Share

Tangis Birru

last update Last Updated: 2023-12-13 10:38:25

***

"Mau apa?"

Diandra berdiri di ambang pintu tanpa mempersilahkan tamunya untuk masuk. Wajahnya ketus, sengaja agar pria di depannya segera hengkang.

"Setidaknya biarkan aku masuk, Di," jawab Bara. "Kita bicara di dalam. Apa begini cara kamu menyambut tamu?"

"Aku gak ada waktu, Mas," sahut Diandra. "Bicara sekarang kalau memang ada hal penting, kalau gak ... aku tutup pintunya!"

Bara tertawa lirih. "Kamu berubah, Di," ucapnya. "Apa luka yang aku ciptakan masih membekas di hati kamu? Tidak bisakah aku obati luka itu dengan kita kembali bersama? Hmm?

"Gila!" hardik Diandra setengah berbisik.

"Ayolah, aku tau pria itu tidak jadi melamar." Bara menatap wajah Diandra yang berubah masam. "Cuma aku yang serius ke kamu, Diandra, pertimbangan tawaranku ini."

Diandra menyentak napas dengan kasar. "Pergilah, Mas! Salah-salah orang lain bisa mengira aku sedang menggoda calon suami sepupuku sendiri. Muak sekali berurusan dengan kekasih kamu itu." Diandra berbicara tanpa menatap wajah Bara. "Lag
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Endah Lona
lanjut donk thor, lg seru bgt nih
goodnovel comment avatar
Sara
lanjut... semangat ya up nya... yg banyak dong hehehe
goodnovel comment avatar
anggita laurent
lanjut kak jgn pakek lama dan jgn kasih derita terus sama Diandra dong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Pengakuan

    ***"Tha ...." Diandra mengecup punggung tangan Aleetha yang memucat. "Tante Diandra datang, Sayang." Tangis Diandra pecah. Matanya nanar menatap tubuh mungil yang terbaring lemah di depannya. Senyum yang biasanya terlempar ceria, kini bibirnya mengatup rapat seperti sedang menikmati rasa sakit yang mendera. Di ruang ICU, hanya ada Diandra dan Aleetha, sementara keluarga yang lain menunggu di ruang tunggu. Setelah operasi karena pendarahan di otak, kondisi Aleetha masih dipantau ketat oleh Dokter yang bertugas. Gadis mungil berkulit putih itu terbaring dengan kondisi yang mampu membuat siapapun yang menatapnya menangis sesenggukan."Tante disini, Sayang ...." Bahu Diandra bergetar. Seluruh wajahnya basah bahkan punggung tangan Aleetha tak luput dari air matanya yang berjatuhan. Di balik pintu ruang ICU, Birru menatap pemandangan di depan matanya dengan perasaan hancur. Pewaris tunggal Perusahaan Ranajaya itu berkali-kali mendongak agar air matanya tidak kembali berjatuhan. Setelah

    Last Updated : 2023-12-14
  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Perihnya tamparan

    ***Birru sudah berada di rumah Diandra sejak pukul delapan pagi. Rencananya, hari ini dia dan Diandra akan menemui teman Aleetha, meskipun Birru sendiri tidak yakin jika gadis kecil yang mendorong putrinya itu mau membuka mulut. Bu Anis menyuguhkan secangkir kopi di atas meja sementara Diandra masih belum keluar dari dalam kamar."Diminum dulu, Nak!" pinta Bu Anis. "Bapak gak bisa ikut jaga Aleetha, jatah liburnya sudah habis."Birru mengangguk mengerti, "Tidak apa-apa, Bu. Saya justru gak enak kalau seperti ini, saya merepotkan Bapak dan Ibu.""Ngomong apa kamu ini, Le. Aleetha itu sudah kami anggap seperti cucu sendiri," sahut Bu Anis. "Bapak semalaman gak bisa tidur, kepikiran Aleetha katanya."Birru menunduk menyembunyikan raut mukanya yang sendu. Bukan hanya Pak Basuki, semua keluarganya pun kesulitan mengistirahatkan tubuh karena khawatir dengan keadaan Aleetha."Ini sudah hampir 48 jam pasca operasi, tapi Aleetha bahkan belum membuka matanya, Bu. Saya cemas sekali," ucap Birr

