Beranda / Rumah Tangga / DILECEHKAN CALON SUAMIKU / ALVIN MENEMANIKU MENJENGUK FAREL

Share

ALVIN MENEMANIKU MENJENGUK FAREL

Penulis: Mata coklat
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-23 08:00:58

Kami pun langsung melangkah menuju mobil. Kak Alvin menyalakan mobilnya, mengantar aku dan Bunda menjenguk Farel di rumah sakit.

"Vin, besok kalian akan menikah. Bunda tidak ingin Zahra terus menyimpan masalalunya sehingga menjadi duri dalam rumah tangga kalian."

Bunda memegang tanganku, matanya dilirikan ke arah kak Alvin yang sedang menyetir.

Aku pun mengerti maksud Bunda.

"Kak, mantan kekasihku mengalami kecelakaan, tadi kakaknya memintaku untuk menemuinya, sekarang kita akan menjenguk."

Siiit!

Mendadak kak Alvin menghentikan mobilnya. Terlihat kalau ia sangat terkejut dengan perkataanku.

"Ma-af," Ia kembali menjalankan mesin mobilnya.

"Apa Alvin keberatan dengan permintaan, Bunda? Mengantar Zahra ke rumah sakit?" tanya Bunda.

"Tidak, Bun. Bukankah menjenguk orang sakit adalah sunah, apa lagi dia adalah orang yang kita kenal."

Bukan hanya kenal, Kak. Dia juga orang yang aku sayang. Andai kamu tahu itu. Pasti kamu akan kecewa padaku.

Aku sudah hampir sampai di depan pintu gerbang baru. Ada kak Alvin yang sedang menungguku di sana. Dengan tanggung jawab yang ia pikul karena dulu telah melukaiku. Namun, Farel datang meminta uluran tanganku, berharap aku mau ikut masuk di istana yang kami pernah bangun bersama. Pada siapa harus ku langkahkan kaki ini?

Kak Alvin memarkirkan mobilnya, dengan sopan ia membukakan pintu untukku dan Bunda. Kami bertiga pun masuk menuju ruangan tempat Farel dirawat.

"Nak, syukur kamu ke sini." Bu Irma, mamahnya Farel memeluku. Ia terus terisak membuat kerudungku basah akan airmatanya.

"Mah, biarkan Zahra menemui Farel dulu," ucap kak Indah.

Bu Irma pun melepaskan pelukannya.

"Ra, masuklah! Tolong bantu kami menyadarkan Farel. Telinganya bisa mendengar, akan tetapi saat ini tubuhnya tidak bisa merespon."

Aku menatap Bunda, meminta persetujuannya.

"Vin, kamu ikut masuk ke dalam!" Bunda menyuruh kak Alvin mengikutiku, sedari tadi ia hanya mematung di belakang kami. Aku tahu, mungkin saat ini kak Alvin mengira kalau kami sedang mempermainkan perasaanya.

"Maaf, Bun. Ini siapa?" tanya bu Irma.

"Alvin, calon suaminya Zahra," jawab Bunda. Ku lihat bu Irma terkejut, lalu memeluk kak Indah.

Langkah kaki ini begitu gamang memasuki ruangan Farel, entah bagaimana dengan kak Alvin yang mengekor di belakangku, ia harus menerima kenyataan kalau calon istrinya akan menemui mantan pacarnya. Maaf, Kak.

Di atas ranjang rumah sakit, tubuh Farel tak berdaya. Berbagai macam selang menempel di tubuhnya. Hidung, mulut juga tangan. Monitor pendeteksi detakan jantung di sampingnya, menunjukan kalau saat ini, ia benar-benar sekarat.

Aku terus menahan agar airmata ini tidak keluar, agar tidak menyinggung perasaan kak Alvin yang sekarang berstatus sebagai calon suamiku.

"Assalamu'alaikum, Rel. Aku Zahra." Kudekatkan diri duduk di kursi yang ada disamping ranjang. Ingin sekali tangan ini memegang jemarinya yang tertutup pasangan infus. Tapi aku tidak bisa. Ia bukan yang halal untukku sentuh.

