Home / Romansa / DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN / BAB. 6 Sehari Bersama Evanora

Share

BAB. 6 Sehari Bersama Evanora

last update Last Updated: 2025-04-09 15:31:34

Di tempat lain di Kota Jakarta,

Jacob, CEO muda yang penuh pesona dengan rambut hitam yang tertata rapi dan setelan kasual yang elegan, tampak sangat antusias hari itu. Dia baru saja menjemput Evanora, sahabat baik sekaligus gadis yang diam-diam dia cintai sejak dulu, dari kampusnya.

Meskipun mereka sudah lama bersahabat, perasaannya pada Evanora selalu disembunyikan dengan baik di balik senyum dan candaannya. Hari ini, Jacob berencana memberikan kejutan istimewa untuk Evanora dengan mengajaknya menjelajahi dunia bawah laut di Jakarta Aquarium Safari.

Evanora, yang baru saja selesai dengan kelas paginya, tampak terkejut dan senang ketika dengan beraninya Jacob menggandeng tangannya keluar dari kafetaria kampus.

"Jacob! Kita mau ke mana ?" tanyanya dengan senyum lebar yang menunjukkan deretan giginya yang putih dan rapi. Mata hitamnya berbinar penuh kegembiraan.

Jacob tersenyum dan menjawab dengan nada ceria, "Aku pikir hari ini kita perlu istirahat dari segala rutinitas, jadi aku datang untuk menculikmu dari kampus."

Evanora tertawa.

"Ha-ha-ha! Menculikku? Ke mana kita akan pergi?"

Jacob mengedipkan mata dan menjawab,

"Sabar. Ini kejutan, tapi aku yakin kamu akan menyukainya."

“Baiklah, aku akan menunggu dengan sabar,” sahut Eva sambil tersenyum.

Selama perjalanan ke Jakarta Aquarium Safari, keduanya berbicara tentang hal-hal ringan yang mulai dayo kuliah, teman-teman mereka, dan rencana masa depan. Jacob dengan sengaja membuat percakapan tetap santai, meskipun di dalam hatinya, dia merasa sedikit gugup. Baginya, hari ini adalah kesempatan untuk mendekatkan dirinya lebih kepada Evanora, meskipun sang pria tidak berani mengungkapkan perasaannya secara langsung.

Setelah perjalanan yang menyenangkan, mereka akhirnya tiba di Jakarta Aquarium Safari. Bangunan besar dengan desain modern yang mencolok ini membuat Evanora terperangah.

"Wow, Jacob! Kita akan masuk ke sini?" tanyanya dengan penuh antusiasme.

Jacob tersenyum puas melihat reaksi dari Eva.

"Iya, ini tempat favoritku, dan aku ingin kita berdua menikmatinya bersama."

Setelah membeli tiket, Jacob dan Evanora mulai menjelajahi setiap sudut dari aquarium indoor terbesar di Indonesia itu. Langkah pertama Keduanya membawa mereka ke terowongan bawah air yang luas, dikelilingi kaca tebal yang menampilkan pemandangan menakjubkan berbagai jenis ikan, termasuk ikan hiu yang megah dan pari yang anggun.

Evanora menempelkan tangannya di kaca, kagum dengan ikan-ikan yang berenang begitu dekat.

"Lihat itu, Jacob! Ikan-ikannya begitu dekat. Aku bisa melihat detail tubuh ikan-ikan ini," ujarnya dengan suara penuh kekaguman.

Jacob tersenyum sambil mengambil kamera DSLR yang tergantung di lehernya dan mulai memotret momen-momen indah ini. “Tunggu, biar aku ambil fotomu dengan latar belakang ikan-ikan ini. Senyum, Eva!”

Evanora menoleh dan tersenyum lebar ke arah Jacob, dan dia segera menangkap momen itu dengan kameranya.

“Kamu selalu tahu cara membuat hari menjadi lebih spesial, Jacob,” ucapnya dengan tulus.

Jacob merasa senang mendengar itu.