    Last Updated : 2023-12-15
  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Pelakunya

    ***"Tunggu!" Diandra berbicara setelah cukup lama menikmati keterkejutan. "Albirru Fahrian Ranajaya." Gadis itu mengeja nama Birru kemudian memekik, "Pak Birru ...." Birru hampir tertawa mendengar Diandra menyebut namanya. "Iya. Itu Perusahaan Papa," jawab Birru."Hah?" Diandra cengo. "Ja-- jadi ....""Jadi apa?" tanya Birru."Ini bukan mimpi kan, Pak?" Diandra bertanya lagi. "Maksud saya ... bagaimana bisa saya yang cuma pramuniaga Mall dan putri dari seorang satpam di Perumahan Elit menikah dengan pewaris tunggal? Bagaimana bisa, Pak Birru?" Diandra geleng-geleng tidak percaya. Birru terkekeh. "Memang aneh?""Ya Tuhan!" pekik Diandra. "Pasti ada banyak sekali wanita-wanita berkelas dan yang jauh lebih cantik daripada saya, Pak Birru yakin mau menikahi bocah ingusan tanpa harta ini?" Diandra menunjuk dirinya sendiri sambil meringis. Birru tertawa, tawa yang benar-benar lepas setelah dua hari bertarung dengan ketegangan tentang kabar Aleetha di Rumah Sakit. "Harta saya sudah bany

    Last Updated : 2023-12-15
  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Pewaris

    ***"Brengsek!" desis Birru, kedua tangannya mengepal, rahangnya mengeras, kepalanya mendadak pening mendapati kebenaran tentang siapa yang sudah menyebabkan Aleetha terbaring lemah di ruang ICU.Napas Diandra tak kalah memburu, matanya memanas melihat anggukan kepala Karina pada sebuah foto yang baru saja Birru perlihatkan. "Karina yakin ini orangnya, Sayang?" Diandra mencoba memastikan, khawatir gadis mungil di depannya salah memperhatikan.Karina mengangguk lemah, "Iya, Tante."Diandra memejamkan matanya sejenak, kemudian berkata, "Bu, terima kasih sudah mengijinkan saya berbicara dengan Karina."Bu Manda menangis sambil memeluk putrinya. Matanya sendu menatap Diandra yang bersiap berdiri. "Maafkan Karina, Mbak ...."Diandra bergeming. Karina masih di bawah umur, namun tindakannya sangat membahayakan orang lain, salah-salah atau telat penanganan, Aleetha bisa tertidur nyenyak di bawah tanah saat ini. "Terpaksa kami harus membuat laporan tentang kecelakaan yang menimpa Aleetha, Bu

    Last Updated : 2023-12-16
  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Menghajar Diandra

    ***"Astaga, Mas Birru ... aku kaget banget waktu Pak Andreas telepon, dia bilang kamu mau ketemu aku, ya?" Ayesha terpaku ketika mendapati Diandra berada di dalam ruangan Birru. Ruangan yang selama tiga tahun ini dipakai oleh Pak Andreas. "Ck!" Ayesha berdecak sebal. "Anak kampung itu mau ngapain?" Matanya menatap jengah pada sosok perempuan yang duduk di samping Birru. "Duduk saja dulu, Sha, ada yang ingin kami tanyakan ke kamu," jawab Birru. Ayesha memasang wajah malas, "Aku kira kita bertemu cuma berdua, Mas," ucapnya sedih."Aleetha di Rumah Sakit," sahut Birru. Kedua mata Ayesha melotot sempurna kemudian bertanya, "Hah, kenapa?""Ada yang mendorongnya dari tangga," jawab Birru tak acuh. Ayesha menutup mulutnya dengan dua tangan, matanya menyipit seolah sedang berusaha mengeluarkan air mata."Leetha, astaga ...." Ayesha mulai menangis, "Lalu bagaimana keadaannya sekarang, Mas? Dia baik-baik saja, kan?"Birru menggeleng, dadanya kembali sesak mendapati kenyataan bahwa kondisi