"Rel, kamu ingat tidak? Saat kita pertama masuk SMA, kamu menaruh petasan di tas salah satu kakak kelas yang mengerjaiku. Kamu dihukum berlari keliling lapangan, hanya demi membalas kejailan mereka terhadapku."

Aku mencoba membangkitkan kenangan untuk merangsang otaknya, walau sejujurnya ini akan membuatku semakin sulit melupakannya.

"Kamu juga nekat manjat gerbang sekolah untuk mengambil surat cinta yang tertinggal di dalam kelas. Kamu memang bodoh." Kuusap airmata yang mulai menetes. Seakan tidak lagi memperdulikan kak Alvin. Maaf.

"Bangunlah, Rel. Akan banyak yang rindu kekonyolanmu, kalau kamu terus terbaring seperti ini."

Aku memberanikan menatap wajahnya.

Astagfirullah, mata ini telah berzina. Ampuni aku ya Allah.

Aku melihat disudut mata Farel yang terpejam, ada airmata mengalir.

"Rel.. " tidak sanggup lagi, aku berdiri dan lari keluar ruangan itu. Terus berlari menjauh dari semua orang. Hingga kaki ini berhenti di sudut lorong rumah sakit. Kusandarkan tubuh di tembok dan perlahan terkulai lemas jatuh ke bawah. Aku menangis tersedu.

Suara langkah kaki menghampiriku, ketika ku dongakan kepala, ternyata kak Alvin. Ia mengejarku. Kak Alvin duduk disampingku, tentunya dengan jarak yang sedikit jauh.

"Kamu masih mencintainya?" tanya kak Alvin.

Tidak menjawab, Aku mengusap airmataku sampai tidak tersisa. Membenarkan posisi tubuhku.

"Jika kamu masih mencintainya, aku ikhlas kalau kamu membatalkan pernikahan kita besok."

Kak Alvin berdiri, kulihat ia mengusap lembut pipinya.

Ikhlas. Ketika senja rela kehilangan keindahannya menenggelamkan diri, agar sang rembulan bisa menunjukan pesonanya.

Ikhlas. Ketika ranting kering yang jatuh rela terbakar, untuk menghangatkan jiwa yang dingin.

Seperti itukah keikhlasan yang ingin kau tunjukan.

Demi kebahagiaanku kamu rela mengorbankan kewajibanmu yang ingin mempertanggung jawabkan perbuatanmu dihadapan Allah.

"Kak!" aku berdiri.

Kak Alvin menghadapakan diri ke arahku.

"Allah selalu memberi kesempatan untuk hambanya yang mau memperbaiki diri, kenapa aku tidak bisa memberi kesempatan untuk kakak memperbaiki hatiku? Aku ingin tahu sebesar apa kakak mencintai Allah. Besok, kita akan tetap menikah"

Maafkan aku, Rel. Berat hati ini untuk meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini, kamu yang pertama mengenalkanku akan cinta, tapi saat ini yang kamu butuhkan bukan aku, melainkan Allah sang maha pencerah.

Kak Alvin memang orang yang telah menabur racun hingga mematikan rasa dalam diri ini, tidak lagi mengenal apa itu bahagia karena yang terbayang hanya luka. Namun, aku begitu mencintai Allah, takdirNYA yang mempertemukanku kembali dengan kak Alvin, mungkin isyarat kalau kak Alvin adalah jodoh yang dikirimNYA melalui jalan hijrah.

Kami pun kembali pulang, setelah mengantarkanku sampai rumah, kak Alvin pamit kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya.

.