“Aku hanya ingin memastikan kamu bersenang-senang saat bersamaku, Eva. Kita berdua suka dunia bawah laut, jadi aku pikir ini akan jadi tempat yang sempurna untuk kita berdua.”

Keduanya pun melanjutkan eksplorasi mereka, berjalan melalui berbagai galeri yang menampilkan kehidupan laut dari seluruh dunia. Ada ikan-ikan hias yang berwarna-warni, hiu dengan gigi tajam, dan ikan pari dengan sayap lebar yang tampak seolah-olah keduanya terbang di dalam air.

Evanora tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat melihat berbagai makhluk laut yang eksotis ini. Setiap kali Evanora menemukan sesuatu yang menarik, Jacob akan dengan sigap mengambil fotonya, mengabadikan momen kebersamaan mereka.

Kemudian, keduanya tiba di area pertunjukan putri duyung. Evanora menatap layar kaca besar di depannya dengan mata terbelalak ketika seorang penari putri duyung muncul, berenang dengan anggun di antara ikan-ikan. Penari itu melakukan gerakan-gerakan indah yang tampak seperti tarian bawah laut yang mempesona.

“Wow, lihat itu, Jacob! Sangat menakjubkan!” seru Evanora sambil menggenggam lengan Jacob, tidak menyadari betapa dekatnya dia berdiri dengannya.

Jacob merasa jantungnya berdegup lebih cepat saat merasakan sentuhan Evanora. “Ya, sungguh luar biasa. Aku senang kamu menikmatinya.”

Setelah menyaksikan pertunjukan itu, mereka mulai merasa lelah dan memutuskan untuk beristirahat di kafetaria dalam aquarium. Kafetaria itu terletak di dalam ruangan dengan dinding kaca yang memungkinkan keduanya melihat langsung ke akuarium besar yang penuh dengan ikan karang yang beraneka ragam warna.

Mereka duduk di meja dekat kaca, menikmati pemandangan sambil memesan es krim favoritnya rasa taro untuk Evanora dan tiramisu untuk Jacob.

“Aku suka tempat ini,” ujar Evanora sambil mulai menyendok es krimnya.

“Rasanya seperti kita sedang berada di dalam lautan yang sebenarnya, dengan semua ikan-ikan yang berenang di sekitar kita.”

Jacob mengangguk setuju.

“Itu salah satu alasan kenapa aku suka datang ke sini. Rasanya seperti kita bisa melarikan diri dari dunia nyata dan hanya menikmati keindahan bawah laut.”

Jacob dan Eva terus menikmati es krim mereka dalam keheningan yang nyaman, hanya ditemani oleh pemandangan ikan-ikan yang berenang di luar kaca. Setelah merasa segar kembali, keduanya mulai melanjutkan perjalanan mereka, kali ini menuju area pertunjukan lumba-lumba.

Pertunjukan itu dimulai dengan beberapa lumba-lumba yang melompat keluar dari air, melakukan trik-trik yang mengesankan dan berinteraksi dengan pelatih mereka. Evanora bersorak dengan gembira setiap kali lumba-lumba melakukan lompatan yang tinggi atau trik yang sulit.

“lumba-lumbanya begitu pintar dan lucu!” ucapnya dengan gembira.

Jacob tersenyum, senang melihat Evanora begitu bahagia.

“Aku tahu kamu akan suka. Lumba-lumba adalah salah satu makhluk laut favoritku karena ikan-ikan itu sangat cerdas dan ramah.”

Setelah pertunjukan selesai, Jacob mengajak Evanora ke kafe lain di dalam aquarium raksasa itu. Kali ini, mereka memilih tempat yang lebih santai, dengan suasana yang hangat dan nyaman. Jacob pun memesan pizza mozzarella, makanan favorit mereka.

Sambil menunggu pizza tiba, keduanya berbicara tentang banyak hal, dari mimpi masa depan hingga kenangan masa lalu. Jacob merasa semakin nyaman berada di dekat Evanora, dan senyumnya tidak pernah hilang dari wajahnya.

“Eva, aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama hari ini. Terima kasih sudah mau ikut denganku,” seru Jacob dengan tulus.

