Share

DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN
DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN
Author: Rika Jhon

1. Duda tapi Perjaka

Author: Rika Jhon
last update Last Updated: 2024-05-05 20:28:43

"Dam, aku memerintahkanmu untuk mencari seorang gadis! Karena aku ingin membuktikan apakah benar aku ini impoten seperti yang dituduhkan oleh mantan istriku itu!" titah Liceo Divalco Domani, kepada Damian—sang asisten.

"Baik, Bos!" Damian menjawab dengan tegas.

Liceo merasa kalut dan merasa sangat terhina karena pernikahannya yang belum genap 24 jam itu, tetapi harus kandas dan kini dia menyandang status sebagai duda tapi perjaka. Karena saat dia akan melakukan ritual malam pertama dengan Sherina—sang mantan istri, Sherina justru menyatakan bahwa dia adalah laki-laki yang mengidap impoten karena kejantanannya tidak bisa bangun.

Oleh karena itu, kini Liceo sedang memerintahkan Damian untuk mencarikannya seorang gadis untuk membuktikan apakah benar dia mengalami impoten?

Karena di Negara Italia tidaklah sulit untuk mencari gadis-gadis yang bisa dipakai untuk memuaskan hasrat para lelaki. Sebab di negara tersebut memang terkenal dengan free sex. Jadi, meskipun status mereka masih gadis, tetapi mencari yang masih virgin sangatlah sulit. Maka dari itu, Liceo memerintahkan sang asisten untuk mencarikannya seorang gadis untuk membuktikan tuduhan sang mantan istri.

Sementara Damian—sang asisten, langsung melaksanakan perintah dari sang bos. 30 menit kemudian, dia menghubungi Liceo melalui sambungan telepon. Liceo yang kala itu tengah melamun, seketika tersentak karena telepon genggamnya yang berdering.

"Bagaimana, Dam? Apakah kau sudah menemukan seorang gadis untukku?" Liceo membuka percakapan.

"Maaf, Bos, aku belum menemukan gadis yang akan aku berikan padamu. Karena kebanyakan adalah perempuan-perempuan yang sudah tidak virgin." Damian menjawab dari seberang sana.

Liceo mengernyitkan keningnya. "Apa maksudmu?"

"Maksudku adalah ... aku tidak ingin jika kau melepaskan keperjakaanmu pada perempuan yang sudah tidak suci lagi. Aku ingin kau melepas keperjakaanmu pada gadis yang masih suci, yang masih virgin."

Liceo berusaha mencerna ucapan Damian, tetapi dia tetap merasa bingung. "Apa maksudmu?" tanya Liceo sekali lagi.

Damian menghela napas. "Begini, Bos, bagaimana jika besok siang saja aku akan mencarikan gadis yang masih virgin? Semuanya aku yang akan mengaturnya," ujar Damian, "kau tidak perlu khawatir, serahkan semuanya padaku," imbuhnya. Dia tengah meyakinkan sang bos.

Liceo terdiam beberapa saat, lalu kemudian dia menyetujui saran dari Damian. "Baiklah! Aku serahkan semuanya padamu!"

"Siap, Bos!"

Keesokan harinya, ketika waktu menunjukkan pukul 3 sore hari. Liceo dan Damian sedang berada di sebuah perkampungan yang terpencil, yang jauh dari keramaian penduduk. Mereka berdua pada saat itu sedang duduk di dalam sebuah rumah kosong, yang terletak di pinggiran hutan.

"Dam, apa kau yakin akan mendapatkan seorang gadis virgin untukku? Karena ini tempatnya sangat jauh dari keramaian, dan terletak di dekat hutan." Liceo merasa tidak yakin dengan usul Damian.

"Kau tenang saja, Bos, serahkan saja semuanya padaku, aku akan mendapatkan gadis virgin untukmu." Damian meyakinkan Liceo dengan mimik wajah yang serius.