Bab terkait

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENGOPERASI TATONYA

    hari pernikahanpun tiba, sesuai permintaanku tidak ada kemeriahan, hanya beberapa keluarga yang datang" Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Nur Aulia binti Khosim dengan maskawin tersebut. Tunai! "" Sah? ""Sah !""Alhamdulillah "Kak Alvin menyematkan cincin di jari manisku, dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri mencium punggung tangannya.Setelah malam itu, tanganku kembali tersentuh olehnya . Dulu disertai rasa takut, sedangkan sekarang dengan menyebut nama Allah terasa nyaman. Dia suamiku.Akan nikah selesai semua tamu berangsur pulang, termaksud Bunda. Hiasan pengantin yang memang tidak terlalu banyak, tidak memakan waktu lama untuk merapikan kembali.Walau tidak ada resepsi atau pesta yang mewah , namun hari ini begitu melelahkan. Aku letih.*****" Kita sholat sunah dulu," Ajak kak Alvin.Kami pun menunaikan sholat 2 rakaat. Setelah selesai sholat kak Alvin membuka baju kokoh

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    BERZIARAH KE MAKAM MAMAH PAPAH,DAN AYAH

    Cahaya mentari pagi sudah mulai masuk melalui cela cela jendela yang sengaja aku buka. Hari ini aku dan kak Alvin berencana berziarah ke makam mamah, papah, dan ayah.Aku membantu kak Alvin mengenakan pakaiannya, nampak jelas kalau dia masih merasa sakit di bagian punggungnya.Sesekali pandangan kami bertemu, menimbulkan rasa canggung dan membuat tanganku gugup kalau harus memasukkan kancing satu persatu kemejanya.Setelah selesai bersiap kami langsung berangkat ke pusara Mamah dan papah terlebih dahulu. Masih dalam kebisuan, di dalam mobil kami seperti orang asing bukan layaknya pasangan suami istri."Zahra,apa hobi kamu?" tanya kak Alvin mengajakku mengobrol." Menulis,kak," jawab ku singkat." Makanan favorit?"" Nasi"Seperti ada yang aneh dengan jawabanku, kak Alvin malah terkekeh. Aku langsung menatapnya."Ma'af" ia menghentikan tawanya. suasana kembali hening. Hingga mobil berhenti di lahan parkir tempat p

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENINGGAL

    " Tadi Aku mampir ke rumah bunda" kak Alvin melepaskan genggaman tangannya." Kata Bunda, Farel tidak bisa di selamatkan"DegDetakan jantungku melemah, tulang tulang di tubuhku seakan copot dari persendian, mata ini tidak bisa menahan untuk terpejam. Semua gelap."Zahra! Bangun Zahrah!"Aroma minyak kayu putih menyengat di hidungku, perlahan ku buka mata ini. Terdengar suara kak Alvin memanggilku." Kak Alvin" lirihku mendudukan tubuh ini yang awalnya terbaring di atas ranjang." Kamu, gak apa apa?" tanya kak Alvin, raut wajahnya begitu panik."Aku baik baik saja,Kak . Maaf" tangisku pun pecah. Ia langsung memelukku yang menundukkan kepala." Maafkan aku, Kak. Ampuni aku!"Sungguh hati ini tidak bisa menahan duka yang sedang menyelimuti. Meski kucoba tegar, namun tidak bisa di pungkiri, perasaanku terhadap Farel masih ada. Ya Allah hina sekali diri ini." Istirahatlah Zahrah""

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-26
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ASISTEN ALVIN YANG MENGALAMI KECELAKAAN

    Aku menguatkan hati dan tubuh ini, mengajak Lina mengantarku menuju rumah sakit yang di beritakan di tv, aku ingin memastikan kalau berita itu salah.Berulang kali aku menghubungi ponsel kak Alvin, namun selalu berada di luar jangkauan. Di balik kegelisahan ini, tak henti aku memainkan jemariku memutar tasbih menyebut asmaNYA.Sampai Ba'da Dzuhur mobil belum juga sampai di rumah sakit, akupun memutuskan sholat di masjid pinggir jalan raya." Aku akan lebih belajar menjadi istri yang baik ya Allah. Ku mohon beri aku kesempatan!" Doaku, ku khususkan untuk kak Alvin.Selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan.Satu jam kami berkendara akhirnya sampai di rumah sakit.Aku berlarian menuju kamar mayat yang di tunjuk salah satu perawat, ketika aku bertanya tentang korban kecelakaan dengan menggunakan mobil kak Alvin.Setibanya di depan ruangan itu, terlihat ada beberapa polisi, dan kak Alvin? apa dia benar kak Alvin? Ku langkahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    KESIBUKAN KAK ALVIN

