“Benar bos, bang Niko ini sudah sepakat akan melaksanakan perintah bos untuk menghilangkan Bastian, karena memang bang Niko memiliki masalah pribadi dengan Bastian Permana.”Margareta memperhatikan Niko dengan seksama. Dia mencoba untuk meneropong kedalam pikirannya, apa masalah sebenarnya antara Niko dengan Bastian? Namun sayang, sikap tenang Niko membuat Margareta sama sekali tidak bisa menebak masalah sebenarnya antara Niko dan Bastian.“Jadi, mas Niko ini punya masalah pribadi dengan Bastian Permana?” tanya Margareta mencoba mencari tahu masalah Niko dan Bastian, hingga Niko mau menerima tawarannya untuk melenyapkan Bastian.Niko belum menjawab pertanyaan Margareta. Tangannya meraih gelas berisi kopi yang baru saja disuguhkan oleh pembantu Margareta, lalu menyeruput sedikit sebelum kemudian meletakan kembali cangkir tersebut diatas meja.“Itu masalah pribadi saya, dan tidak ada siapa pun yang boleh mengetahui tentang masalalu saya dengan Bastian Permana. Yang jelas, saya memang me
Tidak menunggu jawaban dari Margareta, Niko Ramona pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah Margareta, meninggalkan Margaret yang hanya mampu menganggukkan kepala dengan perasaan sangat menyesal karena tidak mampu menjinakan seorang Niko Ramona.Setelah Niko pergi, anak buah Margareta pun pamit untuk kembali melanjutkan pekerjaanya mencari informasi tentang keberadaan surat wasiat yang ditulis Gandi Wijaya.Niko Ramona yang sudah keluar dari rumah Margareta pun langsung menuju sebuah cefe dengan menggunakan taksi online setelah sebelumnya menerima telpon dari seseorang.Niko pun meminta pengemudi taksi online untuk mempercepat mobilnya. Sepertinya ada hal penting atau hendak menemui seseorang.Tidak butuh waktu lama, Taksi Online yang membawa Niko pun tiba dihalaman parkir sebuah café. Dan setelah membayar Niko pun langsung berjalan masuk ke café menuju sebuah meja yang disana sudah menunggu dua orang pria.Keduanya langsung berdiri saat melihat Niko datang. Mereka terlihat begitu h
“Bagus, dan beritahu Bonny untuk terus memantau Nadya, pastikan kalau Nadya baik – baik saja.”Thomas mengangguk lalu mengajak Yoga untuk pergi guna menjalankan tugas. Sementara Niko Ramona masih duduk dan bersandar. Pikirannya terus terfokus kepada Nadya. Sejak pertemuan pertama di Rumah Sakit. Sejak saat itu Niko terus kepikiran tentang Nadya. Niko benar – benar tidak bisa melupakan Nadya walau sedetik pun.Untuk alasan itulah, Niko pun mulai memperhatikan dan mengawasi Nadya dari jauh. Setiap kegiatan Nadya tidak lepas dari pantauannya. Bahkan disaat Nadya melakukan makan malam dengan Bastian pun, Niko berada dilokasi. Tidak ada waktu yang terlewat sedikit untuk tidak memata – matai Nadya.“Nadya, aku akan membantumu untuk mendapatkan kembali harta kekayaan milik ayahmu,” gumam Niko sambil berdiri dan berjalan keluar dari café.Niko Ramona memacu sepeda motornya menuju café yang biasa dikunjungin oleh Nadya Wijaya dan Vinna. Niko berharap bisa melihat Nadya disana. Setelah berpikir