"Apa yang harus kita lakukan di dekat hutan seperti ini?"

"Kita akan —"

Damian tidak meneruskan ucapannya. Kini matanya tengah fokus melihat ke arah hutan. Liceo pun mengikuti arah pandangan Damian. Dan di sana terlihat seorang gadis yang tengah berjalan sembari menyeka peluh di leher dan wajahnya. Rambutnya yang terurai panjang sebatas pinggang, membuat Liceo merinding.

Liceo menatap Damian. "Dam, jangan-jangan ... itu hantu penunggu hutan ini. Ayo, kita pergi saja dari sini!" Liceo menarik tangan Damian.

"Bukan, Bos. Gadis itu manusia biasa seperti kita. Kau tunggu di dalam, aku akan menculiknya agar kau bisa langsung mengetes keperkasaanmu." Damian langsung berlari kecil meninggalkan Liceo yang masih termangu.

'Aku mengerti sekarang, bahwa gadis itu merupakan gadis yang akan Damian berikan untukku. Ah! Yang terpenting aku bisa mendapatkan gadis perawan, untuk melepaskan keperjakaanku,' batin Liceo. Lalu, ia pun bangkit dan masuk ke dalam rumah kosong tersebut.

"Tolong, lepaskan aku. Aku mohon." Seorang gadis sederhana berbicara penuh permohonan.

Saat itu, di dalam rumah kosong di pinggir sungai di dekat hutan, Liceo sudah terlihat bertelanjang dada, sedangkan Damian sudah pergi ke luar rumah tersebut karena dia bertugas berjaga-jaga.

"Tuan, tolong lepaskan aku. Aku sedang terburu-buru, ibuku sedang sakit dan sedang menanti kedatanganku." Sang gadis memohon dengan mata berkaca-kaca.

Liceo tidak mempedulikan ucapan gadis itu. Kini, dia semakin melangkahkan kakinya mendekati gadis tersebut. "Siapa namamu, Nona?" Liceo bertanya.

"Namaku Lareina Rafaela, Tuan." Gadis itu menjawab dengan suara bergetar.

Liceo tersenyum miring. Ia menatap wajah cantik natural yang ada di hadapannya saat ini. Matanya fokus tertuju pada bibir sensual sang gadis yang berwarna merah muda walaupun tanpa polesan.

Semakin Liceo berjalan mendekati Lareina maka sang gadis semakin beringsut mundur. Hingga punggungnya membentur tembok. Lareina sudah merasakan firasat buruk melihat gelagat Liceo.

Lareina menggeleng-gelengkan kepalanya. "Tuan, aku mohon lepaskan aku.”

Lareina berusaha bangkit dan akan berlari, dia bermaksud ingin melarikan diri dari Liceo. Namun, tidak semudah itu dia bisa melakukannya karena Liceo sudah dengan sigap menangkap tubuhnya.

"Lepaskan aku!" Lareina berteriak. Ia memukul-mukul tubuh Liceo.

Akan tetapi, Liceo seakan tuli dan buta, serta mati rasa. Ia justru langsung mendorong tubuh Lareina hingga terjengkang. Lareina semakin beringsut mundur, tapi Liceo menarik kakinya. Liceo langsung menindih tubuhnya dan menahan kedua tangan Lareina yang diletakkan di atas, di kedua sisi kepalanya. Kaki Lareina terus memberontak dan menendang-nendang Liceo. Namun, Liceo semakin menghimpitnya.

"Mmhhh ...." Suara Lareina yang berusaha melepaskan tautan bibir di antara mereka.

Liceo semakin menjadi dan bergairah mencumbui Lareina. Ia terus melumat bibir gadis malang itu. Lalu, secepat kilat dia melepaskan pakaian Lareina, dan kemudian melepaskan pakaiannya. Hingga ... kini kedua insan itu sudah dalam keadaan sama-sama polos tanpa sehelai benang pun.

"Toloonng ...!" Lareina berteriak.

