Keesokan harinya, Daniel melaporkan pergerakan dan lokasi terkini dari Jack."Bagaimana Pak Leo? Apa kita serang mereka sekarang?" tanya Daniel.Leo menggelengkan kepalanya. "Jangan sekarang. Hari ini aku punya janji dengan Ariana."Daniel mengangguk. "Kalau gitu saya akan bilang ke anak buah saya untuk awasin pergerakan Jack dan orang-orangnya."Leo setuju dengan perkataan Daniel. "Lapor ke aku, kalau ada yang mencurigakan.""Baik, Pak," jawab Daniel. Setelah itu Daniel pergi meninggalkan Leo.Sebenarnya Leo bisa meminta Daniel untuk menyerang Jack sekarang, tapi Leo ingin membalas dendam dengan tangannya sendiri.***Ariana turun dari mobil, dan berjalan masuk ke Seven Star Agensi. Hari ini ia mempunyai janji dengan Leo, tapi masih ada beberapa hal yang harus ia urus terlebih dahulu di Seven Star Agensi."Selamat siang, Mbak Ariana," sapa salah satu artis yang berpapasan dengan Ariana.Ariana tersenyum. "Pagi Rosa," balas Ariana, ramah.Bukan hanya Rosa yang menyapa Ariana dengan s
"Kenapa mereka adain rapat dewan direksi, tanpa sepengetahuan Ariana?" tanya Leo, kebingungan."Lebih baik Pak Leo dan Ibu Ariana datang ke kantor sekarang, agar semuanya bisa menjadi lebih jelas."Leo mengangguk, walau Pak Renol tidak dapat melihatnya. "Baik, Pak. Saya dengan Ariana akan ke sana sekarang."***Aries membuka matanya perlahan. Ia mengerjap beberapa kali, agar matanya dapat menyesuaikan dengan cahaya mentari yang masuk dari jendela.Kepalanya sakit, dan tubuhnya juga. Aries juga sadar kalau ia mengalami kecelakaan, karena itu ia dapat menerima rasa sakit yang ia rasakan kini.Namun, ia tidak menerima apa yang dilakukan oleh pengemudi supir truk waktu lalu. Jelas-jelas supir truk itu melaju kencang ke arah Aries dengan sengaja. Aries juga mengambil kesimpulan kalau truk tersebut berniat mencelakai dirinya."Aries?"Aries menoleh. "Mama?"Melani duduk di sisi Aries. "Gimana perasaan kamu? Badan kamu gimana? Ada yang sakit? Mau mama panggil dokter?"Aries tersenyum lemah.
Leo terkejut karena permintaan Ariana, begitu juga dengan Ariana."Pa? Kenapa papa tiba-tiba minta gini?" tanya Leo, penasaran.Jordan menatap Leo lalu Ariana. "Sebenarnya ini untuk Angkasa Group. Kamu sadar kalau para dewan direksi sudah mulai bergerak, kan?"Leo mengangguk. "Papa juga sudah dengar soal rapat mereka hari ini?""Iya, papa sudah dengar," jawab Jordan. Makanya papa mau kamu percepat tanggal pernikahan kamu dengan Ariana."Leo menghela napasnya. "Sayang? Bagaimana pendapat kamu?"Jujur saja, Ariana sedikit terkejut, tapi pernikahan memang menjadi harapannya. Lebih baik harapan tersebut terwujud dengan cepat."Aku nggak masalah dengan saran dari Om Jordan," ucap Ariana. "Lagian kita juga pasti sampai ke tahap sana, kan?"Leo tersenyum, mendengarkan penjelasan Ariana. "Iya, sih. Jadi gimana?"Ariana lalu menatap Jordan. "Aku harus bicara dulu dengan orang tua aku, Om. Lebih bagus lagi kalau kita adaian pertemuan keluarga."Jordan mengangguk. "Om juga mikir gitu. Bagaimana
Keesokan harinya, Leo berbicara dengan Jordan dan Melani, perihal kesepakatan ia dan orang tua Ariana tadi malam. Karena orang tua Ariana telah menerima maksud baik dari keluarga Leo, maka Leo dan keluarganya mulai berunding untuk menetapkan tanggal pertemuan mereka, dengan orang tua Ariana.Aries yang juga ikut dilibatkan dalam pembicaraan tersebut, turut merasa bahagia, karena Leo dan Ariana sebentar lagi akan bersanding di atas pelaminan."Selamat, Leo. Akhirnya kamu bisa raih kebahagiaan dalam hidup kamu," ucap Aries dengan tulus.Leo tersenyum. Ini adalah momen bahagia yang sudah ia nanti-nanti. Leo akhirnya dapat menikah dan memenuhi harapan orang tuanya, namun di sisi lain, ia juga merasa sedih karena kondisi Aries yang masih lemah. Dan sampai sekarang, Aries juga belum mendapatkan pasangan yang cocok."Terima kasih, Aries. Aku juga berharap kalau kamu bisa ketemu pasangan yang cocok."Aries tersenyum lemah. "Semoga saja hal itu bisa terjadi, karena selama ini aku sudah jahat
