Share

Duda pengangguran?

***

"Tapi Papa punya ...."

Birru memotong ucapan Aleetha. "Saya akan datang lagi hari minggu, Bu. Sampaikan salam saya pada Bapak, maaf karena kedatangan saya malam ini malah bikin Diandra menangis." Birru menatap wajah Bu Anis sebelum akhirnya memindai wajah Diandra cukup lama. "Maafkan saya dan Aleetha," imbuh Birru lirih.

"Ini bukan salah kamu, Nak," sahut Bu Anis. "Diandra sudah berusaha keras bangkit setelah gagal menikah, tapi ... ya, memang ada saja orang-orang yang bebal dan masih berusaha mengusik kehidupan Diandra. Ini bukan salah Nak Birru dan Aleetha," ujar Bu Anis panjang lebar. "Tentang lamaran kamu, Insya Allah nanti Ibu sampaikan ke Bapak."

"Terima kasih, Bu."

Birru menggandeng tangan Aleetha dan membawa gadis bermata bulat itu mendekati Diandra. "Salim sama Tante Diandra, Tha," pinta Birru lembut. Aleetha patuh, gadis cantik berkulit putih itu mencium punggung tangan Diandra sambil berkata, "Tante, jangan menangis." Diandra menekuk lutut dan mensejajarkan tubuhnya deng
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status