Share

6. Oma Masimma Domani

Author: Rika Jhon
last update Last Updated: 2024-05-23 21:15:44

“Kau —”

Mata Lareina membola sempurna ketika ia melihat kehadiran laki-laki yang sangat dibencinya. Bola-bola kristal itu pun sudah siap meluncur dari kelopak matanya.

Lareina semakin beringsut mundur, hingga tubuhnya terjatuh dari ranjang. Liceo berlari ke arahnya.

“Nona Reina, kau tidak apa-apa?” Liceo mengulurkan tangan.

“Jangan mendekat! Jangan sentuh aku! Menjauh dariku!” Lareina berteriak histeris.

Kelima maid yang melihat pemandangan itu hanya bisa saling berpandangan. Mereka bingung dengan apa yang terjadi, sementara Lareina sudah menangis terisak.

“Tuan —”

Salah satu maid membuka suara. Namun, Liceo mengangkat tangannya. Dia memberi kode agar para maid itu diam dan pergi. Kelima maid itu pun bergegas keluar.

Sementara Lareina menangis dengan memeluk lutut. Ia menyusupkan wajah di antara kedua lututnya. Liceo meneguk ludah dengan susah payah, tenggorokannya terasa tercekat.

“Nona, a-aku mohon, tolong maafkan kesalahanku. Aku berjanji akan bertanggung jawab. A —”

“Kau pikir dengan kata maafmu itu dan dengan kata tanggung jawabmu itu akan bisa menghidupkan kembali ibuku, hah?! Apa kau pikir kau bisa mengembalikannya padaku?!” Mata Lareina memerah dan menatap nyalang pada Liceo.

“Nona, aku —”

“Apakah kau juga berpikir, bahwa semua kata-katamu itu akan bisa mengembalikan kesucianku yang telah kau renggut paksa?”

Deg!

Jantung Liceo berdetak kencang. Dia balas menatap mata Lareina yang sedang tersulut emosi. Lareina perlahan bangkit, tangannya berpegangan pada sisi ranjang dan nakas.

Liceo pun ikut berdiri. Kini kedua anak manusia yang berbeda jenis kelamin itu saling menatap dengan pikiran masing-masing.

Tanpa sadar tangan Liceo terulur ke depan. Dia bermaksud menyentuh wajah Lareina, dia ingin menghapus jejak-jejak air mata sang gadis.

Plak! Plak!

Lareina menampar wajah tampan Liceo. “Kau benar-benar penjahat kelamin! Kau iblis! Aku sangat membencimu!”

Lareina mendorong kuat tubuh Liceo hingga tubuh tinggi besar nan atletis itu bergeser ke samping. Gadis itu berlari menuju pintu, dia berniat ingin pergi dari rumah tersebut.

Akan tetapi, tiba-tiba langkah kakinya perlahan mundur. Liceo diam sambil memperhatikannya. Seorang wanita tua masuk ke dalam kamar tersebut.

“Kau mau pergi ke mana, Nak? Kau sedang tidak enak badan, sebaiknya kau beristirahat. Dan ingat, jangan berlarian, nanti kau bisa kembali pingsan.” Wanita tua itu berbicara sambil tersenyum hangat.

Lareina diam tanpa kata. Namun, matanya tak luput dari wajah wanita tua yang masih terlihat sangat cantik itu. Emosinya yang tadi menggebu-gebu, kini perlahan mereda.

“Ayo, oma temani kau beristirahat.” Wanita tua itu merengkuh bahu Lareina.

Tanpa penolakan, Lareina pun hanya menurut saja. Lalu, mereka berdua duduk di tepi ranjang. Tangan wanita tua itu membelai-belai kepala Lareina, sementara Liceo yang berdiri di belakang mereka hanya diam.

“Siapa namamu, gadis cantik?”

“N-namaku Lareina Rafaela. Anda siapa?”

Akhirnya Lareina mau berbicara secara normal, tanpa diiringi emosi jiwa.