Evanora tersenyum manis, mata hitamnya berkilau dalam cahaya redup kafe.

“Aku yang harus berterima kasih, Jacob. Kamu selalu tahu cara membuat hari-hariku lebih menyenangkan. Aku sangat menikmati hari ini.”

Saat pizza tiba, mereka segera memakannya dengan lahap. Keju mozzarella yang meleleh dan aroma basil yang segar membuat suasana semakin hangat. Keduanya tertawa, bercanda, dan berbicara lebih banyak, membuat waktu terasa berlalu begitu cepat.

Ketika akhirnya mereka selesai makan, Jacob menatap Evanora dengan tatapan lembut.

“Eva, ada sesuatu yang ingin aku katakan ...” ucapnya pelan.

Evanora menatap Jacob dengan mata yang penuh perhatian, menunggu kata-kata selanjutnya dari pria itu.

Namun, Jacob hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“Aku ingin bilang, aku senang bisa menghabiskan waktu bersamamu seperti ini. Semoga kita bisa sering-sering melakukan hal seperti ini lagi.”

Evanora tersenyum lembut. “Aku juga, Jacob. Aku akan sangat senang jika kita bisa lebih sering menghabiskan waktu bersama.”

Sepertinya gadis itu sedikit kecewa dengan kalimat yang diutarakan oleh Jacob. Dia berpikir jika sang pria akan mengungkapkan perasaannya kepada Evanora. Karena sebenarnya, gadis itu juga menyukai Jacob dengan segala kekonyolannya.

Dengan perasaan hangat di hati mereka masing-masing, Jacob dan Evanora akhirnya memutuskan untuk meninggalkan aquarium. Mereka berjalan beriringan menuju pintu keluar, dengan Jacob yang sekali lagi meraih kamera untuk mengabadikan momen terakhir dari hari yang begitu menyenangkan.

Hari itu, di dalam keheningan aquarium yang penuh dengan kehidupan laut, Jacob merasa sedikit lebih dekat dengan Evanora, dan berharap suatu hari nanti dia bisa lebih berani mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Namun, untuk saat ini, dia cukup puas bisa melihat sahabatnya tersenyum dan menikmati setiap momen bersamanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 7 Kejutan Untuk Josie

    Setelah bertemu di sebuah kafe, di Mall Senayan City, Harvey dan Fritz langsung menyapa Josie dan Kiran. Mereka berempat berbicara sejenak, mengobrol tentang rencana mereka untuk hari itu. Fritz kemudian memutuskan untuk mengajak Kiran ke suatu tempat yang tidak disebutkan, meninggalkan Harvey dan Josie untuk tetap berada di dalam mall.Josie, dengan senyum manisnya yang selalu membuat jantung Harvey berdegup lebih cepat, menatapnya dengan penuh semangat. "Kak Harvey, aku ingin ke toko buku. Ada beberapa novel yang ingin aku beli. Kamu mau ikut?"Harvey, seorang pengusaha sukses yang sudah lama menyukai Josie, tentu saja tidak menolak. “Tentu saja, Josie. Aku akan senang menemanimu,” jawabnya dengan senyum yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Mereka berdua lalu berjalan berdampingan menuju toko buku, melewati keramaian mall dengan percakapan ringan.Setibanya di toko buku, Josie langsung menuju ke rak novel favoritnya. Dia tampak sangat antusias, matanya berbinar saat melihat der

