Jangan lupa like, komen dan subscribe ceritaku ini ya. Dan jangan lupa juga subscribe cerita ku yang lainya
Terimakasih dan happy reading...****Aku yang dari awal sudah emosi ditambah makin emosi dengan kejadian memalukan ini. Membuat ku berjalan lebih cepat sambil mengangkat sedikit daster ku, sampai terlihat betisku yang putih, mulus dan kinclong.Hingga terdengar celetukan dari seorang Ibu dibelakang ku."Waduh, betisnya bening amat ya, mulus lagi kayak kaki manekin ditoko-toko baju itu." "Halah, palingan itu juga pakai uang bulanan dia kali Bu. Makanya uang nya habis cuman buat perawatan. Sampai-sampai gak bisa beli baju yang bagusan dikit." Samar-samar terdengar suara wanita yang ku kenalSiapa lagi kalau bukan suara Bu Sri tetangga rumah yang super julid."Bisa jadi sih Bu, tapi bisa mulus gitu ya. Gak kayak kaki Bu Sri yang korengan. Eh maaf Bu keceplosan. Hehehe"Jleb!!!Terdengar suara tertawa Ibu-Ibu yang lainya. Aku yang mendengar ucapan itu pun rasanya juga ingin tertawa. Tapi harus kutahan demi image baik dimata mereka.Mungkin jika aku melihat, pasti ekspresi wajah Bu Sri memerah menahan amarah atau bahkan menahan malu karena ditertawakan oleh teman-temanya.Lagian, jelas saja kaki ku mulus. Orang biaya perawatan ku dari ujung rambut sampai ujung kaki mungkin dua kali lebih mahal dari biaya bulanan dapur mereka.Secara aku kan orang kaya, hehehe.Setelah beberapa meter, akupun sampai juga didepan rumah dan berpisah dengan Bu Rusmi."Oh ya Bu Din, sampai lupa. Nanti malem jangan lupa ikut pengajian rutin malam minggu dimasjid ya, ajak sekalian Pak Ferdi ikut. Ba'da isyak pengajianya dimulai." Ucap Bu Rusmi mengingatkan ku sebelum membuka pintu pagar rumahnya "Makasih ya Bu, uda diberi tau. Insyaallah nanti saya datang sama suami. Kalau gitu saya permisi dulu."Akupun segera berlalu memasuki rumah dengan wajah masam. Terlihat Mas Ferdi sedang duduk diteras rumah sambil membaca majalah dan minum jus jeruk kesukaanya."Tuh muka kenapa masam amat sih Ma? Lagian ngapain juga pakek jinjing-jinjing daster segala?" Tanya suamiku heranSegera kusambar jus jeruk yang ada diatas meja dan duduk dikursi sebelah Mas ferdi sambil meminum jusnya hingga tersisa sedikit.Aaah rasanya hatiku sedikit adem"Hei hei hei, itu haus atau doyan sih? Mana sampek abis lagi." "Lagi sebel tau gak Pa. Nih lihat!" Ucapku manyun sambil memperlihatkan daster ku yang sobek."Hahahah ya ampun, kok bisa sih Ma?""Mana ku tau, lagian nih ya Pa. Gara-gara daster ini, masak Mama disangka pembantu. Asem banget kan? Lagian mana ada pembantu secantik dan seglowing Mama." Ucapku yang masih berapi-api"Ppfft!! Masak sih Ma." "Yee dibilangin malah gak percaya. Mana diketawain pula.""Ya habis Mama lucu sih, kan tadi Papa uda ingetin Mama buat ganti baju.""Mama pikir kan cuman bantu-bantu didapur aja Pa, ngapain juga harus pakek baju bagus segala. Eeh malah dikatain pembantu.""Seumur-umur baru kali ini deh Pa, Mama dihina sama orang. Papa tau, mana yang hina Mama mukanya kayak ondel-ondel lagi. Masih mending ondel-ondel sih kalau kata Mama." Akupun jadi merasa tergelitik membayangkan wajah Bu Sri yang memang mirip ondel-ondel karena riasan wajahnya yang berlebihan. Sebenarnya aku memaklumi, karena memang beliau juga sudah berumur. Ditambah kurang tau soal fasion."Sabar Ma, sabar..." Kata Mas Ferdi sambil mengelus lembut punggungku."Oh ya Ma, emang