“Nama yang sangat cantik, secantik orangnya. Nama oma … Masimma Domani, kau panggil aku oma saja, terserah bagaimana senyamannya kau saja.”

Tanpa sadar, bibir Lareina terangkat, dia tersenyum mendengar ucapan Masimma Domani—oma Liceo. Liceo terpana melihatnya. Karena baru kali ini dia melihat Lareina tersenyum.

‘Ternyata dia sangat cantik dan manis sekali jika sedang tersenyum. Sejak pertama aku bertemu dengannya, aku tidak pernah melihatnya tersenyum. Dia selalu dipenuhi emosi jika berhadapan denganku.’ Liceo membatin sambil tersenyum.

Sejenak Lareina melupakan keberadaan Liceo. Karena dia tengah fokus terhadap Masimma. Kehadiran wanita tua itu sedikit memberi warna dalam hidupnya.

Sementara Masimma tiada henti membelai kepala Lareina. Terkadang dia mengelus pipinya, yang semakin membuat Lareina lupa pada keberadaan Liceo.

“Kau sudah mandi?” Masimma bertanya. Lareina hanya menggeleng.

“Kau sudah makan?” Masimma kembali bertanya, dan Lareina kembali menggeleng.

“Jika begitu, sebaiknya kau mandi dulu, lalu makan.”

“Apa yang Oma katakan itu benar, Nona Reina. Sebaiknya kau mandi dan makan. Karena kau belum makan sejak kemarin.” Tiba-tiba suara Liceo terdengar.

Lareina terhenyak mendengarnya. Kesadarannya langsung kembali, dan kini dia kembali teringat dengan Liceo.

“Laki-laki iblis kau! Aku membencimu! Pergiiiii …!”

Related chapters

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   7. Penjahat Kelamin

    Lareina kembali membabi-buta. Bahkan dia melempari Liceo dengan bantal guling yang ada di ranjang, dan benda apa saja yang ada di dekatnya.Masimma hanya memperhatikan tindakan Lareina terhadap cucu kesayangannya itu. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dia belum mengetahui titik permasalahan dari keduanya.Lareina kembali histeris. Kini dia melupakan keberadaan Masimma yang masih duduk di sampingnya. Gadis tersebut berdiri dengan tatapan nyalang.“Aku ingin kembali ke rumahku. Ibuku di sana tengah menungguku. Mengapa kau membawaku ke sini, hah?! Aku tidak sudi tinggal dengan penjahat kelamin sepertimu!” Lareina terus berteriak.Masimma mengernyitkan kening mendengar Lareina mengatakan cucunya penjahat kelamin. Pertanyaan demi pertanyaan bercokol dalam benaknya.Dia menatap Liceo yang masih berdiri sambil menghalau benda-benda yang Lareina layangkan padanya.“Aku membencimu laki-laki iblis. Aku sangat membencimu ….” Suara Lareina semakin melemah, hingga akhirnya dia kembali

    Last Updated : 2024-05-27
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   8. Dinner

    Malam itu di kediaman Domani family, di ruang makan yang sangat luas dan megah, terlihat Lareina sedang makan malam bersama Masimma.Setelah dengan susah payah Masimma merayu Lareina agar mau makan bersama, akhirnya gadis itu memaksakan diri untuk menerimanya. Karena dia merasa tak tega pada wanita tua tersebut.“Reina, ayo, Nak, makanlah yang banyak. Kau belum makan sejak kemarin.” Masimma menaruh berbagai menu makanan di piring Lareina.“Cukup, Oma. Ini makanannya terlalu banyak. Aku tidak terbiasa makan banyak.” Lareina menolak dengan halus.Masimma memandang wajah gadis malang itu. “Memangnya mengapa kau tidak terbiasa makan banyak?”“Karena aku —”Belum selesai Lareina menjawab pertanyaan Masimma, tiba-tiba matanya bersirobok dengan mata elang milik Liceo, yang baru saja masuk ke dalam rumah.Lareina meletakkan sendok dan garpu yang sedang dipegang. Lalu, ia bangkit dan hendak beranjak meninggalkan meja makan. Masimma mengernyitkan dahi melihat perubahan sikap Lareina. Hingga mat