    "Sayang bangun" bisik kak Alvin terdengar di telingaku.Aku mengedipkan mata beberapa kali, rasanya enggan terbuka. Tubuhku masih terasa lemas akibat pertarungan semalam. Bukan pertarungan mencari siapa yang menang atau yang kalah, melainkan awal dari pembuahan cinta kami."Hari ini kita akan datang ke pemakaman Beni" lirihnya, masi berada di atas wajahku. Hembusan nafasnya tercium menyegarkan dengan aroma mint." Bagaimana aku akan bangun, kalau kakak terus berada di atas ku" ucapku tersipu." Maaf!" kak Alvin salah tingkah dan langsung menggeser tubuhnya. Ia pun berdiri kemudian duduk di sofa mengambil Al-Qur'an kecil.Menunggu untuk sholat subuh berjamaah. Sementara itu, aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu subuh sudah mau habis, sepertinya matahari tidak sabar menunjukkan Kilauan cahayanya.Sholat subuh selesai, sarapan pun sudah di habiskan. Kami bergegas menuju tempat Beni di kebumikan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    PARFUM WANITA DI KEMEJA KAK ALVIN

    Kesibukan kak Alvin membuat jarak di antara kami. Dengan susah payah aku menepis jarak ini agar bisa melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru dengan kak Alvin. Namun, sudah hampir dua bulan kak Alvin selalu di sibukkan dengan pekerjaannya.Ponselnya selalu berdering hampir setiap saat.Berangkat pagi dan pulang malam, malah kadang sampai dini hari. Mungkin karena dia belum dapat asisten pribadi yang baru. Semua pekerjaan dia yang pegang.Malam ini kak Alvin terlihat sangat letih. ia membuka kemejanya dan langsung merebahkan dirinya di atas ranjang." Udah sholat?"tanyaku, menghampiri."Sudah" jawabnya singkat. Ia memaksakan tubuhnya yang letih untuk menuju ke kamar mandi." Aku mandi dulu yah" ucap kak Alvin meninggalkanku.Sementara kak Alvin mandi, aku memunguti kemejanya yang berserakan. Namun, hidungku seakan mencium bau parfum wanita. Aku pun memastikan sekali lagi dengan mendekatkan hidungku di kemeja kak Alvin.Memang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    PERNIKAHAN

    "Jangaaan! Aku mohon lepasin, toloooong!" Aku terus berteriak, berharap ada seseorang yang mendengar teriakanku dan menolongku dari dekapan pria yang tidak bisa aku lihat wajahnya karena gelapnya malam itu. Tubuhku seperti dihantam ribuan belati, sakit. Aku yang dalam perjalanan pulang sehabis menghadiri pesta perpisahan bersama teman-teman SMA ku dihadang oleh seorang pemuda yang tengah mabuk di jalanan. Suasana malam yang sepi dan jalanan yang gelap membuat aku tidak bisa mempertahankan kesucianku. Tidak ada orang yang menolongku. "Nak, kamu sudah siap?" tanya Bunda, membuyarkan lamunanku tentang malam itu. Hari ini tepat 5 tahun setelah kejadian menyakitkan itu. Aku yang ternodai malam itu tergeletak pingsan hingga akhirnya ditemukan warga dan langsung membawaku pulang, setelah salah satu dari mereka memberi tahu Ayahku. Tidak ada yang tahu siapa laki-laki itu. Sampai saat ini, semua masih menjadi misteri."Insya Allah, Bun!" jawabku meyakinkan Bunda juga hati ini.Setelah k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    PERTEMUAN DENGAN CALON SUAMIKU