    Last Updated : 2023-12-19
  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Kehilangan Aleetha

    ***"Seyakin itu kamu pada gadis kampung ini, Mas?" tanya Ayesha parau. "Selama ini aku yang menemani keterpurukan kamu setelah kematian Hana, tapi ... ha ... ha ... aku tidak menyangka seleramu ternyata daun muda," imbuh Ayesha sambil tertawa sumbang, namun matanya berkaca-kaca."Tiga tahun aku rela menemani kamu tanpa ikatan. Tiga tahun kamu menggantung perasaanku dan ... dan sekarang kamu menunjukkan di depan mata kepalaku sendiri betapa brengseknya kamu, Mas Birru!" Ayesha menuding wajah Birru dengan penuh emosi. "Selama ini aku berusaha menjadi calon Ibu yang baik untuk Aleetha ....""Kalau kamu baik, harusnya Leetha tidak terbaring di Rumah Sakit saat ini, Sha!" bentak Birru. Napasnya memburu, urat-urat di lehernya menegang, matanya berkaca-kaca membayangkan wajah Aleetha yang tertidur pulas di ruang ICU, gadis itu seperti enggan membuka mata, atau Hana sedang berdongeng hingga Aleetha menolak untuk pulang? Entahlah. "Ini bukan kesalahanku!" Suara Ayesha tak kalah tinggi. "Gadi

    Last Updated : 2023-12-30
  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Kamu hanya belum tau, Aluna

    ***"Bi, tenanglah!" Bu Salma mendekat dan menepuk-nepuk punggung putranya dengan tangan gemetar. "Aleetha anak yang kuat, dia pasti bisa melewati ini semua."Birru mengangkat wajahnya dari bahu Diandra. Wajah yang biasa terlihat teduh, siang ini berubah sendu dengan keadaan rambut yang cukup berantakan. Birru mengusap air mata di pipi Diandra sebelum akhirnya duduk di salah satu bangku tunggu. Diandra terpaku dengan sorot mata yang masih saja menatap pintu ruang ICU. "Nduk," panggil Bu Anis. Diandra menoleh, air matanya sudah kering sementara bibirnya terasa kelu untuk sekedar menjawab panggilan dari Sang Ibu. "Kamu belum salat?""Belum, Bu.""Pergilah ke musala, salat lah dulu," pinta Bu Anis.Diandra melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Benar saja, jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 siang."Salat sama saya." Birru berdiri. "Saya juga belum salat, Diandra. Ayo!""Ya, Pak."Tidak ada percakapan apapun sepanjang perjalanan menuju musala Rumah Sakit. Setelah wu

    Last Updated : 2024-01-04
  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Menjelang Pernikahan

    ***"Dia pikir calon suaminya yang duda itu kaya raya?" Aluna menggerutu. "Itu cuma mobil rentalan. Diandra goblok!""Ada apa, Lun?"Aluna berjingkat kaget mendengar suara Bu Anis. Perlahan, putri Bibi Melani itu menoleh dan menjawab, "Lain kali Diandra itu dinasehati lah, Budhe. Jangan sombong, jangan songong, toh mobil yang dipakai cuma mobil sewaan.""Mobil sewaan?" tanya Bu Anis. Aluna mengangguk, "Iya kan? Mobil yang dipakai calon suaminya Diandra itu mobil sewaan kan, Budhe?"Bu Anis melongo menatap Aluna yang menggebu-gebu merendahkan Birru. "Cuma bisa sewa mobil aja sombongnya minta ampun. Nih ya, Mas Bara yang jelas-jelas kaya dan punya mobil mewah ....""Lun, kamu gak lupa kan kalau Bara itu dulu calon suami siapa?" sela Bu Anis menohok. "Kamu gak malu membangga-banggakan seseorang yang didapat dari hasil merebut?""Eh, Budhe ... kok nyolot sih," sahut Aluna tidak senang. "Mas Bara sama Diandra itu gak jodoh, jadi jangan salahkan aku dong! Lagipula Mas Bara yang mau sama a