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 8 Keinginan Terdalam Josie

    Setelah menikmati tantangan adrenalin di sirkuit Sentul yang penuh dengan tikungan tajam dan kecepatan tinggi, Harvey dan Josie meninggalkan lintasan dengan penuh semangat. Keduanya memutuskan untuk melanjutkan sore mereka di Teras Sentul, sebuah kafe yang menawarkan pemandangan pegunungan dan suasana tenang. Cuaca yang teduh dengan angin sepoi-sepoi menambah kenyamanan mereka.Sepasang muda-mudi itu memilih untuk duduk di sudut kafe yang menghadap langsung ke perbukitan hijau. Harvey lalu memesan dua mocktail jus buah, sementara Josie memilih beberapa camilan khas Indonesia antara lain klepon dengan gula merah yang meleleh di dalamnya, moci yang kenyal, dan beberapa kue tradisional lainnya seperti kue putu dan lemper. Josie tersenyum kepada pria tampan itu sambil menyantap kue klepon, “Kamu tahu, Kak Harvey, hari ini benar-benar sangat menyenangkan! Rasanya sudah lama aku tidak merasa se-excited ini.”Harvey mengangguk sambil tersenyum. “Oh, yeah?” tutur Harvey sambil tersenyum.“

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 9 Sehari Bersama Kiran

    Setelah berpisah dengan Harvey dan Josie di Mall Senayan City, Fritz mengarahkan mobilnya ke area Jakarta Utara. Di sampingnya duduk Kiran, gadis yang selama ini diam-diam disukai olehnya. Saat ini Kiran mengenakan gaun sederhana berwarna pastel yang membuatnya terlihat anggun dan bersahaja. Di dalam mobil, suasana awalnya sedikit canggung. Fritz mencoba mengalihkan perhatiannya dari kecantikan Kiran dengan memusatkan pandangannya ke jalan. “Oh iya, Kiran,” kata Fritz akhirnya, memecah keheningan.“Kamu bilang tadi bawa mobil sendiri bersama Josie, ya?”Kiran menoleh dan tersenyum kecil. “Iya, tadi aku memang bawa mobil sendiri. Tapi sekarang Josie sama Harvey. Jadi mobilku masih di parkiran.”Fritz mengangguk. “Kalau begitu, biar asistennya aku, Arga, yang urus mobilmu. Nanti dia bisa jemput mobil kamu di sana dan bawakan ke rumahmu.”Kiran tampak terkejut tapi senang mendengar tawaran itu. “Wah, terima kasih banyak, Fritz. Kamu benar-benar baik.”“Apa sih yang nggak buat kamu, Ki

    Last Updated : 2025-04-09
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 10 Menikmati Waktu Bersama

    Kembali kepada Isaac dan Leticia,Setelah puas menikmati pemandangan hamparan kebun teh di puncak Bogor, Isaac dan Leticia pun lalu melanjutkan perjalanan menuju Puncak Pas Cisarua. Mereka menyusuri jalan yang berkelok dengan suasana pegunungan yang sejuk, diselingi dengan percakapan ringan di dalam mobil.“Sampai juga kita di Puncak Pas, Leticia,” ucap Isaac dengan nada semangat setelah mereka memasuki area tersebut.Leticia, yang duduk di sebelahnya, tersenyum tipis. “Iya, akhirnya. Setelah perjalanan panjang, ya,” jawabnya sambil memandang ke luar jendela mobil, melihat pemandangan yang begitu memukau dengan kabut tipis yang mulai turun, menambah suasana sore yang syahdu.Isaac memarkir mobil di sebuah area parkir dekat kafe yang cukup terkenal di kalangan wisatawan. Kafe ini dikenal dengan suasananya yang nyaman dan menyajikan berbagai camilan khas Bogor yang menggugah selera. “Ayo, kita nongkrong sebentar di kafe itu. Aku dengar kafe tersebut menyajikan makanan khas Bogor yang e

    Last Updated : 2025-04-11
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 11 Kemarahan Tuan King

    Di Kediaman Elwood, Suasana terasa tegang. Sore itu, matahari mulai tenggelam di ufuk barat, menciptakan bayangan panjang di sepanjang teras rumah mewah milik Keluarga Elwood. Tuan King Elwood, seorang pengusaha kaya raya dengan rambut yang mulai memutih di pelipisnya, tampak mondar-mandir dengan penuh kemarahan. Matanya tajam menatap ke arah Asisten Arga, yang berdiri dengan gelisah di pintu depan rumah. Arga, seorang pria muda dengan setelan rapi, tampak canggung dan sedikit gemetar. Dia baru saja mengembalikan mobil Kiran, putri kesayangan Tuan King, setelah mengantarnya pergi bersama Fritz, CEO muda yang ambisius dan penuh percaya diri. “Kenapa kamu yang mengembalikan mobil ini?” tanya Tuan King dengan suara berat dan penuh curiga. “Di mana Kiran? Dan di mana Fritz?” Arga menelan ludah, merasa tekanan semakin besar. “Maaf, Tuan King. Saya hanya diminta oleh Bos Fritz untuk mengembalikan mobil Nona Kiran. Saat ini mereka masih di luar, seperti ada sedikit urusan penting,” ja