    Last Updated : 2024-05-28
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   9. Lareina Terpaksa Makan

    “Oma, aku —”“Uuhh, sshhh ….”Ketika Liceo akan memberi jawaban pada sang oma, tiba-tiba Lareina siuman. Gadis tersebut duduk sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Wajah dan bibirnya terlihat pucat pasi.“Reina, kau sudah bangun. Minum dulu.” Liceo dengan sigap memberikan segelas air putih.Lareina tidak menerimanya, dia hanya diam sambil menunduk. Masimma melihat pemandangan tersebut sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Ceo, lebih baik kau keluar, biar oma saja yang yang mengurusnya.” Masimma mengambil alih gelas tersebut.Dia memberikan air minum itu ke mulut Lareina. Gadis itu perlahan membuka mulutnya dan meminum air tersebut hingga tandas. Dia benar-benar merasakan dahaga.Masimma tersenyum melihatnya, sedangkan Liceo terlongong-longong. Dia tak habis pikir, mengapa di saat dirinya yang memberikan air minum itu, Lareina menolaknya? Tetapi ketika sang oma yang memberikannya, gadis itu langsung mau.Karena Liceo tidak ingin semuanya bertambah kacau, akhirnya dia bergegas

    Last Updated : 2024-05-29
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   10. Kejujuran Liceo pada Oma

    Semenjak Lareina dibawa ke kediaman Domani dan menempati kamar pribadi milik Liceo, lelaki tersebut mengalah dan memilih menempati kamar kosong di sebelah kamarnya.Masimma malam itu menghampiri sang cucu yang tengah melamun di balkon kamar. Dia merasa iba dan tak tega melihat cucu kesayangannya tersebut yang selalu murung dan banyak melamun.Liceo merupakan anak yang ceria dan periang. Namun, semenjak masalah yang dihadapinya dengan Lareina, membuatnya berubah. Perasaan berdosa dan bersalah selalu menghantuinya. Ucapan demi ucapan yang Lareina lontarkan padanya siang tadi, terus terngiang-ngiang di telinganya. Liceo memejamkan mata dan menghirup oksigen dengan kasar.‘Aku benar-benar iblis. Semua yang Reina katakan itu memang benar, aku menyadari dan menerimanya. Aku pemerkosa, aku pembunuh. Yaa … itu memang benar adanya.’‘Akan tetapi, aku benar-benar menyesali perbuatanku itu. Aku ingin mempertanggungjawabkannya. Namun, Reina sangat membenciku. Dia tidak sudi untuk kunikahi.”‘Lal

    Last Updated : 2024-05-30
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   11. Lareina Berusaha Kabur

    Lareina terlonjak kaget hingga dia melompat dari ranjang dan jatuh ke lantai. Liceo yang melihatnya ikut melompat turun.“Reina, kau tidak apa-apa?” Liceo mengulurkan tangan.Sementara Lareina menatap nyalang. Dia menepis tangan Liceo, lalu bangkit. “Dasar laki-laki mesum, penjahat kelamin! Kau sengaja kan mencari kesempatan dalam kesempitan?!”“Reina, aku —”“Kau sengaja ingin menggagahiku lagi di saat aku sedang tidur. Begitu? Kau benar-benar brengsek. Aku benar-benar sangat membencimu dan tak akan pernah memaafkanmu!”Setelah mengatakan itu, Lareina berbalik badan dan berlari keluar. Dia berlari menuruni tangga dengan cepat. Kediaman Domani yang sangat luas itu, membuatnya kesulitan mencari pintu keluar.Liceo pun tak kalah cepat mengejarnya. Matanya tertuju pada sosok Lareina yang kini sedang berdiri di belakang rumah. Tempat itu adalah tanah kosong, tapi di bagian belakangnya merupakan perkebunan buah-buahan.Mata Lareina memperhatikan keadaan sekitarnya. ‘Bagaimana caranya aku b

