Izin dari Ariana, membuat Leo langsung memagut bibir Ariana. Ciuman yang semula lembut, perlahan mulai menjadi lebih intens dan bar-bar.Tak hanya bibir, tangan Leo juga mulai menelusuri tubuh Ariana yang sexy."Kamu suka, sayang?" tanya Leo, dengan suara beratnya.Ariana menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang."Leo membuka bajunya, lalu melemparnya ke lantai. Tubuh Leo yang proporsional, membuat mata Ariana sulit fokus. Tangannya bahkan sudah tak bisa ia kendalikan. Ariana menelusuri lekuk tubuh Boy, hingga bagian perutnya yang sixpack.Tubuh Ariana memanas, seperti sedang bermain dengan api. Darahnya mengalir deras, karena hasrat yang mulai membara.Setelah menggunakan tangan, kini dengan bibirnya, Ariana mulai mengecup tubuh Leo dari leher, hingga ke pusar.Leo menutup matanya, menikmati sentuhan hangat dan lembut dari Ariana. Setelah Ariana selesai mencumbu tubuh Leo, Leo langsung melepas baju yang Ariana pakai, lalu menindih Ariana dari atas.Kini giliran Leo yang menikmati kem
Aries tersenyum, menyambut kedatangan Leo. "Kamu sudah pulang?"Leo menatap ayah dan ibunya. "Ini maksudnya apa, pa?! Ma?!"Melani bangkit berdiri, lalu menuntun Leo untuk duduk. "Kamu duduk dulu, biar mama jelasin ke kamu."Leo masih tidak melepaskan pandangannya dari Aries. "Apa yang kamu rencanain sekarang?" tanya Leo, pada Aries."Leo? Nggak ada lagi yang dia rencanain," jawab Melani, padahal pertanyaan tersebut Leo tujukan untuk Aries."Mama percaya sama dia?! Mama tau semua perbuatan dia selama ini, kan?!"Melani mengangguk. "Mama tau, Leo. Tapi Aries sudah minta maaf. Dia janji nggak akan ulangi semua kesalahan dia."Aries ikut menimpali kata-kata Melani. "Aku menyesal, karena sudah jahat ke kamu dengan Ariana."Leo menoleh ke arah Aries. "Aku nggak yakin orang kayak kamu bisa menyesal.""Leo?" Melani memegang tangan Leo. "Kita kasih kesempatan ke Aries."Leo masih belum bisa menerima. "Jaminan apa yang bisa dia kasih, ma?""Aku sudah turun dari posisi aku sebagai direktur. Ora
Setelah kejadian di jalan raya tadi, Daniel mengantar Aries hingga ia sampai ke rumah."Mulai sekarang kamu harus hati-hati," ucap Daniel, memperingati Aries.Aries kesal dengan gaya bicara Daniel, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Lagipula Daniel juga sudah menyelamatkannya, jadi ia akan membiarkan Daniel kali ini."Kamu nggak perlu khawatir. Aku bisa jaga diri aku," ucap Aries. Daniel mengangguk. "Aku pergi dulu."Setelah masuk ke dalam mobilnya, Daniel menghubungi orang-orangnya yang sering mengerjakan pekerjaan kotor.Ia yakin, orang-orang yang tadi menabrak mobil Aries adalah orang-orang suruhan Jack."Halo? Bimo? Aku tadi ketemu orang-orangnya Jack di jalan. Mereka kayaknya lagi awasin Pak Aries. Kamu bisa coba cari tau, apa alasan dan tujuan mereka?"Dari seberang, Bimo mengiyakan permintaan Daniel."Aku butuh kabar secepatnya. Awasin juga pergerakan mereka," ucap Daniel, sambil menatap ke arah kediaman utama keluarga Angkasa. Setelah Bimo menyanggupi semua permintaan Danie