    Last Updated : 2025-04-11
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 12 Jacob Dimarahi

    Matahari sudah hampir tenggelam ketika Jacob dan Evanora, yang akrab dipanggil Eva, akhirnya sampai di kediaman Keluarga Eva setelah hampir seharian berjalan-jalan mengelilingi Kota Jakarta. Hari ini, mereka mengunjungi berbagai tempat menarik, termasuk Aquarium Safari, menikmati pemandangan kota, dan mencicipi kuliner lokal. Bagi Jacob, hari ini adalah kesempatan berharga untuk bisa menghabiskan waktu bersama Eva, sahabat sekaligus gadis yang diam-diam dirinya cintai.Sesampainya di depan rumah, Jacob keluar dari mobil dan bergegas membukakan pintu mobil untuk Eva. "Terima kasih, Jacob. Hari ini benar-benar menyenangkan," ucap Eva sambil tersenyum hangat.Jacob membalas senyuman itu. "Sama-sama, Eva. Aku senang kamu menikmatinya."Ketika mereka berjalan menuju pintu rumah, Nyonya Arlyn, ibunda dari Eva, sudah menunggu di depan dengan senyum lebar. "Oh, kalian akhirnya pulang juga! Bagaimana hari kalian?" tanyanya dengan penuh antusias.Jacob tersenyum sopan. "Kami baru saja pulan

    Last Updated : 2025-04-12
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 13 Harvey Dimarahi Uncle Edward

    Malam hampir tiba di kediaman megah Keluarga Edward, namun suasana di dalam rumah terasa tegang. Tuan Edward mondar-mandir di ruang tamu, wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. Putri kesayangannya, Josie, belum juga pulang dari kampus, padahal langit sudah mulai gelap.Nyonya Agnes, istri Tuan Edward, duduk di sofa dengan ponsel di tangannya. Dia sudah beberapa kali mencoba menghubungi Josie, akan tetapi tidak ada jawaban. Sang nyonya rumah menghela napas, menatap suaminya yang tampak semakin gelisah.“Mas Edward, tenanglah. Mungkin Josie sedang sibuk dan lupa waktu,” ujar Nyonya Agnes dengan nada menenangkan, meskipun di dalam hatinya, dia juga merasa cemas.Tuan Edward berhenti berjalan dan menatap istrinya dengan mata yang tajam. “Sibuk apa, Agnes? Ini sudah hampir malam! Seharusnya dia sudah pulang. Baiklah aku akan menelepon Isaac dan Jacob,” serunya sambil mengambil ponsel dari saku celananya.Dengan cepat, Tuan Edward menekan nomor Isaac, putra sulungnya. Nada sambun

    Last Updated : 2025-04-12
  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 14 Strategi Jitu Isaac

    Malam semakin larut ketika Isaac dan Leticia memutuskan untuk meninggalkan puncak Bogor dan kembali ke Jakarta. Mereka berdua baru saja menghabiskan waktu bersama, menikmati suasana sejuk dan pemandangan indah di puncak. Namun, Isaac sadar bahwa waktu sudah terlalu malam. Sang pria sangat tahu bahwa Tuan Rahez, ayah Leticia, adalah orang yang sangat disiplin dan tidak menyukai jika putrinya pulang terlambat. Isaac segera mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Fritz, sahabatnya sekaligus kakak dari Leticia. Isaac :"Fritz, ini sudah malam. Aku rasa lebih baik kita bertemu di sebuah kafe di Jakarta Selatan. Itu searah dengan rumahmu dan aku bisa mengantarkan Leticia ke sana. Jujur aku takut jika Uncle Rahez marah karena Leticia pulang telat. Kita bisa mengatakan jika kita sedang membahas revisi skripsinya."Tak berapa lama, ponsel Isaac bergetar pertanda ada pesan teks yang masuk. Ternyata sahabatnya membalas dengan cepat.Fritz :"Ide yang sangat bagus, Isaac. Baik, aku akan me

