Share

Perihnya tamparan

***

Birru sudah berada di rumah Diandra sejak pukul delapan pagi. Rencananya, hari ini dia dan Diandra akan menemui teman Aleetha, meskipun Birru sendiri tidak yakin jika gadis kecil yang mendorong putrinya itu mau membuka mulut.

Bu Anis menyuguhkan secangkir kopi di atas meja sementara Diandra masih belum keluar dari dalam kamar.

"Diminum dulu, Nak!" pinta Bu Anis. "Bapak gak bisa ikut jaga Aleetha, jatah liburnya sudah habis."

Birru mengangguk mengerti, "Tidak apa-apa, Bu. Saya justru gak enak kalau seperti ini, saya merepotkan Bapak dan Ibu."

"Ngomong apa kamu ini, Le. Aleetha itu sudah kami anggap seperti cucu sendiri," sahut Bu Anis. "Bapak semalaman gak bisa tidur, kepikiran Aleetha katanya."

Birru menunduk menyembunyikan raut mukanya yang sendu. Bukan hanya Pak Basuki, semua keluarganya pun kesulitan mengistirahatkan tubuh karena khawatir dengan keadaan Aleetha.

"Ini sudah hampir 48 jam pasca operasi, tapi Aleetha bahkan belum membuka matanya, Bu. Saya cemas sekali," ucap Birr
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Maulina Fikriyah
Siap, Kakak
goodnovel comment avatar
Maulina Fikriyah
Siap, Insya Allah ya
goodnovel comment avatar
Maulina Fikriyah
Wah, terima kasih banyak, Kak Anggi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status