dirumah Bu Ani gak ada acara resepsian apa ya? Kok sepi banget rumahnya. Biasanya kan kalo ada orang nikahan pasti didepan rumahnya ada tenda pelaminan?""Gak paham juga sih Pa, tapi tadi denger-denger katanya cuman nikah sirih aja. Soalnya anaknya cuman jadi istri simpenan.""Hah! Mama serius.""Mmm gak tau juga Pa. Tapi tadi Ibu-Ibu bilangnya gitu sih. Tuh buktinya juga gak ada acara apa-apa kan?" Kataku sambil menunjuk rumah Bu Ani dengan dagu."Lagian malu juga Pa, uda dinikah siri, jadi istri simpanan pula. Masa iya mau adain resepsian. Yasudah Pa, Mama mau sekalian mandi ganti baju. Lagian uda sore juga. Oh ya nanti malam kita ikut pengajian dimasjid depan komplek ya Pa.""Boleh Ma, biar sekalian Papa kenalan sama Bapak-bapak yang lainya dikomplek ini."Akupun mengangguk menjawab ucapan Mas Ferdi. Setelah itu aku berdiri dan melangkahkan kaki masuk kedalam rumah.*****Sejak aku membuka cabang baru, Mas Ferdi yang seorang bisnis man, ikut menemaniku . Karena biasanya dia sibuk menjalankan bisnisnya diluar negeri.Jadi aku jarang sekali bertemu denganya. Mungkin itulah yang membuat aku dan Mas Ferdi belum memiliki keturunan hingga diumur dua tahun pernikahan.Bukan karena kita bermasalah atau tidak subur, cuman memang karena waktu bertemu yang kurang. Tapi untuk beberapa bulan kedepan, Mas Ferdi menyempatkan untuk menemani dan membantuku mengelola cabang baru perusahaanku.Sekalian, untuk program memiliki momongan yang sudah lama kita impikan. Maka dari itu, selama Mas Ferdi disini aku tak mencari art. Karena aku ingin sekali melayani Mas Ferdi dengan tanganku sendiri.Karena memang selama ini, kebutuhan Mas Ferdi selalu disiapkan oleh Bik Asih, art dirumah ku yang megah bak istana.Sedangkan disini, kita hanya hidup berdua tanpa art. Mungkin, nanti aku akan mencari saat merasa capek dan kuwalahan dengan seabrek pekerjaan rumah yang memang tak pernah sekalipun kulakukan.Tapi untuk seminggu ini, semua masih berjalan aman tanpa kendala. Kalaupun ada kendala, aku hanya perlu menelpon ajudan ku untuk mencarikan art sementara disini, hehehe.Semoga saja, allah memberikan kado terindah untuk ku dan Mas Ferdi selama kita disini.Adzan maghrib pun berkumandang, segara aku dan Mas Ferdi mengambil wudhu dan menjalan kan sholat maghrib berjamaah.Baru setelahnya aku menyiapkan makan malam untuk kita berdua. Hari ini sengaja aku memasak kan makanan kesukaan Mas Ferdi ikan mujair yang digoreng hingga kering dan sambal terasi favoritnya. Ditambah dengan lalapan gubis, timun, terong dan juga daun kemangi."Waduh makan malam nya istimewa sekali Ma.""Jelas dong Pa. Makan yang banyak ya Pa, biar Mama makin semangat lagi masakin Papa.""Makasih ya sayang. Papa beruntung sekali memiliki istri kayak Mama. Mandiri, cantik, baik dan pastinya pinter ngelayanin Papa baik dirumah maupun diranjang.""Iiih apa an sih Pa, bisa banget ngegombalnya. Awas aja kalau Papa berani selingkuh." Ku cubit pelan perut Mas Ferdi saking gemasnya."Gak mungkin juga lah Papa nyia-nyia in istri se sempurna Mama." Ucapnya sambil memeluk ku dari belakang.Dan dia pun membalas dengan mengecup mesra keningku."Yuk Pa, makan dulu. Sini biar Mama yang
