Nilai proyek tersebut kurang dari satu triliun rupian, dan merupakan proyek yang awalnya akan diberikan pada Margareta, namun dibatalkan oleh Bastian dan diberikan pada Nadya.“Aku akan mengerjakan proyek ini saja,” ucap Daniel sambil menunjukan proposal pembangunan Apartemen tersebut.“Kalau kamu setuju, aku akan memberikan dua puluh persen dari nilai anggaran proyek tersebut, bagaimana?” sambungnya sambil menatap Nadya menunggu jawaban.Nadya terdiam sejenak, dia pun melihat nilai anggaran untuk proyek tersebut, lalu berkata dengan jelas. “Berarti… aku akan mendapatkan keuntungan sekitar seratus enam puluh miliyar rupiah? Apa tidak terlalu besar, pak Daniel?” Nadya pun kembali menambahkan, “Jujur saja, aku memang tertarik dengan nilai yang akan aku dapatkan. Seratus enam puluh miliyar bukanlah nilai uang yang sedikit. Tapi masalahnya, aku juga mendapatkan tekanan mental kalau harus mengurangi kwalitas bahan yang akan dipakai untuk pembangunan tersebut.”Nadya kembali meneruskan. “Be
“Benar bos, bang Niko ini sudah sepakat akan melaksanakan perintah bos untuk menghilangkan Bastian, karena memang bang Niko memiliki masalah pribadi dengan Bastian Permana.”Margareta memperhatikan Niko dengan seksama. Dia mencoba untuk meneropong kedalam pikirannya, apa masalah sebenarnya antara Niko dengan Bastian? Namun sayang, sikap tenang Niko membuat Margareta sama sekali tidak bisa menebak masalah sebenarnya antara Niko dan Bastian.“Jadi, mas Niko ini punya masalah pribadi dengan Bastian Permana?” tanya Margareta mencoba mencari tahu masalah Niko dan Bastian, hingga Niko mau menerima tawarannya untuk melenyapkan Bastian.Niko belum menjawab pertanyaan Margareta. Tangannya meraih gelas berisi kopi yang baru saja disuguhkan oleh pembantu Margareta, lalu menyeruput sedikit sebelum kemudian meletakan kembali cangkir tersebut diatas meja.“Itu masalah pribadi saya, dan tidak ada siapa pun yang boleh mengetahui tentang masalalu saya dengan Bastian Permana. Yang jelas, saya memang me
Tidak menunggu jawaban dari Margareta, Niko Ramona pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah Margareta, meninggalkan Margaret yang hanya mampu menganggukkan kepala dengan perasaan sangat menyesal karena tidak mampu menjinakan seorang Niko Ramona.Setelah Niko pergi, anak buah Margareta pun pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaanya mencari informasi tentang keberadaan surat wasiat yang ditulis Gandi Wijaya.Niko Ramona yang sudah keluar dari rumah Margareta pun langsung menuju sebuah cefe dengan menggunakan taksi online setelah sebelumnya menerima telpon dari seseorang.Niko pun meminta pengemudi taksi online untuk mempercepat mobilnya. Sepertinya ada hal penting atau hendak menemui seseorang.Tidak butuh waktu lama, Taksi Online yang membawa Niko pun tiba dihalaman parkir sebuah café. Dan setelah membayar Niko pun langsung berjalan masuk ke café menuju sebuah meja yang disana sudah menunggu dua orang pria.Keduanya langsung berdiri saat melihat Niko datang. Mereka terlihat begitu h
“Bagus, dan beritahu Bonny untuk terus memantau Nadya, pastikan kalau Nadya baik – baik saja.”Thomas mengangguk lalu mengajak Yoga untuk pergi guna menjalankan tugas. Sementara Niko Ramona masih duduk dan bersandar. Pikirannya terus terfokus kepada Nadya. Sejak pertemuan pertama di Rumah Sakit. Sejak saat itu Niko terus kepikiran tentang Nadya. Niko benar – benar tidak bisa melupakan Nadya walau sedetik pun.Untuk alasan itulah, Niko pun mulai memperhatikan dan mengawasi Nadya dari jauh. Setiap kegiatan Nadya tidak lepas dari pantauannya. Bahkan disaat Nadya melakukan makan malam dengan Bastian pun, Niko berada dilokasi. Tidak ada waktu yang terlewat sedikit untuk tidak memata – matai Nadya.“Nadya, aku akan membantumu untuk mendapatkan kembali harta kekayaan milik ayahmu,” gumam Niko sambil berdiri dan berjalan keluar dari café.Niko Ramona memacu sepeda motornya menuju café yang biasa dikunjungin oleh Nadya Wijaya dan Vinna. Niko berharap bisa melihat Nadya disana. Setelah berpikir