Akan tetapi, percuma saja dia berteriak-teriak meminta tolong karena Liceo tidak menghiraukannya. Liceo yang tengah dilanda emosi karena mengingat ucapan mantan istrinya yang mengatakan dirinya impoten itu, kini sudah semakin menggila.

Dia melampiaskannya dan membuktikannya melalui Lareina, gadis yang masih suci, yang tidak dia kenal. Namun, kini sudah dia hancurkan kehormatannya. Liceo yang sudah berhasil merenggut kesucian Lareina, kini sedang menghentak-hentakkan tubuhnya dengan keras dan penuh gairah.

Dia merasa senang karena ternyata ucapan Sherina tidak terbukti. Karena pada saat ini, kejantanannya terlihat normal, dan sudah berhasil mengoyak mahkota Lareina.

'Sherin, aku tidak impoten seperti yang kau tuduhkan. Lihatlah, kini aku sudah berhasil menggagahi seorang gadis yang masih perawan. Aku sudah merenggut kesuciannya, dan aku melepaskan keperjakaanku padanya,' batin Liceo.

Liceo yang baru pertama kali merasakan percintaan dengan lawan jenisnya itu, merasa sangat menikmatinya. Dia bahkan berulang kali menggagahi Lareina tanpa memikirkan kondisi gadis itu, yang sudah lemas tidak berdaya.

"Aakkhh ...." Liceo berteriak. Dia mencapai puncak untuk yang kesekian kalinya.

Tubuhnya sudah bermandikan peluh. Ia langsung melepaskan penyatuan mereka, melepaskan tubuhnya dari tubuh Lareina. Napasnya terlihat naik turun, dan detak jantungnya berdetak semakin cepat. Ia melihat ke samping, menatap Lareina yang tengah menangis terisak-isak.

"Aku menginginkanmu lagi. Layani aku setiap saat aku membutuhkanmu!"

Related chapters

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   2. Kecanduan

    Lareina yang kala itu tengah menangis meratapi kemalangannya, seketika menatap wajah tampan Liceo dengan nyalang. Dadanya bergemuruh, emosi kini melanda jiwa. Bibir pun gemetar karena menahan emosi dan isak tangis. Tangannya sibuk menutupi tubuh yang polos dengan menggunakan pakaian.“Aku menginginkanmu lagi! Layani aku lagi!” titah Liceo.Tanpa perasaan, dia kembali menindih tubuh Lareina. Dengan napas yang menderu, dia terus mencumbui gadis tersebut. Bibir Lareina kini sudah membengkak akibat keganasan Liceo.Sekuat tenaga gadis itu berusaha melepaskan diri dari kungkungan Liceo. Namun, semuanya sia-sia karena pada saat itu Liceo tengah dilanda nafsu birahi yang menggebu-gebu.Liceo yang sudah kembali berhasil menyatukan tubuhnya dengan tubuh Lareina. Kini dia sedang menghentak-hentakkan pinggulnya dengan kuat. Dia mendongakkan wajah dengan mata terpejam rapat.“Sherin, aku tidak seperti yang kau tuduhkan. Lihatlah, kini aku sudah berhasil membuktikan ucapannu itu bahwa aku adalah

    Last Updated : 2024-05-05
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   3. Aku Bukan Budakmu

    “Sshhh ….”Liceo terhenyak ketika dia mendengar suara desisan dari arah Lareina. Dia menatap wajah pucat sang gadis, yang kini sedang memegang kepala sambil berusaha duduk. Mata Lareina menatap ke sekelilingnya. Hingga tatapannya terhenti saat matanya bersirobok dengan mata elang milik Liceo. Matanya yang teduh itu seketika berkaca-kaca.Lareina menggeleng-gelengkan kepala seraya beringsut mundur. “Tidak, tolong lepaskan aku. Aku tidak mau melayanimu. Aku bukan budakmu!”Setelah mengatakan itu, dia pun bangkit dan berniat untuk melarikan diri. Namun, karena tubuhnya terasa sakit dan remuk redam, serta di bagian intinya terasa nyeri, akhirnya dia kehilangan keseimbangan dan terhuyung ke belakang.Liceo dengan sigap menahan tubuhnya. “Nona, kau kenapa?”Lareina tersentak, dengan sekuat tenaga dia berusaha melepaskan diri dari pelukan Liceo. “Lepaskan aku! Aku mau pulang!”Akan tetapi, Liceo tidak melepaskannya. Dia justru semakin mempererat dekapannya di tubuh Lareina. Kini, buliran ben