    Bunda terus mengusap bahuku, sehingga perasaanku mulai sedikit tenang. Setelah itu, Pak Ustdaz Danu kembali berbicara."Alvin meminta Bapak untuk mempertemukan kalian lagi, apa Zahra mau?" tanya Ustdaz Danu. Aku hanya menunduk, apakah siap aku melihat wajah itu lagi? Sementara cengkeraman tangan kekarnya, kini mulai terasa lagi setelah tahu kalau wajah yang kemarin aku temui adalah wajah pemerkosa itu. "Besok, Bapak akan ke sini bersama Alvin, boleh?" tanya Ustadz Danu lagi. Malam itu tanpa izin kak Alvin merenggut kesucianku, sekarang dia ingin menemuiku sebagai calon suami. Apakah ini salah satu ujian jalan hijrahku, ya Rabb?Aku menatap Bunda yang sekarang ada di sampingku. Beliau tidak berkata apa-apa hanya tersenyum setengah mengangguk. "Iya, Pak Ustadz. Boleh." Hanya itu yang bisa aku jawab. Ucapan hamdallah terucap dari mulut Ustadz Danu. Setelah obrolan singkat, Ustadz Danu pun pulang.Aku juga ingin tahu apa yang akan Kak Alvin jelaskan besok. Kenapa dia menutup mulutku

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05

Bab terbaru

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    PARFUM WANITA DI KEMEJA KAK ALVIN

    Kesibukan kak Alvin membuat jarak di antara kami. Dengan susah payah aku menepis jarak ini agar bisa melupakan masa lalu dan membuka lembaran baru dengan kak Alvin. Namun, sudah hampir dua bulan kak Alvin selalu di sibukkan dengan pekerjaannya.Ponselnya selalu berdering hampir setiap saat.Berangkat pagi dan pulang malam, malah kadang sampai dini hari. Mungkin karena dia belum dapat asisten pribadi yang baru. Semua pekerjaan dia yang pegang.Malam ini kak Alvin terlihat sangat letih. ia membuka kemejanya dan langsung merebahkan dirinya di atas ranjang." Udah sholat?"tanyaku, menghampiri."Sudah" jawabnya singkat. Ia memaksakan tubuhnya yang letih untuk menuju ke kamar mandi." Aku mandi dulu yah" ucap kak Alvin meninggalkanku.Sementara kak Alvin mandi, aku memunguti kemejanya yang berserakan. Namun, hidungku seakan mencium bau parfum wanita. Aku pun memastikan sekali lagi dengan mendekatkan hidungku di kemeja kak Alvin.Memang b

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    KESIBUKAN KAK ALVIN

    "Sayang bangun" bisik kak Alvin terdengar di telingaku.Aku mengedipkan mata beberapa kali, rasanya enggan terbuka. Tubuhku masih terasa lemas akibat pertarungan semalam. Bukan pertarungan mencari siapa yang menang atau yang kalah, melainkan awal dari pembuahan cinta kami."Hari ini kita akan datang ke pemakaman Beni" lirihnya, masi berada di atas wajahku. Hembusan nafasnya tercium menyegarkan dengan aroma mint." Bagaimana aku akan bangun, kalau kakak terus berada di atas ku" ucapku tersipu." Maaf!" kak Alvin salah tingkah dan langsung menggeser tubuhnya. Ia pun berdiri kemudian duduk di sofa mengambil Al-Qur'an kecil.Menunggu untuk sholat subuh berjamaah. Sementara itu, aku berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Waktu subuh sudah mau habis, sepertinya matahari tidak sabar menunjukkan Kilauan cahayanya.Sholat subuh selesai, sarapan pun sudah di habiskan. Kami bergegas menuju tempat Beni di kebumikan.