Di tengah kesibukan Leo, handphone yang ia taruh di atas meja tiba-tiba berdering.Leo meraih handphonenya, lalu mengusap layar telepon. "Halo, Daniel?" sapa Leo."Pak? Saya dapat kabar kalau anak buah Jack dikerahkan untuk celakain Bapak."Leo menarik napasnya dalam-dalam. Saat ini ia seharusnya fokus pada urusan Angkasa Group, Galaksi Investment, dan pernikahannya dengan Ariana. Tapi pria bernama Jack selalu saja mengganggunya.Jika Leo tidak segera mengurus masalah ini, ia takut jika Jack akan berbuat sesuatu yang lebih jahat lagi."Bagaimana, Pak?" tanya Daniel, dari seberang.Leo tersadar dari lamunannya. "Kumpulkan orang-orang kamu. Malam ini kita kelarin masalah ini."Di seberang, Daniel langsung mengiyakan perintah Leo. "Setelah pembicaraan singkat dengan Daniel, Leo berdiri lalu menatap keluar jendela. Di belakang Jack pasti ada seseorang yang memusuhi keluarga mereka. Karena itu, Leo akan mencari tahu semuanya malam ini.***"Kamu serius?!!" Shelly memekik kaget, karena Ari
Ariana merasa tak tenang di kamarnya. Padahal tidak ada hal buruk yang terjadi, dan hari-harinya juga berjalan dengan lancar. Lalu, mengapa ia merasa gelisah dan tak menentu?'Aku kenapa, ya?' tanya Ariana dalam hati. 'Apa karena aku mau nikah sama Leo, jadi aku nggak tenang?'Ariana menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Ia mencoba menyibukkan diri dengan bermain sosial media, menonton film, lalu membaca, tapi tetap saja ia merasa tak tenang.Dari posisi duduk, Ariana berdiri, lalu kembali berbaring, tapi tetap saja ia merasa tak nyaman.Ariana lalu menatap jam di layar handphonenya. Sudah lebih 30 menit sejak ia berbicara dengan Leo lewat telepon, tapi Leo belum memberikannya kabar."Aku coba video call lagi," gumam Ariana. Ia ingin mengobrol dengan Leo, untuk menghilangkan rasa gundahnya. Tapi, panggilan pertama dari Ariana tidak dijawab oleh Leo. "Hm??? Kok nggak diangkat?"Ariana kembali mencoba untuk yang kedua kali dan ketiga kalinya, tapi Leo masih tak k
Daniel dengan cepat melumpuhkan Jack, namun Jack telah berhasil melakukan tugasnya. Leo memegang perutnya. Rasa panas dan basah karena cairan kental mulai menjalari tubuhnya."Pak Leo?!! Pak Leo dengar aku?!!" Daniel panik. "Pak Leo?!!"Leo tersenyum. "Aku nggak apa-apa." Walau Leo bilang seperti itu, tapi ia tahu kalau ia sedang tidak baik-baik saja."Bima?!! Telepon ambulans!!!" seru Daniel.Bima mengangguk. Ia mengambil handphonenya, lalu menghubungi ambulans."Aku nggak apa-apa. Kamu nggak perlu khawatir," ucap Leo, menenangkan Daniel.Walau begitu Daniel tidak bisa tenang. "Tahan, Pak. Tutup luka Bapak." Daniel membantu Leo menekan lukanya. "Sebentar lagi ambulans akan datang, Pak."Leo mengangguk. Ia berusaha untuk mempertahankan kesadarannya dan rasa perih dari luka tusuk yang ia dapat."Yang lainnya telepon polisi! Amankan area sini juga! Jangan sampai ada yang kabur!" titah Daniel.Sebenarnya Daniel tidak ingin melibatkan polisi, seperti rencana awal mereka. Namun ia harus p
"Pak Aries?!" Pak Bram terkejut, karena Aries ada di ruangannya.Sama seperti Rebecca dan Ariana, Pak Bram bertanya-tanya, apa tujuan Aries datang ke kantornya. Apakah Aries akan membantunya? Sepengetahuan Pak Bram, Aries punya hubungan yang buruk Deng Leo dan Ariana. Karena itu Pak Bram semakin yakin kalau kedatangan Aries ialah untuk mendukungnya."Silahkan duduk, Pak! Saya sudah lama banget tunggu Pak Aries datang ke kantor saya. Apa keadaan Pak Aries sudah membaik? Maaf, saya nggak bisa jenguk Pak Aries waktu Pak Aries kecelakaan. Saya sibuk ngurus perusahaan ini, karena salah satu artis saya berkhianat," tutur Pak Bram panjang lebar. Pak Bram berharap dengan kata-katanya, Aries dapat membantunya melawan Ariana dan juga Leo.Aries tersenyum. "Pak Bram tidak berubah ternyata."Pak Bram ikut tersenyum. Ia pikir itu adalah pujian dari Aries. "Saya tetap sama, Pak. Saya tetap setia dan menyambut Pak Aries dengan baik di kantor saya."Ariana mengerutkan keningnya. Ia mulai curiga de