    Last Updated : 2025-04-13

Latest chapter

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 27 Menyimpan Rahasia Kecil

    Cerahnya pagi,Pagi itu di sebuah kampus ternama di Kota Jakarta, suasana kafetaria kampus terlihat cukup tenang. Di salah satu sudut ruangan kafetaria, terdapat empat gadis cantik yang sedang nongkrong santai sambil menunggu dosen pembimbing untuk mengkonsultasikan skripsi mereka. Para gadis itu antara lain Leticia, Kiran, Evanora, dan Josie. Keempatnya sedang duduk berderet di depan laptop mereka masing-masing. Mata mereka sangat serius tertuju pada layar laptop, jemari keempatnya terlihat sibuk menari-nari di atas keyboard, yang menandakan jika mereka sedang fokus merevisi skripsi yang sebentar lagi akan diajukan kepada dosen. Namun, ada yang berbeda dari wajah-wajah mereka hari itu. Di balik keseriusan para gadis, keempatnya tampak berseri-seri, senyum-senyum kecil sesekali muncul di bibir mereka.Leticia menatap layar laptopnya, akan tetapi pikirannya melayang pada kejadian kemarin sore. Setelah sekian lama menyukai Isaac, CEO muda yang selalu dia kagumi, akhirnya mereka pun re

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 26 Makan Siang Bersama

    .Keesokan harinya, di tengah gedung-gedung pencakar langit di pusat kota Jakarta, empat CEO muda yang merajai dunia bisnis di Kota Jakarta tampak sedang bersemangat menjalani hari mereka di kantor masing-masing. Isaac, Fritz, Harvey, dan Jacob, meski berasal dari perusahaan yang berbeda, dikenal sebagai sahabat dekat. Mereka sering bersaing sehat di dunia bisnis, namun selalu mendukung satu sama lain dalam kehidupan pribadi.Pagi itu, Isaac duduk di kantor pribadinya dengan senyum lebar yang tak bisa disembunyikan oleh. Kepalanya masih dipenuhi bayangan tentang Leticia, gadis yang selama ini dirinya incar, yang kini telah resmi menjadi kekasihnya. Tak jauh berbeda, dengan Fritz yang sedang sibuk dengan laptopnya di kantor pusat perusahaan teknologi yang dipimpin olehnya, namun sesekali pikirannya melayang kepada Kiran, gadis yang selalu membuat hatinya berdebar kencang, yang telah sah menjadi pacarnya.Sementara Harvey, dengan segudang jadwal rapat, tak henti-hentinya memikirkan Jos

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB 25 Kumandang Cinta Jacob dan Eva

    Kafetaria kampus mulai lengang. Pasangan-pasangan yang tadi sempat duduk di sana sudah pergi sejak beberapa saat lalu. Kini hanya tinggal ada Jacob, CEO muda yang berwibawa, dan Eva, gadis ceria yang sudah lama menjadi sahabat baiknya. Hari hampir sore, matahari perlahan mulai terbenam, menciptakan suasana hening yang menggantung di antara keduanya. Jacob pun menatap keluar jendela kafetaria, seolah-olah memikirkan sesuatu yang penting. Sedangkan Eva duduk di depannya, merasa sedikit canggung karena suasana yang kini hanya tinggal mereka berdua. “Eva, aku punya rencana setelah ini. Aku harap kamu mau ikut denganku,” ucap Jacob tiba-tiba, memecah keheningan. Eva menatapnya dengan penasaran. “Rencana apa itu, Jacob?” Jacob tersenyum tipis. “Aku ingin mengajakmu ke tempat yang spesial. Bagaimana kalau kita pergi ke The Neighbourhood? Tempat itu adalah sebuah restoran yang berada di kawasan Jakarta Selatan yang memiliki private room.” Eva mengerutkan dahi, terkejut mendengar nama