Aku tetap tak menggubris ucapan Bu Sri dan tetap berjalan masuk kedalam masjid. Percuma juga meladeni orang yang otaknya kurang se-ons.Lagian tak penting juga tau siapa dia sebenarnya. Toh tetap masih kaya an aku juga. Kulihat bu Rusmi melambaikan tangan saat melihat ku didepan pintu masjid. Segera aku berjalan mendekat kearahnya."Duduk sini aja Bu Din, sebelah saya. Lagian bentar lagi ceramahnya mau dimulai." Ucap Bu Rusmi sambil menunjuk lelaki bersorban putih yang akan menaiki podium"Iya Bu." Aku pun duduk disampingnya.Tapi mataku melirik Bu Rusmi yang juga memakai perhiasan yang tak kalah banyak seperti Bu Sri and the gank. Bedanya Bu Rusmi tak pamer seprerti yang lainya.Aku pun merasa tergelitik melihat tingkah aneh Ibu-Ibu dikomplek ini. Bagaimana tidak, sudah tau jika ini adalah acara pengajian, tapi masih saja tak lupa untuk pamer harta.Tepat pukul setengah sebelas acara pengajian pun selesai. Seperti kebiasaan yang terjadi, Ibu-Ibu saling bersalaman sebelum pulang."P
Kukuruyuuuuk!!!Terdengar suara yam jago menyapa alam. Kini aku dan Mas Ferdi sudah bersiap untuk jalan-jalan dengan menakai celana training dan sepatu olahraga.Karena memang setiap minggu pagi, aku menyempatkan waktu berolahraga bersama Mas Ferdi saat kita berdua bisa bertemu. Ya meskipun kadang hanya berjalan santai mengelilingi komplek rumah ku sendiri.Atau juga sekedar bersepeda ria dijalan besar dan pulangnya biasa kita andok makanan pecel khas madiun favorit Mas Ferdi.Tapi kali ini, kita akan berolahraga dan jakan santai ditaman komplek baru ku ini."Yuuk Ma..." Ajak Mas Ferdi"Bentar Mas, aku kunci pintu rumah dulu."Setelah rumah ku kunci, aku dan Mas Ferdi berjalan keluar rumah menuju taman komplek. Aku lupa membawa sepeda ku ke rumah baru ku ini. Jadi terpaksa kita berjalan kaki.Itung-itung juga olahraga. Nampak ditaman sudah ramai orang-orang yang ikut senam aerobik yang dipandu oleh pelatih senam berpakaian super ketat tersebut.Sehingga menampak kan lekuk tubuh yang i
Bu Sri pun berteriak seperti orang kesetanan hanya karna ku siram cendol ke bajunya.Mas Ferdi yang melihat juga ikut kaget dan menghampiriku yang memang berjalan kearahnya.Begitupula Ibu-ibu lain yang ada disana. Langsung ikut berlari menghampiri Bu Sri yang terus saja meracau."Bayar cendolnya Pa. Aku males kalau ketemu orang gila itu lagi." Ucapku mendengkus kesal"Iya Ma, sabar ya..."Mas Ferdi pun berjalan kembali ketukang cendol, sedangkan aku menunggu ditempat yang lain.Disitu, ibu-ibu geng nya ikut membantu BuSri membersihkan bajunya. Kulihat mereka juga ikut mencibirku.Aaah masa bodoh, yang penting hatiku puas."Bilangin sama istri kamu. Jadi orang tuh yang punya sopan santun. Jangan kayak orang gak berpendidikan. Nih lihat, baju mahal ku jadi kotor."Saat Mas Ferdi datang membayar cendol ku"Iya saya minta maaf atas kelaluan istri saya Bu.""Emang nya maafmu bisa bersihin bajuku yang kotor ini?""Sudah cukup Bu, anda jangan banyak omong. Bisa-bisa saya beli tuh mulut. Mak
Aku pun mulai mengetik pesan pada grup krembangan 9 itu.[Assalamualaikum Bu, Ibu. Perkenalkan saya Bu Dina, warga baru][Waalaikumsalam, iya salam kenal Bu] Beberapa Ibu-Ibu pun membalas salam dariku.[Begini Bu, saya disini sebenarnya mau minta tolong sama Bu Ibu. Barangkali ada yang punya kenalan Art?][Bu Dina lagi cari ya? Mau yang gimana Bu][Cari saja ditempat penyaluran aja Bu. Biasanya lebih terpercaya][Sebentar Bu, saya tanyakan art saya. Barangkali dia punya temen atau kenalan art][Buat kapan Bu Dina? Sebentar saya carikan info dulu ya!]Dan berbagai ragam respon baik dari ibu-ibu.[Kalau bisa secepatnya ya Bu. Besok kerja juga bisa. Kalau bisa yang sudah Ibu-ibu yang memang sudah berpengalaman. Sebelumnya terimakaaih banyak ya Bu Ibu]Kataku membalas pesan Ibu-ibu yang lainya. Tapi aku sedikit tersentil saat membaca balasan dari Bu Sri.Balasan pesan yang memang ku tunggu-tunggu dari tadi. Entah kenapa aku mulai kecanduan untuk menjaili dia.Mungkin semua karena ulah Bu