Saling membuntuti pun terjadi, karena mereka yang saling mengawasi.Masing-masing dari mereka juga tidak sadar sedang dibuntuti. Beruntung, Aries mengambil jalan yang ramai, sehingga orang-orang Jack tidak berani melakukan apa-apa. Hari juga masih terang, karena itu anak buah Jack hanya sebatas mengawasi.***"Jadi mereka ikutin Aries lagi?" tanya Leo.Daniel mengangguk. "Iya, Pak. Tapi mereka nggak bisa bertindak, karena kondisi yang ramai."Leo mengangguk. "Kirim pesan ke Aries, untuk pancing mereka ke tempat sepi. Kita sergap mereka di sana."***Drrt... Drrt... Drrt...Setelah makan, Aries berniat untuk pergi berbelanja di mall, tapi pesan dari Daniel membuat Aries mengurungkan niatnya.Daniel : Kamu lagi diikutin orang-orang yang kemarin. Bawa mereka ke gudang makanan beku Angkasa Group. Kita sergap mereka di sana.Aries tidak punya alasan untuk menolak perintah Daniel. Ia juga penasaran, siapa yang sudah berani membayar orang untuk membuntutinya, serta apa yang mereka mau.Kar
Di dalam tempat billiard milik Jack, ia menunggu kabar dari Bima dan Ahmad hingga malam menjelang, namun kabar yang ia tunggu tidak kunjung datang. Bahkan hingga waktu menunjukkan pukul 12 malam, Ahmad dan Bima belum juga menampakkan batang hidung mereka. Hal itu membuat Jack yang semula marah, mulai merasa khawatir.Apa sesuatu telah terjadi kepada mereka? tanya Jack dalam hati.Karena tidak ada kabar dari dua orang anak buahnya, Jack akhirnya mengutus anak buahnya yang lain untuk mencari Ahmad dan Bima. Sedangkan tugas untuk mencelakai Aries, diberikan kepada tiga orang yang cukup ia percayai."Ingat, aku tidak mau ada kegagalan lagi kali ini," ucap Jack, memeringati. "Kita sudah terlambat dari jadwal, jadi jangan sampai kalian buat aku malu."Para anak buah Jack menganggukkan kepala mereka.***Setelah kejadian kemarin, Aries hanya berdiam diri di rumah, dan memikirkan semua yang telah ia lakukan. Rasa bersalah mulai merayap dalam diri Aries, kala ia mengingat semua perbuatannya.
Keesokan harinya, Daniel melaporkan pergerakan dan lokasi terkini dari Jack."Bagaimana Pak Leo? Apa kita serang mereka sekarang?" tanya Daniel.Leo menggelengkan kepalanya. "Jangan sekarang. Hari ini aku punya janji dengan Ariana."Daniel mengangguk. "Kalau gitu saya akan bilang ke anak buah saya untuk awasin pergerakan Jack dan orang-orangnya."Leo setuju dengan perkataan Daniel. "Lapor ke aku, kalau ada yang mencurigakan.""Baik, Pak," jawab Daniel. Setelah itu Daniel pergi meninggalkan Leo.Sebenarnya Leo bisa meminta Daniel untuk menyerang Jack sekarang, tapi Leo ingin membalas dendam dengan tangannya sendiri.***Ariana turun dari mobil, dan berjalan masuk ke Seven Star Agensi. Hari ini ia mempunyai janji dengan Leo, tapi masih ada beberapa hal yang harus ia urus terlebih dahulu di Seven Star Agensi."Selamat siang, Mbak Ariana," sapa salah satu artis yang berpapasan dengan Ariana.Ariana tersenyum. "Pagi Rosa," balas Ariana, ramah.Bukan hanya Rosa yang menyapa Ariana dengan s
"Kenapa mereka adain rapat dewan direksi, tanpa sepengetahuan Ariana?" tanya Leo, kebingungan."Lebih baik Pak Leo dan Ibu Ariana datang ke kantor sekarang, agar semuanya bisa menjadi lebih jelas."Leo mengangguk, walau Pak Renol tidak dapat melihatnya. "Baik, Pak. Saya dengan Ariana akan ke sana sekarang."***Aries membuka matanya perlahan. Ia mengerjap beberapa kali, agar matanya dapat menyesuaikan dengan cahaya mentari yang masuk dari jendela.Kepalanya sakit, dan tubuhnya juga. Aries juga sadar kalau ia mengalami kecelakaan, karena itu ia dapat menerima rasa sakit yang ia rasakan kini.Namun, ia tidak menerima apa yang dilakukan oleh pengemudi supir truk waktu lalu. Jelas-jelas supir truk itu melaju kencang ke arah Aries dengan sengaja. Aries juga mengambil kesimpulan kalau truk tersebut berniat mencelakai dirinya."Aries?"Aries menoleh. "Mama?"Melani duduk di sisi Aries. "Gimana perasaan kamu? Badan kamu gimana? Ada yang sakit? Mau mama panggil dokter?"Aries tersenyum lemah.
