauan cahayanya.Sholat subuh selesai, sarapan pun sudah di habiskan. Kami bergegas menuju tempat Beni di kebumikan.

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ASISTEN ALVIN YANG MENGALAMI KECELAKAAN

    Aku menguatkan hati dan tubuh ini, mengajak Lina mengantarku menuju rumah sakit yang di beritakan di tv, aku ingin memastikan kalau berita itu salah.Berulang kali aku menghubungi ponsel kak Alvin, namun selalu berada di luar jangkauan. Di balik kegelisahan ini, tak henti aku memainkan jemariku memutar tasbih menyebut asmaNYA.Sampai Ba'da Dzuhur mobil belum juga sampai di rumah sakit, akupun memutuskan sholat di masjid pinggir jalan raya." Aku akan lebih belajar menjadi istri yang baik ya Allah. Ku mohon beri aku kesempatan!" Doaku, ku khususkan untuk kak Alvin.Selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan.Satu jam kami berkendara akhirnya sampai di rumah sakit.Aku berlarian menuju kamar mayat yang di tunjuk salah satu perawat, ketika aku bertanya tentang korban kecelakaan dengan menggunakan mobil kak Alvin.Setibanya di depan ruangan itu, terlihat ada beberapa polisi, dan kak Alvin? apa dia benar kak Alvin? Ku langkahkan

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENINGGAL

    " Tadi Aku mampir ke rumah bunda" kak Alvin melepaskan genggaman tangannya." Kata Bunda, Farel tidak bisa di selamatkan"DegDetakan jantungku melemah, tulang tulang di tubuhku seakan copot dari persendian, mata ini tidak bisa menahan untuk terpejam. Semua gelap."Zahra! Bangun Zahrah!"Aroma minyak kayu putih menyengat di hidungku, perlahan ku buka mata ini. Terdengar suara kak Alvin memanggilku." Kak Alvin" lirihku mendudukan tubuh ini yang awalnya terbaring di atas ranjang." Kamu, gak apa apa?" tanya kak Alvin, raut wajahnya begitu panik."Aku baik baik saja,Kak . Maaf" tangisku pun pecah. Ia langsung memelukku yang menundukkan kepala." Maafkan aku, Kak. Ampuni aku!"Sungguh hati ini tidak bisa menahan duka yang sedang menyelimuti. Meski kucoba tegar, namun tidak bisa di pungkiri, perasaanku terhadap Farel masih ada. Ya Allah hina sekali diri ini." Istirahatlah Zahrah""

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    BERZIARAH KE MAKAM MAMAH PAPAH,DAN AYAH

    Cahaya mentari pagi sudah mulai masuk melalui cela cela jendela yang sengaja aku buka. Hari ini aku dan kak Alvin berencana berziarah ke makam mamah, papah, dan ayah.Aku membantu kak Alvin mengenakan pakaiannya, nampak jelas kalau dia masih merasa sakit di bagian punggungnya.Sesekali pandangan kami bertemu, menimbulkan rasa canggung dan membuat tanganku gugup kalau harus memasukkan kancing satu persatu kemejanya.Setelah selesai bersiap kami langsung berangkat ke pusara Mamah dan papah terlebih dahulu. Masih dalam kebisuan, di dalam mobil kami seperti orang asing bukan layaknya pasangan suami istri."Zahra,apa hobi kamu?" tanya kak Alvin mengajakku mengobrol." Menulis,kak," jawab ku singkat." Makanan favorit?"" Nasi"Seperti ada yang aneh dengan jawabanku, kak Alvin malah terkekeh. Aku langsung menatapnya."Ma'af" ia menghentikan tawanya. suasana kembali hening. Hingga mobil berhenti di lahan parkir tempat p

