Beranda / Thriller / DIA MENGIKUTIKU / MEREKA TIDAK PERCAYA AKU

Share

DIA MENGIKUTIKU
DIA MENGIKUTIKU
Penulis: Nadia

MEREKA TIDAK PERCAYA AKU

Penulis: Nadia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-19 16:06:31

-BAB 1

"Fira, bangun nak" 

"Cepet mandi, abis itu sarapan" sambut ibuku di pagi hari.

"Iya bu, bentar lagi Fira turun" jawabku.

"Tumben, bangunnya pagi, dibangunin sama temen khayalannya, ya" ejek adikku, dia masih sangat kecil, namun sudah pandai mengejek.

"Bisa gak diem, masih kecil kok gitu" jawabku sedikit menyentak.

"Kakak gak boleh gitu sama adik, kan itu juga emang bener" papah tiba- tiba nyaut.

"Apa sih, kalian kok gitu sama Fira, sakit hati tau" aku pergi, meninggalkan meja makan, dan pergi ke sekolah.

"Tuh papah, jadi Fira marah. mana dia belum sarapan" kata ibuku.

"Fira, makan dulu" teriaknya, mencegah aku pergi.

Tapi aku menghiraukannya, dan terus berjalan ke Sekolah.

Setibanya Di Sekolah, aku disambut dengan hinaan, yang di ucapkan oleh siswa-siswa disana. Tentu saja aku geram, tapi apa boleh buat? Aku lemah. Aku hanya fokus berjalan, pergi menuju kelas.

"Aku udah capek di hina terus, aku mau berhenti mengkhayal, Bi." keluhku, pada Bianca, dia sahabatku.

"Ya bener, kamu harus bisa berhenti"

"Ini lagi usaha, sebenernya udah lumayan lama, tapi susah, mumet aku"

"Kayaknya kamu butuh liburan, Fir"

"Nah, bener tuh"

"Mau ikut ga? Sekitar, 2-3 harian lagi, aku mau mendaki ke Gunung Salak"

"Hm, Gunung? Bukannya itu, angker yah?"

"Iya sih, tapi gak bakal terjadi apa-apa, kalo kita sopan. Ayolah, bakal seru pasti, dan kayaknya ini, bakal jadi pendakian pertama kita"

Aku pun mengiakan, ajakkan Bianca. Meskipun, masih agak ragu.

.....

"Akhirnya, nanti sore aku berangkat mendaki" aku sangat excited.

Kamipun berangkat, menuju Gunung Salak. setibanya, kami lalu mempersiapkan semuanya, supaya di atas sana gak repot.

Kami memulai perjalanan, dengan membaca do'a.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba.

"Hentikan Fira, Di tengah Hutan gini, kamu masih berkhayal?!" sentak Bianca, padaku.

"Aku sama sekali tidak berkhayal, Aku bicara deng---" Belum selesai bicara, tapi Bianca sudah menutup mulutku.

"Sudahlah, kalian bertengkar terus, ingat, kita berada di tengah Hutan," ucap Zio mengingatkan Aku dan Bianca.

"Yasudah, ayo lanjut jalan, kamu jalan duluan Zi, biar Fira dibelakang."

Kami pun melanjutkan Perjalanan, dan beberapa menit kemudian, kami sampai di Pos 4.

"Huh, dikit lagi nih Puncak, mau istirahat dulu atau lanjut?" tanya Zio, pada kami berdua.

"Lanjut aja, kalo istirahat nanti Fira berulah lagi!"

Sebenarnya aku sedikit sakit hati, mendengar ucapan Bianca, tapi aku tetap bersabar, dan hanya membalasnya dengan senyuman.

Ditengah perjalanan, Zio tiba tiba minta istirahat, karna ia merasa kakinya seperti tertusuk duri.

"Eh, istirahat dulu bentar ya, kaki ku kayak ketusuk duri."