Nadya dan pria itu terjatuh dengan posisi Nadya dibawah dengan mata terpejam karena syok saat melihat ada mobil yang meluncur kencang kearahnya. Sejenak dua orang itu masih berada diposisi semula, sementara banyak orang yang seketika mengucap syukur dan mengelus dada setelah mengetahui kalau Nadya selamat terutama Vinna.“Kamu tidak apa – apa?” Terdengar suara yang tidak begitu asing ditelinga Nadya. Gadis itu pun perlahan membuka matanya untuk memastikan siapa yang sudah menyelamatkannya.“Mas – Niko!?” Nadya terkejut saat mengetahui kalau ternyata yang baru saja menyelamatkanny adalah Niko Ramona. Pria yang juga pernah menolongnya beberapa hari yang lalu, saat dirinya mendapat tekanan dari Margareta.“Syukurlahk amu tidak apa – apa,” ucap Niko sambil berdiri lalu membantu Nadya untuk berdiri juga.“Terima kasih, Mas,” ucap Nadya sambil menepuk – nepuk celanya yang terlihat sedikit kotor, begitu juga dengan Niko Ramona yang menepuk – nepuk celana Jeansnya yang juga terlihat kotor.“Sy
Tangan Nadya melingkar dipinggang Niko sepanjang perjalanan pulang menuju Apartementnya yang terletak dikemayoran Jakarta Pusat, Nadya sama sekali tidak ingin melepaskan pelukannya dari tubuh kurus namun berisi Niko Ramona. Bahkan Nadya merapatkan tubuhnya agar semakin menempel ke punggung Niko Ramona.Nadya benar – benar takut kalau dia melepaskan pelukannya dari tbuh Niko Ramona, maka pria itu akan menghilang semelamnya. Sejak pertama kali bertemu dengan Niko Ramona di halaman parkir Rumah Sakit beberapa hari yang lalu, Nadya sudah jatuh cinta. Namun saat itu Nadya sendiri tidak mau mengatakan perasaanya saat di tanya Vinna, karena malu dan juga masih ada hal yang lebih penting yang harus Nadya kerjakan.Berbeda dengan sekarang. Nadya merasa dirinya sudah tidak bisa lagi menahan perasaan hati untuk tidak mencintai Niko Ramona. Kehadiran Niko yang datang untuk menyelamatkannya, membuat Nadya semakin yakin kalau Niko adalah sosok pria yang sangat cocok untuk menjadi pendampingnya.Bah
“Kamu terlalu merendah, kata siapa makannya gak enak? Justru sebaliknya masakan kamu sangat lezat,” puji Niko sambil mengangkat ibu jarinya kanannya.Nadya tersipu malu mendapat pujian dari Niko Ramona. Gadis itu pun menundukan wajahnya untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah berubah warna. Nadya merasa Bahagia sekali bisa memasakan makanan buat pria yang disukainya, terlebih lagi pria itu memuji masakannya.“Disini, kamu sendirian?” tanya Niko sambil meneguk air putih sampai sisa setengahnya.“Sebenarnya, aku baru malam ini rencana akan tidur disini, Mas. Apartemen ini baru aku bayar sewanya kemarin,” jawab Nadya sambil kembali menuangkan air putih kegelas Niko yang hanya tinggal setengahnya.“Memang, sebelumnya kamu tinggal dimana?” tanya Niko lagi.“Kemarin – kemarin aku tinggal di Rumah kontrakan lama yang pernah ditempati bersama mamaku. Tapi karena aku selalu teringat masa – masa mama masih ada, aku pun memutuskan untuk pindah kemari.” Wajah Nadya berubah sedih saat harus kemba
“Nadya, boleh aku berkata jujur sama kamu?” Nadya mengangkat wajahnya lalu memandang wajah Niko yang sedang menatapnya lekat. “Sejak pertama kali bertemu kamu diarea parkir rumah sakit beberapa hari lalu, aku memang sudah tertarik sama kamu.” Nadya terkejut mendengar pengakuan Niko Ramona yang mengatakan kalau dirinya tertarik pada Nadya.“Dan kejadian tadi siang itu bukan hanya sekedar kebetulan saja. Aku memang sudah lama memantau kamu, menuyuruh anak buahku untuk memata – matai kamu.” Niko menyelipkan anak rambut Nadya yang terlihat terurai lalu meneruskan ucapannya. “Asal kamu tahu, itu semua aku lakukan karena aku benar – benar menyukai kamu,” ucap Niko jujur sambil matanya terus menelusuri wajah Nadya yang semakin terkejut dan tidak percaya kalau ternyata Niko menyukainya.“Apa, Mas Niko benar – benar mencintaiku?” tanya Nadya dengan mata berkaca – kaca. Dia merasa terharu dengan kejujuran Niko yang mengungkapkan perasaannya pada Nadya, padahal mereka baru bertemu dua kali.“Tent