Nadya dan pria itu terjatuh dengan posisi Nadya dibawah dengan mata terpejam karena syok saat melihat ada mobil yang meluncur kencang kearahnya. Sejenak dua orang itu masih berada diposisi semula, sementara banyak orang yang seketika mengucap syukur dan mengelus dada setelah mengetahui kalau Nadya selamat terutama Vinna.“Kamu tidak apa – apa?” Terdengar suara yang tidak begitu asing ditelinga Nadya. Gadis itu pun perlahan membuka matanya untuk memastikan siapa yang sudah menyelamatkannya.“Mas – Niko!?” Nadya terkejut saat mengetahui kalau ternyata yang baru saja menyelamatkanny adalah Niko Ramona. Pria yang juga pernah menolongnya beberapa hari yang lalu, saat dirinya mendapat tekanan dari Margareta.“Syukurlahk amu tidak apa – apa,” ucap Niko sambil berdiri lalu membantu Nadya untuk berdiri juga.“Terima kasih, Mas,” ucap Nadya sambil menepuk – nepuk celanya yang terlihat sedikit kotor, begitu juga dengan Niko Ramona yang menepuk – nepuk celana Jeansnya yang juga terlihat kotor.“Sy
Tangan Nadya melingkar dipinggang Niko sepanjang perjalanan pulang menuju Apartementnya yang terletak dikemayoran Jakarta Pusat, Nadya sama sekali tidak ingin melepaskan pelukannya dari tubuh kurus namun berisi Niko Ramona. Bahkan Nadya merapatkan tubuhnya agar semakin menempel ke punggung Niko Ramona.Nadya benar – benar takut kalau dia melepaskan pelukannya dari tbuh Niko Ramona, maka pria itu akan menghilang semelamnya. Sejak pertama kali bertemu dengan Niko Ramona di halaman parkir Rumah Sakit beberapa hari yang lalu, Nadya sudah jatuh cinta. Namun saat itu Nadya sendiri tidak mau mengatakan perasaanya saat di tanya Vinna, karena malu dan juga masih ada hal yang lebih penting yang harus Nadya kerjakan.Berbeda dengan sekarang. Nadya merasa dirinya sudah tidak bisa lagi menahan perasaan hati untuk tidak mencintai Niko Ramona. Kehadiran Niko yang datang untuk menyelamatkannya, membuat Nadya semakin yakin kalau Niko adalah sosok pria yang sangat cocok untuk menjadi pendampingnya.Bah
“Kamu terlalu merendah, kata siapa makannya gak enak? Justru sebaliknya masakan kamu sangat lezat,” puji Niko sambil mengangkat ibu jarinya kanannya.Nadya tersipu malu mendapat pujian dari Niko Ramona. Gadis itu pun menundukan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah berubah warna. Nadya merasa Bahagia sekali bisa memasakan makanan buat pria yang disukainya, terlebih lagi pria itu memuji masakannya.“Disini, kamu sendirian?” tanya Niko sambil meneguk air putih sampai sisa setengahnya.“Sebenarnya, aku baru malam ini rencana akan tidur disini, Mas. Apartemen ini baru aku bayar sewanya kemarin,” jawab Nadya sambil kembali menuangkan air putih kegelas Niko yang hanya tinggal setengahnya.“Memang, sebelumnya kamu tinggal dimana?” tanya Niko lagi.“Kemarin – kemarin aku tinggal di Rumah kontrakan lama yang pernah ditempati bersama mamaku. Tapi karena aku selalu teringat masa – masa mama masih ada, aku pun memutuskan untuk pindah kemari.” Wajah Nadya berubah sedih saat harus kemba
“Nadya, boleh aku berkata jujur sama kamu?” Nadya mengangkat wajahnya lalu memandang wajah Niko yang sedang menatapnya lekat. “Sejak pertama kali bertemu kamu diarea parkir rumah sakit beberapa hari lalu, aku memang sudah tertarik sama kamu.” Nadya terkejut mendengar pengakuan Niko Ramona yang mengatakan kalau dirinya tertarik pada Nadya.“Dan kejadian tadi siang itu bukan hanya sekedar kebetulan saja. Aku memang sudah lama memantau kamu, menuyuruh anak buahku untuk memata – matai kamu.” Niko menyelipkan anak rambut Nadya yang terlihat terurai lalu meneruskan ucapannya. “Asal kamu tahu, itu semua aku lakukan karena aku benar – benar menyukai kamu,” ucap Niko jujur sambil matanya terus menelusuri wajah Nadya yang semakin terkejut dan tidak percaya kalau ternyata Niko menyukainya.“Apa, Mas Niko benar – benar mencintaiku?” tanya Nadya dengan mata berkaca – kaca. Dia merasa terharu dengan kejujuran Niko yang mengungkapkan perasaannya pada Nadya, padahal mereka baru bertemu dua kali.“Tent