    Last Updated : 2024-01-07

Latest chapter

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Digerebek warga

    ***"Ini gapapa kalau Pak ... eh, Mas Birru menginap di rumah, Bu?" Ragu Diandra bertanya pada Bu Anis yang duduk di sebelahnya. "Apa kata tetangga ....""Memang apa kata tetangga, Dian?" sahut Pak Basuki seraya menahan tawa. "La wong kalian saja sudah menikah, bapak yang jadi walinya, kalian menikah juga dinikahkan penghulu, memangnya nanti apa kata tetangga?"Diandra menggaruk alisnya yang tidal gatal. "Entahlah, Pak," jawabnya asal. Birru melirik Diandra lalu menyahut, "Atau saya pulang saja, besok pagi saya jemput ....""Tidak perlu, Le," sela Bu Anis. "Menginap saja, apa yang kamu takutkan, Nak?"Birru mengangguk patuh. Pria berwajah tegas nan tampan itu terlihat begitu tenang, namun siapa yang tahu dalamnya hati seseorang? Perlahan, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. ***"P-- Pak Birru mau ngapain?" Diandra yang bersiap tidur tiba-tiba terduduk dengan sorot mata ketakutan. Birru melongo, namun beberapa detik kemudian pria bertubuh tinggi itu terkekeh lirih. "Saya s

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Mari kondangan

    ***"Saya ....""Kamu mulai ragu karena kedatangan Khansa, Diandra?" tanya Birru menyelidik. "Kenapa, apa karena dia adik Hana? Kamu tidak percaya kalau saya ingin memulai kehidupan dengan orang yang baru? Denganmu?"Diandra menggeleng lemah. Pikirannya berkecamuk bukan karena ragu pada perasaan Birru, hanya saja ... ada sedikit rasa takut mengingat tatapan mata mengerikan yang Khansa lemparkan padanya. Tatapan mata tajam yang seolah-olah berkata, ‘Aku akan menyingkirkan kamu secepatnya.’Dengan berkata ‘setuju’ itu artinya dia harus siap melindungi Aleetha, juga Birru dalam hidupnya. "Saya tidak menaruh hati pada Khansa, Dian," ucap Birru meyakinkan. "Tidak sedikitpun.""Saya percaya, Pak," jawab Diandra nyaris tidak bersuara. "Tapi ...."Birru mengernyit menatap Diandra yang masih saja menggantung pembicaraan. ***Plak ....!Bibi Melani merasakan telapak tangannya panas setelah melayangkan tamparan keras di pipi Bara, calon menantunya. Sementara Aluna, perempuan yang mengenakan dr

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Permintaan Aleetha

    ***"Lun, bagaimana kalau kita menikah setelah kamu melahirkan?"Aluna yang sedang menyeruput minuman dingin di depannya seketika tersedak. "Uhuk ... apa, Mas?" tanya Aluna. "Bisa kamu katakan sekali lagi?"Bara menggaruk rambutnya dengan gusar, "Begini, Lun ....""Kamu mau menikahiku setelah aku melahirkan, begitu?"Bara mengangguk ragu, "Lun, menikah butuh biaya besar, keluargaku dan keluargamu sama-sama ingin pesta meriah untuk pernikahan kita, jadi apa salahnya kita menabung lebih dulu supaya ....""Supaya kamu bisa kembali pada Diandra setelah aku melahirkan, begitu? Supaya kamu tidak perlu repot-repot menikahiku karena sudah tidak ada janin di perutku, iya, Mas?" Aluna mendelik, dadanya naik turun meluapkan emosi. "Pintar ya kamu!" sindir Aluna kemudian tertawa sumbang. "Bukan seperti itu, Lun ....""Lalu seperti apa?" bentak Aluna menyela. "Kamu mau aku menanggung malu ini seorang diri, hah?" Air mata Aluna berkejaran luruh membasahi pipi. "Aku hamil anak kamu, Mas, tega seka