Bukan itu saja, Saat ini Nadya benar – benar sudah terbakar gairah sensual yang begitu membara saat bibirnya disentuh bibir Niko beberapa saat yang lalu, sehingga gadis itu tidak bisa lagi berpikir terlalu jauh saat ini, karena yang ada dalam pikiranya adalah sesegera mungkin menuntaskan hasrannya secepat mungkin, serta merasakan sesuatu yang pribadi milik Niko berada di tubuh bagian terkecil dirinya saat ini juga.“Mas, Niko…” Nadya memandang Niko Ramona yang belum kembali menyentuh bibirnya untuk beberapa saat. Padahal Nadya saat ini sedang menunggu kalau pria itu akan kembali melumat bibirnya yang sudah sedikit dibuka memberi sinyal kalau dirinya sudah siap menyambut kehadiran bibir Niko.Niko yang mengerti kalau Nadya sedang menunggu kehadirannya pun langsung kembali melumat bibir Nadya. Dan kali ini Niko menunjukan kemahirannya dalam masalah ciuman dibibir. Lidahnya dimasukan kemulut Nadya dan meliuk – liuk memberikan sesasi erotis yang membuat Hasrat gadis itu semakin membeludak
“Tidak usah, yang paling saya ingin saat ini menuntaskannya denganmu, Nadya,” jawab Abian sambil menarik tubuh Nadya, namun dengan cepat Nadya menahannya.“Apalagi yang kamu tunggu Nadya!” ucap Abian Abigail terlihat semakin frustasi, karena Nadya terus menolak.“Sabar dulu Om,” ucap Nadya sambil berdiri dan tersenyum puas pada Abian Abigail yang terlihat semakin masam, karena merasa dipermainkan oleh Nadya.Nadya mulai melepas gaunnya memberikan pemandangan yang membuat Abian Abigail terbelalak. Sama halnya dengan Bastian dulu, Abian pun terkesima melihat keindahan tubuh Nadya.“Cantik! Sempurna!” gumamnya sambil menelan ludah.Nadya kembali tersenyum lalu berjalan menghampiri Abian yang sudah terlihat semakin tidak sabar. Dan itu dibuktikan dengan tangannya yang cepat meraih pinggang Nadya dan menariknya. Abian mulai menciumi dua bulatan kembar yang ada didada Nadya.Kali ini Nadya tidak menolak. Gadis itu hanya memejamkan matanya, dan membayangkan kalau laki – laki yang sedang memu
Nadya terkejut, matanya seketika membulat, Nadya tidak menyangka kalau ternyata Abian Abigail mengenal ibu tirinya.“Pak Abian mengenal Margareta?” tanya Nadya penasaran.Abian tersenyum, dia bisa melihat ada ketakutan dari sorot mata Nadya. Dan tentu saja, situasi ini sangat menguntungkan bagi Abian Abigail untuk semakin menekan Nadya, hingga akhirnya Nadya akan bersedia menemaninya tidur malam ini.“Masalah saya mengenal Margareta atau tidak, itu bukan hal yang penting.” Abian Abigail menyandarkan punggungnya. “Saya tahu bahwa kamu sudah menjalin kerjasama dengan perusahaan milik Daniel, dan sudah menerima uang darinya. Dan kalau Kontrak itu tidak diperbaharui, atau dilakukan kontrak ulang dengan saya, maka kontrak yang kamu pegang sekarang itu sama sekali tidak memiliki kekuatan. Karena keputusan pembayaran untuk proyek itu ada ditanganku.”Nadya menatap Abian Abigail sambil bertanya dengan tegas. “Langsung saja pak Abian, apa sebenarnya yang bapak inginkan dari saya?”Abian Abigai