"Mana, coba biar aku obatin," ucap Bianca, sedikit khawatir.

Aku hanya duduk tidak membantu Zio, karna aku juga merasa lelah, rasanya tak sanggup lagi ku berjalan, ke Puncak Gunung.

Tiba tiba aku melihat seorang Pendaki lain yang tengah Kesakitan, akupun berniat untuk menolongnya, tapi.

"Fira!"

"Mau kemana? Itu jurang, apa kau ingin mati?" Zio berteriak.

Mendengar teriakan Zio, Bianca panik, sontak ia menarik tanganku. 

"Itu lihat, ada Pendaki yang kesakitan!" Aku terus bertekad, ingin menolong Pendaki itu.

"Fira, tolong berhenti Mengkhayal!" Bianca menamparku.

"Aku sudah capek dengan kelakuanmu, ini sudah diluar batas!"

"Kau ingin menolong Pendaki? Mana Pendaki? Kau hanya ingin mati, benar?!" 

"Dasar gila!"

Caci Bianca padaku, itu benar- benar membuatku marah, dengan lantang Aku pun menjawab cacian Bianca.

"Bukan Aku yang gila!"

"Tapi Kau, apa kau buta? Lihat dibawah sana, ada seorang Pendaki yang kesakitan!"

"Aku masih memiliki rasa kemanusian, tidak seperti kau, bi*dap!"

Tanpa ku sadari, Aku bicara keterlaluan, Bianca hanya terdiam, dan menangis.

"Sudah, hentikan!"

"Apa kalian akan terus seperti ini?, Ini adalah waktu liburan, bukan waktunya bertengkar!" bentak Zio, menghentikan perdebatanku, dan Bianca.

"Aku ingin kalian minta maaf sekarang juga." 

Kami berdua saling meminta maaf, lalu Zio pergi dan seperti membaca mantra.

"Ayo selesai, kita lanjutkan perjalanan."

"Apa yang kau lakukan tadi, Zio?" tanyaku padanya

"Tidak ada, hanya suatu kegiatan agar kita tetap selamat," jawabnya dengan nada dingin.

Zio, ini memang bukan pendakian, pertamanya. Ya, ia sering mendaki, bisa dibilang dia adalah seniornya. bahkan mengajak liburan ke Gunung, adalah ide nya.

Beruntung, kami tetap aman sampai ke Puncak Gunung. Kami membangun tenda, dan menikmati Sunrise yang begitu indah, Nikmat mana lagi yang kau dustakan?

Kami selesai menikmati semuanya, dan memutuskan untuk segera turun, karna sudah mulai gelap.

"Ayo, kita turun sekarang aja, biar nanti pas sampe, udah pagi," ajakku, pada mereka.

Kami pun berkemas, dan mulai turun. Namun, sesuatu yang aneh, mulai terjadi.

Dari terdengarnya suara suara misterius, sampai terjadinya, kejadian yang tak terduga.

"Eh, lewat kanan atau kiri?" ucap Bianca, kebetulan dia berada dipaling depan.

"Perasaan tadi jalannya lurus deh, apa kita salah jalan?" tanya Zio

"Enggak kok!"

"Itu ada, pendaki yang lewat Kiri," lanjutku.

"Sumpah Fira makin stres," bisik Zio pada Bianca.

"Yaudahlah, ikutin aja biar cepet sampe, udah cape banget nih," ucap Bianca, yang sudah benar- benar lelah.

"Ayo, biar Fira aja yang di Depan, jadi petunjuk Jalan." Aku pindah ke paling depan.

Tiba- tiba, Bianca merasa ketakutan, ia mendengar suara harimau yang mengaung. Namun, entah dari mana suara itu berasal.

"Berhenti, aku mendengar suara Harimau yang mengaung!" 

"Aku takut, Jika di Depan ada beberapa harimau, yang bakal menyerang, atau bahkan menewaskan kita semua," lanjut Bianca, dengan suara menggigil.