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Saingan Baru

    ***"Pikirkan baik-baik perkataan Ibu, Birru." Bu Mirna berbicara sambil melirik sinis ke arah Diandra. "Kamu boleh menikahi wanita lain, tapi jangan harap Aleetha akan hidup bersamamu."Birru membuang muka seraya menghela napas kasar. "Kita bahas ini setelah Aleetha sembuh total ya, Bu," ucapnya jengah. "Tidak bisa," sahut Bu Mirna. "Ibu butuh kepastian. Sekarang katakan di depan kami semua, kamu lebih memilih perempuan ini atau memilih Aleetha.""Bu, ini keterlaluan ....""Keterlaluan?" Ulang Bu Mirna. "Ibu hanya ingin memastikan keadaan Aleetha baik-baik saja. Ibu tidak mau tidak punya Mama tiri yang tidak jelas asal-usulnya.""Diandra punya orang tua," sergah Birru sambil menahan geram. "Dia perempuan baik, santun, dan bahkan Aleetha sendiri lah yang memintanya untuk menjadi Ibu sambung. Ini semua kemauan Aleetha, Bu!""Cukup, Birru!" bentak Bu Mirna. "Jangan mengkambinghitamkan cucuku!"Deru napas Birru memburu. Emosinya hampir tidak bisa dikendalikan mendengar penolakan Bu Mirn

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Ancaman

    ***"Ibu datang hanya untuk membahas masalah ini?" tanya Birru dengan kening mengernyit. "Aleetha terbaring tidak berdaya di dalam, dan Ibu datang hanya untuk mencaci keputusan yang saya buat?"Bu Mirna gelagapan, wanita paruh baya itu sempat membuang muka kemudian menatap kedua mata Birru yang masih menyisakan basah. "Ibu-- Ibu hanya terbawa emosi, Birru. Kamu bahkan memutuskan ini semua tanpa persetujuan Ibu," elak Bu Marni parau. "Meskipun Hana sudah tiada, tapi ada Aleetha diantara kalian, Ibu gak bisa membayangkan bagaimana hancurnya dia jika nanti diasuh oleh wanita asing."Birru menelisik wajah Diandra yang semakin tenggelam menatap lantai Rumah Sakit. Sepuluh jemari perempuannya itu saling bertaut. Birru bisa melihat dengan jelas jika Diandra sedang gemetar hebat saat ini."Kamu sudah berjanji tidak akan menikahi siapapun setelah kepergian Hana, Nak. Tapi apa yang Ibu dengar, hah? Ini kabar buruk, Ibu mendengar kabar yang teramat menyakitkan bagi Ibu, dan kamu tau ... Hana pas

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Rintangan lain

    ***"Nih, lihat, Lun!"Diandra yang hendak memasuki mobil seketika menoleh. "Ada apa, Bi?" tanyanya kebingungan. Aluna geleng-geleng melihat Diandra, kemudian bertanya, "Dia calon mertua kamu?"Melihat ada hal yang kurang beres, Pak Ranajaya keluar dan mendekati Diandra yang nampak jengah. "Saya Ranajaya, calon mertua Diandra." Pria paruh baya itu mengulurkan tangan dan disambut kikuk oleh Aluna juga Bibi Melani. "Emang ada calon mertua dan calon menantu sedekat ini?" sindir Aluna. "Jangan-jangan kamu main-main sama keduanya ....""Aku bukan kamu, Lun," sela Diandra sengit. "Halah, ngaku aja! Aku sama Papanya Mas Bara aja gak sedekat ini loh, kita masih ada jarak," sahut Aluna membanggakan diri. "Jaman sekarang main sama anak dan Bapaknya itu udah lumrah, udahlah, ngaku aja!""Astaghfirullah, Aluna!" teriak Bu Anis dari ambang pintu. "Apa sih, Budhe, teriak-teriak, aku gak budek!" gerutu Aluna kesal. "Kamu jangan keterlaluan ya, Lun ...." Bu Anis menuding wajah Aluna dengan telu