“Terus, apa yang akan abang lakukan untuk menyelamatkan Mba Nadya? Apakah kita juga akan melenyapkan si Abian Abigail?” tanya Yoga penasaran.“Sepertinya untuk kali ini kita biarkan saja si Abian melakukan apa yang dia inginkan. Yang paling penting adalah, Nadya bisa mendapatkan pembaharuan kontrak proyek tersebut.” Niko menarik nafas sebentar, lalu kembali berucap. “Ada tugas buat kalian berdua.”Niko Menyapu pandangan kearah kedua anak buahnya. “Cari tahu tentang semua kekayaan milik Gandi Wijaya yang belum dibalik namakan oleh Margareta. Laporkan setiap perkembangannya padaku setiap waktu. Apa kalian paham?!”“Paham bang!” sahut keduanya dengan sigap.“Bagus! Laksanakan sekarang juga. Aku akan mengawasi setiap Langkah Nadya, agar dia tidak terjebak oleh permainan bisnis kotor Permana Group,” ucap Niko tegas.“Maaf bang.” Niko menoleh kearah Thomas, “Apa abang akan membiarkan kekasih abang kembali tidur dengan pria lain?” tanya Thomas dengan nada ragu – ragu, takut kalau pertanyaany
‘Sial, Nadya benar – benar cerdik. Dia mampu mengelak dari tekananku dengan menggunakan pasal – pasal yang tercantum dalam surat perjanjian. Kalau seperti ini, aku harus mencari cara lain agar Nadya tidak bisa bertemu dengan Tuan Abian Abigail.’ Batin Daniel menggerutu.Pria itu hanya mematung melihat Nadya dan Vinna yang sudah masuk kedalam taksi Online dengan pikiran terus berputar – putar, mencari cara untuk bisa menggalkan pertemuan Nadya dan Abian Abigail.Daniel sangat yakin kalau Nadya akan melakukan cara apapun demi mendapatkan pembaharuan Kontrak Kerjasama proyek yang dulunya diserahkan Bastian Permana padanya.Namun sehubungan peristiwa yang menimpa Bastian Permana, membuat proyek tersebut kembali mentah, dan Nadya pun harus melakukan negosiasi ulang dengan Abian Abigail yang sudah terang – terangan kepada Daniel kalau pria paruh baya itu tertarik pada Nadya, dan akan melakukan apapun asalkan Nadya mau menyerahkan tubuhnya untuk digauli.Keadaan ini yang membuat Daniel semak
Setelah semuanya siap, mobil Abulance yang membawa jenazah Bastian permana pun mulai jalan meninggakan halaman rumah Hastati istri mendiang Bastian Permana, diikuti iring – iringan mobil pengantar yang jumlahnya sangat banyak, mengingat Bastian Permana memiliki jaringan bisnis yang besar ditanah air.Selesai pemakaman Bastian Permana, satu persatu pengantar mulai meninggalkan area pemakaman termasuk juga Nadya dan Vinna yang berjalan menuju Taksi Online yang sengaja disuruhnya menunggu.Langkah Nadya dan Vinna pun terhenti saat terdengar seseorang memanggilnya.“Nadya! Tunggu!”Nadya dan Vinna sontak membalikan badannya untuk melihat siapa yang baru saja memanggil Nadya.Pandangan Nadya langsung tertuju kearah seorang pria yang berjalan menghampirinya. Dan tentu saja baik Nadya maupun Vinna mengenal orang itu, yang tiada lain adalah Daniel.“Mas Daniel memanggil saya?” tanya Nadya setelah Daniel berada dihadapannya.Daniel mengangguk, lalu menjawab dengan tegas. “Nadya, kita harus bic
*Dikediaman Bastian Permana*Suasana di kediaman Bastian Permana saat ini ramai oleh para pelayat. Saudara, tetangga, dan rekan bisnis Bastian Permana pun sudah berdatangan untuk memberikan ucapan belasungkawa kepada keluarga Mendiang Bastian Permana.Bukan hanya yang ada di dalam Negeri saja yang datang. Rekan – rekan bisnis Bastian Permana dari manca Nagara pun ada yang datang, dan diantaranya tentu saja Abian Abigail yang merupakan pemiliki saham terbanyak Permana Group.Mereka semua saat ini tengah bersiap untuk mengantarkan Bastian Permana ketempat peristirahatannya yang terakhir.Nampak mobil jenazah yang akan membawa Bastian Permana sudah menunggu, begitu juga para pelayat yang juga sudah siap sejak beberapa saat yang lalu, termasuk Nadya dan Vinna yang sudah datang, dan sudah menyalami Ibu Hastati istri dari Mendiang Bastian Permana.Nadya saat ini sedang berdiri disamping Taksi Online pesananya yang memang sengaja diminta menunggu. Matanya terus tertuju pada sosok pemuda tamp