"Kalian tenang dulu, biar aku cek" Zio pergi, mengecek keadaan.

"Aman Kok!" Lanjutnya.

Kami mulai berjalan, meskipun, agak takut. Benar saja, ditengah-tengah perjalanan, aku melihat sekumpulan harimau yang lapar.

"Berhenti!"

"Ada sekumpulan harimau di depan!"

Bianca, dan Zio terkejut, dan merasa aneh.

"Dimana Fir? Gak ada!"

"Kamu jangan ngadi-ngadi"

"Ayo, cepet jalan aja"

"Tunggu, beneran, mereka natap kita semua" jelasku panik.

"Udah, Fira jangan di dengerin, jalan aja Zi"

Bianca, dan Zio, mereka pergi berjalan, sedangkan aku tidak. Karna, aku tahu di depan banyak harimau, yang sedang mengintai kami. Aku berusaha mencegah mereka. 

Namun, mereka tidak mendengarkanku. 

Aku masih diam, ditempat yang sama. Sambil berdoa, aku merasa ketakutan. Tak lama kemudian, suara teriakan, datang dari arah Bianca, dan Zio. Aku bergegas, menuju ke Arah itu.

Disana, aku dikejutkan dengan luka, yang begitu parah, dikening Bianca.

"Bi, kamu kenapa? Zio, apa yang terjadi?" Risau ku.

"Sesuatu menerkam Bianca, Fir"

"Sudah ku bilang, disini ada banyak harimau!"

"Cepat, ambil kotak P3K"

Aku, dan Zio, mengobati luka Bianca. Hari sudah mulai gelap, dan kami belum sampai di pos 4 pun. kepanikan kami terus bertambah.

"Aku baik-baik aja"

"Sudah mulai gelap, kita belum sampai di pos 4, pun" keluh Bianca

"Iya, mau sampai kapan kita disini" Zio ikut mengeluh.

"Kalian jangan ngeluh gitu, kita pasti bisa pulang"

"Harimau disana masih ada?"

"Udah gak, tapi"

"Tapi apa? Fir, serius gak berkhayal?"

"Ya Allah, Bianca, apa yang udah terjadi, kamu masih gak percaya?"

"Enggak gitu, tapi"

"Huh, denger ya, aku sebelumnya suka berkhayal, tapi kali ini bener. dari aku ngeliat pendaki kesakitan, dan sampai aku liat harimau-harimau ini. Aku bener sadar."

"Mungkin, mata batin mu kebuka Fir" ucap Zio

"Hah?"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Charlotte Lee
menarik ceritanya.. boleh tau akun medsosnya gaa biar bisa aku follow?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DIA MENGIKUTIKU    DISESATKAN NYA

    "Apa sebelum kesini, kamu pernah buka, atau mimpi baca Doa kayak, mantra gitu?""Nah, baru inget!""Sehari, sebelum berangkat. Aku mimpi dibacain mantra, sama sosok nenek-nenek!"Mendengar ceritaku, Bianca, dan Zio, terkejut. Aku menceritakan semuanya. Namun, saat sedang bercerita, sesuatu terjadi."Lari!!!""Lari, ada air bah" teriak Zio, sambil menarik tanganku, dan Bianca.Kami benar-benar ketakutan, kami berlarian, tanpa memikirkan barang, yang kami bawa."Jangan pisah, jangan pisah!" Teriak Zio, sambil terus, memegang tangan kami.Namun sayang, air bah begitu deras, dan menerjang kami semua. Kami terbawa, entah berada dimana kami, sekarang.Aku terbangun, aku ketakutan setengah mati. Aku melihat Bianca, dan Zio, yang sama-sama ketakutan, setengah mati."Kita bakal mati, d

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • DIA MENGIKUTIKU    JADI SIAPA YANG MATI?!