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Menjelang Pernikahan

    ***"Dia pikir calon suaminya yang duda itu kaya raya?" Aluna menggerutu. "Itu cuma mobil rentalan. Diandra goblok!""Ada apa, Lun?"Aluna berjingkat kaget mendengar suara Bu Anis. Perlahan, putri Bibi Melani itu menoleh dan menjawab, "Lain kali Diandra itu dinasehati lah, Budhe. Jangan sombong, jangan songong, toh mobil yang dipakai cuma mobil sewaan.""Mobil sewaan?" tanya Bu Anis. Aluna mengangguk, "Iya kan? Mobil yang dipakai calon suaminya Diandra itu mobil sewaan kan, Budhe?"Bu Anis melongo menatap Aluna yang menggebu-gebu merendahkan Birru. "Cuma bisa sewa mobil aja sombongnya minta ampun. Nih ya, Mas Bara yang jelas-jelas kaya dan punya mobil mewah ....""Lun, kamu gak lupa kan kalau Bara itu dulu calon suami siapa?" sela Bu Anis menohok. "Kamu gak malu membangga-banggakan seseorang yang didapat dari hasil merebut?""Eh, Budhe ... kok nyolot sih," sahut Aluna tidak senang. "Mas Bara sama Diandra itu gak jodoh, jadi jangan salahkan aku dong! Lagipula Mas Bara yang mau sama a

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Kamu hanya belum tau, Aluna

    ***"Bi, tenanglah!" Bu Salma mendekat dan menepuk-nepuk punggung putranya dengan tangan gemetar. "Aleetha anak yang kuat, dia pasti bisa melewati ini semua."Birru mengangkat wajahnya dari bahu Diandra. Wajah yang biasa terlihat teduh, siang ini berubah sendu dengan keadaan rambut yang cukup berantakan. Birru mengusap air mata di pipi Diandra sebelum akhirnya duduk di salah satu bangku tunggu. Diandra terpaku dengan sorot mata yang masih saja menatap pintu ruang ICU. "Nduk," panggil Bu Anis. Diandra menoleh, air matanya sudah kering sementara bibirnya terasa kelu untuk sekedar menjawab panggilan dari Sang Ibu. "Kamu belum salat?""Belum, Bu.""Pergilah ke musala, salat lah dulu," pinta Bu Anis.Diandra melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Benar saja, jarum jam sudah menunjukkan pukul 13.00 siang."Salat sama saya." Birru berdiri. "Saya juga belum salat, Diandra. Ayo!""Ya, Pak."Tidak ada percakapan apapun sepanjang perjalanan menuju musala Rumah Sakit. Setelah wu

  • DIKIRA DUDA MELARAT TERNYATA KONGLOMERAT    Kehilangan Aleetha

    ***"Seyakin itu kamu pada gadis kampung ini, Mas?" tanya Ayesha parau. "Selama ini aku yang menemani keterpurukan kamu setelah kematian Hana, tapi ... ha ... ha ... aku tidak menyangka seleramu ternyata daun muda," imbuh Ayesha sambil tertawa sumbang, namun matanya berkaca-kaca."Tiga tahun aku rela menemani kamu tanpa ikatan. Tiga tahun kamu menggantung perasaanku dan ... dan sekarang kamu menunjukkan di depan mata kepalaku sendiri betapa brengseknya kamu, Mas Birru!" Ayesha menuding wajah Birru dengan penuh emosi. "Selama ini aku berusaha menjadi calon Ibu yang baik untuk Aleetha ....""Kalau kamu baik, harusnya Leetha tidak terbaring di Rumah Sakit saat ini, Sha!" bentak Birru. Napasnya memburu, urat-urat di lehernya menegang, matanya berkaca-kaca membayangkan wajah Aleetha yang tertidur pulas di ruang ICU, gadis itu seperti enggan membuka mata, atau Hana sedang berdongeng hingga Aleetha menolak untuk pulang? Entahlah. "Ini bukan kesalahanku!" Suara Ayesha tak kalah tinggi. "Gadi

DMCA.com Protection Status