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ASISTEN ALVIN YANG MENGALAMI KECELAKAAN

    Aku menguatkan hati dan tubuh ini, mengajak Lina mengantarku menuju rumah sakit yang di beritakan di tv, aku ingin memastikan kalau berita itu salah.Berulang kali aku menghubungi ponsel kak Alvin, namun selalu berada di luar jangkauan. Di balik kegelisahan ini, tak henti aku memainkan jemariku memutar tasbih menyebut asmaNYA.Sampai Ba'da Dzuhur mobil belum juga sampai di rumah sakit, akupun memutuskan sholat di masjid pinggir jalan raya." Aku akan lebih belajar menjadi istri yang baik ya Allah. Ku mohon beri aku kesempatan!" Doaku, ku khususkan untuk kak Alvin.Selesai sholat, kami melanjutkan perjalanan.Satu jam kami berkendara akhirnya sampai di rumah sakit.Aku berlarian menuju kamar mayat yang di tunjuk salah satu perawat, ketika aku bertanya tentang korban kecelakaan dengan menggunakan mobil kak Alvin.Setibanya di depan ruangan itu, terlihat ada beberapa polisi, dan kak Alvin? apa dia benar kak Alvin? Ku langkahkan

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENINGGAL

    " Tadi Aku mampir ke rumah bunda" kak Alvin melepaskan genggaman tangannya." Kata Bunda, Farel tidak bisa di selamatkan"DegDetakan jantungku melemah, tulang tulang di tubuhku seakan copot dari persendian, mata ini tidak bisa menahan untuk terpejam. Semua gelap."Zahra! Bangun Zahrah!"Aroma minyak kayu putih menyengat di hidungku, perlahan ku buka mata ini. Terdengar suara kak Alvin memanggilku." Kak Alvin" lirihku mendudukan tubuh ini yang awalnya terbaring di atas ranjang." Kamu, gak apa apa?" tanya kak Alvin, raut wajahnya begitu panik."Aku baik baik saja,Kak . Maaf" tangisku pun pecah. Ia langsung memelukku yang menundukkan kepala." Maafkan aku, Kak. Ampuni aku!"Sungguh hati ini tidak bisa menahan duka yang sedang menyelimuti. Meski kucoba tegar, namun tidak bisa di pungkiri, perasaanku terhadap Farel masih ada. Ya Allah hina sekali diri ini." Istirahatlah Zahrah""

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    BERZIARAH KE MAKAM MAMAH PAPAH,DAN AYAH

    Cahaya mentari pagi sudah mulai masuk melalui cela cela jendela yang sengaja aku buka. Hari ini aku dan kak Alvin berencana berziarah ke makam mamah, papah, dan ayah.Aku membantu kak Alvin mengenakan pakaiannya, nampak jelas kalau dia masih merasa sakit di bagian punggungnya.Sesekali pandangan kami bertemu, menimbulkan rasa canggung dan membuat tanganku gugup kalau harus memasukkan kancing satu persatu kemejanya.Setelah selesai bersiap kami langsung berangkat ke pusara Mamah dan papah terlebih dahulu. Masih dalam kebisuan, di dalam mobil kami seperti orang asing bukan layaknya pasangan suami istri."Zahra,apa hobi kamu?" tanya kak Alvin mengajakku mengobrol." Menulis,kak," jawab ku singkat." Makanan favorit?"" Nasi"Seperti ada yang aneh dengan jawabanku, kak Alvin malah terkekeh. Aku langsung menatapnya."Ma'af" ia menghentikan tawanya. suasana kembali hening. Hingga mobil berhenti di lahan parkir tempat p

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENGOPERASI TATONYA

    hari pernikahanpun tiba, sesuai permintaanku tidak ada kemeriahan, hanya beberapa keluarga yang datang" Saya terima nikah dan kawinnya Zahra Nur Aulia binti Khosim dengan maskawin tersebut. Tunai! "" Sah? ""Sah !""Alhamdulillah "Kak Alvin menyematkan cincin di jari manisku, dan untuk pertama kalinya aku memberanikan diri mencium punggung tangannya.Setelah malam itu, tanganku kembali tersentuh olehnya . Dulu disertai rasa takut, sedangkan sekarang dengan menyebut nama Allah terasa nyaman. Dia suamiku.Akan nikah selesai semua tamu berangsur pulang, termaksud Bunda. Hiasan pengantin yang memang tidak terlalu banyak, tidak memakan waktu lama untuk merapikan kembali.Walau tidak ada resepsi atau pesta yang mewah , namun hari ini begitu melelahkan. Aku letih.*****" Kita sholat sunah dulu," Ajak kak Alvin.Kami pun menunaikan sholat 2 rakaat. Setelah selesai sholat kak Alvin membuka baju kokoh