    "Dan ya, kalian jangan pernah perhatiin gangguannya, perhatiin aja jalan nya""Iya Zi, siap""Fir, bukannya kamu bawa Qur'an kecil?""Eh iya Bi, aku bawa, ini ada disaku""Allhamdulillah, masih ada""Iya pasti""Aku udah kuat jalan, ayo kita jalan lagi"Bener, Bi?""Iya ayo, gak usah khawatir"Kami memulai perjalanan lagi, kami tetap optimis, kalo perjalanan kali ini pasti bener.Kami yakin, kali ini pasti bener."Di depan, ada dua jalur lagi""Kanan atau kiri?""Mereka ga henti-henti, ganggu kita"Disaat kami asyik berjalan, kami terkejut, tiba-tiba jurang yang begitu dalam, ada dihadapan kami. Hampir saja kami terpeleset, dan jatuh kedalamnya."Aaa""Hati-hati, kenapa ada jurang disini?""Bukannya, diawal perjalanan, gak ada jurang, kok tiba-tiba ada""Gak ada pendaki lain, lagi""Kita bener-bener sendirian, ditemenin sama mereka""Udah, ayo k

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • DIA MENGIKUTIKU    DIMANA JALURNYA?

    "Entah sampai kapan, mereka terus menganggu, kita""Sudah berapa lama, kita turun?""Kita belum juga menemukan jalur, pendakian""Benar, sepertinya kita disesatkan""Ya, aku pikir mereka hanya akan, meneror, ternyata sampai menyesatkan"Kami berbincang-bincang, dengan suara pelan. agar suasana, tidak begitu menakutkan."Oh iya, kalian jangan sampe bengong""Nanti, bisa di rasuki"Lalu terdengar, suara langkah kaki, kami merasakan dua hal, antara takut, dan senang. disatu sisi kami, takut kalo suara itu, bukanlah langkah kaki manusia. disisi lain kami, senang berfikir bahwa itu pendaki, petugas setempat"Ada suara langkah kaki, apa mereka para penghuni, atau para petugas?""Entahlah, sebaiknya kita sembunyi dulu"Kami sembunyi dibalik pepohonan, yang rimbun dengan, daun-daun."Jangan ada suara,jangan sampai terlihat, kita gak tau mereka itu manusia, atau bukan""Setidaknya, kalo m

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-23
  • DIA MENGIKUTIKU    SIAPA SANG PETUNJUK JALAN

    "Inget ya, kita gak boleh nyerah, kita kesini bareng, pulang juga harus bareng""Iya siap, kita harus nguatin satu sama lain!""Semangat nih aku, hahaha""Harus dong, yaudah tidur besok kita pulang!"Satu persatu dari kami, mulai terlelap tidur. kami tidur hanya beralaskan daun, dan beberapa kain bekas, yang kami temukan.Saat aku sudah tertidur, tiba-tiba saja ada anak kecil, yang membangunkan ku."Kak, kakak bangun""Ehh, apa? kamu siapa?" Aku, memaksakan membuka mata.Aku belum sadar kalo ada, anak kecil itu."Kak, kalo kakak pengen nemuin jalur pendakian, besok pagi panggil aku aja, biar aku yang antar sampai tepi jalur, gimana?""Hah? mau, gimana cara aku manggil kamu?" dengan masih setengah sadar, aku menjawabnya."Panggil saja, namaku!""Siapa nama, mu?""Ragil, panggil namaku 44 kali!""Apa? sebanyak itu, mengapa?""Lakukan saja!""Ya, baiklah, baiklah"Aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-24
  • DIA MENGIKUTIKU    JANGAN JADI PEMALAS!