Apa yang dikatakan Vinna memang benar menurut Nadya. Saat ini dirinya sudah terlanjur melangkah, dan sangat mustahil kalau harus menghentikan tujuannya. Perjuangan untuk mendapatkan ketiga proyek itu bukanlah hal yang mudah. Nadya harus rela dirinya digauli oleh Bastian untuk beberapa hari. Mungkin memang sudah menjadi suratan takdirnya yang mengharuskan tubuhnya disentuh laki – laki lain selain Bastian dan Niko Ramona.Situasinya memang sulit bagi Nadya. Karena posisi Nadya sendiri yang sudah menerima uang dari Daniel tidak mungkin bisa untuk mengembalikannya. Dan kalau Nadya harus membatalkan kerjasamanya dengan Daniel, maka Nadya terpaksa harus mengembalikan uang itu. sementara uang yang diterimanya dari Daniel Cuma tersisa setengahnya. Mana mungkin Nadya akan mampu mencari sengah dari sisanya yang sudah dipakai. Jalan satu – satunya untuk mengembalikan uang itu adalah dengan cara merelakan tubuhnya di nikmati Daniel.Kalau Nadya ingin melanjutkan kerjasama dengan Daniel, maka Nady
“Aku gak nyangka situasinya bisa serumit ini. Andai saja aku tahu kalau Om Bastian tidak memiliki wewenang penuh untuk Proyek tersebut, belum tentu aku mau melayaninya malam itu. Sekarang situasinya berubah,” ucap Nadya. Wajah gadis itu berubah murung.“Itu yang harus kita pikirkan sekarang, Nadya. Kamu harus segera mencari cara untuk bisa bertemu dengan Abian Abigail, dan membicarakan kelanjutan tentang tiga proyek yang diberikan oleh Bastian Permana. Aku pernah mendengar, kalau sifat Abian Abigail sama persis dengan Bastian Permana, mereka sama – sama menyukai wanita muda dan cantik,” jelas Vinna memberikan gambaran tentang siapa Abian Abigail.Nadya terdiam sejenak mendengar perkataan Vinna seperti itu. Nadya pun menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara kasar. Gadis itu paham apa yang dimaksud oleh Vinna.‘Ya Tuhan, apakah aku harus kembali melakukan negosiasi dengan Abian Abigail dengan menggunakan tubuhku? Agar aku tidak kehilangan hak atas pekerjaan ketiga proyek yang
“Kamu sebaiknya lihat berita, supaya kamu tahu penyebab kematian Om Bastian. Sebentar lagi aku jemput. Kita sama – sama pergi untuk melayat kerumah duka.” Jawab Vinna sambil menutup sambungannya.Nadya pun segera menyalakan telivisi untuk melihat berita terkini. Dan benar saja, ternyata kecelakaan yang menimpa Bastian Permana memang sudah menjadi treding topik saat ini.“Aku harus kesana sekarang, aku harus memastikan apa benar orang itu adalah Om Bastian, atau hanya kebetulan saja namanya sama.”Nadya segera beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya.Tidak lama berselang, Vinna yang memang sejak tadi sudah diperjalanan pun sampai dan langsung masuk Apartemen Nadya yang kebetulan memang sengaja dibuka sedikit oleh Nadya.“Kamu baru mandi, Nadya?” teriak Vinna setelah berada didalam ruangan Kamar Apartemen Nadya dan mendengar gemerecik air dari kamar mandi.“Iya, kamu tunggu aja, sebentar lagi aku selesai, kok!” Sahut Nadya.Vinna tidak be