Leo terkejut karena permintaan Ariana, begitu juga dengan Ariana."Pa? Kenapa papa tiba-tiba minta gini?" tanya Leo, penasaran.Jordan menatap Leo lalu Ariana. "Sebenarnya ini untuk Angkasa Group. Kamu sadar kalau para dewan direksi sudah mulai bergerak, kan?"Leo mengangguk. "Papa juga sudah dengar soal rapat mereka hari ini?""Iya, papa sudah dengar," jawab Jordan. Makanya papa mau kamu percepat tanggal pernikahan kamu dengan Ariana."Leo menghela napasnya. "Sayang? Bagaimana pendapat kamu?"Jujur saja, Ariana sedikit terkejut, tapi pernikahan memang menjadi harapannya. Lebih baik harapan tersebut terwujud dengan cepat."Aku nggak masalah dengan saran dari Om Jordan," ucap Ariana. "Lagian kita juga pasti sampai ke tahap sana, kan?"Leo tersenyum, mendengarkan penjelasan Ariana. "Iya, sih. Jadi gimana?"Ariana lalu menatap Jordan. "Aku harus bicara dulu dengan orang tua aku, Om. Lebih bagus lagi kalau kita adaian pertemuan keluarga."Jordan mengangguk. "Om juga mikir gitu. Bagaimana
Beberapa tahun kemudian...."Bunda?"Ariana menoleh, menatap seorang anak laki-laki yang berlari kencang ke arahnya. "Xavi?! Awas jatuh!" Ariana menekuk kakinya, kemudian merentangkan tangannya.Tanpa mengurangi kecepatan, anak laki-laki tersebut menerjang tubuh Ariana, lalu membenamkan wajahnya pada tubuh Ariana."Kamu sudah siap sayang?"Ariana menatap Leo yang datang bersama Xavier, anak mereka. "Sudah sayang. Udah mau berangkat?""Iya sayang," jawab Leo. "Tapi mama sama papa mau ikut ke bandara juga."Ariana menggendong Xavier, lalu bangkit berdiri. "Ya udah. Kita berangkat bareng-bareng aja."Sesuai janji yang dibuat oleh Leo dan Ariana dulu. Ketika mereka memiliki anak, mereka ingin membawa anak mereka ke Swiss, negara yang sangat digemari oleh Ariana.Sesampainya di bandara, orang tua Leo dan Ariana masih menyempatkan diri untuk mencurahkan kasih sayang mereka kepada Xavier, cucu pertama mereka."Kakek sama nenek kok nggak ikut sama Xavier?" tanya Xavier dengan Wajahnya yang po
Setelah proses pemberkatan pernikahan di gereja, mereka kembali ke hotel milik keluarga Angkasa, dan beristirahat sejenak, karena sorenya mereka akan lanjut pada acara resepsi pernikahan.Hotel tersebut juga sudah sibuk sejak pagi, karena acara pernikahan Ariana dan Leo mengundang begitu banyak orang.Ini adalah pernikahan pertama dari kedua keluarga, karena itu mereka sangat antusias dalam mengadakan acara resepsi.Waktu istirahat yang diberikan juga tak terasa. Waktu berlalu dengan cepat, sehingga malam pun akhirnya tiba.Para tamu undangan terdiri dari pejabat negara, pengusaha-pengusaha sukses di negara, lalu para tokoh publik dan artis-artis dari Seven Star Agensi, mantan Agensi Ariana.Semua tamu undangan datang, dan dibuat kagum dengan dekorasi ballroom yang megah. Tak hanya itu, karena ini adalah pernikahan orang yang bisa disebut sebagai konglomerat, maka hadiah yang diberikan pada para pengunjung juga bukan main. Ada bros yang dilapis emas, dengan inisial L sebagai Leo, dan