    Perjalanan semakin jauh, sosok itu tidak terlihat lagi. setelah sosok itu tidak terlihat, aku hanya fokus pada jalan. begitu juga dengan Zio, dan Bianca.Saat kami tengah berjalan, kami melihat ada sekumpulan pendaki lain, yang sedang beristirahat. kami pun mendatangi mereka, dengan harapan mereka bisa membantu kami.Kami yakin mereka pendaki asli, maksudnya mereka benar-benar manusia."Lihat, ada banyak pendaki disana!""Apa mereka benar-benar, pendaki?""Aku merasa iya, soalnya kita udah ada di Jalur pendaki yang bener""Iya juga sih, yuk kita samperin"Aku berjalan duluan, Bianca, dan Zio, mereka berjalan dibelakangku."Fir, kamu kenapa?""Kenapa apa?""Itu, kenapa banyak darah di bahu mu?!""Apa darah?""Iya banyak banget, kamu gak ngerasain sakit?"Mendengar ucapan Bianca, aku terkejut sekaligus heran."Enggak kok!""Ayo cepet di obatin""Kita bisa minta obat me

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • DIA MENGIKUTIKU    SEMUA NYA MASIH BAIK-BAIK SAJA

    Seharusnya kami turun sekarang. tapi karna Bianca hilang, kami menunda perjalanan pulang."Takutnya Bianca, dia disesatin sama mereka""Mereka siapa?""Heum, ngerti kan?""Oh iya, ngerti""Masuk tenda aja yuk, disini dingin!""Ayo""Teman-teman!"Ketika kami hendak masuk tenda, terdengar suara teriakan, suaranya tak asing."Loh, Alfa? kok balik? apa Bianca udah ketemu?""Belum, tapi tenang mereka bakal nemuin Bianca segera, kok!""Aku ditugasin jaga kalian, takutnya ada hewan buas, atau hewan kecil beracun yang ganggu kalian" jelasnya."Oh, yaudah masuk tenda aja, soalnya diluar dingin banget""Diliat dari cuaca, kayaknya bakal hujan""Iya nih, takut banget. mana Bianca belum ketemu, lagi""Berdoa aja, semoga cepet ketemu"Aku hanya diam, tidak menghiraukan mereka. mereka juga sesekali bertanya padaku, namun tidak aku jawab. karna kini pikiranku hanya tertuju pada Bianca,

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • DIA MENGIKUTIKU    DRAMA BERUJUNG BENCANA

    "Sumpah Bianca mau sampe kapan ngeselin, gini""Ngapain ngomong sendiri""Eh enggak""Sans aja kali. boleh minta tolong gak bawain sampah, disana?""Oh iya boleh, ayo"Kami semua membersihkah sampah plastik dari kemasan mie instan, dan kopi. kecuali, Bianca dan Zio. tampaknya ada percakapan penting diantara mereka."Zio, kok kamu gini sih?""Gini apa? udah cukup sabar aku sama kamu, Bi. sekarang mending kamu bantu beresin sampah""Tapi Zi?""Apaan sih, bahas ini nanti aja""Ya ampun, salah apa aku?"Zio hanya menatap malas padaku, lalu pergi menjauh....."Udah beres semua, yuk kita mulai perjalanan""Faisal sama aku didepan, terus belakang ku Fira sama Bianca, nah malik ditengah barisan. selanjutnya disambung sama Aulia, Mia, sama Rara. sisanya Zio, Bryan paling belakang""Okey, gini kan aman""Pastiin senter nyala, gantian ya nyalain nya""Iya, yuk Bismillah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • DIA MENGIKUTIKU    KEMATIAN FAISAL

    "Hey hentikan!" teriak Alfa kebingungan melihat Zio menghajar Bryan.Tampaknya Zio tak menghiraukan sekitar, ia terus menghajar Bryan tanpa ampun.Kami berusaha memisahkan keduanya, tapi amarah Zio begitu tak terkendali."Zio, hentikan!""Zio tolong jangan salah paham, aku tidak bermaksud untuk-" Bryan terus membela diri."Berhenti! lepaskan!" dengan susah payah Alfa dan Faisal akhirnya mampu memisahkan keduanya."Apa alasanmu menghajar Bryan, hah?" tanya Alfa dengan sedikit kesal."Kau tanyakan saja pada di brengsek itu!" sentak Zio, lalu pergi menghampiri Bianca yang sedang terbaring pingsan.Kami juga terkejut melihat Zio menghampiri Bianca, yang sedang pingsan."Itu Bianca kenapa, Zi?""Kalian tolong beri dia air, dan jaket hangat" ucap Zio."Baik, tunggu" aku lalu mengambil jaket dan memberikannya pada Zio."Ini!""Makasih"Dengan sangat lembut Zio memeluk Bianca, dan menghangatkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-04