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ALVIN MENEMANIKU MENJENGUK FAREL

    Kami pun langsung melangkah menuju mobil. Kak Alvin menyalakan mobilnya, mengantar aku dan Bunda menjenguk Farel di rumah sakit. "Vin, besok kalian akan menikah. Bunda tidak ingin Zahra terus menyimpan masalalunya sehingga menjadi duri dalam rumah tangga kalian." Bunda memegang tanganku, matanya dilirikan ke arah kak Alvin yang sedang menyetir.Aku pun mengerti maksud Bunda. "Kak, mantan kekasihku mengalami kecelakaan, tadi kakaknya memintaku untuk menemuinya, sekarang kita akan menjenguk."Siiit! Mendadak kak Alvin menghentikan mobilnya. Terlihat kalau ia sangat terkejut dengan perkataanku. "Ma-af," Ia kembali menjalankan mesin mobilnya. "Apa Alvin keberatan dengan permintaan, Bunda? Mengantar Zahra ke rumah sakit?" tanya Bunda. "Tidak, Bun. Bukankah menjenguk orang sakit adalah sunah, apa lagi dia adalah orang yang kita kenal."Bukan hanya kenal, Kak. Dia juga orang yang aku sayan

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    FAREL MENGALAMI KECELAKAAN

    Pagi ini cuaca benar-benar mewakili hatiku. Tidak ada hangatnya sinar mentari, tertutup oleh awan mendung. Mampukah aku menghalau awan hitam itu? Sementara sang mentari saja ikhlas akan takdirnya."Zahra, apa yang sedang kamu pikirkan?" Bunda menghampiriku yang sedang duduk di teras rumah."Tidak ada, Bun," jawabku singkat. Mata Bunda menerawang jauh ke depan. "Rasulullah pernah bersabda. Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridhoi akan agama dan akhlaknya, maka nikahkan lah dengannya, jika kamu tidak menerima lamarannya niscaya terjadi fitnah dibumi dan kerusakan yang luas."Pandangannya tidak beralih. "Alvin adalah lelaki yang telah menghancurkan hidupmu. Namun, saat dia datang memintamu berjalan bersama untuk mencari ridho Allah, Bunda tidak kuasa menolaknya. Berada di posisimu mungkin sangat berat, karena Bunda yakin, kamu masih mencintai Farel."Di hadapkannya tubuh Bunda ke arahku. "Besok, kamu akan menikah. Apa kamu bisa menjaga kehormatan Bunda dengan menjadi istr

  • DILECEHKAN CALON SUAMIKU    ANTARA ALFIN DAN FAREL

    Sepanjang perjalanan, benak ini selalu teringat perkataan Farel. Apa benar selama ini ia mencariku? Apa keputusan Ayah dan Bunda mengajakku pindah secara tidak langsung menjauhkanku dari Farel? Namun, kalau saat itu kami tidak pindah, mungkin kak Alvin akan datang sesuai ucapannya yang juga mencariku untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Laju mobil kak Alvin melambat, aku melihat dari balik pintu banyak pengendara lalu lalang ke tengah jalan raya. "Sepertinya habis terjadi kecelakaan," ucap kak Alvin. "Hati-hati, Vin. Banyak orang melintas" "Iya, Bun."Dengan sangat pelan kak Alvin terus melajukan mobilnya. Setelah agak menjauh dari tempat kejadian, Ia pun berkendara dengan kecepatan normal lagi. Selang beberapa menit, kami pun sampai di rumah kak Alvin. Rumah yang begitu besar, berlantai dua, dengan gaya eropa, seperti istana di negri dongeng. Kak Alvin mengajak aku dan Bunda masuk. Di ruang tamu, sudah ada pak Ustadz Iman dan Ustadz Danu beserta istri mereka"Assalamu'al

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status