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 24 Keseruan Harvey dan Josie

    Hari hampir sore, suasana di kafetaria kampus tidak terlalu ramai. Harvey, seorang CEO muda yang sangat disegani di kalangan mahasiswa dan dosen, duduk berhadapan dengan Josie, gadis yang diam-diam sudah lama dikagumi olehnya. Senyum lembut terukir di wajah Josie, dan Harvey merasa jantungnya berdegup kencang setiap kali gadis itu menatapnya.“Kamu ada rencana setelah pulang kampus hari ini Josie?” tanya Harvey sambil menyesap kopi hitamnya. Mata tajamnya tak lepas dari gadis itu.Josie tersenyum. “Tidak ada, Kak. Paling aku langsung pulang ke rumah. Kenapa, Kak?”Harvey menatap Josie sejenak, tampak seperti sedang memikirkan sesuatu yang serius. “Aku ada sesuatu yang spesial buat kamu. Bagaimana kalau kita pergi ke Sentul sekarang?”Josie mengerutkan kening, bingung. “Sentul? Ada apa di sana? Oh iya! Aku hampir saja lupa! Kakak mulai mengajariku balap mobil, ya?” tebak sang gadis.“Ha-ha-ha! Aku nggak bisa kasih tahu sekarang. Tapi aku janji, kamu nggak akan nyesel,” jawab Harvey

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 23 Kejutan Untuk Kiran

    Fritz dan Kiran duduk di salah satu sudut kafetaria kampus, mengobrol ringan setelah seharian disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Kiran, gadis yang dikenal ramah dan cerdas, selalu berhasil menarik perhatian Fritz. Namun, sore itu terasa berbeda. Ada sesuatu yang ingin Fritz katakan, namun dia memilih untuk menundanya. Setelah beberapa menit berbincang, Fritz tiba-tiba tersenyum lebar."Kiran, hari ini sudah lama sekali kita berada di area kampus. Bagaimana kalau kita pergi sebentar ke suatu tempat yang spesial?" Fritz berkata dengan nada santai, namun pandangannya terlihat serius.Kiran mengerutkan keningnya. "Kita mau ke mana, Fritz? Maksudmu sekarang?"Fritz mengangguk. "Iya Kiran, sekarang. Aku mau ajak kamu ke The Awan Lounge. Tempat yang sangat indah, pemandangannya sungguh spektakuler, dan makanannya juga enak."Kiran terdiam sejenak. Nama tempat itu terdengar familiar, namun dia belum pernah berkunjung ke sana. "The Awan Lounge? Bukannya itu rooftop yang terkenal di

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 22 Aku Menunggu Jawaban Ya Darimu, Sayang!

    Keseruan Isaac dan Leticia,Setelah menghabiskan waktu untuk berbincang-bincang sebentar di kafetaria kampus, Isaac menatap Leticia dengan raut wajah penuh harapan. Mata mereka bertemu dalam sejenak keheningan, sebelum akhirnya Isaac, dengan penuh keberanian, mengajak Leticia untuk jalan-jalan ke Pantjoran Pecinan, PIK."Leticia, bagaimana kalau kita jalan-jalan sore ini? Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu di Pantjoran," ucap Isaac tiba-tiba, dengan senyum kecil di wajahnya.Leticia terkejut, tapi bibirnya membentuk senyum tipis. "Sekarang? Kamu serius, Isaac?" tanyanya sambil tertawa kecil, menutupi sedikit kegugupannya.Isaac mengangguk dengan mantap. "Ya, Sayangku Leticia, sekarang dong. Aku nggak mau menunggu lebih lama lagi. Ayo kita pergi," ucapnya lalu meraih tangan gadis itu dengan setengah memaksa.Leticia merasa jantungnya mulai berdebar-debar kencang saat ini, tapi akhirnya dia setuju juga. Gadis itu ingat janjinya kepada sang ayah, untuk tidak boleh sembarangan diajak