******"gak kurang Pa, kalau kita cuman beli dua kemeja aja?" Tanya ku pada Mas Ferdi yang akan berjalan ke kasir."Enggak Ma, lagian cuman 2hari meeting nya. Rabu rapat direksi, sorenya mungkin Papa uda balik pulang.""Umm yasudah kalau gitu Pa.""Mama gak sekalian shopping? Kan Mama disana juga gak bawa baju banyak.""Nanti deh Pa, Mama masih belum mood belanja nih.""Kenapa? Gara-gara tetangga tadi?"Tau aja nih Mas Ferdi sama isi pikiran ku "Kalau Mama gak nyaman, kita pindah aja Ma. Papa gak mau Mama kepikiran sama orang-orang model mereka.""Santai Pa, itumah masalah kecil. Mama bisa hadapin sendiri kok.""Serius?"Tatapan mata Mas Ferdi begitu menusuk jantungku."Iya suamiku sayang." Ucapku sambil menggelendot manja dilenganya.Setelah selesai membayar belanjaan kami yang menghabiskan uang delapan setangah juta, aku dan Mas Ferdi berniat makan malam sekalian diluar.Memang, hanya dua kemeja saja menghabiskan biaya yang banyak. Karena aku dan Mas Ferdi membeli kemeja di gerai b
Mendengar ucapan Mas Ferdi, membuatku terbuai. Memang Mas Ferdi tipe lelaki yang romantis.Tak berselang lama, pesanan kita pun datang."Mas, pesan bungkus bebek utuh krispinya satu ya!" Ucapku pada pelayan tersebut"Oh iya Bu, ditunggu ya pesananya!" BalasnyaAku pun mengangguk sambil tersenyum."Buat siapa Ma?" Tanya Mas Ferdi yang penasaran."Buat Pak Joko Pa, biar nanti dimakan sama keluarganya dirumah.""Oh iya Papa sampai lupa Ma."Akhirnya aku dan Mas Ferdi pun menikmati makan malam ini.Drrtt... Drrrt.... Drrt...Hp ku berbunyi, kulihat ada panggilan masuk dari Bu Elis. Segera saja ku angkat teleponya."Assalamualaikum Bu Dina!" Terdengar suara Bu Elis diseberang sana"Waalaikumsalam, ada apa ya Bu?" Tanya ku penasaran"Begini Bu, besok pagi bakal ada art yang datang kerumah Bu Dina. Tadi sudah dicarikan sama teman saya.""Oh iya boleh Bu. Tapi besok saya ada acara diluar, dia suruh kerumah jam satu siang aja Bu. Makasih ya.""Sama-sama Bu Din. Oh ya satu lagi, kalau Bu Din ga
Akupun langsung mengantarkan Bik Titin ke kamar nya yang ada disebelah dapur."Yasudah saya tinggal dulu Bik, habis ini tolong masak buat makan sore ya!" Perintah pertama ku"Iya Bu siap, kalau gitu saya permisi mau beberes dulu Bu, sebelumnya terimakasih banyak." Ucap Bik TitinKu tinggalkan Bik Titin sendiri dikamarnya. Ku rasakan aku sedikit lelah, aku memutuskan untuk tidur siang.*****Kulihat jam dinding sudah menunjuk kan pukul empat. Akupun segera bangun dan mandi. Karena aku sudah merasaakan tubuhku sedikit lengket."Aaah lumayan juga hari ini bisa tidur dua jam. Berasa seger kembali nih." Ucapku dalam hatiSegera kuambil handuk dan mandi. Seusai mandi, aku pun langsung memjalankan sholat dan berdoa kepada Allah semoga apa yang selama ini ku dambakan terwujud.Baru beberapa jam ditinggal Mas Ferdi, aku sudah mulai merasa rindu padanya. Aaah mungkin ini efek beberapa hari aku selalu bersama.Padahal meskipun aku ditinggal Mas Ferdi ke luaar negri, aku merasa biasa aja.Aku pun