    Last Updated : 2024-05-05
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   4. Kehilangan Ibu

    Liceo dan Damian tersentak mendengarnya. Damian hanya tertunduk, sedangkan Liceo menatap Lareina dengan sangat lekat. Damian yang sangat paham dengan karakter sang bos, merasa khawatir. Karena jika Liceo sudah tersulut emosi maka dia tidak akan memandang siapapun lawan bicaranya.Perasaan Damian sudah ketar-ketir, apalagi melihat mata Liceo yang sudah memerah dan bahkan berkaca-kaca, sementara Lareina sengaja membalas tatapan Liceo, dia terlihat begitu menantangnya.“Mengapa kau menatapku seperti itu? Apakah kau ingin marah? Kau tidak terima dengan ucapanku? Aku tidak peduli! Karena apa yang aku katakan itu semuanya benar dan kenyataan, bahwa kau dan temanmu itu penjahat kelamin!” Lareina berteriak di depan wajah Liceo.Liceo memejamkan mata. Tangannya sudah terlihat mengepal hingga urat-uratnya nampak. Damian yang melihat itu semakin khawatir. Dia mendekati sang bos. Namun, seketika langkahnya terhenti karena Liceo memberinya kode untuk berhenti.“Nona, aku tidak ingin berdebat ataup

    Last Updated : 2024-05-05
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   5. Aku di Mana

    “Ibuuu … Ibuuu … jangan tinggalkan Reina, Bu. Reina sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Ibu. Ibu … Reina ingin ikut bersama Ibu ….”Lareina berteriak histeris. Dia menangis dengan sangat memilukan. Siang itu, ibunya sudah dimakamkan di pemakaman umum, yang terletak tidak jauh dari rumahnya.Para pelayat memenuhi rumah terakhir untuk ibu Lareina. Pemakaman tersebut dilakukan secara Islam. Sebab di desa itu memang mayoritas Muslim. Karena penduduk di desa tersebut merupakan pendatang dari Negara Albania, yang merupakan satu-satunya negara Muslim di Eropa.Para tetangga Lareina berusaha menenangkan gadis tersebut agar berhenti menangis, dan agar berhenti berteriak histeris. Namun, Lareina justru semakin histeris.Sementara Liceo dan Damian, mereka berdiri tak jauh dari makam. Tiba-tiba, mata Lareina tertuju pada kedua pemuda tampan itu. Dia menatap nyalang pada Liceo. Secepat kilat dia berlari ke arahnya.“Laki-laki iblis kau! Kau yang menyebabkan ibuku tiada. Kau jahat. Kau kej

    Last Updated : 2024-05-06
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   6. Oma Masimma Domani

    “Kau —” Mata Lareina membola sempurna ketika ia melihat kehadiran laki-laki yang sangat dibencinya. Bola-bola kristal itu pun sudah siap meluncur dari kelopak matanya. Lareina semakin beringsut mundur, hingga tubuhnya terjatuh dari ranjang. Liceo berlari ke arahnya. “Nona Reina, kau tidak apa-apa?” Liceo mengulurkan tangan. “Jangan mendekat! Jangan sentuh aku! Menjauh dariku!” Lareina berteriak histeris. Kelima maid yang melihat pemandangan itu hanya bisa saling berpandangan. Mereka bingung dengan apa yang terjadi, sementara Lareina sudah menangis terisak. “Tuan —” Salah satu maid membuka suara. Namun, Liceo mengangkat tangannya. Dia memberi kode agar para maid itu diam dan pergi. Kelima maid itu pun bergegas keluar. Sementara Lareina menangis dengan memeluk lutut. Ia menyusupkan wajah di antara kedua lututnya. Liceo meneguk ludah dengan susah payah, tenggorokannya terasa tercekat. “Nona, a-aku mohon, tolong maafkan kesalahanku. Aku berjanji akan bertanggung jawab. A