    Last Updated : 2024-06-04
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   12. Meeting

    Pagi itu, Liceo terlihat sedang berjalan tergesa-gesa menuju ruang meeting di kantor Domani Company. Di sana sudah banyak para klien yang duduk sambil memperhatikan pemilik Domani Company, yang sedang fokus melakukan presentasi.Ketika Liceo masuk ruangan, mata Achilleo Domani—sang daddy, menatapnya dengan tajam. Dari raut wajahnya terlihat menyimpan kemarahan. Namun, dia tetap meneruskan acara presentasi tersebut.Sementara Liceo, kini dia sudah duduk berbaur dengan para klien. Dia nampak termenung. Pikirannya terus tertuju pada Lareina, gadis yang akhir-akhir ini sudah mengusik pikirannya.Dia teringat ketika tadi malam sang oma menemukannya bersama Lareina yang sedang berada di atas pohon mangga. Masimma sangat marah besar terhadapnya, hingga dia dihukum tidur di atas pohon mangga semalaman, sedangkan Lareina dibawa masuk olehnya.Tentu saja Liceo tidak bisa tidur semalam suntuk. Nyamuk dan serangga selalu menggigitnya. Hingga seluruh kulitnya merah dan bentol-bentol. Ketika pagi p

    Last Updated : 2024-06-07
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   13. Ide Liceo

    Achilleo seketika terdiam mendengar ucapan sang putra. Dia menatap wajah Liceo yang kini sudah memerah.Liceo sudah beranjak dan ingin pergi meninggalkan ruangan kerja sang daddy. Namun, langkahnya terhenti ketika tangan Achilleo menyentuh pundaknya.“Ceo, tunggu! Daddy mengerti dengan semua maksud dari ucapanmu itu, tapi daddy tidak bisa berbuat apa-apa, Nak. Karena semua keputusan ada di tangan mommy-mu.” Achilleo menatap sang putra.Liceo menghela napas dengan berat. Dia membalas tatapan sang daddy. “Dad, maafkan aku. Untuk kali ini saja, tolong Daddy dan Mommy jangan ikut campur urusan pribadiku, aku mohon.”“Dulu aku tidak ingin menikah dengan Sherina, tetapi demi menghormati kalian sebagai orang tuaku, aku rela mengorbankan kebahagiaanku, tapi apa yang terjadi?”“Setelah aku mengorbankan masa lajangku untuk menikahi Sherin, tetapi belum genap 24 jam usia pernikahan kami, dia menceraikanku dengan alasan aku impoten.”Liceo menundukkan wajah. Matanya memerah dan berkaca-kaca. Pera

    Last Updated : 2024-06-13
  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   1. Duda tapi Perjaka

    "Dam, aku memerintahkanmu untuk mencari seorang gadis! Karena aku ingin membuktikan apakah benar aku ini impoten seperti yang dituduhkan oleh mantan istriku itu!" titah Liceo Divalco Domani, kepada Damian—sang asisten."Baik, Bos!" Damian menjawab dengan tegas.Liceo merasa kalut dan merasa sangat terhina karena pernikahannya yang belum genap 24 jam itu, tetapi harus kandas dan kini dia menyandang status sebagai duda tapi perjaka. Karena saat dia akan melakukan ritual malam pertama dengan Sherina—sang mantan istri, Sherina justru menyatakan bahwa dia adalah laki-laki yang mengidap impoten karena kejantanannya tidak bisa bangun.Oleh karena itu, kini Liceo sedang memerintahkan Damian untuk mencarikannya seorang gadis untuk membuktikan apakah benar dia mengalami impoten?Karena di Negara Italia tidaklah sulit untuk mencari gadis-gadis yang bisa dipakai untuk memuaskan hasrat para lelaki. Sebab di negara tersebut memang terkenal dengan free sex. Jadi, meskipun status mereka masih gadis,