Keesokan harinya, dari pagi-pagi buta, keluarga Leo dan Ariana sudah sibuk mempersiapkan diri mereka di rumah mereka masing-masing.Semuanya berusaha dengan keras untuk tampil maksimal, di acara pernikahan Leo dan Ariana."Gimana penampilan aku?" tanya Ariana, pada Shelly yang juga sudah ikut sibuk sejak subuh.Shelly mengangkat dua jempolnya. "Top banget!" Ariana tersenyum lebar. "Makasih Shell!"Harus Shelly akui, Ariana memang pantas dipanggil artis tercantik di Indonesia. Tubuh dan wajah Ariana begitu memukau. Tak hanya itu, Ariana juga memiliki hati bak malaikat. Dan hari ini, Ariana akan menikah dengan seseorang yang memang ditakdirkan untuk Ariana.Setelah semua persiapan mereka selesai, mereka akhirnya keluar dan pergi menuju gereja.***Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga berupaya untuk tampil memukau, di hari pernikahan ia dan Ariana.Setelah semuanya siap, Leo dan keluarganya langsung pergi menuju gereja, sebelum waktu yang ditentukan.Sesampainya di gereja, Leo dan A
Setelah beristirahat selama satu hari dan berkeliling kota Thun, proses pengambilan video wedding untuk Ariana dan Leo kembali dilakukan, dan berjalan dengan lancar.Ariana dan Leo sangat puas dengan hasilnya. Berakhirnya semua kegiatan mereka di negara Swiss, menandakan kalau sudah waktunya mereka pulang ke Indonesia."Sayang? Kamu janji kalau kita bakal balik ke sini lagi, kan?" tanya Ariana, saat mereka di jalan menuju bandara.Leo mengangguk. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini lagi.""Bareng anak kita?"Leo terkejut. Sejujurnya ia belum berpikir sampai sejauh itu, karena kini ia hanya fokus pada pernikahan mereka yang sudah berada di dalam mata. Tapi untuk menyenangkan Ariana, Leo akhirnya menganggukkan kepalanya. "Iya, sayang. Kita bakal ke sini bareng anak-anak kita."Jawaban Leo membuat Ariana mengambil kesimpulan kalau Leo ingin lebih dari satu anak. Setelah sampai di bandara, Ariana menatap negara yang akan mereka tinggalkan. Karena Leo telah berjanji, maka ia pun membuat janj
Ini adalah percakapan yang tidak terduga. Shelly memang sudah curiga, tapi pertanyaan Aries yang datang tiba-tiba masih saja membuat Shelly terkejut."Kamu pikir itu lucu?" Menolak untuk percaya kata-kata Aries, Shelly memilih lebih percaya kalau Aries sedang bercanda dengannya. "Candaan kamu kali ini sudah nggak lucu lagi, Aries. Bagaimana mungkin kamu bilang gitu ke aku? Kamu sadar, hubungan kita nggak sebaik itu, kan?"Tentu saja Aries menyadari kalau hubungan ia dan Shelly memang buruk. Namun, Aries merasa ada sesuatu yang berbeda ketika ia bersama dengan Shelly. Hatinya yang terasa kosong, kini langsung terisi ketika ia berbicara dengan Shelly. Walaupun percakapan mereka bukanlah percakapan yang baik, tapi tetap saja, apa yang kurang dari Aries, ia rasa Shelly bisa mengisinya.Aries bukanlah orang yang kekurangan uang. Ia juga punya status yang tinggi. Aries pikir, dengan mencari orang yang satu level dengannya, kekosongan hatinya akan terisi dan kebahagiaan akan menghampiri dir
Sesi pemotretan Ariana dan Leo berjalan dengan lancar. Mereka juga membuat video prewedding, namun karena kondisi Ariana yang menurun, mereka akhirnya molor satu hari, dari jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal itu bukanlah masalah bagi Leo. Yang terpenting baginya adalah kesehatan Ariana."Kamu yakin nggak mau ke dokter?" tanya Leo.Ariana menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, sayang. Aku hanya kecapean aja. Istirahat bentar juga sembuh."Leo tentu saja khawatir, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Jika ia memaksakan jadwal yang padat pada Ariana, Leo takut kalau keadaan Ariana akan bertambah buruk. "Kalau gitu kita tunda sehari lagi," ucap Leo. Besok kita jalan-jalan aja, biar kamu bisa santai. Gimana?"Ariana merasa tak enak hati, tapi ia juga tidak bisa memaksakan dirinya. "Oke. Aku pengen banget coba cafe-cafe sama restoran di sekitar sini."Leo mengangguk. "Boleh. Kalau gitu kamu istirahat. Aku mau liat foto-foto kita dulu."Ariana tersenyum sambil membatin, 'maaf, aku