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 21 Nekad Menemui Gadis Kesayangan

    Kembali kepada keempat CEO muda,Langit Jakarta tampak cerah ketika empat pria muda melangkah keluar dari mobil-mobil mewah mereka, siap untuk menjalani misi yang tak terduga hari ini. Isaac, Fritz, Harvey, dan Jacob, keempat CEO muda yang menguasai dunia bisnis di Kota Jakarta terlihat sedang berkumpul di depan sebuah toko bunga yang terkenal di salah satu sudut jalan di kawasan Jakarta Selatan. Di tangan mereka masing-masing, sudah tergenggam buket bunga yang siap diberikan kepada gadis-gadis yang telah mencuri hati mereka.Isaac, si perfeksionis yang selalu tenang, memilih seikat mawar putih. Dan berencana akan memberikan kepada Leticia, gadis yang selalu membuat hatinya berdebar. Bunga mawar putih tersebut sebagai simbol ketulusan dan kemurnian cintanya kepada Leticia. Mawar putih itu adalah caranya untuk menunjukkan bahwa perasaannya benar-benar tulus kepada sang gadis.Di sisi lain, Fritz, pria yang dikenal dengan kelembutan dan pesonanya, mengambil buket mawar berwarna pink. Bu

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 20 Nongkrong Bareng Ibu-ibu Sosialita

    Di sebuah sudut restoran mewah, Amy and Cake di kawasan Kemang, keempat ibu sosialita yang dikenal di kalangan elite Kota Jakarta terlihat sedang duduk nyaman di sofa berbahan beludru yang elegan. Mereka adalah Nyonya Arlyn, Nyonya Zemi, Nyonya Hera, dan Nyonya Agnes. Masing-masing dari mereka mengenakan pakaian rancangan desainer terkenal, tampak segar setelah menghabiskan waktu di salon mewah dari pagi sampai siang itu. Di depan keempatnya telah terhampar berbagai hidangan western, aneka cupcake cantik, serta mocktail berwarna-warni yang sangat memikat mata."Sungguh hari yang menyenangkan," ucap Nyonya Arlyn sambil menyeduh mocktail berwarna merah muda dengan lemon slice di atasnya. "Aku merasa sangat rileks setelah perawatan tadi. Dan, restoran ini, ah, makanannya benar-benar luar biasa," lanjutnya seraya mencicipi cupcake dengan frosting warna pastel.Nyonya Zemi, yang duduk di sebelahnya, tertawa kecil. "He-he-he. Memang, Kemang tidak pernah mengecewakan untuk urusan makanan

  • DIKEJAR CINTA 4 MILIYARDER TAMPAN    BAB. 19 Pertemuan Penting Para Pengusaha Sukses

    Suatu siang di Plaza Indonesia,Siang hari di salah satu sudut coffee shop mewah di Plaza Indonesia, empat pria paruh baya sedang duduk-duduk santai di meja pojok dengan pemandangan yang menghadap ke luar mall. Mereka adalah empat pengusaha sukses di Kota Jakarta, antara lain Tuan Edward, Tuan Rahez, Tuan Tiano, dan Tuan King. Dikenal sebagai pebisnis yang menguasai sektor-sektor penting di Indonesia, mereka semua bersahabat dekat, sering bertemu untuk sekedar berbagi cerita, terutama tentang bisnis dan keluarga mereka.Tuan Edward, yang paling dulu tiba, memulai percakapan dengan penuh kebanggaan. "Aku bangga sekali dengan Isaac dan Jacob. Mereka benar-benar telah membawa perusahaan keluarga ke level yang lebih tinggi. Isaac sangat visioner dalam investasi dan Jacob, dia mengelola timnya dengan luar biasa. Lihat saja hasilnya, perusahaan berkembang sangat pesat dalam waktu singkat," ucapnya bangga sambil menyeruput kopi hitamnya.Tuan Rahez, yang duduk di sebelahnya, tersenyum bang

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status