Bab terbaru

  • DIA MENGIKUTIKU    EMOSI TIDAK AKAN MENYELESAIKAN MASALAH

    “lompat!” teriak Zio mengarahkan agar semua orang lompat ke jurang itu.Ketika melompat rasanya nyawa dan tubuh kami terpisah. Kami ingin segera mendarat di tanah, tapi ketinggiannya begitu dalam. Jadi tak mungkin kami bisa cepat-cepat mendarat di tanah. Setengah sadar, aku melirik ke arah Bianca, terlihat diwajahnya penuh ketakutan.Brugh, suara tabrakan tubuh kami terjatuh ke tanah. Aku merasa sangat lega, meskipun tubuh ku terasa sangat sakit, beruntung kami berada dibawah bantuan sosok itu. Jika tidak, mungkin kami akan tewas karna terjatuh dari jurang yang sangat tinggi.Kami tak sadarkan diri beberapa menit namun, sebelum itu aku melihat seorang pria berlari, aku tak tahu dia siapa. Karna aku melihatnya setengah tak sadar. Dan setelah itu aku pun tak sadarkan diri.Setelah beberapa lama aku terbangun dari pingsan karna Bianca membangunkanku, ia menepuk pelan pipiku, dan aku akhirnya bangun.“Fira, gimana rasa sakitmu?” tan

  • DIA MENGIKUTIKU    KABUT YANG TEBAL

    "Hahaha, gak asik bawa-bawa kesesat." "Bro, tolong kayak ada yang ngendaliin tubuh aku." tutur Malik, mendengar itu kami semua kaget. Kami kira Malik kesurupan "Eh, jangan bercanda kamu." "Malik, serius kamu?" "Gak lucu, deh." "Bacain ayat kursi."kami membaca beberapa doa, dan kesalnya kami ketika Malik tiba-tiba tertawa "Ahaha, mau aja kalian dikibulin sama aku." "Ish, gak lucu!" "Iya deh, iya, maaf." "Hadeuh, udah banyak candaan buat ngilangin keresahan. Tapi, kabut ini belum hilang juga" "Iya, nih. Gimana ya?" "Ada makanan gak? laper banget" "Ada nih roti, tapi cuma setengah" "Ya, gapapa" "Aul, kamu laper banget ya?" "Iya, kita udah gak makan berapa hari coba?" "Entahlah" "Nih, ada roti satu kantong lagi. Kira-kira cukup gak buat stok makan kita selama digunung?" "Kalo di gunung itu cukup, cuma sekarang kita entah lagi dimana" "Iy

  • DIA MENGIKUTIKU    CAHAYA PUTIH

    "Pendapat kalian apa? mau kayak gimana? aku ikut aja, bingung" ucap Malik pasrah pada keadaan."Sama, bingung. Tapi pendapatku mending kita tinggalin aja. Bukannya aku gak tega sama Faisal, tapi mau gimana lagi. Ini satu-satunya solusi" ucap Zio.Mereka semua saling mengajukan pendapat, hanya aku saja yang diam menyimak mereka."Fira, semua orang udah ngasih pendapat. Kamu gimana?" tanya Malik, kini giliranku memberi pendapat."Hm, ya aku setuju kalo emang harus ninggalin jasad Faisal disini""Sekarang kita cuma perlu meyakinkan Rara supaya setuju, dan ngertiin keadaan" kami semua pun berusaha membuat Rara mengerti, dan syukurlah Rara mengerti keadaan dan setuju meninggalkan jasad Faisal."Ya, aku ngerti sekarang aku setuju buat ninggalin jasad Faisal disini. Tapi kita gak boleh meninggalkan jasadnya kayak gini doang, kan?""Maksudnya kita kubur, gak tega banget kalo jasadnya harus dimakan hewan buas" lanjutnya."Bener, k