    Last Updated : 2024-05-05

Latest chapter

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   13. Ide Liceo

    Achilleo seketika terdiam mendengar ucapan sang putra. Dia menatap wajah Liceo yang kini sudah memerah.Liceo sudah beranjak dan ingin pergi meninggalkan ruangan kerja sang daddy. Namun, langkahnya terhenti ketika tangan Achilleo menyentuh pundaknya.“Ceo, tunggu! Daddy mengerti dengan semua maksud dari ucapanmu itu, tapi daddy tidak bisa berbuat apa-apa, Nak. Karena semua keputusan ada di tangan mommy-mu.” Achilleo menatap sang putra.Liceo menghela napas dengan berat. Dia membalas tatapan sang daddy. “Dad, maafkan aku. Untuk kali ini saja, tolong Daddy dan Mommy jangan ikut campur urusan pribadiku, aku mohon.”“Dulu aku tidak ingin menikah dengan Sherina, tetapi demi menghormati kalian sebagai orang tuaku, aku rela mengorbankan kebahagiaanku, tapi apa yang terjadi?”“Setelah aku mengorbankan masa lajangku untuk menikahi Sherin, tetapi belum genap 24 jam usia pernikahan kami, dia menceraikanku dengan alasan aku impoten.”Liceo menundukkan wajah. Matanya memerah dan berkaca-kaca. Pera

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   12. Meeting

    Pagi itu, Liceo terlihat sedang berjalan tergesa-gesa menuju ruang meeting di kantor Domani Company. Di sana sudah banyak para klien yang duduk sambil memperhatikan pemilik Domani Company, yang sedang fokus melakukan presentasi.Ketika Liceo masuk ruangan, mata Achilleo Domani—sang daddy, menatapnya dengan tajam. Dari raut wajahnya terlihat menyimpan kemarahan. Namun, dia tetap meneruskan acara presentasi tersebut.Sementara Liceo, kini dia sudah duduk berbaur dengan para klien. Dia nampak termenung. Pikirannya terus tertuju pada Lareina, gadis yang akhir-akhir ini sudah mengusik pikirannya.Dia teringat ketika tadi malam sang oma menemukannya bersama Lareina yang sedang berada di atas pohon mangga. Masimma sangat marah besar terhadapnya, hingga dia dihukum tidur di atas pohon mangga semalaman, sedangkan Lareina dibawa masuk olehnya.Tentu saja Liceo tidak bisa tidur semalam suntuk. Nyamuk dan serangga selalu menggigitnya. Hingga seluruh kulitnya merah dan bentol-bentol. Ketika pagi p

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   11. Lareina Berusaha Kabur

    Lareina terlonjak kaget hingga dia melompat dari ranjang dan jatuh ke lantai. Liceo yang melihatnya ikut melompat turun.“Reina, kau tidak apa-apa?” Liceo mengulurkan tangan.Sementara Lareina menatap nyalang. Dia menepis tangan Liceo, lalu bangkit. “Dasar laki-laki mesum, penjahat kelamin! Kau sengaja kan mencari kesempatan dalam kesempitan?!”“Reina, aku —”“Kau sengaja ingin menggagahiku lagi di saat aku sedang tidur. Begitu? Kau benar-benar brengsek. Aku benar-benar sangat membencimu dan tak akan pernah memaafkanmu!”Setelah mengatakan itu, Lareina berbalik badan dan berlari keluar. Dia berlari menuruni tangga dengan cepat. Kediaman Domani yang sangat luas itu, membuatnya kesulitan mencari pintu keluar.Liceo pun tak kalah cepat mengejarnya. Matanya tertuju pada sosok Lareina yang kini sedang berdiri di belakang rumah. Tempat itu adalah tanah kosong, tapi di bagian belakangnya merupakan perkebunan buah-buahan.Mata Lareina memperhatikan keadaan sekitarnya. ‘Bagaimana caranya aku b