    Last Updated : 2024-05-23
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   7. Penjahat Kelamin

    Lareina kembali membabi-buta. Bahkan dia melempari Liceo dengan bantal guling yang ada di ranjang, dan benda apa saja yang ada di dekatnya.Masimma hanya memperhatikan tindakan Lareina terhadap cucu kesayangannya itu. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dia belum mengetahui titik permasalahan dari keduanya.Lareina kembali histeris. Kini dia melupakan keberadaan Masimma yang masih duduk di sampingnya. Gadis tersebut berdiri dengan tatapan nyalang.“Aku ingin kembali ke rumahku. Ibuku di sana tengah menungguku. Mengapa kau membawaku ke sini, hah?! Aku tidak sudi tinggal dengan penjahat kelamin sepertimu!” Lareina terus berteriak.Masimma mengernyitkan kening mendengar Lareina mengatakan cucunya penjahat kelamin. Pertanyaan demi pertanyaan bercokol dalam benaknya.Dia menatap Liceo yang masih berdiri sambil menghalau benda-benda yang Lareina layangkan padanya.“Aku membencimu laki-laki iblis. Aku sangat membencimu ….” Suara Lareina semakin melemah, hingga akhirnya dia kembali

    Last Updated : 2024-05-27
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   8. Dinner

    Malam itu di kediaman Domani family, di ruang makan yang sangat luas dan megah, terlihat Lareina sedang makan malam bersama Masimma.Setelah dengan susah payah Masimma merayu Lareina agar mau makan bersama, akhirnya gadis itu memaksakan diri untuk menerimanya. Karena dia merasa tak tega pada wanita tua tersebut.“Reina, ayo, Nak, makanlah yang banyak. Kau belum makan sejak kemarin.” Masimma menaruh berbagai menu makanan di piring Lareina.“Cukup, Oma. Ini makanannya terlalu banyak. Aku tidak terbiasa makan banyak.” Lareina menolak dengan halus.Masimma memandang wajah gadis malang itu. “Memangnya mengapa kau tidak terbiasa makan banyak?”“Karena aku —”Belum selesai Lareina menjawab pertanyaan Masimma, tiba-tiba matanya bersirobok dengan mata elang milik Liceo, yang baru saja masuk ke dalam rumah.Lareina meletakkan sendok dan garpu yang sedang dipegang. Lalu, ia bangkit dan hendak beranjak meninggalkan meja makan. Masimma mengernyitkan dahi melihat perubahan sikap Lareina. Hingga mat

    Last Updated : 2024-05-28
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   9. Lareina Terpaksa Makan

    “Oma, aku —”“Uuhh, sshhh ….”Ketika Liceo akan memberi jawaban pada sang oma, tiba-tiba Lareina siuman. Gadis tersebut duduk sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Wajah dan bibirnya terlihat pucat pasi.“Reina, kau sudah bangun. Minum dulu.” Liceo dengan sigap memberikan segelas air putih.Lareina tidak menerimanya, dia hanya diam sambil menunduk. Masimma melihat pemandangan tersebut sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Ceo, lebih baik kau keluar, biar oma saja yang yang mengurusnya.” Masimma mengambil alih gelas tersebut.Dia memberikan air minum itu ke mulut Lareina. Gadis itu perlahan membuka mulutnya dan meminum air tersebut hingga tandas. Dia benar-benar merasakan dahaga.Masimma tersenyum melihatnya, sedangkan Liceo terlongong-longong. Dia tak habis pikir, mengapa di saat dirinya yang memberikan air minum itu, Lareina menolaknya? Tetapi ketika sang oma yang memberikannya, gadis itu langsung mau.Karena Liceo tidak ingin semuanya bertambah kacau, akhirnya dia bergegas