Di sebuah butik ternama, Leo yang sedang menemani Ariana, duduk bermain handphone sambil menunggu Ariana yang sedang mengganti pakaian di dalam ruang ganti.SretttSaat suara kain gorden ditarik terdengar, Leo langsung mengangkat kepala dan menatap Ariana yang tampil cantik dengan gaun pengantin berwarna biru langit.Leo tidak bisa berkata-kata. Ia terpana dengan penampilan Ariana yang begitu memukau."Gimana?" tanya Ariana, sambil merentangkan tangannya.Leo tersenyum. "Cantik.""Cantik???" Ariana menyipitkan matanya. "Cantik gimana maksud kamu.""Ya cantik," jawab Leo, tanpa berpikir lebih jauh.Sebenarnya yang Ariana inginkan adalah jawaban tentang baju pengantin yang ia pilih. Apakah terlihat bagus untuknya? Bagaimana dengan modelnya, atau warnanya. Tapi yang ia dengar dari Leo, malah kata cantik yang terdengar universal.Ariana mengerucutkan bibirnya. "Coba kamu perhatikan baik-baik. Gaun ini sudah bagus, nggak?"Leo mengangguk. "Bagus. Aku suka."Ariana menghela napasnya dalam-d
Kedatangan Daniel di Angkasa Group, membuat keadaan di kantor tersebut menjadi ricuh seketika.Bagaimana tidak? Daniel datang dengan informasi yang sukses membuat Pak Renol beserta sekutunya panik setengah mati."Ini nggak bisa dibiarkan!" seru salah satu sekutu Pak Renol. "Bagaimana bisa Pak Aries kembali jadi direktur?! Mereka pikir ini taman kanak-kanak?! Seenaknya saja mereka gonta-ganti direktur!"Pak Renol tidak membuka suaranya. Ia merasa emosi, namun ia tetap menjaga martabat dan ketenangan dirinya."Kita nggak bisa tinggal diam! Kita harus buat gagal rencana ini!!" tekan sekutu Pak Renol yang lain.Pak Renol mulai berpikir. Jika perang saham, maka mereka akan kalah telak, jika saham milik Aries, Leo, dan Pak Jordan digabungkan menjadi satu. Jalan yang bisa Pak Renol ambil ialah dengan jalan licik, tapi orang yang sering mengeksekusi rencana liciknya telah ditangkap polisi. Tentu saja Pak Renol tidak bisa bersantai, mengingat Jack yang bisa saja membuka mulutnya kapan saja.P
Setelah berpisah dengan Ariana, Aries kembali ke rumah sakit. Ia sebenarnya penasaran, di mana Leo berada. Setelah sampai di rumah sakit, Aries masuk ke dalam kamarnya tanpa merasa ada yang aneh. CeklekSaat ia membuka pintu, ia malah terkejut karena Leo dan Daniel yang ada di dalam. "Leo?!" Aries menatap Leo yang ada di atas kursi roda. "Kamu kenapa?!" Dari pakaian pasien yang Leo gunakan, Aries mengambil kesimpulan kalau ia sedang sakit. "Kamu sakit???"Leo mengangguk. Ia tidak ingin bilang pada Aries kalau ia ditikam. "Iya, aku kecapaian, makanya aku tumbang kemarin."Aries menggelengkan kepalanya perlahan. "Pantas saja kamu susah dihubungin. Ariana juga tanya di mana kamu."Leo tersenyum. "Aku nggak mau Ariana khawatir, jadi aku nggak bilang ke Ariana kalau aku sakit."Aries menghela napasnya dalam-dalam. Ia mengerti dengan keputusan yang Leo ambil. "Terima kasih sudah mau bantu Ariana," lanjut Leo.Aries tetap tenang, walau dalam hati ia sedang salah tingkah. Ia merasa bangga