  • DIA MENGIKUTIKU    KEMATIAN FAISAL

    "Hey hentikan!" teriak Alfa kebingungan melihat Zio menghajar Bryan.Tampaknya Zio tak menghiraukan sekitar, ia terus menghajar Bryan tanpa ampun.Kami berusaha memisahkan keduanya, tapi amarah Zio begitu tak terkendali."Zio, hentikan!""Zio tolong jangan salah paham, aku tidak bermaksud untuk-" Bryan terus membela diri."Berhenti! lepaskan!" dengan susah payah Alfa dan Faisal akhirnya mampu memisahkan keduanya."Apa alasanmu menghajar Bryan, hah?" tanya Alfa dengan sedikit kesal."Kau tanyakan saja pada di brengsek itu!" sentak Zio, lalu pergi menghampiri Bianca yang sedang terbaring pingsan.Kami juga terkejut melihat Zio menghampiri Bianca, yang sedang pingsan."Itu Bianca kenapa, Zi?""Kalian tolong beri dia air, dan jaket hangat" ucap Zio."Baik, tunggu" aku lalu mengambil jaket dan memberikannya pada Zio."Ini!""Makasih"Dengan sangat lembut Zio memeluk Bianca, dan menghangatkan

  • DIA MENGIKUTIKU    DRAMA BERUJUNG BENCANA

    "Sumpah Bianca mau sampe kapan ngeselin, gini""Ngapain ngomong sendiri""Eh enggak""Sans aja kali. boleh minta tolong gak bawain sampah, disana?""Oh iya boleh, ayo"Kami semua membersihkah sampah plastik dari kemasan mie instan, dan kopi. kecuali, Bianca dan Zio. tampaknya ada percakapan penting diantara mereka."Zio, kok kamu gini sih?""Gini apa? udah cukup sabar aku sama kamu, Bi. sekarang mending kamu bantu beresin sampah""Tapi Zi?""Apaan sih, bahas ini nanti aja""Ya ampun, salah apa aku?"Zio hanya menatap malas padaku, lalu pergi menjauh....."Udah beres semua, yuk kita mulai perjalanan""Faisal sama aku didepan, terus belakang ku Fira sama Bianca, nah malik ditengah barisan. selanjutnya disambung sama Aulia, Mia, sama Rara. sisanya Zio, Bryan paling belakang""Okey, gini kan aman""Pastiin senter nyala, gantian ya nyalain nya""Iya, yuk Bismillah

  • DIA MENGIKUTIKU    SEMUA NYA MASIH BAIK-BAIK SAJA

    Seharusnya kami turun sekarang. tapi karna Bianca hilang, kami menunda perjalanan pulang."Takutnya Bianca, dia disesatin sama mereka""Mereka siapa?""Heum, ngerti kan?""Oh iya, ngerti""Masuk tenda aja yuk, disini dingin!""Ayo""Teman-teman!"Ketika kami hendak masuk tenda, terdengar suara teriakan, suaranya tak asing."Loh, Alfa? kok balik? apa Bianca udah ketemu?""Belum, tapi tenang mereka bakal nemuin Bianca segera, kok!""Aku ditugasin jaga kalian, takutnya ada hewan buas, atau hewan kecil beracun yang ganggu kalian" jelasnya."Oh, yaudah masuk tenda aja, soalnya diluar dingin banget""Diliat dari cuaca, kayaknya bakal hujan""Iya nih, takut banget. mana Bianca belum ketemu, lagi""Berdoa aja, semoga cepet ketemu"Aku hanya diam, tidak menghiraukan mereka. mereka juga sesekali bertanya padaku, namun tidak aku jawab. karna kini pikiranku hanya tertuju pada Bianca,

  • DIA MENGIKUTIKU    JANGAN JADI PEMALAS!