    Last Updated : 2024-05-29

Latest chapter

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   13. Ide Liceo

    Achilleo seketika terdiam mendengar ucapan sang putra. Dia menatap wajah Liceo yang kini sudah memerah.Liceo sudah beranjak dan ingin pergi meninggalkan ruangan kerja sang daddy. Namun, langkahnya terhenti ketika tangan Achilleo menyentuh pundaknya.“Ceo, tunggu! Daddy mengerti dengan semua maksud dari ucapanmu itu, tapi daddy tidak bisa berbuat apa-apa, Nak. Karena semua keputusan ada di tangan mommy-mu.” Achilleo menatap sang putra.Liceo menghela napas dengan berat. Dia membalas tatapan sang daddy. “Dad, maafkan aku. Untuk kali ini saja, tolong Daddy dan Mommy jangan ikut campur urusan pribadiku, aku mohon.”“Dulu aku tidak ingin menikah dengan Sherina, tetapi demi menghormati kalian sebagai orang tuaku, aku rela mengorbankan kebahagiaanku, tapi apa yang terjadi?”“Setelah aku mengorbankan masa lajangku untuk menikahi Sherin, tetapi belum genap 24 jam usia pernikahan kami, dia menceraikanku dengan alasan aku impoten.”Liceo menundukkan wajah. Matanya memerah dan berkaca-kaca. Pera

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   12. Meeting

    Pagi itu, Liceo terlihat sedang berjalan tergesa-gesa menuju ruang meeting di kantor Domani Company. Di sana sudah banyak para klien yang duduk sambil memperhatikan pemilik Domani Company, yang sedang fokus melakukan presentasi.Ketika Liceo masuk ruangan, mata Achilleo Domani—sang daddy, menatapnya dengan tajam. Dari raut wajahnya terlihat menyimpan kemarahan. Namun, dia tetap meneruskan acara presentasi tersebut.Sementara Liceo, kini dia sudah duduk berbaur dengan para klien. Dia nampak termenung. Pikirannya terus tertuju pada Lareina, gadis yang akhir-akhir ini sudah mengusik pikirannya.Dia teringat ketika tadi malam sang oma menemukannya bersama Lareina yang sedang berada di atas pohon mangga. Masimma sangat marah besar terhadapnya, hingga dia dihukum tidur di atas pohon mangga semalaman, sedangkan Lareina dibawa masuk olehnya.Tentu saja Liceo tidak bisa tidur semalam suntuk. Nyamuk dan serangga selalu menggigitnya. Hingga seluruh kulitnya merah dan bentol-bentol. Ketika pagi p

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   11. Lareina Berusaha Kabur

    Lareina terlonjak kaget hingga dia melompat dari ranjang dan jatuh ke lantai. Liceo yang melihatnya ikut melompat turun.“Reina, kau tidak apa-apa?” Liceo mengulurkan tangan.Sementara Lareina menatap nyalang. Dia menepis tangan Liceo, lalu bangkit. “Dasar laki-laki mesum, penjahat kelamin! Kau sengaja kan mencari kesempatan dalam kesempitan?!”“Reina, aku —”“Kau sengaja ingin menggagahiku lagi di saat aku sedang tidur. Begitu? Kau benar-benar brengsek. Aku benar-benar sangat membencimu dan tak akan pernah memaafkanmu!”Setelah mengatakan itu, Lareina berbalik badan dan berlari keluar. Dia berlari menuruni tangga dengan cepat. Kediaman Domani yang sangat luas itu, membuatnya kesulitan mencari pintu keluar.Liceo pun tak kalah cepat mengejarnya. Matanya tertuju pada sosok Lareina yang kini sedang berdiri di belakang rumah. Tempat itu adalah tanah kosong, tapi di bagian belakangnya merupakan perkebunan buah-buahan.Mata Lareina memperhatikan keadaan sekitarnya. ‘Bagaimana caranya aku b