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENGOPERASI TATONYA

    hari pernikahanpun tiba, sesuai permintaanku tidak ada kemeriahan, hanya beberapa keluarga yang datang" Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Nur Aulia binti Khosim dengan maskawin tersebut. Tunai! "" Sah? ""Sah !""Alhamdulillah "Kak Alvin menyematkan cincin di jari manisku, dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri mencium punggung tangannya.Setelah malam itu, tanganku kembali tersentuh olehnya . Dulu disertai rasa takut, sedangkan sekarang dengan menyebut nama Allah terasa nyaman. Dia suamiku.Akan nikah selesai semua tamu berangsur pulang, termaksud Bunda. Hiasan pengantin yang memang tidak terlalu banyak, tidak memakan waktu lama untuk merapikan kembali.Walau tidak ada resepsi atau pesta yang mewah , namun hari ini begitu melelahkan. Aku letih.*****" Kita sholat sunah dulu," Ajak kak Alvin.Kami pun menunaikan sholat 2 rakaat. Setelah selesai sholat kak Alvin membuka baju kokoh

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENEMANIKU MENJENGUK FAREL

    Kami pun langsung melangkah menuju mobil. Kak Alvin menyalakan mobilnya, mengantar aku dan Bunda menjenguk Farel di rumah sakit. "Vin, besok kalian akan menikah. Bunda tidak ingin Zahra terus menyimpan masalalunya sehingga menjadi duri dalam rumah tangga kalian." Bunda memegang tanganku, matanya dilirikan ke arah kak Alvin yang sedang menyetir.Aku pun mengerti maksud Bunda. "Kak, mantan kekasihku mengalami kecelakaan, tadi kakaknya memintaku untuk menemuinya, sekarang kita akan menjenguk."Siiit! Mendadak kak Alvin menghentikan mobilnya. Terlihat kalau ia sangat terkejut dengan perkataanku. "Ma-af," Ia kembali menjalankan mesin mobilnya. "Apa Alvin keberatan dengan permintaan, Bunda? Mengantar Zahra ke rumah sakit?" tanya Bunda. "Tidak, Bun. Bukankah menjenguk orang sakit adalah sunah, apa lagi dia adalah orang yang kita kenal."Bukan hanya kenal, Kak. Dia juga orang yang aku sayan

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENGALAMI KECELAKAAN

    Pagi ini cuaca benar-benar mewakili hatiku. Tidak ada hangatnya sinar mentari, tertutup oleh awan mendung. Mampukah aku menghalau awan hitam itu? Sementara sang mentari saja ikhlas akan takdirnya."Zahra, apa yang sedang kamu pikirkan?" Bunda menghampiriku yang sedang duduk di teras rumah."Tidak ada, Bun," jawabku singkat. Mata Bunda menerawang jauh ke depan. "Rasulullah pernah bersabda. Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridhoi akan agama dan akhlaknya, maka nikahkan lah dengannya, jika kamu tidak menerima lamarannya niscaya terjadi fitnah dibumi dan kerusakan yang luas."Pandangannya tidak beralih. "Alvin adalah lelaki yang telah menghancurkan hidupmu. Namun, saat dia datang memintamu berjalan bersama untuk mencari ridho Allah, Bunda tidak kuasa menolaknya. Berada di posisimu mungkin sangat berat, karena Bunda yakin, kamu masih mencintai Farel."Di hadapkannya tubuh Bunda ke arahku. "Besok, kamu akan menikah. Apa kamu bisa menjaga kehormatan Bunda dengan menjadi istr

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ANTARA ALFIN DAN FAREL

    Sepanjang perjalanan, benak ini selalu teringat perkataan Farel. Apa benar selama ini ia mencariku? Apa keputusan Ayah dan Bunda mengajakku pindah secara tidak langsung menjauhkanku dari Farel? Namun, kalau saat itu kami tidak pindah, mungkin kak Alvin akan datang sesuai ucapannya yang juga mencariku untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Laju mobil kak Alvin melambat, aku melihat dari balik pintu banyak pengendara lalu lalang ke tengah jalan raya. "Sepertinya habis terjadi kecelakaan," ucap kak Alvin. "Hati-hati, Vin. Banyak orang melintas" "Iya, Bun."Dengan sangat pelan kak Alvin terus melajukan mobilnya. Setelah agak menjauh dari tempat kejadian, Ia pun berkendara dengan kecepatan normal lagi. Selang beberapa menit, kami pun sampai di rumah kak Alvin. Rumah yang begitu besar, berlantai dua, dengan gaya eropa, seperti istana di negri dongeng. Kak Alvin mengajak aku dan Bunda masuk. Di ruang tamu, sudah ada pak Ustadz Iman dan Ustadz Danu beserta istri mereka"Assalamu'al

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status