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   10. Kejujuran Liceo pada Oma

    Semenjak Lareina dibawa ke kediaman Domani dan menempati kamar pribadi milik Liceo, lelaki tersebut mengalah dan memilih menempati kamar kosong di sebelah kamarnya.Masimma malam itu menghampiri sang cucu yang tengah melamun di balkon kamar. Dia merasa iba dan tak tega melihat cucu kesayangannya tersebut yang selalu murung dan banyak melamun.Liceo merupakan anak yang ceria dan periang. Namun, semenjak masalah yang dihadapinya dengan Lareina, membuatnya berubah. Perasaan berdosa dan bersalah selalu menghantuinya. Ucapan demi ucapan yang Lareina lontarkan padanya siang tadi, terus terngiang-ngiang di telinganya. Liceo memejamkan mata dan menghirup oksigen dengan kasar.‘Aku benar-benar iblis. Semua yang Reina katakan itu memang benar, aku menyadari dan menerimanya. Aku pemerkosa, aku pembunuh. Yaa … itu memang benar adanya.’‘Akan tetapi, aku benar-benar menyesali perbuatanku itu. Aku ingin mempertanggungjawabkannya. Namun, Reina sangat membenciku. Dia tidak sudi untuk kunikahi.”‘Lal

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   9. Lareina Terpaksa Makan

    “Oma, aku —”“Uuhh, sshhh ….”Ketika Liceo akan memberi jawaban pada sang oma, tiba-tiba Lareina siuman. Gadis tersebut duduk sambil memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Wajah dan bibirnya terlihat pucat pasi.“Reina, kau sudah bangun. Minum dulu.” Liceo dengan sigap memberikan segelas air putih.Lareina tidak menerimanya, dia hanya diam sambil menunduk. Masimma melihat pemandangan tersebut sambil menggeleng-gelengkan kepala.“Ceo, lebih baik kau keluar, biar oma saja yang yang mengurusnya.” Masimma mengambil alih gelas tersebut.Dia memberikan air minum itu ke mulut Lareina. Gadis itu perlahan membuka mulutnya dan meminum air tersebut hingga tandas. Dia benar-benar merasakan dahaga.Masimma tersenyum melihatnya, sedangkan Liceo terlongong-longong. Dia tak habis pikir, mengapa di saat dirinya yang memberikan air minum itu, Lareina menolaknya? Tetapi ketika sang oma yang memberikannya, gadis itu langsung mau.Karena Liceo tidak ingin semuanya bertambah kacau, akhirnya dia bergegas

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   8. Dinner

    Malam itu di kediaman Domani family, di ruang makan yang sangat luas dan megah, terlihat Lareina sedang makan malam bersama Masimma.Setelah dengan susah payah Masimma merayu Lareina agar mau makan bersama, akhirnya gadis itu memaksakan diri untuk menerimanya. Karena dia merasa tak tega pada wanita tua tersebut.“Reina, ayo, Nak, makanlah yang banyak. Kau belum makan sejak kemarin.” Masimma menaruh berbagai menu makanan di piring Lareina.“Cukup, Oma. Ini makanannya terlalu banyak. Aku tidak terbiasa makan banyak.” Lareina menolak dengan halus.Masimma memandang wajah gadis malang itu. “Memangnya mengapa kau tidak terbiasa makan banyak?”“Karena aku —”Belum selesai Lareina menjawab pertanyaan Masimma, tiba-tiba matanya bersirobok dengan mata elang milik Liceo, yang baru saja masuk ke dalam rumah.Lareina meletakkan sendok dan garpu yang sedang dipegang. Lalu, ia bangkit dan hendak beranjak meninggalkan meja makan. Masimma mengernyitkan dahi melihat perubahan sikap Lareina. Hingga mat

