Share

(S2) Bab 45. Suara Hati Rosaline

PoV Rosaline

"Al, kita harus menyusul Om Akmal!" Aku mendengar Lucky mengatakan itu ketika kaki hampir saja melewati pintu utama. Entah apa yang sedang terjadi. Sejak tadi aku mematung di tempat bahkan mengabaikan sapaan orang tua dan oma Alvino karena rasa sakit yang mendera.

Alvino menggeleng lesu. "Tidak perlu. Ayah tahu harus melakukan apa. Dia sudah berumur, tentu paham bahwa bertindak tanpa berpikir matang itu bukan sesuatu yang bisa dibenarkan."

Semua menjadi hening. Tanpa rasa malu, aku kembali duduk agar mereka berdua tidak menjadi curiga. Menggenggam perih, membalut luka dengan sebuah harap bahwa setelah kesedihan ada kebahagiaan meskipun tidak tahu kapan waktunya.

Entah sudah berapa kali rinai hujan membasahi bumiku. Menciptakan anak sungai yang indah pada kedua pipi. Di antara embusan napas ada rangkaian kata rindu yang terucap tanpa suara.

Aku menyadari bahwa peluang untuk kami kembali sangat tipis karena jarak telah melampaui garis katulistiwa yang menjadi pemisah antara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status