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   10. Kejujuran Liceo pada Oma

    Semenjak Lareina dibawa ke kediaman Domani dan menempati kamar pribadi milik Liceo, lelaki tersebut mengalah dan memilih menempati kamar kosong di sebelah kamarnya.Masimma malam itu menghampiri sang cucu yang tengah melamun di balkon kamar. Dia merasa iba dan tak tega melihat cucu kesayangannya tersebut yang selalu murung dan banyak melamun.Liceo merupakan anak yang ceria dan periang. Namun, semenjak masalah yang dihadapinya dengan Lareina, membuatnya berubah. Perasaan berdosa dan bersalah selalu menghantuinya. Ucapan demi ucapan yang Lareina lontarkan padanya siang tadi, terus terngiang-ngiang di telinganya. Liceo memejamkan mata dan menghirup oksigen dengan kasar.‘Aku benar-benar iblis. Semua yang Reina katakan itu memang benar, aku menyadari dan menerimanya. Aku pemerkosa, aku pembunuh. Yaa … itu memang benar adanya.’‘Akan tetapi, aku benar-benar menyesali perbuatanku itu. Aku ingin mempertanggungjawabkannya. Namun, Reina sangat membenciku. Dia tidak sudi untuk kunikahi.”‘Lal

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   9. Lareina Terpaksa Makan

    “Oma, aku —”“Uuhh, sshhh ….”Ketika Liceo akan memberi jawaban pada sang oma, tiba-tiba Lareina siuman. Gadis tersebut duduk sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Wajah dan bibirnya terlihat pucat pasi.“Reina, kau sudah bangun. Minum dulu.” Liceo dengan sigap memberikan segelas air putih.Lareina tidak menerimanya, dia hanya diam sambil menunduk. Masimma melihat pemandangan tersebut sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Ceo, lebih baik kau keluar, biar oma saja yang yang mengurusnya.” Masimma mengambil alih gelas tersebut.Dia memberikan air minum itu ke mulut Lareina. Gadis itu perlahan membuka mulutnya dan meminum air tersebut hingga tandas. Dia benar-benar merasakan dahaga.Masimma tersenyum melihatnya, sedangkan Liceo terlongong-longong. Dia tak habis pikir, mengapa di saat dirinya yang memberikan air minum itu, Lareina menolaknya? Tetapi ketika sang oma yang memberikannya, gadis itu langsung mau.Karena Liceo tidak ingin semuanya bertambah kacau, akhirnya dia bergegas

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   8. Dinner

    Malam itu di kediaman Domani family, di ruang makan yang sangat luas dan megah, terlihat Lareina sedang makan malam bersama Masimma.Setelah dengan susah payah Masimma merayu Lareina agar mau makan bersama, akhirnya gadis itu memaksakan diri untuk menerimanya. Karena dia merasa tak tega pada wanita tua tersebut.“Reina, ayo, Nak, makanlah yang banyak. Kau belum makan sejak kemarin.” Masimma menaruh berbagai menu makanan di piring Lareina.“Cukup, Oma. Ini makanannya terlalu banyak. Aku tidak terbiasa makan banyak.” Lareina menolak dengan halus.Masimma memandang wajah gadis malang itu. “Memangnya mengapa kau tidak terbiasa makan banyak?”“Karena aku —”Belum selesai Lareina menjawab pertanyaan Masimma, tiba-tiba matanya bersirobok dengan mata elang milik Liceo, yang baru saja masuk ke dalam rumah.Lareina meletakkan sendok dan garpu yang sedang dipegang. Lalu, ia bangkit dan hendak beranjak meninggalkan meja makan. Masimma mengernyitkan dahi melihat perubahan sikap Lareina. Hingga mat