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   7. Penjahat Kelamin

    Lareina kembali membabi-buta. Bahkan dia melempari Liceo dengan bantal guling yang ada di ranjang, dan benda apa saja yang ada di dekatnya.Masimma hanya memperhatikan tindakan Lareina terhadap cucu kesayangannya itu. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dia belum mengetahui titik permasalahan dari keduanya.Lareina kembali histeris. Kini dia melupakan keberadaan Masimma yang masih duduk di sampingnya. Gadis tersebut berdiri dengan tatapan nyalang.“Aku ingin kembali ke rumahku. Ibuku di sana tengah menungguku. Mengapa kau membawaku ke sini, hah?! Aku tidak sudi tinggal dengan penjahat kelamin sepertimu!” Lareina terus berteriak.Masimma mengernyitkan kening mendengar Lareina mengatakan cucunya penjahat kelamin. Pertanyaan demi pertanyaan bercokol dalam benaknya.Dia menatap Liceo yang masih berdiri sambil menghalau benda-benda yang Lareina layangkan padanya.“Aku membencimu laki-laki iblis. Aku sangat membencimu ….” Suara Lareina semakin melemah, hingga akhirnya dia kembali

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   6. Oma Masimma Domani

    “Kau —” Mata Lareina membola sempurna ketika ia melihat kehadiran laki-laki yang sangat dibencinya. Bola-bola kristal itu pun sudah siap meluncur dari kelopak matanya. Lareina semakin beringsut mundur, hingga tubuhnya terjatuh dari ranjang. Liceo berlari ke arahnya. “Nona Reina, kau tidak apa-apa?” Liceo mengulurkan tangan. “Jangan mendekat! Jangan sentuh aku! Menjauh dariku!” Lareina berteriak histeris. Kelima maid yang melihat pemandangan itu hanya bisa saling berpandangan. Mereka bingung dengan apa yang terjadi, sementara Lareina sudah menangis terisak. “Tuan —” Salah satu maid membuka suara. Namun, Liceo mengangkat tangannya. Dia memberi kode agar para maid itu diam dan pergi. Kelima maid itu pun bergegas keluar. Sementara Lareina menangis dengan memeluk lutut. Ia menyusupkan wajah di antara kedua lututnya. Liceo meneguk ludah dengan susah payah, tenggorokannya terasa tercekat. “Nona, a-aku mohon, tolong maafkan kesalahanku. Aku berjanji akan bertanggung jawab. A

  • DICERAI ISTRI MENDAPATKAN PERAWAN   5. Aku di Mana

    “Ibuuu … Ibuuu … jangan tinggalkan Reina, Bu. Reina sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Ibu. Ibu … Reina ingin ikut bersama Ibu ….”Lareina berteriak histeris. Dia menangis dengan sangat memilukan. Siang itu, ibunya sudah dimakamkan di pemakaman umum, yang terletak tidak jauh dari rumahnya.Para pelayat memenuhi rumah terakhir untuk ibu Lareina. Pemakaman tersebut dilakukan secara Islam. Sebab di desa itu memang mayoritas Muslim. Karena penduduk di desa tersebut merupakan pendatang dari Negara Albania, yang merupakan satu-satunya negara Muslim di Eropa.Para tetangga Lareina berusaha menenangkan gadis tersebut agar berhenti menangis, dan agar berhenti berteriak histeris. Namun, Lareina justru semakin histeris.Sementara Liceo dan Damian, mereka berdiri tak jauh dari makam. Tiba-tiba, mata Lareina tertuju pada kedua pemuda tampan itu. Dia menatap nyalang pada Liceo. Secepat kilat dia berlari ke arahnya.“Laki-laki iblis kau! Kau yang menyebabkan ibuku tiada. Kau jahat. Kau kej

DMCA.com Protection Status