    Perjalanan semakin jauh, sosok itu tidak terlihat lagi. setelah sosok itu tidak terlihat, aku hanya fokus pada jalan. begitu juga dengan Zio, dan Bianca.Saat kami tengah berjalan, kami melihat ada sekumpulan pendaki lain, yang sedang beristirahat. kami pun mendatangi mereka, dengan harapan mereka bisa membantu kami.Kami yakin mereka pendaki asli, maksudnya mereka benar-benar manusia."Lihat, ada banyak pendaki disana!""Apa mereka benar-benar, pendaki?""Aku merasa iya, soalnya kita udah ada di Jalur pendaki yang bener""Iya juga sih, yuk kita samperin"Aku berjalan duluan, Bianca, dan Zio, mereka berjalan dibelakangku."Fir, kamu kenapa?""Kenapa apa?""Itu, kenapa banyak darah di bahu mu?!""Apa darah?""Iya banyak banget, kamu gak ngerasain sakit?"Mendengar ucapan Bianca, aku terkejut sekaligus heran."Enggak kok!""Ayo cepet di obatin""Kita bisa minta obat me

  • DIA MENGIKUTIKU    SIAPA SANG PETUNJUK JALAN

    "Inget ya, kita gak boleh nyerah, kita kesini bareng, pulang juga harus bareng""Iya siap, kita harus nguatin satu sama lain!""Semangat nih aku, hahaha""Harus dong, yaudah tidur besok kita pulang!"Satu persatu dari kami, mulai terlelap tidur. kami tidur hanya beralaskan daun, dan beberapa kain bekas, yang kami temukan.Saat aku sudah tertidur, tiba-tiba saja ada anak kecil, yang membangunkan ku."Kak, kakak bangun""Ehh, apa? kamu siapa?" Aku, memaksakan membuka mata.Aku belum sadar kalo ada, anak kecil itu."Kak, kalo kakak pengen nemuin jalur pendakian, besok pagi panggil aku aja, biar aku yang antar sampai tepi jalur, gimana?""Hah? mau, gimana cara aku manggil kamu?" dengan masih setengah sadar, aku menjawabnya."Panggil saja, namaku!""Siapa nama, mu?""Ragil, panggil namaku 44 kali!""Apa? sebanyak itu, mengapa?""Lakukan saja!""Ya, baiklah, baiklah"Aku

  • DIA MENGIKUTIKU    DIMANA JALURNYA?

    "Entah sampai kapan, mereka terus menganggu, kita""Sudah berapa lama, kita turun?""Kita belum juga menemukan jalur, pendakian""Benar, sepertinya kita disesatkan""Ya, aku pikir mereka hanya akan, meneror, ternyata sampai menyesatkan"Kami berbincang-bincang, dengan suara pelan. agar suasana, tidak begitu menakutkan."Oh iya, kalian jangan sampe bengong""Nanti, bisa di rasuki"Lalu terdengar, suara langkah kaki, kami merasakan dua hal, antara takut, dan senang. disatu sisi kami, takut kalo suara itu, bukanlah langkah kaki manusia. disisi lain kami, senang berfikir bahwa itu pendaki, petugas setempat"Ada suara langkah kaki, apa mereka para penghuni, atau para petugas?""Entahlah, sebaiknya kita sembunyi dulu"Kami sembunyi dibalik pepohonan, yang rimbun dengan, daun-daun."Jangan ada suara,jangan sampai terlihat, kita gak tau mereka itu manusia, atau bukan""Setidaknya, kalo m

DMCA.com Protection Status