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   7. Penjahat Kelamin

    Lareina kembali membabi-buta. Bahkan dia melempari Liceo dengan bantal guling yang ada di ranjang, dan benda apa saja yang ada di dekatnya.Masimma hanya memperhatikan tindakan Lareina terhadap cucu kesayangannya itu. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dia belum mengetahui titik permasalahan dari keduanya.Lareina kembali histeris. Kini dia melupakan keberadaan Masimma yang masih duduk di sampingnya. Gadis tersebut berdiri dengan tatapan nyalang.“Aku ingin kembali ke rumahku. Ibuku di sana tengah menungguku. Mengapa kau membawaku ke sini, hah?! Aku tidak sudi tinggal dengan penjahat kelamin sepertimu!” Lareina terus berteriak.Masimma mengernyitkan kening mendengar Lareina mengatakan cucunya penjahat kelamin. Pertanyaan demi pertanyaan bercokol dalam benaknya.Dia menatap Liceo yang masih berdiri sambil menghalau benda-benda yang Lareina layangkan padanya.“Aku membencimu laki-laki iblis. Aku sangat membencimu ….” Suara Lareina semakin melemah, hingga akhirnya dia kembali

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   6. Oma Masimma Domani

    “Kau —” Mata Lareina membola sempurna ketika ia melihat kehadiran laki-laki yang sangat dibencinya. Bola-bola kristal itu pun sudah siap meluncur dari kelopak matanya. Lareina semakin beringsut mundur, hingga tubuhnya terjatuh dari ranjang. Liceo berlari ke arahnya. “Nona Reina, kau tidak apa-apa?” Liceo mengulurkan tangan. “Jangan mendekat! Jangan sentuh aku! Menjauh dariku!” Lareina berteriak histeris. Kelima maid yang melihat pemandangan itu hanya bisa saling berpandangan. Mereka bingung dengan apa yang terjadi, sementara Lareina sudah menangis terisak. “Tuan —” Salah satu maid membuka suara. Namun, Liceo mengangkat tangannya. Dia memberi kode agar para maid itu diam dan pergi. Kelima maid itu pun bergegas keluar. Sementara Lareina menangis dengan memeluk lutut. Ia menyusupkan wajah di antara kedua lututnya. Liceo meneguk ludah dengan susah payah, tenggorokannya terasa tercekat. “Nona, a-aku mohon, tolong maafkan kesalahanku. Aku berjanji akan bertanggung jawab. A

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   5. Aku di Mana

    “Ibuuu … Ibuuu … jangan tinggalkan Reina, Bu. Reina sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Ibu. Ibu … Reina ingin ikut bersama Ibu ….”Lareina berteriak histeris. Dia menangis dengan sangat memilukan. Siang itu, ibunya sudah dimakamkan di pemakaman umum, yang terletak tidak jauh dari rumahnya.Para pelayat memenuhi rumah terakhir untuk ibu Lareina. Pemakaman tersebut dilakukan secara Islam. Sebab di desa itu memang mayoritas Muslim. Karena penduduk di desa tersebut merupakan pendatang dari Negara Albania, yang merupakan satu-satunya negara Muslim di Eropa.Para tetangga Lareina berusaha menenangkan gadis tersebut agar berhenti menangis, dan agar berhenti berteriak histeris. Namun, Lareina justru semakin histeris.Sementara Liceo dan Damian, mereka berdiri tak jauh dari makam. Tiba-tiba, mata Lareina tertuju pada kedua pemuda tampan itu. Dia menatap nyalang pada Liceo. Secepat kilat dia berlari ke arahnya.“Laki-laki iblis kau! Kau yang menyebabkan ibuku tiada. Kau jahat. Kau kej

DMCA.com Protection Status